Setelah mendengar cerita dari suaminya, Rianti segera keluar menemui Lisa.
"Pagi mbak, ada apa ya, kenapa mbak dari tadi saya perhatikan, berdiri terus didepan rumah saya, sampai anjing saya jadi mengonggong terus!" Rianti sengaja menegur Lisa dengan suara keras.
"Ini rumah bapak Didikan, anda siapa, saya baru melihat anda?" Dengan angkuh Lisa balik bertanya.
"Mbak ada perlu dengan suami saya, kenapa mbak dari tadi tidak memencet bel, kanbisa saya bukakan pintu untuk mbak!" satu-satu karyawan Rianti yang datang memberikan isyarat, supaya Rianti tidak membukakan pintu untuk Lisa.
"Ibu di panggil bapak bu" nunu menarik tangan bosnya.
Hari ini Didi sengaja tidak pergi ke kantor, dia beralasan sakit pada atasannya, padahal dia tidak bisa bekerja dengan tenang, kalau Rianti marah.
"Mas kita makan siang dulu yuk" Rianti membangunkan Didi, yang sejak tadi pagi hanya tidur saja.
"Iya maafkan aku ya sayang, aku memang salah" lagi-lagi Didi memeluk istrinya, dan memohon maaf, kasih sayang Didi begitu besar pada Rianti begitu juga dengan Rianti.
"Mas aku mau kasih kejutan sama kamu" Rianti memberikan sebuah amplop yang berisi sebuah benda didalamnya.
"Apa ini?" Didi membuka amplop itu, betapa gembiranya, setelah dia melihat benda itu, ternyata saat ini Rianti sedang hamil lagi.
"Ha..ha.. aku akan punya anak lagi, Dimas mau punya adik, terima kasih sayang" betapa gembira hati Didi, ternyata Rianti hamil lagi.
"Mulai saat ini aku akan semangat kerja, aku harus nabung uang untuk kedua anakku" Didi tak henti-henti menciumi pipi Rianti.
Sejak siang tadi Dimas-anak Rianti menangis, meski sudah dibujuk namun tetap saja tak mau diam, sampai-sampai Rianti pusing dibuat nya.
"Nunu tolong Dimas tidurin-nu, saya jadi pusing, mana kerjaan banyak banget." Nunu mengambil Dimas dari gendongan Rianti.
Pesanan kosmetik dari pelanggan Rianti semakin banyak, malah beberapa artis terkenal pun ikut bekerja sama dengan Rianti, agar kosmetik yang dibuatnya laku keras.
"Mbak Rianti makasih ya, sudah mau kerja sama dengan saya, kita berfoto dulu yuk mbak, nanti pajang ya mbak, biar orang tau kalau kosmetik yang mbak jual buatan artis terkenal."
Suatu kebanggaan tersendiri, untuk Rianti mempunyai teman usaha seorang artis.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tidak biasa Didi, belum juga pulang dari kantor, Rianti berusaha menghubungi lewat ponsel, namun tidak tersambung, dan diapun mengulangnya beberapa kali, namun tetap tidak tersambung.
"Aduh mas, kemana sih kamu, kok sampe malam gini belum juga pulang?"
Kegelisahan Rianti semakin menjadi, karna jam sudah menunjukkan tengah malam, tapi suaminya belum juga pulang.
"Nak bangun, kok kamu tidur di sini?" Seperti biasa bu Diman sudah bangun pagi-pagi sekali.
"Ya bu, aku menunggu mas Didi bu, sampe sekarang kok belum pulang juga."
"Dia tidak telpon kamu?"
"Tidak malah dihubungi saja nggak bisa."
"Wa'la kemana lagi tuh anak, ya sudah kamu istirahat dulu dikamar, biar ibu yang tunggu dia."
Rianti sibuk menelpon kekantor, namun pihak kantorpun mengatakan, kalau suaminya sedang sibuk
"Ya ampun mas, ya sempatin sebentar kek telpon aku."
Rianti menarik napas panjang, dia berusaha berpikir positip tentang suaminya, dan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang semakin hari semakin banyak saja.
Tidak ubahnya Rianti, ketiga orang tua Riantipun ikut gelisah, karna sampai sore hari Didi belum ada kabar, dan tidak ada tanda-tanda pulang dari kantornya.
"Nak kamu sudah telpon suamimu lagi?"
"Sudah pak, tapi stap kantor selalu bilang, kalau mas Didi sedang sibuk, biar besok Rianti coba kekantornya pak."
Malampun semakin larut, namun Didi belum juga pulang, dengan lelah Rianti menuju kamar, dan tertidur lelap.
Sebelum pergi Rianti menyusun semua pekerjaan, dan menyerahkan kepada karyawan, dan diapun bergegas pergi kekantor suaminya.
"Maaf bu Rianti, kami sebelumnya tidak sempat memberi kabar kepada ibu, kalau pak Didi dipindah tugaskan, karna ini sangat mendesak sekali, bos perusahaan menginginkan pak Didi bertugas di luar negeri, dan gaji pak Didi setiap bulan, akan ditransfer kerekening ibu Rianti."
Dengan hati sedih Rianti meninggalkan kantor, tidak abis pikir kenapa DIdi pergi begitu mendadak, tampa memberi kabar terlebih dahulu, dan satu bajupun tidak ada yang dia bawa, selain yang dipakai.
Pak Diman tidak bisa berbuat apa-apa, dia tidak begitu mengerti soal pekerjaan anaknya, dia hanya menuruti apa kata menantu saja, yang begitu sayang dan perhatian.
Pak Diman selalu teringat sewaktu masih hidup dikota kecil, dimana Rianti dan Didi tumbuh bersama dalam satu asuhan, beda halnya dengan bu Joko, dengan sedih dia harus menerima Rianti, kembali hidup sendiri, jauh dari suami, dalam keadaan sedang hamil.
"Kamu yang sabar ya nak, jangan takut, ibu dan bapak akan selalu menjaga kamu dan anak-anakmu, kita doakan saja, semoga suamimu disana selamat."
Rianti hanya terdiam, saat ketiga orang tuanya menguatkan hati, dia tidak tau harus bagai mana, selain melanjutkan kehidupan bersama mereka, dan dengan kedua anak, yang saat ini, satu masih dalam kandungan.
Dimas memeluk mamanya, dia seperti tau apa yang sedang Rianti rasakan saat ini, dengan senyuman manis, Dimas mencoba menghibur, itu membuat hati Rianti sedikit lega, karna yang membuat hatinya kuat, adalah:bila Rianti melihat buah cintanya dengan Didi.
"Maaf kan mama ya sayang, kalau mama suka marah sama kamu."
Cucuran air mata Rianti, melegakan hatinya yang sesak,
dia sudah tidak dapat menahan kesedihan, meski berusaha agar tidak menangis didepan anaknya ketiga orang tuanya pun ikut
menangis juga.
Rianti tidak ingin larut dalam kesedihan, malam ini dia membawa mereka makan malam di luar.
"Nu tolong gantikan pakaian Dimas, malam ini kita makan malam di luar saja, ibu dan bapak juga, mah ganti pakaiannya dulu."
Rianti membawa keluarganya, kemal yang tidak begitu jauh dari rumah, dia sengaja supaya Dimas bisa bermain disana, dan melupakan kesedihannya.
Dengan uang yang dia peroleh dari hasil usaha dan gaji suaminya, Rianti membahagiakan mereka, diapun membelikan pakaian yang indah agar mereka bahagia.
Lambat laun kesedihan mulai memudar, mereka sudah dapat menjalani hidup dengan normal, tahun ini Dimas sudah mulai masuk kesekolah Tk, setiap hari Rianti harus mengantar-jemput dia.
"Bu tadi saya melihat orang, yang wajahnya seperti bapak, tapi dia di dalam mobil." Nunu melihat mobil berwarna hitam berhenti di seberang sekolah Dimas.
"Ah kamu salah liat kali Nu, mungkin cuma mirip"
Hampir setiap hari mobil hitam itu, melintas didepan sekolah, dan selalu berhenti sebentar diseberang jalan, saat Nunu memperhatikan mobil itu, mobil itupun langsung berlalu dari sana, itu membuat Nunu-pembantu Rianti jadi penasaran, karna setiap hari dialah yang menjaga Dimas.
Sesekali Nunu sengaja berdiri diseberang jalan, dia ingin memastikan, apa kah mobil itu akan berhenti, bila dia berdiri disitu, benar saja, kalau Nunu berdiri disitu, mobil itu tidak akan berhenti.
"Bu anehkan, kalau saya berdiri disitu, pasti mobil itu tidak berhenti, saya takut orang itu mengincar den Dimas bu, habis dia selalu memperhati kan kita terus."
"Ya sudah, biarkan saja, yang penting kamu waspada terus."
Riantipun terbawa oleh omongan Nunu, dia meminta seorang satpam sekolah untuk membantu mengawasi anaknya.
Dogi anjing piaraan Rianti tidak berhenti mengonggong, namun setiap pak Diman keluar memeriksa, anjing itupun berhenti.
"Ada apa sih pak, kok si dogi ngegonggong terus?"
"Bapak periksa nggak ada apa-apa, bapak juga heran."
Biasanya seekor anjing akan mengonggong, bila dia melihat sesuatu, Rianti penasaran, dia mencoba keluar, tapi seperti halnya pak Diman, diapun tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Kalau saja anjing itu bisa bicara, mungkin dia akan mengatakan. sesuatu yang dia lihat tadi.
"Heran setiap malam pasti dogi menggonggong terus, tapi kalau aku keluar, dia pasti berhenti, sebenarnya ada apa sih?"
"Kalau ada yang mencurigakan pasti satpam komplek kita sudah menangkapnya, tapi ini biasa-biasa aja, seperti nggak ada apa-apa."
Pak Diman mencoba mencari tau kepada satpam komplek, mungkin mereka melihat sesuatu yang mencurigakan di depan rumah, karena dogi-anjing peliharaannya kerap kali menggonggong.
Namun satpam komplekpun tidak pernah melihat hal yang mencurigakan, apa lagi itu didepan rumah Rianti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Airhujan
Bagus ceritanya ka
2023-02-01
1