Dunia Fantasi
Berlibur ke daerah pedesaan memang bukan yang pertama kalinya untuk Azura. Namun kali ini ia sangat bersemangat sebab ia tidak berlibur bersama orang tuanya, melainkan bersama teman-temannya.
Butuh beberapa hari untuk meyakinkan kedua orang tuanya bahwa Azura akan pergi bersama sahabat-sahabatnya.
Ya, orang tua Azura takut jika anaknya berlibur dnegan seorang lelaki. Mereka takut jika Azura akan melakukan hal-hal terlarang bersama seorang lelaki.
Namun, pada saat Asyifa, Felly dan Widya meyakinkan kepada kedua orang tua Azura, akhirnya kedua orang tua Azura percaya dan memperbolehkan Azura pergi berlibur bersama sahabat-sahabatnya.
Dan tepat pada hari ini, akhirnya mereka pergi menuju sebuah desa. Alasan Azura mengajak sahabat-sahabatnya pergi ke desa karena pemandangan di desa indah, begitupun udaranya sangat segar.
Jika dibandingkan dengan perkotaan, tentu sangat jauh beda. Di perkotaan banyak sekali polusi, sedangkan di desa tidak terlalu. Karena tidak banyak orang disana yang menggunakan kendaraan seperti motor dan mobil. Kebanyakan orang di desa lebih suka menggunakan sepeda, karena sepeda tidak menimbulkan polusi.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam, akhirnya mereka telah sampai di desa Asri.
Saat mereka turun dari mobil, mereka disambut pemilik rumah. ia memberikan kunci rumah.
"Selamat datang di desa Asri," kata penyewa rumah yang bernama Pak Surya.
Kami berempat hanya tersenyum kepada pemilik rumah.
Pak Surya menjelaskan peraturan-peraturan yang tidak boleh dilakukan. Ia memberitahu bahwa seseorang yang datang ke desa ini tidak boleh berkata kasar dan juga tidak boleh melakukan perbuatan asusila.
"Nanti kalau sudah menjelang malam, kalian tidak boleh ke taman belakang," kata Pak Surya.
"Kenapa tidak boleh, Pak?" tanya Felly.
"Soalnya taman belakang rumah angker," jelas Pak Surya.
Azura, Asyifa, Felly dan Widya menatap satu sama lain. Mereka antara percaya dan tidak percaya mendengar ucapan Pak Surya.
"Tapi kalian tenang aja. Selama kalian turuti aturan, kalian gak akan diganggu oleh penunggu taman kok," jelas Pak Surya.
"Kita berempat gak akan pergi ke taman malam hari kok, Pak." Asyifa menyakinkan.
"Baiklah, kalau begitu saya pergi dulu. Dan ini kunci rumah ini, semoga kalian nyaman ya disini," kata Pak Surya.
Sesudah memberikan kunci itu pada Azura, Pak Surya langsung pergi.
Azura membuka pintu rumah. Kemudian, ia dan sahabat-sahabatnya masuk kedalam rumah tersebut.
"Ra, harusnya kamu pilih tempat sewa yang nyaman dong," kata Widya.
Azura melihat-lihat ke sekitar rumah. "Ini nyaman loh rumahnya"
"Rumahnya emang nyaman, tapi suasananya yang enggak," kata Felly.
Azura, Asyifa, Felly dan Widya kembali keluar untuk mengambil koper masing-masing. Sesudah memasukan koper kedalam rumah, mereka duduk di sofa karena mereka sangat kelelahan.
"Guys! bisa aja pemilik rumahnya bohong soal itu," ujar Asyifa.
"Gak mungkin bohong lah! kan dia pemilik rumahnya, jadi dia pasti tahu keadaan di taman belakang," kata Widya.
"Ya kan siapa tahu di taman dia sembunyikan harta karun, makanya dia ngelarang kita kesana," ujar Asyifa.
Azura memikirkan perkataan Pak Surya. Ia terheran-heran, mengapa mereka tidak diperbolehkan ke taman.
"Tapi kenapa melarangnya cuma dimalam hari ya?"
"Karena waktu pagi sampai sore, dia menyembunyikan harta karun ditempat lain. Sedangkan kalau malam, dia sembunyikan harta karun nya di taman," ujar Asyifa.
"Emangnya yakin sembunyikan harta karun?" tanya Widya.
Lalu Asyifa hanya menggelengkan kepalanya seraya menjawab tidak tahu.
"Kalau ternyata dia sembunyikan mayat gimana?" kata Widya.
"Widya! lo kok malah nambah nakutin kita sih," kesal Felly.
"Udah jangan pada takut, lagian kan kita berempat," kata Azura.
Karena mereka berempat ingin segera beristirahat, akhirnya mereka membereskan barang-barangnya di kamar.
"Kira-kira disini ada supermarket gak?" tanya Asyifa.
Azura menatap datar kearah Asyifa. Ia tak habis pikir, bagaimana mungkin didaerah pedesaan seperti ini terdapat supermarket.
"Gak ada ya?" tanya Asyifa lagi.
"Gak ada. Disini cuma ada warung."
Tiba-tiba Felly datang dan ia melihat kesekitar.
Azura dan Asyifa bingung dengan tingkah laku Felly. "Ada apa?"
"Tadinya mau tukeran kamar, soalnya disana ada sarang laba-laba. Tapi ternyata, disini juga ada sarang laba-laba," kata Felly.
"Laba-laba gak gigit, kan?" tanya Asyifa.
"Enggak lah! lagipula laba-laba nya kecil."
Azura mengambil sapu dan ia membersihkan sarang laba-laba di kamarnya. Karena ia ingin tidurnya menjadi lebih nyaman.
"Nanti jangan lupa bersihkan sarang di kamar aku ya," canda Felly.
"Bersihkan saja sendiri!"
Setelah dirasa sudah tidak ada lagi sarang laba-laba, akhirnya Azura memutuskan untuk tiduran di kasur.
"Widya lagi apa?"
"Dia lagi nonton film," kata Felly.
"Keluar yuk!" ajak Asyifa, karena ia merasa bosan di rumah.
"Nanti aja jalan-jalan keluarnya, soalnya capek banget," kata Felly.
...****************...
Malam hari
Azura, Asyifa, Felly dan Widya sedang menikmati makan malam yang dibuat oleh Asyifa. Karena memang diantara kami berempat, hanya Asyifa yang jago memasak.
Azura memanggil ketiga sahabatnya, lalu ketiga sahabatnya menoleh kearah Azura. "Aku kok jadi penasaran ya."
"Penasaran tentang apa?" bingung Asyifa.
"Tentang taman yang ada dibelakang rumah."
"Ya ampun, Ra! udah jangan dibahas lagi, gue takut!" kata Felly.
Melihat raut wajah Felly yang seakan marah, membuat Azura berhenti membahas tentang hal itu.
Skip
Waktu menunjukkan pukul dua belas malam. Dan mereka berempat pergi menuju kamarnya. Dalam satu kamar terdapat dua orang, Azura tidur bersama Asyifa, sedangkan Felly tidur bersama Widya.
Mereka berempat memang sering insomnia, maka tak heran jika jam segini mereka baru mengantuk.
Disaat Azura akan tidur, tiba-tiba ia mendengar suara dari belakang rumah. Ketika bertanya pada Asyifa, dia malah tidak mendengar suara apapun.
"Aku mendengar suara orang dibelakang rumah."
"Jangan nakut-nakutin deh!" kesal Asyifa.
"Aku gak nakut-nakutin kamu kok, tapi aku memang mendengar suara."
"Udah ah! aku ingin tidur." Asyifa menutup kedua matanya.
Dikarenakan Azura kehausan, jadi ia pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air.
Ketika berada di dapur, Azura kembali mendengar suara, bahkan kali ini suaranya terdengar lebih jelas.
Berulangkali Azura menepuk-nepuk telinganya untuk memastikan apakah ia salah dengar atau tidak.
"Kayaknya aku gak salah denger deh," batin Azura.
Rasa penasaran Azura semakin menjadi-jadi. Ia mengintip melalui jendela.
Namun pada saat Azura melihat keluar, ia tidak melihat siapapun. Yang ia lihat hanya makhluk kecil yang bercahaya.
Seketika suara yang Azura dengar tadi tidak ada. Akhirnya ia kembali menutup gorden jendela.
Sesudah meminum segelas air, Azura kembali ke kamar dan langsung tidur karena ia sangat kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Sedang mengetik...
mampir di karya aku juga yo kak..
the queen of the mafia
Terima kasih🙏💕
2023-02-01
2