Berpapasan

Tidak terlalu lama Gerry menemui Ibu Rita dan Clara, pria itu tidak mau bertele-tele dalam pembicaraan, cukup mendengar pesan Bu Rita, lalu meminta mereka berdua meninggalkan perusahaan milik Albert secepat mungkin. Setelahnya baru Gerry kembali ke ruangan CEO.

“Apa yang mereka inginkan?” tanya Albert, ketika Gerry sudah masuk kembali ke ruangannya.

“Bu Rita ingin mengubah transaksi jual Tania. Dan dia meminta untuk bisa bertemu dengan Bapak secepat mungkin.”

Albert yang awalnya pandangannya ke layar komputer, langsung menatap Gerry. “Maksudnya?”

“Bu Rita ingin mengubah transaksi jual beli Tania, beliau meminta Tania untuk dikembalikan dan akan di tukar dengan wanita yang lebih cantik dan usianya lebih muda,” ungkap Gerry.

Pria itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kebesarannya, lalu jemarinya mengetuk di atas pahanya.

“Siapa wanita yang akan menggantikan Tania?”

“Adiknya Tania, namanya Clara Stefani...saya pernah melihat Clara di agensi kita mengikuti ajang bakat model usia muda.”

Pria itu tampak memikirkan penawaran Bu Rita, apalagi mendengar jika pengganti Tania yang di tawarkan pernah mengikuti ajang bakat model, berarti wanita itu termasuk cantik. Selera Albert suka dengan wanita cantik.

“Jadwalkan saya bertemu dengan Bu Rita serta Clara,” pinta Albert, pria itu rupanya penasaran.

“Baik Pak Albert, kalau begitu saya akan jadwalkan pertemuannya besok pagi sebelum Bapak meeting dengan Pak Rendra,” ucap Gerry.

“Yaa...terserah kamu saja.”

“Pasti mereka sudah tahu siapa saya! Apalagi dengan kekayaan dan wajah tampan yang saya miliki! Semua wanita pasti menginginkan saya. Ingin lihat sampai di mana mereka ingin menggantikan posisi Tania!” gumam Albert bermonolog, di saat Gerry meninggalkan ruangannya.

Pria itu mendesah, lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kursinya, kemudian sesaat memejamkan matanya...tak lama mata abu-abu milik Tania hadir di peluk matanya.

“Issh.....kenapa dia!” pria itu langsung membuka kedua netranya, dan mengontrol emosinya, gara-gara teringat pertengkarannya tadi pagi dengan Tania.

...----------------...

Waktu terus berjalan, tanpa di sadari sudah waktu sudah menunjuk jam 12.00 wib, jam istirahat buat para karyawan.

TOK...TOK...TOK

Partisi kubikel Tania tiba-tiba saja terketuk, wanita yang awalnya sedang fokus dengan catatannya, langsung tercoret dengan pulpen yang dipegangnya karena kaget.

“Selamat siang cantik, makan siang yuk,” ucap pria yang sudah berada di samping, bersandar di sisi kubikelnya.

“Astaga Mas Arkana ini bikin orang kaget aja, kalau jantungku copot bagaimana?” cerocos Tania. Melihat kakak seniornya waktu kuliah sedang menghampiri dirinya.

Arkana Pramesti, pria yang lumayan tampan, keturunan Turki, usia 27 tahun. Pria inilah yang mengajak Tania bekerja di perusahaan Maxindo, dan kebetulan Arkana punya posisi yang bagus di perusahaan Maxindo yaitu sebagai asisten manajer personalia.

“Kalau jantungnya copot, nanti aku bantu pasang kok,” jawab Arkana terkekeh.

“Wah ada si mas Turki ganteng, pasti mau ngajak Tania makan siang ya, gue ikut ya mas,” sambung Kia yang tiba-tiba kepalanya nongol kayak tuyul di balik kubikelnya.

“Yaa, kalian berdua aku ajak makan siang. Kalau begitu siap-siap cepetan, waktu makan siang cuma satu jam,” titah Arkana.

“Asiap Pak asisten manajer HRD,” jawab serempak Tania dan Kia. Kedua wanita itu bergegas mengambil dompet dan handphonenya, lalu menyusul Akan yang sudah jalan terlebih dahulu.

Kia seperti biasa kalau jalan mau makan siang suka mengapit salah satu tangan Tania, atau sebaiknya Tania yang seperti itu ke Kia.

Walau hati mu terasa sakit tapi setidaknya kamu punya kehidupan di luar sana. Jadi jangan terlalu bersedih hati Tania, jika kamu tidak bahagia di sini, kamu berhak mencari kebahagiaan di luar sana.

