Setelah beberapa menit kemudian mereka pun meninggalkan kantor polisi.
Nicole telah kembali ke butiknya, sementara Howard dan Vinvin pergi ke warung makan yang di tepi jalan.
Vinvin menyantap makanan dengan begitu lahap, sedangkan Howard hanya duduk menatap sahabatnya itu.
Mereka berdua telah menjadi sahabat selama lima tahun, selama ini hubungan mereka memang sangat akrab dan tidak bisa dipisahkan. Howard yang begitu perhatian terhadap Vinvin ia sering membantu ketika sahabatnya itu menghadapi berbagai masalah.
Berbeda dengan kehidupan Howard yang mengurus bisnis keluarganya, Vinvin hanya karyawan di butik Nicole selama empat tahun.
"Kenapa kamu tidak makan, untuk apa melihat aku terus?" tanya Vinvin.
"Apakah kamu benar-benar tidak terluka?" tanya Howard dengan khawatir.
"Bukankah aku baik-baik saja, lihatlah aku! mana ada kelihatan kalau aku sedang terluka," jawab Vinvin sambil menyantap makanannya.
"Setelah makan aku akan mengantarmu ke rumah sakit, lebih baik diperiksa agar tidak ada kelalaian."
"Sudah kukatakan aku tidak terluka sama sekali, yang seharusnya bertemu dengan dokter adalah mereka bukan aku, kamu juga lihat, kan? betapa kuatnya aku yang bisa menghajar mereka juga."
"Apakah kau bangga karena bisa melawan?"
"Tentu saja! menangis dan berteriak tidak bisa membantu kita, aku sudah mempelajari ilmu bela diri darimu, jadi walau aku tidak sehebatmu. tapi aku masih bisa melawan agar tidak ditindas oleh mereka," jawab Vinvin.
"Baguslah kalau kau ada kemajuan, tapi kau harus ingat juga, selalu untuk berhati-hati saja. handphonemu pastikan selalu dibawa agar bisa hubungi aku ketika ada masalah," kata Howard yang mengaduk mie yang dimangkok besarnya mengunakan sumpit.
"Tenang saja! aku ingat dengan pesanmu!"
Howard memberikan mie yang di mangkoknya kepada sahabatnya yang suka dengan mie dari warung itu. karena sudah tidak heran kalau mereka suka berbagi makanan.
"Aku merasa aneh dengan satu hal," ucap Howard.
"Ada apa yang aneh?" tanya Vinvin.
"Dirimu begitu kuat makan, kenapa kamu tidak gemuk, apakah kamu sakit?"
"Siapa yang mengatakan aku sakit? aku sehat-sehat saja."
"Kalau bisa jangan makan terlalu banyak juga, vitamin yang ku belikan apakah kamu ada minum dengan secara rutin?"
"Ikut perintahmu, aku minum saat bangun pagi dan malam saat mau tidur," jawab Vinvin sambil melahap makanannya.
"Harus minum setiap hari, itu untuk menjaga stamina tubuhmu agar tidak mudah diserang penyakit," kata Howard.
"Howard, sebenarnya tidak perlu membeli vitamin yang begitu mahal untukku, aku sehat-sehat saja. jangan boros!"
"Kalau bisa menyehatkan tubuh, apa salahnya kita minum dengan rutin. lagi pula selama ini papa dan aku juga minum vitamin itu," jawab Howard.
Saat mereka sedang makan nada dering masuk ke handphone milik Howard.
"Apakah calon kakak iparku menghubungimu?" tanya Vinvin.
"Kakak ipar apanya, jangan bicara sembarangan!" kata Howard yang menjawab panggilan.
"Hallo," sahut Howard.
"Howard, kamu ada di mana?" tanya seorang wanita yang di seberang sana.
"Aku sedang makan bersama Vinvin."
"Aku mau pulang kerja, tolong jemput aku ya!"
"Baiklah, sebentar lagi aku ke sana!" jawab Howard yang kemudian memutuskan panggilannya.
"Ada apa?" tanya Vinvin.
"Dia baru lepas kerja dan memintaku pergi menjemputnya!" jawab Howard.
"Kalau begitu cepat pergi, seorang gadis kalau pulang sendirian sangat bahaya!" kata Vinvin.
"Aku mengantarmu pulang dulu!"
"Tidak perlu! dari sini jarak ke rumahku sudah tidak jauh, lebih baik kamu pergi sekarang!"
"Apa kamu yakin tidak apa-apaa dan tidak ingin melakukan pemeriksaan ke rumah sakit?"
"Jangan menyuruhku ke rumah sakit lagi, aku paling benci yang namaqnya rumah sakit," jawab Vinvin.
"Sudah pergi saja! aku masih mau makan, nanti aku akan pulang sendiri," ujar Vinvin.
"Kalau begitu aku pergi dulu! hubungi aku kalau ada apa-apa!" jawab Howard yang bangkit dari tempat duduknya.
"Baiklah, aku ingat dengan pesanmu, cepat pergi jemput calon kakak iparku!" jawab Vinvin.
"Selamat malam, setelah pulang cepat istirahat!" ucap Howard yang menyentuh kepala sahabatnya itu dan kemudian masuk ke dalam mobilnya.
"Memang pasangan serasi, yang satu tampan dan satu lagi cantik, aku penasaran kelak anak mereka lebih mirip siapa," gumam Vinvin.
Di saat Vinvin sedang makan, tiba-tiba saja dua orang pria asing sengaja duduk semeja dengannya.
"Bos, pesan dua mangkok mie...," teriak salah satu pria itu.
"Di sana masih ada kursi kosong, kenapa duduk di sini?" tanya Vinvin pada dua pria itu.
"Memangnya kenapa kami tidak boleh duduk di sini? kursi ini bukan milikmu juga," jawab salah satu pria itu.
"Kalau begitu kalian duduk saja sampai puas," jawab Vinvin yang telah selesai makan dan bangkit dari tempat duduknya.
"Apa maksud dengan sikapmu ini?" tanya salah satu pria itu yang berdiri dan menahan pundak gadis itu dengan kuat.
Vinvin yang kesakitan ia menahan tangan pria dan langsung membengkokkan tangannya sehingga pria itu kesakitan.
Krek...
"Aargghh...," jeritan pria itu yang lengannya patah akibat ulah Vinvin.
"Wanita sialan," ketus temannya yang ingin melempar mangkok milik Howard tadi.
Vinvin langsung membalikan mejanya sehingga mengagalkan niat lawannya itu.
Brak.
Pria itu menghampiri Vinvin untuk membalas cedera yang di alami temannya.
Gadis itu langsung menendang tubuh lawannya yang besar dan tinggi.
Brugh...
"Apakah kamu mengira dengan tendanganmu ini bisa kalahkan aku," bentak pria itu yang melayangkan pukulan ke wajah Vinvin sehingga gadis itu langsung terkapar. mulut Vinvin langsung mengeluarkan banyak darah.
"Gadis kecil ingin melawan kami, aku akan patahkan lenganmu," bentaknya yang ingin menahan tangan Vinvin.
Gadis itu langsung mengambil sumpit yang berserakan di lantai lalu menikam bagian mata pria itu.
"Aaarghh...," teriakan pria itu yang kesakitan. mata kirinya ditikam oleh sumpit sehingga mengeluarkan banyak darah.
"Aarggh...," jeritan mereka berdua yang sama-sama menanggung rasa sakit yang luar biasa.
"Membosankan sekali, hanya ingin makan semangkok mie saja, tidak bisa tenang," ketus Vinvin yang mengelap mulutnya yang terdapat banyak bekas darah.
Setelah setengah jam kemudian Vinvin melapor ke polisi atas kejadian tersebut, malam itu ia harus keluar masuk kantor polisi sebanyak dua kali.
Detektif yang ada di sana melihat dua orang pria itu yang terluka parah, ada yang patah lengan dan ada yang matanya ditancap sumpit.
"Nona Vinvin, apakah kamu bisa ilmu bela diri? lengan pria ini sudah patah. bagaimana kamu melakukannya?"
"Dia ingin menyakitiku, dan aku menahan tangannya lalu aku membengkokan tangannya," jawab Vinvin
"Ini juga butuh tenaga yang kuat, walau tubuhmu kecil tapi tenagamu luar biasa juga."
"Pak Detektif, siapa mereka berdua?" tanya Vinvin.
"Mereka berdua ternyata adalah preman yang suka menganggu orang yang berjualan di tepi jalan. mereka sering makan tidak bayar dan sangat meresahkan," jawab Detektif lainnya.
"Tidak ku sangka mereka yang ingin kami cari kini harus kalah di tanganmu, Gadis kecil."
"Aku hanya memberi pelajaran pada mereka saja, karena telah mengangguku," jawab Vinvin.
"Nona, bagaimana kalau kamu ke rumah sakit dulu, kamu juga terluka, apakah mulutmu baik-baik saja, kelihatannya masih ada darah. wajahmu juga bengkak."
"Tidak apa-apa, hanya gigiku ada yang patah akibat tamparan keras dari pria itu. aku akan oles obat saja di rumah," jawab Vinvin.
"Apa perlu kami menghubungi tuan Howard Ferlando?"
"Tidak perlu! dia masih ada urusan lain. aku bisa atasi sendiri. kalau tidak ada apa-apa aku pulang dulu!" jawab Vinvin.
Di sisi lain Howard dan kekasihnya sedang dalam perjalanan menuju ke apartemen Lessy.
"Howard, apakah...tadi kau sedang makan bersama Vinvin?" tanya Lessy yang merasa cemburu akan tetapi ia hanya diam selama ini.
"Iya," jawab Howard yang sedang menyetir.
"Apakah dia baik-baik saja belakangan ini?"
"Hari ini terjadi keributan di tempat kerjanya, untung saja Nicole menghubungku dan aku langsung ke sana."
"Lalu, bagaimana?"
"Mereka menghancurkan sebagian barang butik itu, dan melakukan tindak kekerasan terhadap Vinvin. untung aku cepat datang dan memberi pelajaran pada mereka!"
"Howard, apakah aku bisa memintamu jangan terlalu dekat dengan dia?"
"Kenapa kamu berkata seperti itu? kamu tahu aku dan dia adalah sahabat."
"Aku tahu, aku hanya tidak ingin kalian terlalu dekat, kalian adalah pria dan wanita walau sahabat juga harus menjaga jarak. apalagi sekarang kita sedang bersama," ujar Lessy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Abel_alone
AQ pun juga akan cemburu kalo pacar ku pny sahabat cewek yg dekat bngt gitu
2024-01-14
0