Perasaan Angga

Happy Reading.

Arum dan Della memang tidak mau Angga terlalu melindungi mereka ataupun dekat-dekat dengan mereka, tapi bukan berarti Angga benar-benar cuek dan tidak mau bertatap muka dengan adiknya itu.

Namun, lihatlah sekarang, Angga bahkan sama sekali tidak menyapa mereka. Ada rasa yang menusuk disaat orang yang kita kenal dan sayangi berpura-pura tidak mengenal kita.

"Ayo, Rum! Kita pergi dari sini," Della menarik lengan Arum dan merekapun langsung keluar dari tempat itu.

Angga sempat menatap keduanya sekilas, tetapi kemudian dia fokus lagi kepada makanannya.

"Mie ayam ku enak banget loh, Ngga! mau coba nggak?" Jena menyodorkan sumpit ditangannya.

Dengan santai Angga pun memakan mie ayam milik Jena dengan memakai sumpit yang sama, membuat semua cewek di kantin memekik tertahan.

****

"Kak, kok baru pulang?" Angga melihat Arum dan Della sedang menonton televisi di ruang keluarga. Jam sudah menunjukkan pukul setengah Enam dan Angga baru pulang dari sejak tadi waktu pulang sekolah. Bahkan Angga masih memakai seragam sekolahnya, hanya tertutup Hoodie baju putihnya saja.

"Belajar kelompok," sahun Angga datar. Kemudian cowok itu langsung naik ke lantai atas dengan sedikit berlari.

"Eh, La! Kamu ngrasa kak Angga beda gak sih, akhir-akhir ini?" Arum langsung mengangguk sambil makan cemilan yang ia bawa.

"Aku tadi juga mau bilang gitu, memangnya kak Angga lagi ada masalah, ya?" Della hanya mengedikkan kedua bahunya. "Mungkin memang sedang fokus belajar, bukankah sebentar lagi dia lulus?"

"Ya, ya, mungkin saja, ya udah aku juga gak mau ganggu kak Angga, biar dia bisa fokus belajarnya," ucap Arum.

Angga sendiri langsung membersihkan diri di kamar mandi, setengah jam kemudian dia selesai dan langsung merebahkan dirinya di atas ranjang.

Malam ini hati Angga sangat tidak tenang, pikirannya gelisah, mungkin karena rasa bersalah itu semakin menggerogoti hatinya.

'Apakah langkah yang kulakukan ini sudah benar?' batinnya bergejolak.

Kelulusan sekolah tinggal beberapa bul lagi, tapi Angga sudah membuat keputusan yang pasti akan membuat Daddy dan Mommy-nya kecewa, apalagi kedua gadis cantik yang begitu ia sayangi.

'Aku pasti bisa meyakinkan mereka, semua ini juga demi kebaikan ku, aku tidak akan membiarkan rasa ini tumbuh.'

Tok ... Tok ... Tok!

Sebuah ketukan di pintu membuat Angga sedikit terkejut dan membuyarkan lamunannya.

"Kak Angga, sudah di tunggu di meja makan, kenapa kakak tidak juga turun?" Arum masuk ke dalam kamar Angga dengan hanya menggunakan tank top dan celana selutut.

"Ck, bisa gak pake baju yang gak keliatan keteknya?!" sindir Angga.

Arum menghentikan langkahnya dan melihat ke arah baju yang ia pakai. Dia memang memakai tank top, tapi celananya masih sedikit sopan karena sebatas lutut. Biasanya dia dan Della juga terbiasa memakai itu di dalam rumah. Tapi kalau di luar tentu saja dia tidak berani hanya memakai tank top seperti ini.

"Memangnya ada yang salah?"

"Salah, ketek kamu keliatan, dan juga baunya nyebar kemana-mana, jadi kalau berpakaian itu yang nutupin ketiak, kalau ada orang lain liat atau pas ada di deketmu nanti mereka bakal nyium bau ketek asem!" jawab Angga sambil menutup hidungnya sambil melewati Arum.

Arum yang sepertinya terpengaruh langsung mencium ketiaknya satu persatu. "Gak bau asem, kok! Wangi parfum! Iihhh, kak Angga! Rese' banget sih jadi orang!!"

Angga yang sudah menuruni tangga mendengar teriakkan Arum hanya bisa menyunggingkan senyumnya. Ya, memang Arum tidak bau, Angga hanya ingin mengerjai adik angkatan itu agar tidak memakai tank top lagi.

'Kamu semakin beranjak dewasa, Rum! Entah kenapa melihat perubahan tubuhmu membuat ku semakin merasa tidak nyaman dengan perasaan aneh ini!'

Dia harus segera pergi agar hatinya bisa tenang, karena sejujurnya Angga sudah merasakan perasaan aneh itu sejak beberapa tahun lalu pada adik sepupunya itu.

Bersambung.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***