Seketika Tania teringat ucapan Bu Mimi. Wanita itu melirik Kia dan Arkana, hatinya yang terluka sedikit terobati, dengan suasana yang terasa nyaman ini.

Mungkin ini caranya gue melupakan kepedihanku sesaat...batin Tania.

...----------------...

TING...

Pintu lift sudah terbuka di lantai lobby. Dengan suara cekikikan Tania dan Kia menertawakan guyunon Arkana, tanpa disadari wanita itu menyentuh dan menepuk bahu pria itu ketika keluar dari lift.

Dan tanpa disadari Tania, pintu lift khusus CEO bersamaan terbuka, keluarlah Albert yang di dampingi Gerry.

Wajah Albert terlihat dingin yang tanpa sengaja melihat adegan Tania dengan Arkana pas di hadapannya. Tania belum menyadarinya, sedangkan Gerry tatapannya bolak balik melihat Bos dan Tania yang berada di hadapannya.

Wajah Tania terlihat dipoles make up tipis, alis mata yang berwarna coklat terlihat tegas, kedua pipinya berwarna pink muda terkesan kontras dengan kulit putihnya, dan tak lupa bibir ranumnya di olesi lipstik warna merah muda, hingga wajah pucat Tania terlihat segar dan tentu saja cantik. Tapi kalau menurut Albert, Tania tidak cantik, tapi buat pria lain...Tania cantik.

Tak sengaja pula Albert melihat wajah wanita itu tersenyum ceria dengan Arkana, hingga di salah satu pipi wanita itu terlihat lesung pipinya, wajahnya jadi tampak manis. Tatapan Albert tanpa arti ketika melihatnya.

Albert tanpa membuang pandangannya tetap berjalan ke depan, dengan sengaja pria itu menyenggol bahu Tania, hingga membuat wanita itu tubuhnya sedikit terhempas, untungnya Arkana sigap memegang lengan Tania yang kehilangan keseimbangan, kalau tidak wanita itu akan mencium lantai lobby.

“Hei, kalau jalan tuh lihat-lihat dong. Gak sopan apa ya jalannya. Matanya sudah buta kali. Dipakai tuh mata kalau jalan, jangan buat pajangan aja!” teriak Tania tanpa melihat, karena mengambil salah satu sepatu high heelsnya yang sempat terlepas.

“Ta-Tania...mulutnya!” tegur Kia. Wanita itu rasanya ingin membekap mulut temannya, setelah melihat siapa yang menyenggol sohibnya.

“Biarin aja kenapa sih... Kia, memangnya dia yang punya nih gedung! Kita sama-sama kerja di sini jangan begitu dong. Kalau jalan tuh lihat-lihat, coba kalau tadi Mas Arkana tidak menahan badan gue, yang ada hidung gue udah berdarah, ciuman ama lantai. Memang dia mau bayar pengobatannya!” cerocos Tania dengan kesalnya, sambil menatap Kia dan Arkana.

“Tania tolong berhenti marah-marahnya,” tegur Arkana pelan, sembari melirik pria yang sudah menghentikan langkah kakinya, dan berdiri menatap mereka bertiga.

“Kok kalian jadi bela tuh orang, udah tahu tuh orang yang sengaja nyengol gue, biar gue jatuh ke lantai!” Kesal sekali hati Tania.

Arkana menyentuh lengan Tania, dan memintanya untuk menolehkan ke depan.

DEG!

Arkana dan Kia sedikit membungkukkan punggungnya sebagai tanda hormat kepada pria yang sudah berdiri tegap, tak jauh dari tempat mereka bertiga.

Tania dan Albert sama-sama menatap dingin, tanpa berucap sepatah katapun. Mereka tadi pagi sudah bertengkar di mansion, sekarang di siang hari tak sengaja bertemu kembali.

Ck...rupanya yang punya gedung toh!

Tania membalas tatapan dingin Albert dengan tatapan dingin juga, lalu melangkahkan kakinya, melewati   pria itu dengan tenangnya dan setelahnya ... wanita itu lari secepat kilat keluar dari pintu lobby.

Arkana dan Kia jadi melongo, sungguh membagongkan melihat Tania lari secepat kilat meninggalkan mereka berdua. Begitu juga Albert dan Gerry.

“Maafin teman saya ya, Pak Albert,” ucap Kia setelah membungkuknya punggungnya dengan raut wajah yang sulit di gambarkan antara takut dan cemas menjadi satu, kemudian berlalu begitu saja, lalu di susul Arkana.

Gerry tak sadar sudah tersenyum simpul melihat Tania berlari begitu saja, dan tak menganggap tatapan Albert. Gigi geraham Albert bergemeletuk menahan rasa kesalnya.

...----------------...

Warung Nasi Padang

“Gila loe, bisa-bisanya lari begitu aja habis ngataiin Pak Albert,” kata Kia, sambil mengunyah nasi padangnya.

“Kan gue gak tahu Kia, lagian nyenggolnya kayak kasar begitu dan sengaja, makanya mendingan gue kabur ...dari pada ribut sama pemilik gedung,” balas Tania.

“Mungkin Pak Albert tidak sengaja Tania, lagian kamu tuh kebiasaan punya mulut gak bisa di rem,” kata Arkana.

Tania sebenarnya juga tidak menyangka jika Albert menyenggol bahunya, padahal pria ada di belakang, seharusnya bisa mencari sisi lain untuk jalan, tidak harus menyenggolnya. Wanita itu mendesah batinnya, entah apa yang akan terjadi nanti malam. Semoga malam ini dia bisa menghindari pria itu, kalau bisa di bertemu.

“Tania, nanti pulang kerja nonton yuk. Ada film horor baru, kamu kan suka nonton film horor,” ucap Arkana.

Tanpa banyak berpikir lagi, sepertinya ajakan Arkana bisa buat refreshing otaknya, apalagi wanita itu sudah lama tidak memiliki waktu untuk menyenangi dirinya sendiri.

“Mas Arkana, gue di ajak gak nih?” tanya Kia sambil menunjuk wajahnya sendiri.

“Terserah, kamu mau ikut juga boleh, biar rame,” balas Arkana.

“Ok deh Mas, aku ikut nonton deh, lagian Kia juga mau ikut,” sambung Tania.

Ajakan Arkana di terima oleh Tania, jadi nanti sore selepas pulang kerja, mereka bertiga akan we time bersama.

bersambung..... Albert kenapa ya sengaja nyenggol Tania???

Kakak Readers jangan lupa tinggalkan jejaknya ya...biar semangat nulisnya 😊😊.

Kenalan yuk sama Arkana Pramesti, teman dekat Tania.

Pria yang menikahi Tania, pikirannya mulai tak karuan ketika menyantap makan siangnya. Kenapa???

Terpopuler

Comments

Xoeman Diyah

Xoeman Diyah

baru megang bahu Arkana aja,udh nyenggol"...digituin aja,udh bau" cembukur🤣🤣🤣

2024-04-13

1

Nurhayati Lubis

Nurhayati Lubis

baru ras tuh ...suami nya kebakaran jenggot hahahahaha 😝💪

2024-04-30

0

Pono Pono

Pono Pono

bencinya kebangetan sih..awas..lm2 cinta lhoo

2024-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Renternir (revisi)
2 Ceroboh
3 Dijual Ayahku Dibeli Bosku
4 Perdana ke mansion Albert
5 Menghadap Albert
6 Pelayan
7 Rapat marketing
8 Keinginan Clara
9 Persiapan Tania
10 Malam Pertama
11 Tania sakit
12 Dibeli bukan buat sakit
13 Tak sadarkan diri
14 Melawan Albert
15 Kedatangan Bu Rita dan Clara
16 Berpapasan
17 We time
18 Nonton di bioskop
19 Pertengkaran
20 Masih bertengkar
21 Mainan baru
22 Masakan Tania
23 Amarah Marsha
24 Pertemuan dengan Bu Rita dan Clara
25 Cintai diri sendiri
26 Semua berkat Tania
27 Opa Thamrin
28 Me timenya Tania
29 Makan malam
30 Ada apa dengan diriku
31 Menjemput Tania
32 Jaminan
33 Pemilik rumah sakit H
34 Hasil cek laboratorium
35 Siapa??
36 Perintah Albert
37 Pindah ruangan
38 Ada apa dengan hati Albert
39 Keributan kecil
40 Menginap di rumah sakit
41 Efek tidur seranjang
42 Nyonya Mansion Albert
43 Tania, please jangan membuat saya takut!
44 Mencari keberadaan suami
45 Di usir
46 Babu Baru
47 Keluhan Albert
48 Menemui renternir
49 Foto Tania
50 Terbakar api cemburu
51 Meredakan emosi
52 Di kira mimpi
53 Marsha curiga
54 Dilabrak
55 PIL KB
56 Rahasia
57 Keberadaan Tania
58 Penyelidikan Albert
59 Jatuh sakit
60 Sakit merindu
61 Kamu anakku!!
62 Ibu kandung
63 Ngidam
64 Cek ke dokter kandungan
65 Mulai mencari Tania
66 Menghubungi Bu Mimi
67 Clara berulah
68 Rapuhnya Albert
69 CEO Arogan
70 Teguran Jelita
71 Menguntit Marsha
72 Gerebek Marsha
73 Gosip beredar
74 Konferensi Pers- 1
75 Konferensi Pers - 2
76 Keadaan Tania, galaunya Albert
77 Perjalanan menuju Bandung
78 Maafkan Aku, Istriku
79 Keadaan Ayah Hans
80 Ingin bertemu dengan Tania
81 Pertemuan yang tak disengaja
82 Albert memohon maaf
83 Bu Rita ke mansion Albert
84 Aku jatuh cinta dengan Tania
85 Restu Mama Shinta
86 Mulai pendekatan
87 Menemani Tania
88 Jadi suami siaga
89 Ungkapan hati Albert
90 Bicara dari hati ke hati
91 Kedatangan Marsha
92 Bukti cinta Albert
93 Hasil operasi
94 Respon Albert
95 Bangun dari koma
96 Rita sang pelakor
97 Kehancuran Ayah Hans
98 Mencari tempat tinggal baru
99 Meyakinkan Tania
100 Kembali ke Jakarta
101 Tiba di mansion Albert
102 Memberitahukan Bu Mimi
103 Mandi bersama
104 Mulai beraksi!
105 Tragedi makan malam
106 Malam yang mencekam
107 Siapa yang kena??
108 Nasib Clara
109 Acara Baby Shower
110 Welcome Baby Triple
111 Akhir kisah Tania dan Albert
112 Kisah anak Albert dan Tania
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Kedatangan Renternir (revisi)
2
Ceroboh
3
Dijual Ayahku Dibeli Bosku
4
Perdana ke mansion Albert
5
Menghadap Albert
6
Pelayan
7
Rapat marketing
8
Keinginan Clara
9
Persiapan Tania
10
Malam Pertama
11
Tania sakit
12
Dibeli bukan buat sakit
13
Tak sadarkan diri
14
Melawan Albert
15
Kedatangan Bu Rita dan Clara
16
Berpapasan
17
We time
18
Nonton di bioskop
19
Pertengkaran
20
Masih bertengkar
21
Mainan baru
22
Masakan Tania
23
Amarah Marsha
24
Pertemuan dengan Bu Rita dan Clara
25
Cintai diri sendiri
26
Semua berkat Tania
27
Opa Thamrin
28
Me timenya Tania
29
Makan malam
30
Ada apa dengan diriku
31
Menjemput Tania
32
Jaminan
33
Pemilik rumah sakit H
34
Hasil cek laboratorium
35
Siapa??
36
Perintah Albert
37
Pindah ruangan
38
Ada apa dengan hati Albert
39
Keributan kecil
40
Menginap di rumah sakit
41
Efek tidur seranjang
42
Nyonya Mansion Albert
43
Tania, please jangan membuat saya takut!
44
Mencari keberadaan suami
45
Di usir
46
Babu Baru
47
Keluhan Albert
48
Menemui renternir
49
Foto Tania
50
Terbakar api cemburu
51
Meredakan emosi
52
Di kira mimpi
53
Marsha curiga
54
Dilabrak
55
PIL KB
56
Rahasia
57
Keberadaan Tania
58
Penyelidikan Albert
59
Jatuh sakit
60
Sakit merindu
61
Kamu anakku!!
62
Ibu kandung
63
Ngidam
64
Cek ke dokter kandungan
65
Mulai mencari Tania
66
Menghubungi Bu Mimi
67
Clara berulah
68
Rapuhnya Albert
69
CEO Arogan
70
Teguran Jelita
71
Menguntit Marsha
72
Gerebek Marsha
73
Gosip beredar
74
Konferensi Pers- 1
75
Konferensi Pers - 2
76
Keadaan Tania, galaunya Albert
77
Perjalanan menuju Bandung
78
Maafkan Aku, Istriku
79
Keadaan Ayah Hans
80
Ingin bertemu dengan Tania
81
Pertemuan yang tak disengaja
82
Albert memohon maaf
83
Bu Rita ke mansion Albert
84
Aku jatuh cinta dengan Tania
85
Restu Mama Shinta
86
Mulai pendekatan
87
Menemani Tania
88
Jadi suami siaga
89
Ungkapan hati Albert
90
Bicara dari hati ke hati
91
Kedatangan Marsha
92
Bukti cinta Albert
93
Hasil operasi
94
Respon Albert
95
Bangun dari koma
96
Rita sang pelakor
97
Kehancuran Ayah Hans
98
Mencari tempat tinggal baru
99
Meyakinkan Tania
100
Kembali ke Jakarta
101
Tiba di mansion Albert
102
Memberitahukan Bu Mimi
103
Mandi bersama
104
Mulai beraksi!
105
Tragedi makan malam
106
Malam yang mencekam
107
Siapa yang kena??
108
Nasib Clara
109
Acara Baby Shower
110
Welcome Baby Triple
111
Akhir kisah Tania dan Albert
112
Kisah anak Albert dan Tania

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!