Mending kawin sama gue

"Cantik ... ya iyalah dari dulu gue tuh cantik, elu aja yang kagak nyadar," sahut Zizi dengan percaya diri. Aksa pun memperhatikan wajah sang sahabat tanpa berkedip, membuat gadis itu salah tingkah.

Zizi yang melihat Aksa yang memandangnya tanpa berkedip, ia pun berusaha untuk membuyarkan pandangan mata Aksa dengan berkata, "Eh apa lu lihat-lihat, sorry ya gue nggak bakalan tergoda dengan playboy kamvret kayak elu, noh rayu aja mereka, cewek-cewek bodoh yang mau aja dengerin gombalan dari elu, udah ah kita ke sana yuk! Gue ke sini mau curhat sama elu, bukan untuk dilihatin doang, peak."

Aksa tertawa kecil mendengar ucapan dari sang sahabat, kemudian ia pun menuruti permintaan Zizi, Aksa mengekor di belakang gadis itu sembari terus tersenyum, dan akhirnya mereka berdua duduk di salah satu meja di ujung ruangan.

Setelah mereka duduk, seorang pramusaji datang untuk mencatat apa yang akan dipesan oleh keduanya.

"Saya mau Chocolat milkshake satu, eh elu pesan apa Kang?" tanya Zizi kepada Aksa yang duduk di depannya.

"Terserah elu deh, gue ngikut aja, kita kan sehati." Balas Aksa yang terbiasa menggombal. Zizi pun hanya bisa menghela nafas panjang mendengar gombalan dari Aksa yang sudah terbiasa di telinganya.

Akhirnya, mereka berdua pesan minuman yang sama, setelah itu Aksa lanjut bertanya kepada sahabatnya itu ada apa dengan Zizi.

"Sekarang ngomong cepetan, ada apa sih elu? Nggak ada hujan nggak ada angin, tiba-tiba minta ketemuan sekarang, besok kita ketemu di kampus kan bisa? Nggak sabar banget kan lu mau lihat gue." Seru Aksa yang membuat Zizi menggelengkan kepalanya.

"Udah deh! Gue nggak mau bercanda, gue mode serius nih." Sahut Zizi dengan ekspresi yang membuat Aksa mengerutkan keningnya. Dan tak berselang lama, sang pelayan datang ke meja mereka dan membawakan pesanan chocolate milkshake untuk mereka.

Aksa pun mulai serius mendengarkan curhatan sang sahabat dengan menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Oke oke, gue serius bawel." Sahut Aksa.

Zizi pun mulai membuka suara. Namun, Zizi dibuat terkejut dengan ekspresi wajah Aksa yang sedang memperhatikan dirinya.

"Eh ... biasa aja dong ekspresinya, nggak gitu-gitu juga kali, elu bikin gue salting aja, ingat ya! Semanis-manisnya elu gue nggak bakalan tertarik, playboy Empang!" sahut Zizi sambil mengerucutkan bibirnya. Aksa pun menuruti permintaan Zizi, dan ia pun duduk seperti biasa sembari menyandarkan punggungnya pada kursi.

"Iya iya, dasar cewek aneh, dilihatin cowok sekeren ini nggak mau, ya udah!" celetuk Aksa sambil merapikan rambutnya. Zizi pun cuma menyengir dan menepuk jidatnya sendiri.

Akhirnya, Zizi pun mulai menceritakan tentang apa yang terjadi pada dirinya.

"Gue bete, Kang!" kata Zizi sambil mengaduk-aduk minuman di depannya.

"Bete kenapa? Nggak biasanya elu pakai bete-bete segala," sahut Aksa sembari menyalakan rokok di tangannya.

"Nggak bete gimana, tahu nggak sih gue tuh mau dijodohin sama laki-laki yang nggak gue kenal, ya malas lah." Seru Zizi sambil memperhatikan Aksa yang sedang menyalakan rokoknya.

"Ya elah! Masih untung dijodohin sama laki-laki, daripada sama kambing." Sahut Aksa sembari menghisap rokoknya dan mengeluarkan asap nya dari mulut dengan santai.

"Dasar buaya cap kadal, gue tuh serius. Gue nggak mau lah dikawinin sama cowok yang nggak gue kenal, iya kalau dia cakep, tajir, keren, itu sih nggak apa-apa, lah yang gue takuti kalau dia udah tua, udah bapak-bapak gitu, ihh ogah lah, bisa nangis tiap malam gue." Mendengar ucapan dari sahabatnya, Aksa pun tertawa terbahak-bahak membuat Zizi pun merasa kesal.

"Eh malah ketawa, sumpah ya elu tuh, mau tuh rokoknya gue ganti obor aja, biar sekalian mekar tuh mulut!!" ucap Zizi sambil komat-kamit melihat sahabatnya yang justru menertawakan dirinya. Aksa pun berhenti tertawa dan kemudian berkata, "Kalau elu ngga mau kawin sama tuh cowok, mending kawin sama gue aja, mau nggak?"