"Berita apa yang kau bawa kali ini?" tanya seorang pria paru baya berkacamata yang sedang menyesap rokoknya.
"Paul Taylor dan Anastasia Fernandez akan menikah dua minggu lagi." Jawab wanita berambut hitam sebahu.
"Kerja bagus, Hana. Terus gali informasi dari Bianca. Aku berencana membiarkan pernikahan mereka berjalan dengan baik, setelah itu baru kita atur rencana untuk menghancurkan keluarga mereka." Pria itu melihat Hana yang tertunduk diam. Ia paham betul, keponakannya itu sedang menghadapi dilema karena akan mengkhianati sahabat baiknya. Mereka berdua bersahabat sejak kecil, bahkan hubungan mereka sudah seperti saudara.
"Kau memilih sahabatmu itu atau ayah dan kakakmu, Hana?" tanya pria itu, Hana langsung mendongak.
"Tentu saja ayah dan kakak Geon, Paman" Jawab Hana dengan mantap.
"Bagus, Hanna Smith. Sudah Paman katakan padamu, sedari kecil. Ikatan hubungan atas dasar cinta, hanya akan melemahkan kita." Tuturnya.
Pria paru baya itu adalah Larry Smith, paman dari Hana. Ia kehilangan adik laki-lakinya dan ponakannya, karena keluarga Taylor. Selagi ia masih hidup, Larry akan berusaha untuk menjatuhkan keluarga itu.
'Aku minta maaf, Bianca.'
.
.
.
Bianca sedang menemani bundanya ke butik untuk fitting baju pengantin. Tidak hanya dirinya, Lusy juga turut ikut hadir dan membantu calon ibu tirinya itu memilih baju pengantin dan untuk baju yang akan ia dan Bianca gunakan.
"Tolong tunjukkan koleksi gaun pengantin kalian tapi yang agak tertutup dan yang sederhana saja, jangan yang terlalu rame." Kata Bianca pada salah satu karyawan di butik itu.
"Rencananya mau ngundang siapa saja, Bun?" tanya Lusy, wanita itu memang sudah menerima Anastasia sebagai ibu sambungnya.
"Ayah kamu bilangnya lebih baik jika secara tertutup, jadi Bunda hanya mengundang kerabat kita saja." Jawab Anastasia.
Berapa karyawan datang membawa pilihan-pilihan gaun pengantin, Bianca dan Lusy langsung saja memilih beberapa pilihan untuk langsung dicoba oleh Bunda mereka. Akhirnya pilihan mereka jatuh kepada sebuah gaun yang sangat cocok dengan Anastasia. Namun karena ada beberapa detail yang perlu ditambah dan diubah, Anastasia pun menemui desainernya.
"Menurut kamu kita pakai gaun warna apa?" tanya Bianca.
"Aku sih suka warna apa saja... tapi kita juga harus cari warna yang disukai sama Abang." Jawab Lusy.
"Lucas suka warna apa?"
"Cuman ada dua warna yang ia sukai, hitam dan putih."
"Kita nggak mungkin kan pakai warna hitam... jadi pakai warna putih aja deh kalau begitu."
"Okey."
Kring...
Bunyi bel pertanda ada orang yang masuk ke butik itu, membuat Bianca menoleh ke arahnya. Di sana terlihat dua sejoli yang sedang memasuki butik. Kedua orang itu adalah Lucas dan seorang wanita yang memakai baju sexy di sampingnya. Wajah wanita itu tidak asing, sepertinya Bianca pernah melihatnya. Akhirnya ia teringat bahwa wanita itu adalah salah satu model terkenal, namanya adalah Gabby Douglas.
"Ambillah yang kau sukai." Ujar Lucas pada wanita itu yang tak lain adalah Gaby. Ia tersenyum senang dan mengecup pipi Lucas.
"Untuk apa Abang datang kesini membawa wanita itu?" tanya Lusy dengan nada kesal. Bianca tidak tertarik dengan percakapan kedua adik kakak itu, ia memilih menyibukkan diri dengan melihat-lihat gaun.
"Ayah menyuruhku untuk memilih jas, karena aku sedang bersama dia jadi sekalian aku mengajaknya." Jawab Lucas sambil mengelus-elus perut besar milik Lusy.
"Terserah Abang... aku mau milih gaunku."
"Lusy..." Lucas memanggil adiknya yang sedang merajuk, namun wanita itu melenggang pergi tanpa menyahuti panggilan darinya. Lusy memang tidak menyukai hubungan Lucas dan Gaby, wanita itu menentang dengan keras jika abangnya memilih serius dengan model itu.
Gabby sedang fokus memilih dua pilihan tas branded di hadapannya, hingga akhirnya memutuskan mengambil dua-duanya. "Kalau bisa dua, kenapa harus satu?"
Ia beranjak ke tempat gaun dan ia melihat Bianca yang sedang memilih gaun. Bianca sesekali tersenyum melihat gaun-gaun yang sangat cantik namun saat melihat harganya yang sangat mahal, ia mengurungkan niatnya.
