DENDAM YANG MEMBARA
Disebuah desa hiduplah sepasang suami istri,saat ini mereka sangat bahagia.Karena sang istri tidak lama lagi akan melahirkan anak mereka yang pertama.
Didesa itu hanya beberapa rumah yang mempunyai listrik.Pohon-pohon besar pun masih banyak tumbuh,hingga jika malam menambah kesan menyeramkan.
Rumah-rumah pun jaraknya tidak dekat.
"Mas,aku gak sabar lagi menunggu kelahiran anak kita."ucap sang istri pada suaminya.
"Mas pun juga gak sabar sayang."jawab suaminya dengan lembut
"Kok makin malam makin dingin yaa mas,mana hujan nya gak berhenti lagi."tutur wanita itu
"Emang adek kedinginan?"tanya sang suami
"Iya mas."jawab istrinya dengan manja
"Sini mas peluk."
Lalu pasangan suami istri itu berpelukkan.
"Mas,kok perut ku mules gini yaa.Allahuakbar,yaa Allah darah mas."ucap wanita itu ketika melihat darahnya keluar dari kewanitaan nya.
"Sepertinya kamu mau melahirkan dek,kamu tunggu sebentar yaa.Mas mau jemput bidan dulu,sabar yaa. Assalamualaikum."pamit sang suami
"Waalaikumsalam."lirih wanita itu
*********
Sembari menunggu sang suami,tidak henti-hentinya wanita itu berdzikir menyebut asma Allah.
"Yaa Allah, berikan lah hamba kemudahan dalam melahirkan ini yaa Allah.Tiada daya dan upaya,hanya kepada mu lah hamba berharap."lirih nya
Sedangkan sang suami tergesa-gesa menuju rumah bidan kampung.Rumah nya berada diujung desa,dengan membawa sebuah obor akhirnya dia sampai.
Tok... tok...tok...
"Assalamualaikum,bi Inah."
"Waalaikumsalam."
Klik,pintu pun terbuka.
"Ada apa nak Fandi malam-malam kesini,udah jam 23.00 WIB ini."ucap bidan kampung
"Bi ayok ikut aku,istri ku mau melahirkan.Saat ini dia sendirian dirumah."pinta Fandi
"Yaa Allah,kasian istri mu nak.Ayo cepat!"
Tidak lama kemudian, akhirnya mereka sampai.
"Mas,aku gak kuat mas.Yaa Allah, Allahuakbar,",lirih nya pada sang suami,sedangkan sang suami langsung memberi kekuatan pada istrinya dengan memegang tangan itu.
"Sabar yaa nak, bismillahirrahmanirrahim.Terus berdzikir dan menyebut asma Allah yaa nak."ucap bidan itu
"Bang,akhh.....ahh...... Allahuakbar......"
"Owek......owekkkk......"
Bayi itu pun lahir,tepat pada malam Jum'at Kliwon pukul 00.00 WIB
Terdengar tangisan bayi dirumah itu.
"Alhamdulillah, bayi kalian laki-laki nak.Selamat yaa nak Fandi dan nak Arum."
"Masya Allah anak kita sayang."ucap Fandi pada istrinya
"Tampan sekali putra kita mas,Masya Allah."
*********
Baru saja Arum melahirkan, tiba-tiba terdengar gedoran dipintu luar.
Braakkk.....Braaakkkk.....Braaakkkk
"Fandi,keluar kau."teriak seseorang dari luar rumah
"Siapa itu mas,kenapa teriak-teriak begitu."tanya Arum pada suaminya
"Entahlah,mas juga tidak tau dek,tunggu sebentar.Biar mas lihat keluar dulu.Bi Inah,aku titip anak dan istri ku yaa."
"Iya nak."
Lalu bergegas Fandi menuju ke luar dan dia pun membuka pintu rumahnya.
"Nah ini dia biang kerok nya yang menyebabkan anak ku kena santet dan meninggal."ucap pria berumur 35 tahun dengan muka beringas
"Astaghfirullah, maksudnya apa ini bapak-bapak.Aku tidak mengerti apa yang kalian maksud."tanya Fandi dengan muka bingung
"Kami disini ingin menegaskan, bahwa kau harus membayar apa yang telah kau lakukan."
"Tapi salah ku apa pak?"tanya Fandi lagi
"Kau gak dengar apa yang pak Badar katakan tadi, bahwa kau telah menyantet anak nya."teriak seseorang yaitu Bima.Orang yang selama ini sangat membenci Fandi,karena Arum lebih memilih Fandi yang sholeh daripada dia.
"Fitnah,aku tidak pernah melakukan itu semua.Demi Allah,"ucap Fandi dengan penuh keyakinan
"Halah,gak usah banyak drama.Orang seperti dia harus segera dibasmi,bakar saja."teriak Bima
"Iya bakar saja."teriak penduduk
*********
"Bi tolong bawa anak kami dan segera lah keluar dari rumah ini lewat belakang.Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan nya."ujar Arum pada bidan itu
"Tapi nak,"
"Fitnah di luar itu tidak bisa dielak lagi,Ntah siapa yang telah berbuat kejam pada kami.Padahal kami baru saja merasakan bahagia dengan kelahiran putra kami.Namun Allah berkehendak lain dengan memberikan kami cobaan.Sebelum itu, aku akan memberikan anak kami sebuah nama.Yaitu Argana Farid Ibrahim,ingat yaa bi ini nama anak kami.Tolong jaga dan besarkan anak kami."ucap Arum panjang lebar sambil mendekap anak nya dengan erat dan menangis.
Setelah puas menyusui sang anak,Arum pun perlahan berdiri.Sedangkan bidan itu hanya terdiam bingung sedari tadi.
"Apalagi yang bi Inah tunggu,cepat tinggalkan rumah ini dan bawa anak kami.Suatu hari nanti, ceritakan semua kejadian ini pada putra kami jika dia sudah berusia 20 tahun."lirih Arum
Setelah melihat bi Inah keluar membawa anaknya,dia pun menuju keluar rumah menemui suami nya dan penduduk.
"Nah,itu istrinya.Pasti mereka bekerja sama.Ayo, kurung mereka dirumah ini,lalu bakar."titah penduduk
Setelah mengunci rumah Fandi dan menyirami rumah serta sekelilingnya dengan mengurung pasangan suami-istri itu.Lalu mereka membakar nya.
"Yaa Allah mas,kejam sekali mereka memfitnah kita,aku Tidak akan rela mati seperti ini."gumam sang istri dipelukan suaminya
"Sabar yaa dek,suatu hari mereka akan merasakan apa yang kita rasakan.Kita hanya bisa berpasrah pada Allah."
Dikejauhan seorang wanita berdiri berlindung dibawah pohon beringin yang tinggi besar.Sambil membawa seorang bayi,wanita itu tidak lain adalah bi Inah.
Miris sekali yang dia lihat, "kejam sekali mereka pada kalian berdua nak."lirih Bi Inah
Lalu dia beranjak pergi dari sana.
Api pun semakin tinggi melahap rumah itu.
Malang tak dapat ditolak,untung tak dapat diraih
Hingga rumah itu terbakar ludes.
*********
Cuaca yang awal nya memburuk karena hujan,kini teduh sebelum pembakaran itu.Dan membuat mereka makin bersorak kegirangan, karena telah berhasil melenyapkan orang yang mereka anggap bersalah,padahal tidak.Jahat sekali mereka.
Setelah puas melihat api yang melahap rumah beserta penghuni yang tidak berdosa itu, akhirnya mereka bubar kecuali Bima seorang.
Bima tersenyum puas, akhirnya orang yang dia benci merasakan rasa sakit hatinya.Dia teringat saat masa sekolah,waktu dia dan Fandi pernah mengungkapkan perasaan mereka pada Arum didepan semua orang.Akhirnya Arum memilih Fandi daripada Bima.Hal itu lah yang membuat Bima sakit hati.
"Akhirnya dendam ku terbalaskan,mati lah kalian bersama anak kalian."ujarnya
Setelah itu dia pergi dari tempat itu.
Sedangkan Bi Inah dirumah,sambil menggendong putra dari pasangan suami istri yang dibakar itu.Sedang berusaha menenangkan bayi malang itu.
"Cup cup, bocah lanang jangan menangis terus."ucapnya pelan
"Owekkkk.....oweeekkk...."
Bagaimana bayi itu tidak sedih,sedari tadi hanya minum susu pengganti ASI.Itu pun dia tidak puas menyusu,padahal baru saja dia merasakan ASI sang ibu.Namun tuhan berkehendak lain.
"Kau harus tenang cah Lanang,kau harus tumbuh kuat supaya kau bisa membalas perbuatan mereka.Karena mereka telah membuat kau jadi anak yatim piatu."ujar Bi Inah
Setelah berucap seperti itu, seolah-olah bayi malang itu merasakan apa yang Bi Inah katakan.Mata nya pun mengedip perlahan,hingga akhirnya bayi itu tertidur.
*********
Keesokkan harinya,Bi Inah terbangun lebih cepat karena rengekan putra dari Arum dan Fandi.Bergegas Bi Inah membuatkan susu untuk bayi itu.Setelah puas minum susu, akhirnya bayi itu tidur lagi.
Bi Inah mengambil ponsel jadulnya,dan menelpon putra kesayangannya yang saat ini tinggal dikota.
Tuuuttt.....tuuutttt..... tuuutttt.
"Assalamualaikum Mak,ada apa?"
tanya seseorang diseberang sana
"Waalaikumsalam, Rizal kamu bisa pulang gak hari ini."tanya Bi Inah pada putranya
"Emang ada apa mak,emak sakit?"
tanya sang anak lagi
"Emak mu ini sehat,cuma ada sesuatu yang penting namun sulit dikatakan di ponsel ini.kamu bisa kan pulang nak."pinta Bi Inah
"Yaudah, Rizal siap-siap dulu mak. Assalamualaikum."
ujar Rizal putra Bi Inah
"iya, waalaikumsalam."
Tut.
Panggilan pun berakhir.
*********
Sebuah motor berhenti didepan rumah Bi Inah.
Owekkkk owekkkk
Hah,kok ada tangisan bayi dirumah Mak.fikir Rizal
"Assalamualaikum mak."teriak Rizal
"Waalaikumsalam masuk Zal."
Lalu Rizal pun masuk kedalam dan dia melihat emaknya menenangkan seorang bayi.
"Mak,kapan emak punya anak?"tanya Rizal
"Dasar bocah gendeng,Mak kau ini gak punya laki lagi darimana datangnya anak.Wong tua gini."gerutu sang emak
"Hahaha kali aja emak."
"Dah diam kau,nih Mak berikan bayi nya.Emak mau bikin kan dia susu lagi."ujar sang emak lalu menyerahkan bayi mungil dan tampan itu
"Lah,kok dia gak nangis lagi Mak."
"Mungkin dia suka sama kau."
Setelah puas minum susu pengganti ASI, akhirnya bayi itu tidur lagi.
"Mak,ceritakan bagaimana bisa ada bayi dirumah ini."
Lalu bercerita lah Bi Inah.
*********
"Yaa Allah kejam sekali mereka Mak."
"Emak pun gak habis pikir, kenapa mereka tega sekali memfitnah nak Fandi.Padahal dia orang taat beribadah dan sering menolong sesama, walaupun hidupnya sederhana.
"Mending emak ikut Rizal aja,kita pergi dari sini.Kasian anak ini jika hidup disini Mak,jika ada yang tau kalau bayi ini putra dari Fandi dan Arum.Bukan mustahil mereka akan melenyapkan bayi malang ini."ujar Rizal
"Ucapan kau benar sekali Zal,Yaudah Mak berkemas dulu."ucap Bi Inah dan beranjak dari tempatnya menuju ke kamar
Tidak banyak pakaian yang Bi Inah bawa,hingga akhirnya mereka berangkat memakai motor Rizal.
2 jam kemudian, akhirnya mereka tiba dirumah Rizal yang sederhana.
Yaa, walaupun Rizal sudah mempunyai rumah dikota,sering kali dia mengajak emaknya pindah.Namun sang emak tidak mau, alasannya karena didesa banyak yang membutuhkan nya untuk menjadi dukun beranak.
"Akhirnya kita sampai Mak,",
Lalu mereka turun dari motor,dan masuk kedalam rumah.
*********
Bersambung
See U 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments