Cinta Yang Tanpa Sadar

Cinta Yang Tanpa Sadar

Keributan

Sebuah butik yang jual perlengkapan pria dan wanita dari pakaian dan aksesoris.

Butik itu adalah tempat kerja seorang gadis bernama Vinvin, usia 24 tahun dan rambut sepanjang bahu.

Malam itu empat preman membuat keributan karena pemilik toko yang menolak membayar uang keamanan. bukan hanya sekali dalam sebulan. mereka datang seminggu sekali untuk meminta uang dengan pemilik toko. pada malam itu para preman emosi karena tidak mendapatkan sepersen uang pun.

Brak...

Brak...

Brak...

Pecahan kaca dan barang lain yang rusak akibat hantaman keras oleh tongkat baseball yang digunakan mereka.

"Aarrgghh...," teriak karyawan yang ketakutan sambil menjongkok dan menutupi telinga mereka.

"Bayar atau tidak?" tanya salah satu preman itu.

"Dalam sebulan kami sudah bayar dua kali, tapi kalian masih saja datang meminta uang keamanan," jawab seorang wanita yang adalah pemilik butik.

"Apakah kalian begitu miskin sehingga meminta seperti pengemis," ketus gadis itu yang adalah Vinvin.

"Apa yang kau katakan...ha?" bentak preman 1 yang menghampiri gadis itu.

"Berani sekali kau menghina kami, kurang ajar!"bentak preman 2 yang melayangkan tangan ke wajah gadis itu

Vinvin yang melihat aksi pria itu ia langsung menendang bagian bawah preman itu

Brugh...

"Aauhkk...," jeritan preman 2 yang kesakitan.

"Wanita jal*ng," ketus preman 1 yang menghampiri gadis itu.

Vinvin yang melihat preman itu ingin menghampirinya ia langsung melayangkan pukulan ke wajah preman itu.

Brugh...

"Aauuhkk...," rintihan preman 1.

"Berani sekali menindas kami, walau kami adalah wanita tapi tidak seharusnya kamu melakukan kekerasan terhadap kami," bentak Vinvin.

"Vinvin, hati-hati!" ucap atasannya.

"Hubungi polisi agar mereka di penjara," kata Vinvin.

Dua preman itu kemudian sama-sama ingin menyerang Vinvin, gadis itu yang tanpa takut langsung mendorong mereka dengan sekuat tenaga sehingga sama-sama terhempas ke lemari kaca yang terdapat pajangan baju di sana.

Prang...

Prang...

"Aaarghhh...," jeritan mereka berdua yang kesakitan bagian punggung mereka. Vinvin langsung bangkit dan melayangkan pukulan ke wajah mereka berdua.

Brugh...

"Aarrgghh...."

Brugh...

"Aarrgghh...."

Preman 2 memeluk Vinvin dari belakang, ia memeluk bagian perut Vinvin dengan kuat sehingga gadis itu kesakitan dan sulit bernafas.

"Lepaskan aku!" bentak Vinvin yang berusaha meronta-ronta.

Preman 1 lalu menghampiri gadis itu yang tidak berdaya dan ingin melayangkan pukulan ke wajah gadis itu.

Saat pria itu ingin melakukan aksinya tangannya tiba-tiba ditahan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul di sana.

"Kau siapa?" tanya preman 1 yang tangannya digenggam erat oleh pria berjas putih.

"Kalau kamu masih buang waktu aku akan segera mati," kata Vinvin yang menahan sakit.

Pria bersetelan putih itu lalu melayangkan pukulan ke wajah preman 1.

Brugh...

"Aarrgghh...."

Brugh...

"Aarrgghh...."

Pukulan demi pukulan oleh pria tampan yang berjas putih itu menjatuhkan preman 1.

"Kenapa kau lambat sekali," ketus Vinvin pada pria itu yang sudah dia kenal.

"Aku datang untuk menyelamatkanmu, tapi kau masih saja begitu cerewet," jawab pria tampan itu.

"Apakah sudah bisa singkirkan ulat ini, aku hampir mati," kata Vinvin.

"Tidak masalah!" jawab pria itu yang kemudian langsung melayangkan pukulan ke wajah preman itu sehingga melepaskan Vinvin.

Brugh...

"Aarrgghh...."

Brugh...

"Aarrgghh...."

Preman 2

terkapar akibat pukulan keras yang telah melukai wajahnya.

Dua teman mereka menghampiri pria tampan itu.

"Howard, cepat patahkan jarinya, aku sudah lapar dan belum makan," ucap Vinvin.

"Malam ini kau traktir," jawab temannya yang bernama Horward itu.

"Tenang saja! aku baru gajian," jawab Vinvin.

Dua preman itu mengunakan tongkat basball menyerang Horward, Horward langsung menghindar dan memeluk tubuh salah satu preman itu kemudian membanting ke lantai dengan keras.

Brugh...

"Aauughh," jeritan preman itu yang kesakitan yang di bagian punggungnya.

Temannya yang lain menyerang Howard dari belakang, satu tendangan dari Howard yang mengenai tubuh preman itu.

Bruk...

"Aauhkkk," rintihan preman itu yang kesakitan dan terkapar.

"Giliran aku, hiak...," teriakan Vinvin yang melompat dan duduk di atas tubuh preman itu.

Brugh...

"Aauhgh...," rintihan si preman yang kesakitan.

"Meminta uang keamanan, padahal yang membuat orang tidak aman adalah kalian orangnya," bentak Vinvin sambil menampar wajah preman itu.

Plak...

"Aauhgh...."

Plak...

"Aauhgh...."

Plak...

"Aauhgh...."

"Berani menindas kami," bentak Vinvin.

Plak...

"Aauhgh...."

"Sudah cukup! serahkan saja pada polisi!" ujar Howard yang menghentikan aksi gadis itu.

"Mereka benar-benar menghancurkan butikku," ujar pemilik butik yang melihat pajangan pakaian yang berserakan di lantai serta lemari kaca yang pecah.

"Bos, kita minta ganti rugi saja dengan mereka," kata Vinvin yang bangkit dan berdiri menghampiri bosnya itu.

"Vinvin, kamu tidak apa-apa, apakah kamu terluka?" tanya Howard.

"Aku tidak terluka sama sekali, dan bagaimana kita mengurus mereka?" tanya Vinvin.

"Jhon sudah menghubungi polisi, mereka akan segera tiba," jawab Howard.

"Howard, terima kasih karena kamu datang membantu kami, mereka terlalu sering datang ke sini, dan hari ini mereka malah bermain kekerasan," ucap pemilik butik.

"Tidak masalah! yang penting kalian tidak terluka saja," jawab Howard.

"Kenapa kamu bisa muncul di sini?" tanya Vinvin pada Howard.

"Aku yang menghubungi Howard," jawab bosnya.

Setelah satu jam kemudian.

Howard bersama Vinvin dan bosnya, Nicole. mendatangi kantor polisi.

Empat preman itu diborgol tangan mereka dan duduk di dalam kantor polisi.

"Kalian masih muda tapi hanya tahu meminta," ketus detektif yang memukul kepala salah satu preman itu dengan file.

"Kerusakan yang kalian lakukan cukup parah, kalian harus menganti rugi, pemilik toko menuntut kalian harus bertanggung jawab sepenuhnya," ujar Detektif.

"Aku tidak ada uang," jawab salah satu preman dengan gaya yang sombong.

Vinvin yang kesal langsung menendang kursi sehingga membuat preman itu jatuh ke lantai.

Bruk..

"Aauuhhkk...," jeritan preman itu yang kesakitan.

"Seenakmu mengatakan tidak ada uang," bentak Vinvin.

"Nona Vinvin, di sini adalah kantor polisi, harap jaga sikapmu!" tegur Dektektif.

"Temanku hanya ingin meluapkan kemarahannya saja, harap pengertiannya juga," kata Howard dengan tatapan yang tidak gembira.

"Dasar preman miskin, tahunya hanya meminta saja," ketus Vinvin.

"Kau adalah wanita kenapa begitu kasar," bentak preman itu yang dipapah oleh salah satu detektif.

"Kau adalah preman kenapa tidak ada uang," bentak Vinvin tidak mau kalah.

"Duduk!" bentak Detektif yang menekan preman itu duduk di kursi.

"Nona Nicole, terima kasih atas kerja samanya, kami akan menghubungi Anda lagi!" ucap Detektif yang bersalaman dengan Nicole.

"Vinvin, mari kita pergi!" ajak Howard yang merangkul pundak sahabatnya.

Vinvin membalikan badannya dan menendang lagi kursi sehingga preman itu lagi-lagi terjatuh.

Brugh...

"Aauughhkk...," jeritan preman itu yang kesakitan.

"Nona Vinvin...," ucap Detektif yang menahan emosi.

"Ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang dia lakukan," jawab Vinvin.

"Kalau perlu tanggung jawab hubungi saja pengacaraku!" kata Howard yang melindungi sahabatnya itu.

Terpopuler

Comments

Luzi

Luzi

hadir lagi Thor

2024-05-24

0

lenong

lenong

hadir, tetap semangat berkarya thor💪💪

2023-02-01

1

玫瑰

玫瑰

Vinvin si gadis bar bar.. aku suka!

2023-02-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!