BAB 3: KELAHIRAN KEMBALI

“Groaaa!!”

Naga kiamat meraung keras karena dia di paksa masuk lagi ke dalam gate.

Pemandangan gate berubah drastis menjadi tempat penuh reruntuhan dengan langit abu dan ungu di dua sisi yang berbeda. Otheo terduduk di sana dengan keadaan mengerikan tak berdaya. Tangannya hanya tergeletak di atas tanah lembab.

Mendengar suara erangan, Otheo mendongak untuk melihat ke depan. Dia melihat dan kemudian dia terkekeh.

“Haha... Sialan. Jika kalian keluar maka dunia akan kiamat.”

Beberapa naga dan ratusan monster ada di hadapannya setelah dia mendorong naga kiamat.

Dia sudah tahu bahwa ini adalah akhir dari hidupnya karena itu dia tidak bisa lagi melakukan perlawanan.

Akan tetapi dia masih belum menyerah pada takdir.

“Aku tidak tahu ini apa tapi baiklah aku akan menerimanya. Karena bagaimanapun aku sudah mendapatkan biaya mukanya.”

Matanya melihat ke depan. Namun dia tidak melihat pada pemandangan mengerikan lautan monster di depannya melainkan suatu hal lain.

[Skill ‘Sealing Coffin’ telah di dapatkan!]

[Kemampuan untuk menyegel gate dari dalam maupun luar. Hanya dapat di gunakan sekali setelah batas waktu yang belum di tentukan.]

Ketika dia melihat deskripsi tersebut entah kenapa dia tidak bisa menahan bibirnya untuk tersenyum.

Dan lagi dia memahaminya, dia tidak bermimpi karena sebelumnya dia melihat pesan aneh seperti ini.

[Dewa akan turun ke dunia anda dan menghancurkan peradaban umat manusia!]

Sebelumnya dia mendapatkan pesan itu. Pesan peringatan bahwa dewa turun ke dunia ini melewati lintas dimensi dari gate. Kemungkinan naga kiamat adalah permulaan yang diberikan dewa.

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ senang dengan pilihan anda!]

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ berkata anda tidak akan menyesal memilihnya.]

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ memberkahi anda!]

Salah satu dewa yang tertarik dengannya. Otheo mendengus melihat pesan-pesan moral. Nyatanya itu tidak seperti dia bisa mentoleransinya karena pesan sebelumnya mengatakan fakta sebaliknya.

Dia tidak percaya.

“Kalau begitu sudahi omong kosong ini dan berikan semuanya padaku sialan. Jika aku mati, setidaknya aku bisa memukul wajahmu di akhirat sana.”

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ tersenyum kepada anda!]

“Ah, sialan.” Otheo mengutuk ketidakmampuannya dalam bertindak.

Dia bolak-balik melakukan kepalan tangan untuk merasakan sensasi akhir tubuhnya.

Kemudian, dia menatap langsung ke depan.

“Dewa atau apa aku tidak peduli. Jika aku bertemu kalian izinkan aku menempatkan tinjuku di wajah kalian.”

Waktu tidak berpihak padanya. Otheo memuntahkan darah.

Langkah naga kiamat dan naga lainnya mengguncang tanah. Monster seperti lautan mulai menandainya sebagai musuh. Gate masih terbuka. Jika mereka keluar maka tamat sudah peradaban di luar gate.

“Sealing Coffin!”

[Skill ‘Sealing Coffin’ diaktifkan!]

Rantai keluar dari punggung Otheo dan terus memanjang sampai dari ujung bawah gate hingga ke atasnya.

“Tutup gatenya!”

Otheo mendesah kuat dengan erangan yang menyakitkan. Rantai di punggungnya saling menarik untuk memaksakan menutup gate. Terasa berat dan sangat sulit seperti sesuatu memaksa untuk menolak di kunci dan sangat mengganjal.

Tetapi...

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ memberkahi anda!]

Rantai di punggungnya bersinar dan semakin membesar. Gate yang sulit tertutup dengan mudahnya di tarik dan menghilang tanpa bekas.

Yah, itulah akhirnya.

Sekarang monster-monster ini tidak akan bisa keluar untuk memporak-porandakan dunia.

“Aku lelah.”

Otheo tergeletak di tanah. Tubuhnya melemah, pelan dan pasti dia mulai menutup matanya. Otheo yang sekarat, sekarang sudah tidak bernapas.

[Anda memperoleh berkah dewa!]

SRARAH!

Ketika naga kiamat akan mendekati tubuh Otheo, semuanya tiba-tiba berhenti. Naga kiamat, tidak, semua monster tidak bergerak seperti waktu telah di hentikan.

[Dewa lain melihat anda!]

[Dewa lain meragukan keberadaan anda!]

[Dewa lain melihat anda penuh kecurigaan!]

[Dewa lain tertarik pada anda!]

Setelah pesan-pesan berkelit itu. Pesan lain datang sebagai bentuk peringatan dan kemarahan.

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ menatap para dewa dengan murka!]

Ada satu yang mencoba menjaga apa yang sudah menjadi miliknya.

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ mengatakan pada para dewa untuk tidak ikut campur!]

[Para dewa kesal pada tindakan Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’!]

Langit bergemuruh dan mengeluarkan suara petir yang menggelegar seperti langit akan runtuh dan hancur. Percikan probabilitas tinggi menyerang satu sama lain dengan ganas. Sampai selain naga kiamat, monster lain di bawah langit tersambar petir dan musnah.

Perlahan guncangan badai perlahan berhenti dan percikan petir mereda.

Sepertinya ada hukum dan aturan dalam tatanan dewa yang menekan kekuatan mereka agar tidak merusak dunia.

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ menenangkan dirinya dari amarah.]

Terlihat semua telah di selesaikan meski bukan berarti itu akhir.

Perselisihan antar dewa memang terkadang terjadi. Jadi bukan hal yang lumrah jika tidak pernah ada kejadian seperti ini. Tapi, yang kita bicarakan adalah dewa. Kita tidak tahu apa yang bahkan mereka pikirkan sekarang.

Langit kembali seperti semula, tanpa ada badai.

Mayat Otheo tergeletak. Pesan tidak langsung turun kepadanya tanpa bisa dia saksikan.

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ menolak kematian anda.]

Percikan petir biru mengerumuni tubuh Otheo seperti jaring-jaring kacau.

[Para Dewa ‘Underworld’ terkejut dengan tindakan Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’.]

Semuanya kembali dikejutkan oleh sesuatu tidak terduga yang dilakukan satu dewa anonim.

[Jiwa anda di tarik dari alam kematian!]

Bola jiwa api melayang-layang di udara tepat di atas mayat Otheo. Tapi, setiap kali jiwa api itu mencoba masuk ke dalam tubuhnya ada sesuatu yang menolaknya masuk.

Kehendaknya untuk hidup kembali sudah pudar.

Otheo tidak ingin hidup lagi.

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ menatap anda.]

Kemudian sebuah tangan mengambil jiwa api itu dengan hangat ke atas langit.

[Dewa ‘⬛️⬛️⬛️’ memberi pesan...]

Kejadian tidak terduga telah di mulai. Sepertinya dia lebih memilih melawan hukum dunia para dewa dan mengambil semua probabilitas yang ada sebagai hukuman ikut campur dalam kematian makhluk hidup yang memang sudah takdirnya.

Dengan gerakan kecil. Jiwa api itu di tiup oleh angin lembut.

Lalu suara dari pesan yang terakhir menjadi petunjuk jalannya jiwa api itu pergi.

[K⬛️⬛️️u ⬛️⬛️⬛️ t⬛️d⬛️k ⬛️ol⬛️eh m⬛️ti!]

[M⬛️s️ih b⬛️l⬛️m.]

Di antarkan oleh cahaya-cahaya yang menuntunnya. Jiwanya yang telah mengembara di sepanjang jalan benua ini tidak memiliki pilihan lain selain memasuki tubuh yang baru.

“Putraku.”

Ketika suara lembut dan hangat membuatnya membuka mata untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Yah, sekali lagi.

***

Enam tahun kemudian.

Ini seperti kehidupan yang biasanya terjadi di dunia. Semuanya sangat damai dan hari-hari ceria selalu meramaikan kota. Tidak pernah terbayangkan jika dulu ada bencana yang akan menghancurkan kebahagiaan seperti ini.

Kehidupan itu sederhana dan juga pendek.

Meskipun mereka tahu itu, mereka hanya bisa bahagia pada akhirnya meski kehidupan penderitaan akan selalu terjadi.

“Setidaknya itu yang aku pelajari. Kali ini, kediaman ini ramai dengan hal-hal yang tidak berguna.” sedikit sentuhan kecil dari tangan seorang anak, dia menyentuh buku yang dia baca dan menutupnya.

Suara pintu terbuka, seseorang muncul dari bawah pintu. Tidak. Mereka hanya terlalu kecil untuk pintu itu.

“Ah, lagi-lagi kau disini. Arsene.”

Membaca buku memang menarik apalagi dia sekarang dalam masa harus benar-benar mengerti dan mendalami semua pengetahuan di usianya yang dini. Selalu dia menghabiskan waktu di perpustakaan yang tidak ada orangnya.

Arsene, laki-laki kecil ini menggerakan bola matanya menatap kepala anak-anak yang sedang menatapnya dengan mata dan raut menantang dan penuh kesombongan. Arsene menghela napas.

“Apalagi sekarang.” gumamnya dengan bosan.

“Hei, apa kau merendahkan kami. Apa kau tidak dengar apa yang kami katakan.”

“Aku dengar, kakak sepupuku tersayang.” jawab Arsene dengan senyum yang sengaja terlihat mengejek.

Anak-anak yang begitu angkuh itu kesal dan seperti akan meledak dengan wajah yang memerah.

“K-kau...”

Emosi seorang anak bisa di bilang belum cukup stabil dan aktif. Perasaan mereka sering langsung tergambar dari ucapan dan lewat ekspresi mereka.

“Kau! Padahal hanya anak dari kelas bawah! Beraninya bertingkah sombong dan tidak memberi hormat pada kami!”

Hormat?

Arsene mendengus.

“Jika paman mendengar ini apa yang akan dia katakan, huh. Aku rasa menyenangkan jika memberitahunya.” jawab Arsene turun dari kursinya. Meskipun tubuhnya kecil dia memilih menghadapi langsung musuhnya.

“K-Kau! Bajingan kecil!” anak ini mengangkat tangannya dengan kepalan yang hampir di layangkan di wajah Arsene.

“Pangeran? Apa yang kalian lakukan disini?” suara serak dan berat muncul dari balik pintu.

Pria berseragam. Tidak. Dengan pakaian tiga lapis yang melambangkan seorang pejabat tinggi dan kacamata satu lensa itu. Arsene menjaga sikapnya.

“P-perdana Menteri.”

Anak-anak langsung kaku di depan pria itu dan menghimpitkan jari mereka.

“Yang mulia mencari kalian. Sebaiknya kalian pergi.” ucap Perdana Menteri itu dengan nada kasual.

Anak-anak itu. Sepupu Arsene pergi meninggalkannya dan berlari melalui lorong setelah di temukan oleh Perdana Menteri. Pria yang paling dekat dengan Kaisar dan ahli strategi yang cerdik.

Perdana Menteri menatap Arsene yang masih di situ. Arsene menyadari tatapannya.

“Salam Perdana Menteri.” Arsene memilih memberikan salam karena terlambat.

“Pangeran Arsene, anda disini lagi. Apa anda suka dengan membaca buku?” tanya Perdana Menteri.

Itu pertanyaan aneh. Apa butuh alasan seseorang mendatangi perpustakaan royal dan menanyakan kenapa ada disini? Tentu saja Arsene masih memberikan jawaban dengan tenang.

“Aku ingin belajar dan membantu ayahku. Apa itu hal yang salah tuan Perdana Menteri?” bahkan dia tidak terlihat bergeming meski lawan bicaranya setingkat Perdana Menteri negeri ini.

Perdana Menteri menggelengkan kepalanya. “Tidak ada yang salah dengan itu. Apa tidak sebaiknya keluar dan berinteraksi dengan orang lain yang seumuran dan membuka sosialisasi di usia yang sekarang.”

Arsene sedikit merengut dengan jawaban yang seperti sebuah tatanan kausalitas bangsawan. Melawan perasaannya, Arsene menjawabnya dengan baik.

“Apa anda ingin aku bersosialisasi dengan sepupuku? Seperti yang anda lihat kami tidak bisa di bilang dekat.”

“Itu benar.” Perdana Menteri menerimanya dengan jelas dan menggosok dagunya. Itu tepat, jadi dia tidak menyanggahnya.

Sekali lagi Perdana Menteri mencermati Arsene seperti dia melihat dengan baik anak ini dan dia tersenyum.

“Kalau begitu silahkan lanjutkan aktivitas anda. Maaf jika mengganggu.” kata Perdana Menteri sembari memberikan hormat pada Arsene.

“Tidak. Selamat bertugas, Perdana Menteri.”

Biasanya ini akan menjadi perbincangan saling adu mulut. Namun, kali ini anehnya Perdana Menteri tidak begitu hari ini. Arsene pun merasa ada yang aneh dengan pria itu, karena itulah dia selalu waspada di depan Perdana Menteri.

Bagaimanapun pria itu dekat dengan Kaisar. Membawa kecurigaan tidaklah berarti dan akan menjadi kegagalannya.

“Hidup ini sungguh menyebalkan.”

Benar. Di kehidupannya yang kedua dia sangat hati-hati dan penuh perhitungan. Meski dulu dia juga begitu namun setidaknya dia bebas untuk mengepakkan sayapnya. Sekarang itu seperti mimpi.

Dulu dia adalah pria yang terlahir dari area yang kumuh dan warga biasa. Namun, dia di akui sebagai sosok yang membawa dunia menjauh dari kehancuran.

Sebagai Hunter pahlawan.

S-Class Swordmaster, Otheo.

Dan hidupnya kali ini...

Brak!

Arsene memukul meja.

“Dari sekian banyak kehidupan kenapa aku harus menjadi keturunan dari pria itu. Sekarang aku harus bagaimana. Katakan padaku, kakek! Tidak. Thoma!!!”

Dia terlahir kembali sebagai salah satu dari garis keturunan Kapten dari Guild Hornet, Kirsch Thoma.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!