Malam Pertama

Entah berapa lama, Albert dan Tania saling bersitatap. Albert yang menatap dingin, sedangkan Tania menunjukkan tatapan kesalnya.

Hati wanita mana yang tidak akan semakin sakit, ketika pria yang belum terlalu dikenalnya selalu saja melontarkan kata yang tak pantas.

Tania melangkahkan kakinya mendekati pintu kamar.

“Mau kemana kamu?” suara Albert mulai meninggi.

“Keluar dari kamar ini!” seru Tania.

Albert segera mendekati Tania, dan mencekal tangan wanita ini. “Kamu berusaha kabur dari tugasmu...hem!” Sorot mata Albert begitu mematikan.

“Bapak bilang saya kotor, bapak bilang saya pemulung. Apa iya bapak masih mau menyentuhku. Wanita pemulung ini!” sarkas Tania, memberanikan membalas tatapan pria tampan itu.

Albert sebenarnya hatinya juga mulai memanas dengan sikap Tania yang selalu saja berani melawannya. Pria itu menggereknya dan menghempaskan raga Tania, membuat wanita itu mendesah kesakitan.

Albert berdecak kesal. “Sudah tidak perlu banyak menjawab lagi, setiap ucapan saya tidak perlu di jawab. Sekarang pakai ini. Kerjakan tugasmu!” Albert memberikan kain penutup mata. Tania yang sudah terhempas di atas ranjang, beringsut untuk duduk dan mengambil kain yang dilempar oleh Albert, dan agak heran kenapa harus pakai kain penutup mata.

“Perlu kamu ketahui, selama berhubungan intim. Jangan sekali pun mendesah atau mengeluarkan suara. Dan tenang saja saya hanya menanam benih, saya tidak akan menciummu atau mencumbui tubuhmu. Hanya menanam benih saja! Satu lagi yang harus kamu ingat, kedua tanganmu jangan pernah menyentuh tubuh saya!” tegas Albert.

“Saya menggauli kamu sampai positif hamil. Jika sudah positif hamil, maka saya tidak akan menggauli kamu!”

GLEK!

Tenggorokan Tania terasa tercekat, super wow mendengar permintaan Albert. Tapi mau bagaimana lagi dia wanita yang di beli, di nikahi yang agar hubungan intimnya tidak haram.

“Kenapa tidak melalui inseminasi, jadi tidak perlu berhubungan intim dengan wanita pemulung ini!” Tania seperti menolak untuk berhubungan intim dengan Albert.

Pria itu meraup wajahnya dengan kasar, lalu berkacak pinggang. “Saya sudah membeli mu seharga 500 juta, lalu sekarang kamu bilang inseminasi. Berarti saya harus mengeluarkan uang berapa ratus juta lagi untuk inseminasi! Lalu buat apa saya menikahi kamu, jika tidak di gauli dan melakukan secara alamii!” kata Albert, wajahnya menunjukkan emosi tingginya.

“Ternyata kamu berani menolak berhubungan intim dengan saya ya, sedangkan di luar sana banyak wanita yang ingin dengan saya!” sahut Albert kembali.

“Ya...saya menolak! Kenapa bukan dengan wanita lain aja yang mau dengan bapak, tidak perlu dengan saya!” balas Tania, wanita itu bangkit dari ranjang. Namun tangan Albert menahan kedua bahu wanita itu.

Hati Albert mulai meradang, gejolak api kecil yang disulut Tania mulai membara tanpa sepenglihatan wanita itu.

Albert mencapit dagu Tania, agar wanita itu menatap wajahnya. “Kamu kira saya mau berhubungan intim denganmu! Jangan senang Tania, saya juga terpaksa demi ingin memiliki anak! Saya masih memiliki istri yang bisa memuaskan saya di atas ranjang!” tukas Albert, lalu melepaskan capitannya.

Kedua netra Tania mulai berkaca-kaca, namun sekuat mungkin ditahan agar buliran bening itu tak jatuh di hadapan pria itu.

Tania duduk di sisi tepi ranjang sembari menyunggingkan sudut bibirnya ke atas, kemudian memakai penutup matanya. “Cepat lakukan!” pinta Tania dengan suara tercekat. Jika Albert sudah menyinggung masalah uang 500 juta, wanita itu menyerah. Ya dia hanya wanita yang dibeli oleh Tuannya dan harus menuruti permintaan Tuannya.

“Rebahkan dirimu di atas ranjang!” perintah Albert. Tanpa menunggu lama Tania langsung merebahkan dirinya, walau hatinya mulai menyesakkan. Dibalik kain penutup mata, kedua netranya sudah meneteskan air mata.

Albert menyusul naik ke atas ranjang, kemudian menyibak kan daster rumahan Tania ke atas pinggang, hingga terlihat jelas paha putih mulus wanita itu tanpa cela, lalu tangan pria itu menurunkan kain segitiga wanita itu ke bawah hingga lepas dari kaki putih Tania. Kemudian membuka lebar kedua paha wanita itu.

Tania hanya bisa diam membisu ketika merasakan sentuhan tangan Albert di kedua pahanya, salah satu tangan wanita itu mulai memegang sisi bantal yang ada di kepalanya. Inikah malam pertamanya!

Pria itu kemudian membuka bathrope yang dikenakannya, lalu  menurunkan celana boxernya, ternyata benda pusakanya sudah tegang dengan sempurna, namun sayangnya Tania tidak bisa melihatnya. Merasa benda pusakanya sudah berdiri dengan sempurna, pria itu langsung mengarahkannya ke bagian feminim Tania. Tunggu kenapa pusakanya Albert sudah berdiri? Sejak kapan? Hanya Albert yang tahu, atau jangan-jangan Albert sudah berhasrat ketika melihat Tania yang hanya mengenakan daster rumahan?

Tak kuasa hati Tania, ingin rasanya wanita itu berteriak sekencang-kencangnya, ketika dia merasakan ada sesuatu yang mendobrak dirinya, memaksa untuk di bukakan pintu oleh tamu yang tak di undang. Begitu teganya sang tamu mendorong pintu itu.

Aakhh......teriak batin Tania. Ingin rasanya Tania berteriak, namun tertahankan.

Albert juga merasa kewalahan menembus pintu milik Tania, Sepertinya sang pemilik tidak mengizinkan dirinya masuk. Namun pria itu sudah di selimuti gairah tinggi, ketika pucuk pusakanya menyentuh bagian feminim Tania.

Kenapa susah sekali masuknya, waktu pertama dengan Marsha gampang masuknya.

Tania menekuk kedua kakinya, menahan rasa sakit, rasa yang tidak berperikemanusiaan. Ini sama saja dirinya di perkosa. Albert tak peduli ketika melihat wajah Tania yang sudah meringis kesakitan, sampai wanita itu menggigit bibirnya sendiri. Pria itu terus menghujamkan pusakanya sampai berhasil menembus ke dalam tubuh Tania.

Wanita itu tiba-tiba tubuhnya membusung ke atas hingga dagu wanita itu mendongakkan lebih ke atas, ketika Albert berhasil memasukinya. Hilanglah sudah mahkota yang selama ini dijaganya ditangan pria yang membelinya, Albert. Tania kembali menekukkan kedua lutut kakinya, dan hal itu semakin menjepit pusaka Albert yang ada di dalamnya. Tak bisa dipungkiri, pria itu menjadi gila ketika tubuhnya menyatu dengan Tania.

Pria itu berpacu dengan hasratnya sendiri. Kenapa ini sangat berbeda, ini nikmat sekali....batin Albert. Irama hentakannya semakin cepat, rasa yang menggigit dan terjepit membuat pria itu tak sadar mengeluarkan erangannya berkali-kali, hingga akhirnya semburan benih nya keluar di rahim wanita itu.

Tania hanya bisa menangis dalam diamnya, dirinya seperti bukan seorang istri tapi hanya tempat membuang benih. Sakit rasanya, sakit hati dan raganya.

Wanita itu merapatkan kedua pahanya ketika Albert telah mengeluarkan keperkasaannya. Kemudian menurunkan dasternya yang sempat tersingkap ke atas pinggang. Sedangkan Albert yang sudah mendapatkan pelepasannya segera ke kamar mandi untuk membersihkan sisanya.

Ceklek!

Albert yang baru keluar dari kamar mandi melihat Tania sudah meringkuk di atas ranjang, dan masih menggunakan penutup matanya.

“Kamu bisa kembali ke kamar,  jangan tidur di sini. Ini bukan kamar kamu!” perintah Albert, katanya seperti mengusir.

Tania membuka penutup matanya, dan melemparnya ke sembarang arah, kemudian memaksakan diri untuk bangun dan berdiri walau bagian feminimnya sakit dan perih, lalu mengambil celananya yang membungkus bagian feminimnya yang tergeletak di lantai. Kemudian memaksa dirinya kembali untuk berjalan keluar menuju kamarnya tanpa melihat wajah Albert yang masih berada di kamar.

Setibanya di kamar, Tania menangis sejadi-jadinya. Tak peduli jika ada yang mendengarnya. Sedangkan Albert bergegas kembali ke kamar utama, yang sudah di nanti kedatangannya oleh Marsha.

...----------------...

Pria itu langsung memeluk istrinya dari belakang. “Maafkan aku...Marsha. Aku sangat mencintaimu,” ucap Albert. Wanita yang dipeluk dari belakang, semakin jadi tangisannya. Tangisan yang membayangi suaminya berhubungan intim dengan wanita lain. Sakit rasanya...

Albert yang sangat mencintai istrinya, memutar balik tubuh istrinya agar bisa di tatapnya. “Tenanglah Marsha, hanya kamu istriku satu-satunya, wanita yang aku cintai. Dia hanya sekedar ibu pengganti saja,” ucap Albert, menenangi gelojak hati Marsha.

“Tapi tetap saja sakit rasanya, membagi suami dengan wanita lain,” balas Marsha dalam isak tangisnya.

“Marsha, aku hanya milikmu seorang,” ucap Albert, pria itu mulai mengecup bibir Marsha, awalnya ciuman yang lembut namun semakin menuntut, akhirnya terjadi pertempuran di atas ranjang. Albert melakukan penyatuannya untuk kedua kali dengan wanita berbeda, bukan dengan Tania tapi dengan Marsha. Marsha pun cepat terbuai dengan permainan suaminya, hingga lupa rasa sakit hatinya setelah membayangi suaminya menggumuli wanita lain.

Kenapa rasanya sangat berbeda...batin Albert.

Pria itu belum melupakan rasa nikmat ketika dirinya menyatu dengan tubuh Tania, ada sensasi yang berbeda lebih membakar gairahnya, ketika melakukan penyatuan dengan Marsha.

...----------------...

Esok hari...

Wanita yang baru saja kehilangan mahkotanya masih tergolek lemas di atas ranjang kecil. Wajahnya terlihat sembab akibat menangisi dirinya semalaman.

Waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi, namun wanita itu enggan membuka matanya, begitu juga untuk mengerakkan tubuhnya.

TOK...TOK...TOK

“Tania,” panggil seseorang dari luar pintu kamarnya.

Bunyi ketukan pintu masih saja terdengar jelas dan berulang kali, serta nama Tania yang selalu di panggil.

Wanita itu masih bergeming di atas ranjangnya.

Bu Mimi yang berada di luar pintu kamar tampak cemas, karena pintu kamar Tania tidak di buka juga, dan tak ada sahutan dari dalam.

“Ambilkan kunci cadangan,” pinta Bu Mimi kepada salah satu maid. Orang yang diperintahkan segera mengambil kunci cadangan.

Tak lama kemudian maid tersebut kembali menghampiri Bu Mimi dan memberikan kunci cadangannya.

Ceklek!

Pintu kamar Tania berhasil di buka. “Tania,” panggil Bu Mimi, wanita paruh baya tersebut mendekati ranjang.

“Tania,” kembali lagi Bu Mimi memanggil, namun sekarang sambil menggoyangkan bahu Tania, pelan.

“Badannya agak panas,” gumam Mimi. “Sur, tolong bikinin teh manis hangat dan ambilkan sarapan buat Tania,” perintah Mimi.

“Baik Bu.” Sur bergegas menuju dapur.

“Tania,” Mimi masih berusaha membangunkan Tania. Dan hal itu membuahkan hasil, wanita itu mulai menggerakkan kedua bola matanya, lalu mengerjap-ngerjap.

“Bu Mimi,” ucap Tania, suara nya terdengar pelan dan parau.

“Terpaksa saya masuk pakai kunci cadangan, karena sudah mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban nya. Ternyata kamu sakit.”

“Mmm...,” gumam Tania. Wanita itu berusaha bangkit dari pembaringannya, kemudian menyandarkan dirinya ke sandaran tempat tidurnya. Wajah wanita itu tampak lesu, rambut acak-acakan.

Bu Mimi bisa merasakan jika Tania sedang tergoncang kejiwaan nya, apalagi Bu Mimi sedikit tahu tentang posisi wanita itu.

bersambung....

Kakak readers jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, yang banyak 😊😊

"Aku menyesal pernah menyukaimu, Pak Albert!"

Terpopuler

Comments

MakBarudakh

MakBarudakh

Suami BR3NGS3K kau Albert...
Sakit hati Kak dengan kondisi Tania..

2024-04-23

0

Novano Asih

Novano Asih

berarti kamu dpt bekas bego

2024-04-02

1

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

kau bukannya seorang CEO tapi binatang yg TDK berperi kemanusiaan ingat kamu lahir dari seorang wanita

2024-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Renternir (revisi)
2 Ceroboh
3 Dijual Ayahku Dibeli Bosku
4 Perdana ke mansion Albert
5 Menghadap Albert
6 Pelayan
7 Rapat marketing
8 Keinginan Clara
9 Persiapan Tania
10 Malam Pertama
11 Tania sakit
12 Dibeli bukan buat sakit
13 Tak sadarkan diri
14 Melawan Albert
15 Kedatangan Bu Rita dan Clara
16 Berpapasan
17 We time
18 Nonton di bioskop
19 Pertengkaran
20 Masih bertengkar
21 Mainan baru
22 Masakan Tania
23 Amarah Marsha
24 Pertemuan dengan Bu Rita dan Clara
25 Cintai diri sendiri
26 Semua berkat Tania
27 Opa Thamrin
28 Me timenya Tania
29 Makan malam
30 Ada apa dengan diriku
31 Menjemput Tania
32 Jaminan
33 Pemilik rumah sakit H
34 Hasil cek laboratorium
35 Siapa??
36 Perintah Albert
37 Pindah ruangan
38 Ada apa dengan hati Albert
39 Keributan kecil
40 Menginap di rumah sakit
41 Efek tidur seranjang
42 Nyonya Mansion Albert
43 Tania, please jangan membuat saya takut!
44 Mencari keberadaan suami
45 Di usir
46 Babu Baru
47 Keluhan Albert
48 Menemui renternir
49 Foto Tania
50 Terbakar api cemburu
51 Meredakan emosi
52 Di kira mimpi
53 Marsha curiga
54 Dilabrak
55 PIL KB
56 Rahasia
57 Keberadaan Tania
58 Penyelidikan Albert
59 Jatuh sakit
60 Sakit merindu
61 Kamu anakku!!
62 Ibu kandung
63 Ngidam
64 Cek ke dokter kandungan
65 Mulai mencari Tania
66 Menghubungi Bu Mimi
67 Clara berulah
68 Rapuhnya Albert
69 CEO Arogan
70 Teguran Jelita
71 Menguntit Marsha
72 Gerebek Marsha
73 Gosip beredar
74 Konferensi Pers- 1
75 Konferensi Pers - 2
76 Keadaan Tania, galaunya Albert
77 Perjalanan menuju Bandung
78 Maafkan Aku, Istriku
79 Keadaan Ayah Hans
80 Ingin bertemu dengan Tania
81 Pertemuan yang tak disengaja
82 Albert memohon maaf
83 Bu Rita ke mansion Albert
84 Aku jatuh cinta dengan Tania
85 Restu Mama Shinta
86 Mulai pendekatan
87 Menemani Tania
88 Jadi suami siaga
89 Ungkapan hati Albert
90 Bicara dari hati ke hati
91 Kedatangan Marsha
92 Bukti cinta Albert
93 Hasil operasi
94 Respon Albert
95 Bangun dari koma
96 Rita sang pelakor
97 Kehancuran Ayah Hans
98 Mencari tempat tinggal baru
99 Meyakinkan Tania
100 Kembali ke Jakarta
101 Tiba di mansion Albert
102 Memberitahukan Bu Mimi
103 Mandi bersama
104 Mulai beraksi!
105 Tragedi makan malam
106 Malam yang mencekam
107 Siapa yang kena??
108 Nasib Clara
109 Acara Baby Shower
110 Welcome Baby Triple
111 Akhir kisah Tania dan Albert
112 Kisah anak Albert dan Tania
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Kedatangan Renternir (revisi)
2
Ceroboh
3
Dijual Ayahku Dibeli Bosku
4
Perdana ke mansion Albert
5
Menghadap Albert
6
Pelayan
7
Rapat marketing
8
Keinginan Clara
9
Persiapan Tania
10
Malam Pertama
11
Tania sakit
12
Dibeli bukan buat sakit
13
Tak sadarkan diri
14
Melawan Albert
15
Kedatangan Bu Rita dan Clara
16
Berpapasan
17
We time
18
Nonton di bioskop
19
Pertengkaran
20
Masih bertengkar
21
Mainan baru
22
Masakan Tania
23
Amarah Marsha
24
Pertemuan dengan Bu Rita dan Clara
25
Cintai diri sendiri
26
Semua berkat Tania
27
Opa Thamrin
28
Me timenya Tania
29
Makan malam
30
Ada apa dengan diriku
31
Menjemput Tania
32
Jaminan
33
Pemilik rumah sakit H
34
Hasil cek laboratorium
35
Siapa??
36
Perintah Albert
37
Pindah ruangan
38
Ada apa dengan hati Albert
39
Keributan kecil
40
Menginap di rumah sakit
41
Efek tidur seranjang
42
Nyonya Mansion Albert
43
Tania, please jangan membuat saya takut!
44
Mencari keberadaan suami
45
Di usir
46
Babu Baru
47
Keluhan Albert
48
Menemui renternir
49
Foto Tania
50
Terbakar api cemburu
51
Meredakan emosi
52
Di kira mimpi
53
Marsha curiga
54
Dilabrak
55
PIL KB
56
Rahasia
57
Keberadaan Tania
58
Penyelidikan Albert
59
Jatuh sakit
60
Sakit merindu
61
Kamu anakku!!
62
Ibu kandung
63
Ngidam
64
Cek ke dokter kandungan
65
Mulai mencari Tania
66
Menghubungi Bu Mimi
67
Clara berulah
68
Rapuhnya Albert
69
CEO Arogan
70
Teguran Jelita
71
Menguntit Marsha
72
Gerebek Marsha
73
Gosip beredar
74
Konferensi Pers- 1
75
Konferensi Pers - 2
76
Keadaan Tania, galaunya Albert
77
Perjalanan menuju Bandung
78
Maafkan Aku, Istriku
79
Keadaan Ayah Hans
80
Ingin bertemu dengan Tania
81
Pertemuan yang tak disengaja
82
Albert memohon maaf
83
Bu Rita ke mansion Albert
84
Aku jatuh cinta dengan Tania
85
Restu Mama Shinta
86
Mulai pendekatan
87
Menemani Tania
88
Jadi suami siaga
89
Ungkapan hati Albert
90
Bicara dari hati ke hati
91
Kedatangan Marsha
92
Bukti cinta Albert
93
Hasil operasi
94
Respon Albert
95
Bangun dari koma
96
Rita sang pelakor
97
Kehancuran Ayah Hans
98
Mencari tempat tinggal baru
99
Meyakinkan Tania
100
Kembali ke Jakarta
101
Tiba di mansion Albert
102
Memberitahukan Bu Mimi
103
Mandi bersama
104
Mulai beraksi!
105
Tragedi makan malam
106
Malam yang mencekam
107
Siapa yang kena??
108
Nasib Clara
109
Acara Baby Shower
110
Welcome Baby Triple
111
Akhir kisah Tania dan Albert
112
Kisah anak Albert dan Tania

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!