BAB 4: SESUATU UNTUK DI JAGA

Arsene mengingat jelas bagaimana dia mati. Setelah dia mendorong naga kiamat untuk masuk kembali ke dalam Gate dia sudah bisa melihat akhir takdirnya. Lalu tidak bisa menolaknya.

Disitu dia menyegel paksa Gate dengan kemampuan yang dia dapatkan dari seorang Dewa.

Menjengkelkan mengatakannya, namun itu faktanya. Fakta yang tidak bisa di ubah dan tidak dapat juga di terima Arsene.

Bagaimanapun di situasi itu, dia harus membuat pilihan.

“Bahkan jika aku menjual jiwaku pada iblis.”

Dia akan melakukan apapun demi mencegah terjadinya bencana di dunia.

Tapi, hanya satu yang dia tidak bisa ingat.

Mengapa dia terlahir kembali?

“Takdir sialan!” ketika mengutuk, Arsene segera melihat sekitarnya apakah ada orang atau tidak dan memperbaiki sikapnya.

Tidak baik bagi seorang bangsawan berkata kasar.

‘Meski sudah enam tahun aku tetap tidak terbiasa dengan kehidupan seorang bangsawan. Bagaimana bisa seorang minum teh harus dengan anggun...’

Itu membawanya pada kenangan dimana dia memang berjiwa bebas.

“Minum teh yah tinggal minum! Dasar bangsawan sialan!” ucap kesal Arsene yang terlewat lepas kendali dan langsung memperbaiki sikap lagi disertai batuk kecil.

Itulah kenapa Arsene tidak terlalu suka pada bangsawan. Karena mereka memiliki aturan yang berupa tata krama harus nomor pertama. Itu mencerminkan, bagaimana sikapnya di kehidupan sebelumnya.

Sekarang Arsene sedang mengambil jalan-jalan ke taman. Dia melakukannya untuk menenangkan pikiran setelah ribuan perasaan stres yang menumpuk.

“Aku tidak tahu kenapa. Tapi, sesuatu ini... Sudah enam tahun namun tidak menghilang.” suara Arsene sedikit rendah, saat matanya melayang bebas menatap ke depan, dia melihat sesuatu bercahaya berbentuk persegi dengan tulisan-tulisan di dalamnya. Dulu dia pernah melihat yang seperti ini.

Meski sudah beberapa tahun setelah hidup lagi dia masih tidak terbiasa dengan ini.

Pop-up ini.

+

Status User

Nama: Arsene de Octaviano

Usia: 6 tahun

Class: tidak ada

Level: 2

Atribut Khusus: Pengetahuan Umum (Lv.2), Penguasaan Emosi (Lv.2), Aura (Lv.2), Penguatan Mana (Lv.2).

Kemampuan Spesial: Sealing Coffin (Lv.1)

Statistik:

STR: E

DUR: E

AGI: E

INT: C

MAG: E

Informasi:

Sealing Coffin sekarang masih dalam tahap penyempurnaan. Setelah penggunaan sekali, waktu Cooldown untuk bisa di gunakan lagi masih belum diketahui sebelum level skill cukup tinggi.

+

Berapa kali dia melihatnya tetap saja, ekspresinya akan turun.

“Aku mengerti caranya, namun bisakah aku melakukannya lagi, tidak bisakah aku mati saja dengan tenang waktu itu. Dewa bajingan itu.” dia menghela napas berat.

Tentu saja Arsene akan melakukannya. Jelas, bahwa kehidupan kedua tidak berasal dari kehendaknya. Dia tidak mau hidup lagi dan menderita seperti kehidupan sebelumnya.

Momen dimana sebelum dia menjadi S-Class Hunter, sebagai Otheo, dia anak yang malang yang bernasib sial.

“Menjadi Hunter juga berat karena harus berurusan dengan monster.” Arsene mencoba menyentuh pop-up yang bertuliskan ‘Status’ itu, namun hanya menembus melewatinya.

“Kali ini aku benar-benar kehilangan semuanya dan harus memulai dari awal.”

Seluruh kekuatannya di masa lalu yang sudah dia bangun dengan kerja yang sangat keras menghilang hanya dalam sekedip. Dan sekarang mau tidak mau dia harus memulai dari awal. Perjalanan untuk menjadi S-Class lagi.

“Haa... Aku terlihat menyedihkan jika begini. Memikirkannya tidak berguna.”

Yap, ujung-ujungnya, dia menerima takdirnya. Dia tahu ini sulit, akan tetapi di kehidupan ini ada seseorang yang ingin dia jaga dengan baik.

Itu adalah ayahnya.

“Ayah.”

Arsene memanggil ayahnya yang sedang sibuk dengan dokumennya yang dia pegang dan berbincang dengan orang-orang yang membutuhkannya. Ayah Arsene adalah seorang pengusaha hebat.

Dan tidak terelakkan lagi.

“Putraku!” ayah Arsene terkejut dengan kemunculan Arsene, kemudian Arsene bersikap layaknya anak kecil di depannya, lari, kemudian di peluk oleh ayahnya.

Bahwa ayah Arsene adalah seorang Pangeran ketiga, adik dari Kaisar negeri ini.

Octaviano de Kirsch Lukedonia.

“Apa yang dilakukan putraku disini?” Octaviano berkata sembari menggendong Arsene dengan sangat ringannya.

Lalu tatapan itu...

Arsene tidak bisa menolak tatapan hangat itu. Alasan itulah dia memilih bertahan karena jelas Octaviano membutuhkannya dan menyayanginya.

Arsene menggeleng dan menjawab. “Aku hanya ingin melihat ayah.”

“Haha. Lihat anak manis ini. Apa kau mau melihat ayah bekerja?”

Octaviano tidak bisa menolak keimutan dari Arsene. Meski begitu mengatakan imut pada orang yang hidup untuk kedua kali itu agak...

Arsene pun tahu, bertingkah kekanakan seperti ini terlihat menjijikan.

“Iya, aku ingin membantu.”

“Putraku sudah besar sekarang dan ingin membantu. Tapi, jangan terlalu cepat besar. Biarkan ayah ini memanjakanmu.”

Satu-satunya yang di miliki Octaviano di dunia ini, tidak lain hanyalah Arsene seorang. Di tempat yang besar ini, meski dia memiliki saudara hebat. Dia merasa kesepian dan kosong.

Bahwa, Arsene adalah putra dari seorang wanita biasa. Saat ibunya melahirkannya, disanalah riwayat akhirnya. Kemudian dia di bawa oleh Octaviano. Octaviano menyesal karena tidak bisa menemukan wanita yang dia cintai dan berakhir menemukannya tidak lagi di dunia ini dan meninggalkan Arsene yang masih sangat bayi.

Arsene mengetahui itu semua. Kecerdasannya muncul saat dia terlahir di dunia ini. Dari semua anak, dialah yang sedikit istimewa. Jika dilihat dari seorang ahli psikologi.

‘Pria ini kehilangan wanita yang dia cintai. Menyedihkan.’

Arsene meletakkan tangannya memeluk leher Octaviano.

“Aku hanya merindukkan ayah.”

Octaviano merasakan perasaan hangat yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Tangan besar itu menepuk dan mengelus punggung kecil Arsene dengan penuh kasih sayang.

“Ayah juga.”

Tapi mereka baru berpisah pagi tadi.

“Tuan Octaviano.”

Seorang klien memanggilnya. Dia meletakkan Arsene turun dan melanjutkan.

“Tunggu sebentar yah.”

Setelah mengatakan itu, Octaviano benar-benar menjadi orang yang berbeda jika masalah pekerjaan. Dia kembali berapat dengan kliennya di outdoor.

Bagaimana tidak, kenyataannya dia memiliki belasan aset usaha yang dia kerjakan atas nama dirinya sendiri.

‘Dia sungguh pria pekerja keras. Seandainya dia ada saat aku masih seorang Hunter, aku akan merekrutnya sebagai wakil kapten Guild Gehennah.’ pikir Arsene dengan tujuan yang berambisi.

‘Mungkinkah karena dia adalah anak dari Thoma? Dia mewarisi wajah yang mirip dengannya. Berbeda dengan bibi dan paman, yang mirip dengan nenek. Ayah sangat mirip dengan Thoma di masa lalu.’

Itu benar. Thoma dan Octaviano hampir mirip atau bisa di bilang seperti Copy-Paste. Mata dan rambut berkilauannya seperti emas batangan. Cocok dengan Thoma di masa lalu.

Karena Arsene tidak terlalu mengenal Thoma, dia sendiri tidak tahu apakah Octaviano juga mewarisi sifatnya.

“Hmm?” Arsene yang menyaksikan pemandangan menemukan seseorang di atas bangunan tepatnya menatap keluar jendela. Di arah ini.

Arsene mengira siapa yang sedang di tatapnya dan itu jatuh pada Octaviano.

“Paman...”

Sebentar saja pria itu langsung pergi setelah melihat ke arah Octaviano. Dia tidak menyadari Arsene melihatnya.

‘Tatapannya seperti biasa ketika melihat ayah...’

Tatapan yang pernah Arsene rasakan di kehidupannya dulu. Iri dan cemburu, di tambah dengan ambisi besar pada sesuatu. Keangkuhan.

Seperti yang di duga Arsene. Banyak orang yang menyukai Octaviano bukan karena wajahnya. Karena sejak awal banyak faksi bangsawan memilihnya menjadi pewaris takhta ketimbang Kaisar yang sekarang. Tidak hanya Octaviano bijaksana, dia sangat cerdas dan memikirkan jalan ke depan. Segala pertimbangan dan konsekuensi semua ada di atas kepalanya.

Benar-benar gambaran seorang Kaisar. Tapi mengapa dia tidak mendapatkannya?

Sejujurnya Thoma menjadi seorang Kaisar setelah menikahi putri Kaisar, Kekaisaran Lukedonia. Dia memiliki anak dan anak ketiganya adalah Octaviano, putrinya anak kedua dan putra pertama adalah Kaisar yang sekarang.

Ketika Thoma mati, faksi bangsawan kebingungan memilih pewaris takhta. Semua memilih Octaviano bahwa dialah sosok yang tepat.

Namun, hak itu di bantah. Ada yang mengatakan bahwa seharusnya pangeran mahkota lah yang menjadi Kaisar berikutnya, yaitu kakak dari Octaviano, Julian.

‘Paman itu tidak pernah puas dengan apa yang sekarang dia dapatkan dan iri pada ayah. Angkuh sekali. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Benar-benar ayah dan anak sama saja.’

Sama merepotkan.

Octaviano yang seharusnya menjadi Kaisar atas permintaan faksi bangsawan memilih menolaknya. Dengan senyum, dia memilih membesarkan Arsene dan menerima bantuan dari keluarga Kirsch sebagai penerusnya.

Sekarang Octaviano, selain menjadi pangeran, dia adalah Grand Duke Kirsch.

Entah kenapa Arsene merasa bangga akan hal itu.

“Ayahku memang hebat.” ucapnya dengan sangat membanggakan tanpa sadar.

Saat Arsene mengatakannya, Octaviano disitu mendengarnya dengan jelas.

‘Imutnya!’ dia berusaha untuk pura-pura tidak mendengarnya karena takut anaknya malu.

Para bangsawan yang ikut juga merasa demikian melihat Arsene.

“Oh ya, Arsene apa besok kau tidak ke perpustakaan?” tanya Octaviano mendadak.

“Ya? Ah, tidak ada ayah.” jawaban yang datang juga tidak terlalu tepat untuk berpikir dulu.

“Bagus, besok ikutlah ayah.”

“Kemana?” Arsene memiringkan kepalanya penasaran.

“Ke rumah kakek dan nenek buyut.” ucap Octaviano dengan senyum memukau seperti ini memang telah direncanakan.

“Iya???”

Pada saat itu dia merasa menyesal karena menjawab tidak pergi ke perpustakaan. Sekarang dia tidak bisa lari untuk menolak permintaan Octaviano yang teramat tulus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!