Minta Nomer telpon

Happy Reading.

Di sisi lain.

Della menatap sekeliling, menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Arum yang belum kembali dari toilet sejak lima belas menit yang lalu.

Masa ke toilet lama amat, apa Arum Buang air besar! huh, situasi yang menyebalkan. Batin Della.

Erlan sejak tadi tersenyum, menatap gadis pujaan hatinya yang sejak kelas sepuluh sudah di taksirnya. Banyak yang mengidolakan Della di SMA tersebut, tapi dialah cowok beruntung yang bisa duduk bersama dengan sang idola.

Meskipun juga banyak yang naksir sama Erlan, tetapi pria itu tidak mau menganggap gadis-gadis di sekitarnya.

Erlan hanya menyukai Della saja, karena masuknya bila itu sebagai seorang wanita adalah sosok yang sempurna.1

"Arum kemana, sih?" gumam Della menatap ponselnya. Dia baru saja mengirimkan pesan pada Arum.

"La, emmh ... boleh gak minta nomer telponnya?" Della terkejut dengan ucapan Erlan dan gadis itu langsung menatapnya dengan tatapan dingin.

Della bukan cewek yang gampangan di mintain nomor telepon.

"Buat apa?"

Erlan memegang lehernya tanda dia sedang gugup, menggaruk tengkuk yang tidak gatal, "ya buat komunikasi lah, masa buat di pantengin, tapi itupun kalau lo ngasih nomernya, gue gak maksa, kok," jawab Erlan berusaha tenang.

Tentu saja dia sangat ingin mendapatkan nomer ponsel Della, mengingat saat ini mumpung ada kesempatan di depan mata.

Tentunya banyak mata yang iri saat melihat dirinya dekat dengan Della seperti ini.

Della menghela napas, situasi seperti ini yang gadis itu tidak suka, harus berduaan dengan orang asing dan di tinggalkan begitu saja oleh Arum.

Arum juga entah kemana, karena gadis itu sudah meninggalkannya cukup lama.

'Arum!! Liat aja ntar, gue bakal kasih pelajaran!' batin Della geram sambil mengepalkan kedua tangannya

"Gimana, La? boleh gak?" tanya Erlan lagi karena Della tidak kunjung menjawab.

Gadis itu lagi-lagi menghela napas, tidak enak juga kalau ada seseorang minta nomer nya secara langsung tapi Della dengan pelitnya tidak mau memberitahu.

"Ehm, oke deh, sebenarnya nomer gue tuh cuma buat sahabat dekat dan keluarga aja, jadi gak banyak yang punya," jawab Della. "Sini Hp lo, gue masukin nomernya," menjulurkan tangannya meminta ponsel Erlan.

Wajah pria tampan itu langsung berseri, dengan senang hati Erlan langsung mengambil ponselnya di saku dan menyerahkan nya pada Della.

"Sorry, ya La! gue tadi kebelet!" ujar Arum langsung duduk di bangku sebelah Della.

"Emang lo manusia paling ngeyel sedunia, Rum! Udah di bilangan gak boleh makan makanan pedas tapi tetap saja, ya itu akibatnya!" ujar Della kesal.

"Iya, maafin gue ya, La, gue janji gak akan makan makanan pedas lagi!" Arum mengangkat tangannya dan jarinya membentuk huruf V.

"Kalau bohong, gue akan kasih tau kak Angga!"

"Iya-iya, ya udah kita ke kelas yukk, bel masuk sebentar lagi bunyi!" Arum langsung menarik tangan Della.

"Erlan, makasih ya buat traktiran makan nya, besok-besok gantian deh!" seru Arum.

"Iya, gue juga terima kasih," Della menyahut.

Sedangkan Erlan harus menganga dengan ponselnya di tangan. Padahal sebentar lagi dia bisa mendapatkan nomer telepon Della tapi kenyataannya Tuhan masih berkehendak lain.

"Nasib gue, ngenes banget, ya? Kenapa juga Arum datangnya tepat waktu? Kan bisa nanti dulu, aagghk jadinya sia-sia belaka!" gerutu Erlan.

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***