"Ayah,Arum berangkat ke sekolah dulu yaa."pamit Arum pada ayah nya
"Rajin-rajin yaa sayang belajarnya,dan hati-hati dijalan."ucap sang ayah dengan senyum bahagia melihat putrinya yang kini sudah tumbuh besar.Putri yang dia rawat sepenuh hati,yang harus piatu sejak lahir.Istrinya yang tercinta meninggal setelah beberapa jam melahirkan putri semata wayangnya.
Perawakan tubuhnya sempurna mirip sang ibu,itulah Arum.Setiap melihat Arum,Johan selalu terkenang dengan istrinya.Itu sebabnya,dia betah menduda.Dan membesarkan anaknya dibantu baby sitter.
Setelah anak nya masuk ke mobil dan di antarkan supir,Johan pun bergegas bersiap-siap menuju ke kantornya.Dia adalah pengusaha terkenal saat ini.Dulu dia adalah rakyat biasa,untuk membawa sang istri ke rumah sakit waktu melahirkan pun dia tak mampu.Ketidakberdayaan nya itu lah membuat penyesalan yang begitu dalam menerpa dirinya.
Karena dirinya yang miskin, istrinya tidak dapat tertolong.Andai saja waktu itu dia kaya, mungkin istrinya masih mendampinginya saat ini.Namun,itu semua harus dia kubur dalam-dalam.Menyisakan kenangan yang penuh luka.
Bertahun-tahun dia bekerja keras,hingga akhirnya dia sukses menjadi pengusaha terkenal.Semata-mata itu semua dia curahkan kepada putri tercinta.
Namun, kebahagiaan itu hanya sebentar.Karna keegoisan nya,dia menentang keinginan sang anak.Yaitu pernikahan yang diinginkan Arum,menikah dengan Fandi.Pemuda miskin yang hidup di desa,dia takut anak nya menderita.Seperti yang dia rasakan dahulu.
Dia akan menjadi wali nikah Arum,namun Arum harus pergi dari rumah ini.Karena sang putri begitu keras menentang nya, akhirnya dia mengusir anak yang dia sayangi sedari kecil.
*********
Teringat itu semua,membuat Johan tergugu menahan tangis.Anak kesayangannya harus menderita,dan andai saja saat itu dia tidak mengusir putri nya.Mungkin saat ini putri nya masih ada di dunia ini.
"Arumm...huuhuuhuu.....hiks...hiks.. Maafkan ayah nak,ayah begitu kejam padamu."
Tiba-tiba Johan terdiam,lalu dia bergumam."Aku tidak akan membiarkan kalian hidup damai,kematian harus dibalas dengan kematian.Agar kalian tahu bagaimana rasanya kehilangan."ucap nya membara
Lalu dia mengambil kemenyan,lalu memasukkan ke dalam wadah yang sudah dia persiapkan seperti biasa.Kemudian dia memanggil roh anak nya.
Angin malam berhembus begitu kencang, seakan-akan ikut merasakan apa yang sebentar lagi akan terjadi.Sosok kuntilanak itu terbang menuju ke sebuah perkampungan.Dimana saat ini semua penduduknya sudah banyak tertidur.
"Hihihi.......huuuuhuuuuhuu......anak ku sayang,dimana kamu nak.....hihihi... huuhuuhuu....hik...hiks...hiks.....",
"Suara apa tuh bang,seperti ada yang menangis di luar rumah."tanya seorang wanita pada suaminya yang masih rebahan di atas ranjang
"Mungkin suara angin,dah lah.Aku mau tidur,jangan kau ganggu pula aku ini."ucap suaminya membentak
"Astaghfirullah.". Istrinya hanya bisa beristighfar
Namun,karena masih penasaran dengan suara tadi.Perlahan wanita itu beranjak dari situ,menuju ke arah suara tadi.Lalu dia menyibakkan tirai,dia melihat dari balik kaca.Seorang wanita duduk membelakangi nya.Wanita yang dia lihat memakai pakaian serba putih dengan rambut terurai.Terlihat sekali wanita itu terisak menangis, tiba-tiba saja wanita berbaju putih itu memutar kepalanya.
"Arrggghh se....tan."ucap wanita didalam rumah itu kaget lalu pingsan
*********
Tok.tok
"Pak kades,pak kades."teriak seseorang dari luar
"Siapa sih pak malam-malam begini teriak, mengganggu saja."gerutu Bu kades
"Bapak gak tau Bu,coba kita periksa dulu."ucap pak kades
"Sudah jam 03.00 WIB subuh pak."
Lalu pak kades keluar dan membuka pintu rumahnya.
"Ada apa Gus?"tanya pak kades
"Anu pak kades,si Agung......dia ..."ucap nya setengah-setengah
"Kenapa dengan agung?"
"Dia ditemukan tewas dalam semak belukar."
"Apa? Kok bisa! "
"Kami juga tidak tau mengapa pak, dilehernya membiru seperti bekas di cekik."Bagus menjelaskan semuanya
"Sekarang dimana mayatnya?"
"Sudah dibawa ke rumah nya pak."
"Yasudah,kamu duluan saja.Nanti aku menyusul kesana."
"Baik pak."
*********
"Agung,kenapa kamu harus pergi secepat ini.huhuhu....."ucap sang ibu
Sedangkan bapaknya agung langsung mengambil parang beserta sarung nya.Lalu dia membawa nya keluar.
"Aku akan membalas perbuatan orang yang membunuh anak ku."ucap nya dengan penuh amarah.
"Sabar pak Danu."
"Iya pak."
"Tidak bisa,orang itu harus membayar perbuatannya.Bagus,antarkan saya ke tempat kalian menemukan Agung tadi."
"Tapi pak,"
"Cepat antarkan saya,atau leher kamu yang saya gorok."ancam nya
"Ba..baik pak."
Lalu mereka pergi bersama penduduk yang lain juga.Sekitar lima orang mengikuti Danu.
"Hei,keluar kamu.Berani sekali kamu membunuh anak ku."teriak Danu
"Hihihihihihihi..... huuuuhuuuuhuu....hiks...hiks dendam harus dibalas dengan dendam hiks...hiks...."ucap seorang wanita dengan tangisan dan tawa nya
"Siapa kamu,dendam apa yang kamu maksud?"tanya Danu pada sosok yang membelakangi nya itu
"Pembakaran,pembakaran 20 tahun silam hiks..hiks.."ucap wanita itu lagi lalu dia berbalik
"Ka...kau...kau Arum."tanya Danu terbata-bata
"Hikhikhikhik......"
Lalu sosok kuntilanak itu terbang meninggalkan Danu dan yang lain.
"Tidak mungkin,tidak mungkin."Danu menggumam,teringat dia akan perbuatannya yang ikut membakar rumah dengan orang-orang nya,beserta penduduk setempat 20 tahun silam.
*********
Malam ini,setelah seminggu kematian Bi Inah.Argana menyiapkan pakaian nya,lalu memasukkan kedalam tas nya.Argana mengambil foto dia waktu kecil bersama bi Inah dan Rizal.Lalu memasukkan nya juga ke dalam tas nya.
Banyak kenangan indah saat-saat bersama bi Inah,orang yang dia anggap ibu sedari kecil.Begitu pula Rizal, laki-laki yang dia anggap kakak kandung.Namun kini dia tahu,bahwa mereka tidak ada hubungan darah dengannya.Walaupun begitu,mereka tetap lah keluarganya.Tanpa mereka,dia tidak bisa sebesar ini.Mungkin dia sudah mati bersama ayah dan ibunya.
Tok tok .....
"Arga..."panggil seseorang dari luar kamarnya
"Iya, sebentar."sahut Argana,lalu dia beranjak dari kasurnya dan membuka pintu.
"Ada apa bang?"tanya nya
"Ada yang ingin Abang bicarakan dengan kamu dek,abang tunggu diruang tamu."
"Iya bang."
*********
Lalu mereka menuju ruang tamu,dan disana sudah ada istri Rizal.Kemudian mereka pun duduk,dan hening beberapa menit.
"Arga,kamu yakin ingin menemui kakek mu besok?"tanya Rizal
Argana mengangguk,lalu dia menjawab "iya bang,dia adalah keluarga satu-satunya yang aku punya saat ini selain kalian."
Rizal membenarkan ucapan Argana,walau bagaimanapun Argana berhak mencari kakeknya.
"Baiklah jika itu keputusan kamu,abang doakan semoga kamu secepatnya berjumpa dengan kakek mu."
"Aaamiiinnn."
"Satu hal yang abang pinta sama kamu,jangan kamu lupakan kami dimana pun kamu berada."ucap Rizal dengan menahan air matanya
Argana mendekati Rizal, "Jangan ngomong begitu bang,bagiku kalian keluarga ku dari dulu sampai sekarang.Jika tidak ada emak dan Abang waktu itu, mungkin aku sudah ikut ayah dan ibuku dalam peristiwa mengerikan itu."ucap Argana menahan sedih nya
"Mari kita ikhlas yaa ga, walaupun semuanya terasa berat."ucap istri Rizal
"Iya kak."
Setelah puas berbincang-bincang diruang tamu, akhirnya mereka istirahat dikamar masing-masing.
*********
Pagi harinya,keluarga Rizal duduk berkumpul dimeja makan.Menyantap hidangan yang telah disajikan, masakan buatan Khadijah,istri Rizal.
Selesai makan,Argana pamitan pada Rizal dan yang lainnya.Kemudian dia duduk di motornya,lalu menghidupkan mesin motornya.Setelah menatap mereka dan rumah dimana tempat dia dibesarkan.Akhirnya Argana pergi dari halaman itu.
Beberapa jam kemudian, akhirnya Argana tiba di tempat yang dia cari.Terlihat rumah megah dan mewah,'apa benar ini rumah kakek ku?'ucapnya dalam hati
"Permisi,apa benar ini rumah Johan Mahendra?"tanya Argana pada satpam yang berjaga disana.
"Iya betul,anda siapa yaa?"tanya satpam itu balik
"Saya cucunya, bolehkah saya bertemu dengan beliau."
Satpam itu memandang Argana dari atas sampai bawah.Sedangkan Argana bingung di tatap seperti itu,lalu dia melihat dirinya sendiri.Apa mungkin karena dia tidak memakai pakaian mewah? Itu sebabnya satpam itu meragukan kalau dia cucu dari Johan Mahendra.
"Pak, bisakah saya bertemu dengan beliau?"tanya Argana lagi
"Ohh iya,tunggu sebentar."
Lalu satpam itu masuk kedalam rumah dan memanggil tuan nya.Tak lama kemudian,muncul satpam tadi bersama pria tua yang masih keliatan gagah.
*********
"Apa benar kamu cucu saya?"tanya Johan pada Argana
Setelah dia melihat anak muda itu,Johan tercekat saat mata anak muda itu menatapnya.Tatapan yang sama dengan tatapan putri kesayangannya.Yang kini telah pergi mendahului nya menghadap sang maha kuasa.Diam-diam dia berharap jika anak muda itu benar-benar cucunya.
"Iya pak,apakah perlu bukti.Saya cuma punya bukti ini,foto ibu saya dan kakek."ucap Argana lalu memberikan selembar foto Ibunya,Arum bersama Johan.
Lalu Johan menerima foto itu dengan tangan bergetar, seketika air mata nya luruh.Foto dia bersama anaknya saat setelah kelulusan SMA.
"Pak,pak Johan."panggil Argana
"Ahh iya,"sahut Johan lalu memeluk Argana "ternyata kamu memang cucuku,sedari memandang kamu tadi aku yakin kalau kamu adalah cucuku."ucapnya terisak dan Argana membalas pelukan sang kakek
"Pak,"ucap Argana
"Jangan panggil pak nak,panggil kakek yaa.karena kamu adalah cucu ku satu-satunya."pinta Johan pada Argana
"Iya kek."
*********
BERSAMBUNG
See U 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments