Nonton di bioskop

Lampu theater dua sudah mulai di padamkan, tandanya film akan dimulai. Arkana sengaja duduk di antara Tania dan Kia, buat jadi tameng kalau para wanita nanti ketakutan, maklumlah film yang mereka tonton judulnya Kuntilanak Nyasar,  sebenarnya bukan pilihan mereka bertiga, tapi kesukaan Tania yang hobi banget sama nonton film horror. Hidupnya sudah horor di tambah tontonannya juga horor.

“Ingat ya kalian berdua tidak boleh mencakar lengan aku ya!” Arkana sudah wanti-wanti takut Tania dan Kia mencakar lengan kekarnya, seperti tempo hari.

“Tenang aja aku gak bakal cakar, paling gigit doang,” timpal Tania terkekeh, sambil menunjukkan taring giginya.

“Itu sama aja, lebih parah dari cakar...oneng,” balas Arkana, sambil menarik kedua lengannya dari sisi sandaran tangan. Ngeri kalau beneran sampai di gigit sama Tania, pasti kayak drakula.

Di saat mereka bertiga mulai fokus dengan layar lebar yang mulai menayangkan film horornya, tiba-tiba ada seorang pria melewati mereka bertiga, dan duduk di bangku  kosong pas sekali di samping Tania.

Merasa orang yang baru saja lewat duduk di sebelah kirinya. “Dikiraiin bangku di sebelah aku kosong, ternyata ada isinya,” bisik Tania ke telinga Arkana, maklum kalau film udah tayang pasti suara sound terdengar kencang, maka kalau mau bicara harus mendekati telinga lawan bicaranya. Kalau di lihat dari belakang bangku, pasti terkesan lagi ciuman, padahal sedang berbisik.

Arkana tidak melirik ke samping Tania, hanya melirik ke Tania. “Untung di isi orang, dari pada di isi sama kuntilanak, bisa berabeh,” celetuk Arkana, sambil terkekeh.

Tania mendesis jengkel, dan kembali memasukkan berondong asin manis pedes ke bibir ranumnya.

Orang yang duduk di samping Tania, sepertinya sedang memperbaikinya posisi duduknya, sesekali mengibaskan jas yang di kenakannya, kemudian kedua kakinya sedikit terbuka. Hingga aroma maskulin, antara wangi musk dan wood bercampur, sungguh aromanya  menguar sampai indra penciuman Tania menghirupnya dalam-dalam.

Kayak pernah cium parfum ini deh....ah di mana-mana pasti ada wangi parfum yang sama...

Kepala Tania tampak ragu untuk menoleh ke samping sebelah kirinya, tapi ada rasa ingin tahu siapa yang memakai parfum tersebut. Berbekal cahaya dari layar lebar, akhirnya Tania menoleh dan melihat samar-samar wajah orangnya tersebut.

“HAH!”

“Ck...ternyata dia, ikutan nonton juga rupanya,” gumam Tania sendiri, melihat Albert sedang menatap layar lebar.

Tania mendengkus kesal, sepertinya alam semesta tidak memberikan dia ruang untuk bernapas sejenak, agar bisa menghirup oksigen sebanyak mungkin sebelum dirinya pulang ke mansion Albert. Dari pagi hingga malam ini sudah berapa kali dia harus bertemu dengan Albert.

Wanita itu mencolek lengan Arkana, membuat pria itu menoleh. “Mas Arkana, ternyata yang duduk di sampingku ternyata Pak Albert,” bisik Tania pas di daun telinga Arkana, sungguh terlihat intim rasanya. Dan sudah tentu Albert untuk kedua kalinya melihat dengan kedua netranya, namun pria itu terlihat biasa saja, tapi entah dengan isi hatinya.

“What! Ada Pak Albert!” seru Arkana dan Kia sama-sama kaget.

“Udah biasa aja jangan kaget begitu,” balas Tania, berusaha menenangkan rasa keterkejutan kedua temannya.

Mau bagaimana lagi, pria itu sudah duduk di samping nya, dan tak mungkin mengusir pria itu agar keluar dari theater, semua orang berhak nonton film yang sama. Tapi tidak mesti duduk di sebelahnya, namun terserahlah mau ngapain pria itu, namun kenapa Marsha tidak turut dengan Albert, bukankah tadi mereka terlihat bersama...ah kenapa juga harus memikirkannya, lebih baik tidak peduli.

Albert dengan sengaja menyenggol bahu Tania, hingga refleks wanita itu menjauhkan bahunya dari pria itu, agar tidak tersentuh lagi atau saling bergesekan. Namun kali ini pria itu mencondongkan dirinya ke samping. “Sepertinya kamu sangat mesra sekali dengan pria yang ada di samping mu,” bisik Albert pas di daun telinga Tania.

DEG!

Kepala Tania langsung berputar arah, dan menatap datar wajah pria itu, percuma juga kalau melotot tidak akan kelihatan oleh Albert, karena suasana gelap di dalam.

Harus menjawabkah pertanyaan Albert? Tentu tidak di jawab oleh Tania, wanita itu kembali memalingkan wajahnya. Tidak ada urusan dengan pria itu, jika dia dekat dengan Arkana!

Albert sepertinya menunggu jawaban dari Tania, namun rupanya tidak di indahkan oleh wanita itu, andaikan lampu theater sudah menyala mungkin Tania bisa melihat kembali wajah pria itu yang mulai terlihat garang, namun untungnya gelap jadi tidak terlihat.

Pria itu sangat tidak suka di acuhkan, ingin menegur Tania kembali rasanya tidak mungkin, karena Arkana meminta Tania tukar posisi duduknya, jadi sekarang Arkana ada di samping Albert.

Satu jam dua puluh menit durasi film horor yang di tonton, walau wanita itu merasa tidak nyaman karena kehadiran Albert, tapi paling tidak masih bisa menikmati hiburan yang di tonton, yaitu berteriak histeris jika ada adegan yang menyeramkan.

Akhirnya film telah usai, lampu theater kembali menerangi ruangan, Arkana langsung menyapa dengan sopannya kepada Albert, sedangkan Tania segera menarik lengan Kia agar mereka bergegas keluar. Sorot mata Albert sudah tertuju ke arah Tania ketika lampu mulai menyala, namun sayangnya wanita itu mengacuhkannya, justru Tania sudah beranjak dari duduknya. Pria itu hanya bisa mengetatkan rahangnya, menahan emosinya sendiri. Kenapa harus emosi?

“Tania, jangan buru-buru dong jalannya. Ada Pak Albert, gue mau dong deketin Pak Albert,” pinta Kia ketika lengannya sudah di tarik oleh Tania.

Lidah Tania berdecak kesal, kemudian melepaskan pegangannya. “Makan tuh Bos,” jawab Tania pelan, biar tidak terdengar Albert yang tak jauh di belakang mereka bertiga.

Andaikan kamu tahu, pria yang kamu sukai ... Pria bejat, ingin rasanya Tania bilang seperti itu ke teman dekatnya.

Kia hanya bisa senyum sendiri kemudian memperlambat langkah kakinya agar bisa menyamai langkah Albert, namun sayangnya pria itu mendahului langkah kaki Kia, Arkana dan Tania, pria itu kini sudah berada di depan Tania.

Tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Albert, begitu juga Tania. Mereka sama-sama keluar dari pintu theater dua, lalu Tania langsung berbelok arah menuju toilet, ujung ekor mata Albert ternyata mengikuti arah Tania.

Salah satu bodyguard Albert yang masih menunggu, langsung menghampiri Tuannya.

“Suruh dia menyusul ke restoran tempat biasa,” perintah Albert, datar.

“Baik Tuan.”

Albert keluar lebih dahulu dari XXI, lalu bergegas ke restoran yang ada di lantai 3, tempat dia biasa makan dengan Marsha. Sedangkan Bodyguard masih menunggu Tania.

Sementara di kamar mandi...

“Tania, kok tumben ya Pak Albert nonton, tapi kenapa sendirian ya? Bukannya tadi ada istrinya?” tanya Kia.

Tania yang sedang mencuci tangannya, mengedikkan bahunya lalu merapikan rambutnya di depan cermin. “Mana gue tahu Kia, kenapa tadi loe gak tanya aja pas ada Pak Albert.”

“Ya...kali aja loe tahu jawabannya, tadi kan Pak Albert duduk di samping loe.”

“Gak tahu, emang gue bi—“ ni nya sambung di batin Tania.

“Udah yuk jangan lama-lama, kasihan mas Arkana nungguin kita berdua di luar,” lanjut kata Tania, melihat Kia yang masih membetulkan make up-nya.

“Oke.”

Baru saja Tania keluar dari kamar mandi, wanita itu sudah di hadang oleh pria yang tubuh tegap dan besar.

“Non Tania, silakan ikuti saya,” ucap pria itu dengan nada pelan. Melihat dari penampilannya, Tania langsung tahu jika pria itu bodyguard Albert.

Kia menyolek Tania, merasa aneh dan takut dengan pria yang menghadang mereka berdua. “Tania, loe kenal sama nih cowok?”

“Gak kenal,” jawabnya sambil menggelengkan kepalanya.

“Silakan Non,” pinta sang bodyguard tersebut.

“Saya bisa pulang sendiri,” jawab Tania menolak ajakkan pria itu. Sebelum Tania kembali melangkah, pria itu berani mencekal lengan Tania. “Ini perintah Bos, jika Non tidak mematuhinya, maka jangan salahkan saya untuk berbuat kasar!” ancam sang bodyguard.

Kia kembali melirik Tania agak merasa aneh. Tania sudah merasa gregetan dengan bodyguard Albert, kenapa harus mengganggu hidupnya di luar mansion, bukankah dia sudah menjalankan tugasnya! Menyerahkan dirinya, tapi bukan menyerahkan kebebasannya!

*bersambung....

Kakak Readers jangan lupa tinggalkan jejaknya ya 😊😊*

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

pacaran sja dg arkana
biar mati di albert

2024-03-23

0

Gustriana Baiki putri

Gustriana Baiki putri

dah mulai ada rasa tuh ..

2024-03-11

0

Bahrul Ulum

Bahrul Ulum

mulai ada yg kebakaran jenggot nih.... wkwkwk

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Renternir (revisi)
2 Ceroboh
3 Dijual Ayahku Dibeli Bosku
4 Perdana ke mansion Albert
5 Menghadap Albert
6 Pelayan
7 Rapat marketing
8 Keinginan Clara
9 Persiapan Tania
10 Malam Pertama
11 Tania sakit
12 Dibeli bukan buat sakit
13 Tak sadarkan diri
14 Melawan Albert
15 Kedatangan Bu Rita dan Clara
16 Berpapasan
17 We time
18 Nonton di bioskop
19 Pertengkaran
20 Masih bertengkar
21 Mainan baru
22 Masakan Tania
23 Amarah Marsha
24 Pertemuan dengan Bu Rita dan Clara
25 Cintai diri sendiri
26 Semua berkat Tania
27 Opa Thamrin
28 Me timenya Tania
29 Makan malam
30 Ada apa dengan diriku
31 Menjemput Tania
32 Jaminan
33 Pemilik rumah sakit H
34 Hasil cek laboratorium
35 Siapa??
36 Perintah Albert
37 Pindah ruangan
38 Ada apa dengan hati Albert
39 Keributan kecil
40 Menginap di rumah sakit
41 Efek tidur seranjang
42 Nyonya Mansion Albert
43 Tania, please jangan membuat saya takut!
44 Mencari keberadaan suami
45 Di usir
46 Babu Baru
47 Keluhan Albert
48 Menemui renternir
49 Foto Tania
50 Terbakar api cemburu
51 Meredakan emosi
52 Di kira mimpi
53 Marsha curiga
54 Dilabrak
55 PIL KB
56 Rahasia
57 Keberadaan Tania
58 Penyelidikan Albert
59 Jatuh sakit
60 Sakit merindu
61 Kamu anakku!!
62 Ibu kandung
63 Ngidam
64 Cek ke dokter kandungan
65 Mulai mencari Tania
66 Menghubungi Bu Mimi
67 Clara berulah
68 Rapuhnya Albert
69 CEO Arogan
70 Teguran Jelita
71 Menguntit Marsha
72 Gerebek Marsha
73 Gosip beredar
74 Konferensi Pers- 1
75 Konferensi Pers - 2
76 Keadaan Tania, galaunya Albert
77 Perjalanan menuju Bandung
78 Maafkan Aku, Istriku
79 Keadaan Ayah Hans
80 Ingin bertemu dengan Tania
81 Pertemuan yang tak disengaja
82 Albert memohon maaf
83 Bu Rita ke mansion Albert
84 Aku jatuh cinta dengan Tania
85 Restu Mama Shinta
86 Mulai pendekatan
87 Menemani Tania
88 Jadi suami siaga
89 Ungkapan hati Albert
90 Bicara dari hati ke hati
91 Kedatangan Marsha
92 Bukti cinta Albert
93 Hasil operasi
94 Respon Albert
95 Bangun dari koma
96 Rita sang pelakor
97 Kehancuran Ayah Hans
98 Mencari tempat tinggal baru
99 Meyakinkan Tania
100 Kembali ke Jakarta
101 Tiba di mansion Albert
102 Memberitahukan Bu Mimi
103 Mandi bersama
104 Mulai beraksi!
105 Tragedi makan malam
106 Malam yang mencekam
107 Siapa yang kena??
108 Nasib Clara
109 Acara Baby Shower
110 Welcome Baby Triple
111 Akhir kisah Tania dan Albert
112 Kisah anak Albert dan Tania
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Kedatangan Renternir (revisi)
2
Ceroboh
3
Dijual Ayahku Dibeli Bosku
4
Perdana ke mansion Albert
5
Menghadap Albert
6
Pelayan
7
Rapat marketing
8
Keinginan Clara
9
Persiapan Tania
10
Malam Pertama
11
Tania sakit
12
Dibeli bukan buat sakit
13
Tak sadarkan diri
14
Melawan Albert
15
Kedatangan Bu Rita dan Clara
16
Berpapasan
17
We time
18
Nonton di bioskop
19
Pertengkaran
20
Masih bertengkar
21
Mainan baru
22
Masakan Tania
23
Amarah Marsha
24
Pertemuan dengan Bu Rita dan Clara
25
Cintai diri sendiri
26
Semua berkat Tania
27
Opa Thamrin
28
Me timenya Tania
29
Makan malam
30
Ada apa dengan diriku
31
Menjemput Tania
32
Jaminan
33
Pemilik rumah sakit H
34
Hasil cek laboratorium
35
Siapa??
36
Perintah Albert
37
Pindah ruangan
38
Ada apa dengan hati Albert
39
Keributan kecil
40
Menginap di rumah sakit
41
Efek tidur seranjang
42
Nyonya Mansion Albert
43
Tania, please jangan membuat saya takut!
44
Mencari keberadaan suami
45
Di usir
46
Babu Baru
47
Keluhan Albert
48
Menemui renternir
49
Foto Tania
50
Terbakar api cemburu
51
Meredakan emosi
52
Di kira mimpi
53
Marsha curiga
54
Dilabrak
55
PIL KB
56
Rahasia
57
Keberadaan Tania
58
Penyelidikan Albert
59
Jatuh sakit
60
Sakit merindu
61
Kamu anakku!!
62
Ibu kandung
63
Ngidam
64
Cek ke dokter kandungan
65
Mulai mencari Tania
66
Menghubungi Bu Mimi
67
Clara berulah
68
Rapuhnya Albert
69
CEO Arogan
70
Teguran Jelita
71
Menguntit Marsha
72
Gerebek Marsha
73
Gosip beredar
74
Konferensi Pers- 1
75
Konferensi Pers - 2
76
Keadaan Tania, galaunya Albert
77
Perjalanan menuju Bandung
78
Maafkan Aku, Istriku
79
Keadaan Ayah Hans
80
Ingin bertemu dengan Tania
81
Pertemuan yang tak disengaja
82
Albert memohon maaf
83
Bu Rita ke mansion Albert
84
Aku jatuh cinta dengan Tania
85
Restu Mama Shinta
86
Mulai pendekatan
87
Menemani Tania
88
Jadi suami siaga
89
Ungkapan hati Albert
90
Bicara dari hati ke hati
91
Kedatangan Marsha
92
Bukti cinta Albert
93
Hasil operasi
94
Respon Albert
95
Bangun dari koma
96
Rita sang pelakor
97
Kehancuran Ayah Hans
98
Mencari tempat tinggal baru
99
Meyakinkan Tania
100
Kembali ke Jakarta
101
Tiba di mansion Albert
102
Memberitahukan Bu Mimi
103
Mandi bersama
104
Mulai beraksi!
105
Tragedi makan malam
106
Malam yang mencekam
107
Siapa yang kena??
108
Nasib Clara
109
Acara Baby Shower
110
Welcome Baby Triple
111
Akhir kisah Tania dan Albert
112
Kisah anak Albert dan Tania

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!