"Ibumu akan menikah dengan orang terkaya di negeri ini dan kau masih membeli sesuatu dengan mengkhawatirkan harganya?" Gabby tersenyum miring sambil memandangi punggung Bianca. Gadis itu menghela napas sejenak dan berusaha untuk tidak memperdulikan wanita itu.
"Bahkan orang miskin juga harus membiasakan diri untuk hidup seperti orang kaya. Aku sarankan kau harus betul-betul memanfaatkan keadaan saat ibumu telah berhasil merayu orang terkaya di negeri ini." Lanjutnya.
"Kalau hanya untuk kaya, aku tidak mengijinkan Ibuku untuk menikah. Walaupun kami miskin tapi kami tidak hidup bergantung pada seorang pria, apalagi sampai menjual diri kami." Jawab Bianca sambil membalik tubuhnya, iris Hazel milik mereka berdua saling menatap.
"Kau membicarakan tentang aku atau ibumu hah?" tanya Gabby, wajahnya agak memerah karena menahan kekesalan. Ia tahu wanita di hadapannya itu membicarakannya.
"Sayang sekali... kau hidup sangat mewah tapi otakmu sangat bodoh. Sudahlah... bukannya kau harus mencari barang mewah lainnya? nanti waktunya habis loh... terus kau akan menyesal karena lupa pilih yang lainnya." Ujar Bianca sambil mengambil gaun pilihannya dan pergi dari hadapan Gabby yang terlihat sangat kesal.
Bianca menghampiri Lusy yang sepertinya sudah mendapatkan gaunnya, ia melewati Lucas namun sama sekali tidak melirik pria itu.
"Kau sudah menemukan gaun mu?" tanya Bianca. Lusy mengangguk namun terlihat kesal dan tidak semangat.
"Ada apa hm? kita tungguin bunda selesai, habis itu kita makan ice cream sama-sama." Lusy yang tadinya terlihat cemberut langsung saja tersenyum senang, Bianca sangat mengerti dirinya. Walaupun mereka seumuran, terkadang Lusy merasa Bianca seperti seorang kakak baginya.
...----------------...
Waktu pernikahan Paul Taylor dan Anastasia Fernandez terhitung dua hari lagi. Bianca dan ibunya sedang memindahkan barang-barang mereke ke kediaman Taylor.
"Ini kamar anda, Nona." Kata seorang pelayan sambil menunjukkan kamar yang akan di tempati oleh Bianca.
"Terimakasih. Kamar di sebelah punyanya siapa ya?" tanya Bianca, karena di lantai tiga ini hanya terdapat dua kamar dan beberapa ruangan lainnya seperti perpustakaan, musik, dan lainnya.
"Ini ruangan Tuan Muda Lucas, Nona. Namun Tuan Muda jarang pulang, jadi memang lantai tiga agak sepi."
"Oke baiklah... sekali lagi terimakasih ya."
"Apa perlu saya bantu untuk memindahkan barang-barang lainnya, Nona?"
"Terimakasih atas tawarannya, tapi saya bisa sendiri kok. Lagian barang-barang saya tidak banyak." Pelayan itu pun tersenyum dan pamit undur diri, Bianca pun masuk ke dalam kamar barunya itu. Ia menaruh semua barang-barangnya hingga selesai, setelah itu seorang pelayan memanggilnya untuk makan siang bersama.
Di meja makan telah ramai, terdapat beberapa keluarga Taylor lainnya, yang turut ikut makan siang bersama. Paul Taylor memiliki seorang adik perempuan yang bernama Renata Newton dan suaminya yang bernama Jason Newton. Jason Newton memimpin beberapa perusahaan anak cabang dari Taylor Company. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Jonathan Newton yang merupakan sekretaris dari Lucas.
Sepanjang mereka sedang makan, suasana sangat tenang hanya terdengar suara piring dan sendok yang saling bersentuhan. Setelah makan mereka melanjutkan mengobrol mengenai persiapan pernikahan dan tentang perusahaan.
"Apa orang kaya hanya membahas ini? sangat membosankan!" batin Bianca.
"Kalau Bianca kuliah jurusan apa?" tanya Renata.
"Hah? ak.. aku jurusan pariwisata." Bianca tergagap karena sedang melamun dan tiba-tiba di tanya oleh tantenya itu.
"Benarkah? Jonathan dulu juga mau sekali masuk jurusan itu, hanya sayangnya ayahnya bersikeras memasukannya ke jurusan lain. Apa yang membuat kamu begitu tertarik dengan pariwisata?"
"Aku suka traveling, jadi aku berpikir pasti menyenangkan jika bekerja yang berkaitan dengan apa yang kita suka."
"Aku juga suka traveling, pasti menyenangkan kalau jalan-jalan terus dipandu sama Bianca." Ujar Lusy.
Mereka lalu mulai bercerita mengenai banyak hal, sedangkan hanya Jonathan yang sangat pendiam. Bianca yang awalnya hanya menjawab seadanya perlahan-lahan mulai banyak berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments