"Pagi, cewek-cewek cantik," Sapa johan pada liora dkk lalu menyugarkan rambut nya ke belakang.
"Pagi juga han," Balas liora ramah.
"Dasar Playboy cap kadal lo," Semprot amanda berkacak pinggang.
"Eitss tutup mulut lo, dasar cewek bar-bar," Celetuk johan menutup mulut amanda dengan jari telunjuk nya.
"Ihhh, bau bangat sih tangan lo," Tepis amanda.
"Eh sembarangan, gue selalu cuci tangan pake sabun ya," Ujar nya lalu mencium bau tangannya.
"Telunjuk gue bau bangat njiirr, bau jigong lo," Ledek johan lagi.
Amanda yang mendengar ledekan dari johan langsung menjambak rambut cowok itu sekuat tenaga...
"Awwsshh sakit...lepas bego, dasar mak lampir," Ringis Johan menatap tajam amanda.
Amanda langsung melepas jambakan nya, memundurkan diri nya pada posisi awal sejajar dengan ketiga sehabat nya.
"Makanya jangan mancing emosi gue pagi-pagi. Sini lo, biar gue jambak lagi," Lagi-lagi amanda ingin maju mendekati johan, sudah lebih dulu di cegah oleh Alarick dan Sultan.
"Dilanjutin nanti aja berantem nya, tenang gue yang bakalan jadi wasit nya," Ujar Alarick tambah memperkeruh masalah sambil tersenyum devil.
Liora langsung melototkan mata nya, di luar dugaan. Alarick justru menyukai melihat drama pagi ini.
"Becanda sayang," Ujar alarick lalu merangkul bahu liora.
"Hueeeekk-Hueeekk," Sahabat-sahabat nya pura-pura ingin muntah Melihat adegan uwu pagi-pagi itu.
Ralat, kecuali sultan, ia melihat hal itu dada nya terasa sesak. Siapa yang tidak merasa sakit melihat orang yang di sukai sejak lama lebih milih sahabat kamu sendiri...
"Sumpah, gak lagi gue berurusan sama mak lampir ini," Ucap johan dalam hati.
"Ayok ah, malas gue di sini ada si buluk," Ajak Amanda pada ketiga sahabat nya.
Ketiga sahabat nya dan alarick, Sultan hanya bisa menggelengkan kepala melihat drama konyol sepagi ini.
"Key, main handphone mulu deh, lo dari tadi. Ikut ke nimbrung bareng kita," Tegur Audrey.
"Gak penting," Balas keysa singkat.
Audrey langsung bungkam dengar balasan dari keysa si makhluk dingin dan datar serta irit bicara itu.
"Phffftt, Hahhah. Makanya jangan ngajak ngobrol es kutub, kena mental kan lo, drey," Ejek Amanda meledakkan ketawanya.
"Untung lo sahabat gue key. Kalo gak, udah gue karungin lo," Ucap Audrey.
"Hmm," Keysa membalasnya dengan deheman.
Amanda dan liora hanya bisa terkekeh geli mendengar balasan keysa yang cukup irit bicara itu..
"Udah-udah, bentar lagi guru masuk," Ucap liora mendaratkan bokong nya di bangku duduknya samping Audrey.
...*****...
"Liora," Panggil pak doni guru matematika.
"Iyaa pak," Jawab liora menfokuskan pandangannya ke arah pak doni.
"Saya boleh minta bantu?," Tanya pak doni.
"Boleh pak, mau minta bantu apa ya, pak?," Balas liora.
"Begini bapak minta tolong kamu bisa panggilkan barram ketos. kelas nya di XI-MIPA 2, ya," Ujar pak doni pelan.
"Baik pak," Balas liora. Melangkah keluar kelas menelusuri setiap koridor kelas X-MIPA. Karna kelas XI melewati kelas X Di lantai bawah sedangkan kelas XI di lantai atas.
Ketika liora berjalan melawati koridor kelas X MIPA 2, ia memincingkan mata nya melihat kedua sahabat kekasih nya keluar kelas dengan mengedarkan pandangan mereka seperti sedang mencari kesempatan untuk membolos. Feeling nya kali ini tidak salah lagi pasti Kekasih serta kedua sahabatnya merencanakan untuk membolos pada jam pertama. Ia langsung berjalan mendekati ke arah sultan dan johan yang masih celingak-celinguk.
Sultan dan johan di kagetkan oleh keberadaan liora di samping mereka. Menelan ludah nya kasar. Takut-takut mereka kena akan omelan dari liora.
Kini giliran alarick yang keluar dari kelas nya tanpa menyadari keberadaan liora sedangkan sahabat-sahabat nya mulai panik langsung melarikan diri meninggalkan alarick yang mungkin sebentar lagi akan di omelin oleh singa betina.
"Mau kemana?," Tanya liora menaikkan alisanya sebelah dan melipat tangan di dada.
"E-ehh, sayang ngapain di sini?," Bukannya menjawab alarick justru bertanya balik.
"Gak usah mengalihkan pembicaraan, mau kemana?," Desak liora menatap tajam alarick yang menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"A-aanuu," Jawab alarick terbata-bata dan mencoba memikirkan alasan yang pas.
"Masuk kelas," Intruksi liora dengan menggerakkan jari telunjukk nya.
"Iyaa," Ucap alarick langsung masuk ke kelas nya mengucap sepatah kata pun lagi.
...*****...
"Tokk-tokk... Assalamualaikum," Salam liora sambil mengetuk pintu kelas barram.
"Waalaikumussalam,"Jawab Guru bahasa inggris yang di ketahui nama nya ibu Fatun membukakan pintu.
"Maaf bu, saya Liora dari kelas X MIPA 1 di suruh sama pak doni untuk memanggil kak barram, agar segera menemui pak doni di kelas saya," Jelas nya sopan.
"Weeh cantik bener anjirr. Adik kelas pada bening-bening semua, tapi kali ini gak ada lawan sih," Ucap Abiam Nerendra Chairil, teman sebangku barram.
Liora yang mendengar pujian tadi hanya menampakkan ekspresi muka dingin dan tetap berdiri santai dengan memakai jacket ia terkesan seperti bad girl sebagai ciri khas nya.
"Diam. Mau gue colok mata lo?," Ancam barram menatap tajam teman sebangku nya. Yang memiliki gigi gingsul, alis tebal serta tubuh altetis ia juga tak kalah tampan dari barram.
"Barram, kamu di panggil sama pak doni," Ujar bu fatun memberitahu.
"Baik bu," Balas barram berjalan ke arah liora lalu menarik tangan gadis itu keluar dari kelas.
"Kenapa pak doni, manggil gue?," Tanya barram basa basi sambil berjalan beriringan dengan liora.
"Gak tau," Balas liora tampak acuh.
...*****...
"Ada apa, ya, pak?," Tanya barram sedikit membungkukkan punggung nya.
"Saya panggil kamu ke sini untuk memberitahu bahwa lomba olimpiade matematika akan di laksanakan dua hari lagi, dan saya mau kamu harus tetap fokus dan profesional dalam belajar bersama liora, dan begitupun kamu liora. Kalian mengerti," Ujar pak doni menatap liora lalu menatap barram.
"Dan hari ini, saya ingin kalian berdua belajar kalau bisa waktu yang tersisa ini, kalian gunakan sebaik mungkin, agar nanti kalian bisa menang dalam olimpiade. Saya percaya dengan kemampuan kalian berdua," Sambung pak doni.
"Liora hari ini kamu tidak perlu masuk di jam pelajaran saya, kamu fokus saja belajar dengan barram di perpustakaan sekarang," Perintah pak doni.
"Baik pak, klo gitu kita permisi keluar," Balas liora dan barram hampir bersamaan.
Sebelum keluar menuju perpust liora kembali ke arah bangku nya guna memberitahukan kepada Audrey teman sebangku nya. Ia yakin nanti alarick akan mendatangi kelas nya untuk mencari diri nya.
"Gue perpust dulu, kalo alarick cari gue. Bilang aja gue lagi belajar persiapan buat olimpiade yang tersisa tinggal dua hari lagi," Ucap liora yang hanya mendapat anggukan kecil dari sahabat nya tadi. lalu kembali berjalan keluar kelas.
...*****...
"Kalo ada rumus yang belum lo pahami langsung kasih tau gue ya," Ujar barram memulai obrolan.
Liora hanya mengangguk sebagai jawaban, ia fokus membaca buku dan sibuk mengerjakan contoh soal yang di berikan pak doni.
Gadis itu tidak menyadari bahwa sedari tadi barram selalu memperhatikkan diri nya...
"Lo tunggu sebentar ya, gue mau ke kantin," Ujar barram berlalu pergi.
"Dihh sok-sok an ngasih tau gue lagi," Dumel liora setelah tidak lagi melihat barram di perpust.
"Haii," Sapa seorang gadis menghampiri liora.
"Siapa ya?," Tanya liora tanpa basa basi.
"Lo deket bangat ya, sama barram?," Tanya seorang gadis tadi.
"Gak," Balas liora singkat yang masih fokus menatap buku di atas meja.
"Kenalin, gue Meyriska Ananda, panggil aja mey," Ujar nya memperkenalkan diri.
"Nih orang sok asik bangat," Gerutu liora dalam hati.
"Hmm, gue liora," Balas nya cuek.
"Gue boleh ngomong sesuatu?," Tanya mey kaka kelas liora.
"Apa?," Balas liora cuek.
"Gue pacar nya barram, dan gue mohon sama lo buat gak dekatin barram lagi," Ujar mey pelan.
Liora langsung menghadap menatap mey dengan mengerutkan kening nya bingung...
"Gue gak dekatin kak barram, jdi lo tenang aja," Balas liora santai.
"Tapi gue lihat-lihat barram itu suka sama lo," Imbuh mey.
"Dan gue bodo amat, gue juga gak suka sama dia," Balas liora malas.
"Oh iya, satu lagi, lo gak perlu khawatir karena gue udah punya cowok, dan cowok gue lebih baik, lebih ganteng dari dia," Lanjut liora
"O-okee, kalo gitu gue pergi dulu," Ujar mey buru-buru saat melihat barram mulai berjalan ke arah mereka.
"Nih," Ujar barram tiba-tiba mengagetkan liora sambil memberikan nampan berisi nasi goreng dan air putih.
"Hmm, gue gak suruh lo buat beli makanan untuk gue," Ujar liora.
"Gpp. Itu kemauan gue sendiri buat beliin makanan buat lo," Balas barram tersenyum simpul.
"Lo makan aja sendiri, gue udah kenyang," Ujar liora menggeser makanan tadi ke arah barram.
"Makan, ra, nanti lo sakit kalo gak makan," Ucap barram lembut.
"Gue gak suka di paksa," Balas liora merasa risih dengan perlakuan barram pada nya.
"Kalo lo sendiri gak mau makan nasi goreng nya, mending lo kasih ke pacar lo sana". Ketus liora melirik ke arah meysa yang gelagapan di tempat duduk nya.
"H-haah pacar?," Kaget barram. Bagaimana bisa liora tau kalo barram punya pacar. Padahal ia sendiri tidak pernah memberitahu kan hal itu pada liora. Ini pasti ulah nya meysa, berani sekali dia membocorkan tentang status hubungannya kepada liora. Gadis yang berusaha dia deketin akhir-akhir ini.
"Iyaa, pacar lo, gak mau ngaku lo," Ujar liora dingin. Tak habis pikir dengan cowok di sampingnya ini.
"Ra, itu gak benar, tu cewek pasti ngaku-ngaku," Balas barram gugup.
"Urusannya sama gue apa?," Tanya liora dengan tatapan tajam.
"Gue baru nemu cowok kayak lo, udah punya pacar cantik gitu, masih aja gak di akuin, miris bangat jadi cowok," Ujar liora manatap remeh ke arah barram.
Barram yang mendengar ucapan meremehkan dari liora langsung mengepalkan tangannya erat lalu ia menatap meysa dengan tatapan benci, tatapan yang sulit di artikan.
Lalu ia berjalan menuju tempat meys duduk bersama teman-teman nya kemudian mencekal lengan gadis itu kuat dan membawa meysa keluar dari perpustakaan.
"Maksud lo, apa hah!," Bentak barram pada meysa.
"A-aaku cuman ngasih tau ke liora kalo aku pacar kamu dan suruh dia agar gak deketin kamu lagi," Balas meysa sambil meringis mencoba untuk melepaskan cekalan barram pada lengannya.
"Gue bukan pacar lo, Kita pacaran itu atas kemauan nyokap gue bukan kemauan gue sendiri, gue gak suka sama lo paham!!," Barram membentak meysa.
"Kalo kamu gak mau pacaran sama aku, kenapa kamu mau aja di suruh-suruh sama mama kamu bar, hikss-hikss," Ucap meysa yang mulai menangis.
"Gak usah cengeng. Mau lo nangis darah sekalipun, gue gak bakalan luluh sama lo," Ujar barram melepaskan cekalannya.
"A-akuu salah apa bar sama kamu, hikss-hiksss. Kamu jahat bar hikss-hiksss," Meysa menangis sambil menatap dengan sorotan sendu pada barram.
"Salah lo itu udah masuk ke dalam kehidupan gue. Asal lo tahu gue gak pernah bebas semenjak lo jadi pacar gue, lo itu pembawa sial," Ujar barram dengan penuh kebencian.
"Aku minta maaf bar semenjak aku masuk dalam kehidupan kamu, kamu jadi gak merasa bahagia, kamu jadi terbabani gara-gara aku," Ucap meysa menghapus kasar air mata nya.
"Tapi apa aku gak berhak buat dapat cinta kamu? Apa aku gak berhak buat bahagia? apa aku....," Meysa menjeda ucapannya sejenak menghapus air mata nya yang terus saja turun tanpa persetujuan dari nya.
"Apa aku begitu buruk untuk jadi pacar yang baik buat kamu? Aku yang dari dulu mati-matian berjuang untuk dapat cinta kamu untuk dapat perhatian kamu, harus kalah dengan liora yang baru saja kamu kenal," Ujar nya lagi dengan mata yang masih berkaca-kaca.
Barram tertegun mendengar perkataan meysa. Dia jadi merasa bersalah, apakah selama ini ia selalu membuat gadis itu menangis, sakit hati dengan perkataan serta perlakuannya dari dulu sampai sekarang.
"Mey g-guee, minta maaf," Ujar nya menatap wajah meysa dengan perasaan bersalah.
"Gpp bar, aku udah biasa kok, di giniin tiap hari," Ucap nya dengan tersenyum tipis.
Barram menggelengkan kepalanya. Ia tahu senyuman gadis di hadapannya ini bukanlah senyuman bahagia tapi justru senyuman terpaksa, senyuman yang menyimpan banyak luka...
"Aku pergi dulu, ya," Pamit mey lembut.
"Maafin gue mey, gue lakuin ini biar lo gak semakin naruh harapan sama gue, gue gak bisa jadi pacar yang baik buat lo," Gumam nya menatap sendu punggung meysa yang semakin menjauh dari padangannya.
...*****...
"Hiksss-hiksss ayah, bunda. Mey rindu sama ayah bunda, mey capek hikss-hiksss," Ucap meysa menangis tersedu-sedu dalam toilet.
"Barram jahat bangat sama mey . Mey pengen nyerah, pengen nyusul ayah sama bunda di sana hikss-hiksss," Ujar nya lagi.
"Eh bentar-bentar. Kuping gue gak salah dengar kan barusan ada suara orang nangis," Ujar Audrey menghentikkan langkahnya.
"Iyaa ihh, gue juga dengar drey, apa jangan-jangan, ini sekolah angker lagi," Ujar Amanda bergedik ngerii.
"Gak usah aneh-aneh. Mungkin ada orang di dalam," Ucap keysa menatap jengah ke arah dua sahabat nya ini.
"Siapa tau kan ada key," Balas Audrey takut.
"Kita lihat siapa orang yang nangis tadi," Keysa menarik tangan kedua sahabatnya..
"Nah kan suara nya makin dekat aja key," Takut Audrey dengan tubuh gemetar.
"Di dalam pasti ada adik kelas atau gak kakak kelas yang nangis," Ujar Amanda berusaha berpikir positif yang sedari tadi diam.
Mereka bertiga kaget ketika melihat gadis berbadan langsing , tinggi dan cantik yang tiba² membuka pintu toilet. Bukan hanya mereka saja yang kaget tapi meysa juga tak kalah kaget melihat tiga gadis di hadapannya.
"Kakak yang nangis dari tadi?," Tanya Audrey merasa penasaran.
"Kalian dengar aku nangis?," Tanya balik meysa.
"Ya iyalaah, kita kan punya kuping pasti dengar lah,"Jawab Amanda sedikit ngengas.
Audrey dan keysa meringis kecil mendengar semprotan dari mulut pedas Amanda.
"Aduh, maaf ya kak, sahabat saya emang gitu orang nya. Rada-rada gesrek" Ujar Audrey merasa malu dengan perkataan Amanda.
"Iyaa gpp kok, santai aja," Balas meysa keluar dari toilet.
...*****...
Setelah kembali dari toilet Audrey, keysa dan Amanda langsung menuju kantin tanpa kehadiran liora..
Mereka memasuki area kantin mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang kosong ternyata tempat duduk sudah terisi penuh semuanya, kecuali tempat duduk di satu tempat dengan alarick dkk.. Mereka bertiga terpksa menghampiri tempat duduk alarick dkk...
"Kita duduk di sini, ya," Ujar Audrey mendudukan dirinya di tempat duduk samping Alarick dkk tanpa meminta persetujuan dari ketiga cowok tadi.
"Liora mana?," Tanya alarick yang tidak melihat keberadaan gadis nya.
"Di perpust,"Jawab keysa.
Alarick mengerutkan dahi nya. "Ngapain ara ke perpust," Tanya nya sekali lagi.
"Tadi dia kasih tau gue. Ke perpust belajar buat persiapan untuk Lomba olimpiade nya tinggal dua hari lagi," Balas Audrey.
Alarick langsung bangkit dari duduknya untuk menemui liora ke perpust, ia khawatir gadis nya belum sarapan..
"Mau kemana?," Cegah Sultan yang melihat Alarick yang tiba² bangkit dari duduknya.
"Bawa sarapan buat ara ke perpust," Balas alarick.
"Liora lagi sama Kak barram di perpust," Ujar Audrey Keceplosan.
"Apa? Sama barram," Beo alarick.
"Nah, itu liora," Tunjuk Johan.
Liora berjalan menghampiri sahabat-sahabat nya yang juga disana ada alarick dkk..
"Haii," Sapa liora pada keenam manusia tadi langsung mendaratkan bokong nya di dekat kursi alarick.
"Ngapain berduaan sama barram di perpust?," Tanya alarick meminta penjelasan.
"Ohh, tadi di suruh sama pak doni belajar bareng kak barram, untuk persiapan olimpiade matematika," Jelas Liora menatap alarick.
"Kenapa harus dia sih yang jadi partner olimpiade kamu," Gerutu alarick.
"Mana aku tahu," Balas liora Acuh.
"Aku lagi marah lo, ra, kamu malah biasa aja gak peka bangat sih," Dengus Alarick menatap tidak percaya pada pacar nya.
"Truss, aku harus gimana? Bujuk kamu gitu," Ujar liora santai.
Ia sengaja memancing alarick, menurutnya sangat lucu ketika membuat alarick cemburu seperti itu...
"Terserah," Ujar alarick enggan menatap liora.
"Dihhh, kayak cewek aja lo rick," Ejek johan menatap ilfeel ke arah alarick.
"Pms lo?," Tanya Amanda dengan mulut pedas nya.
"Kapan makannya klo gini terus, laper nih gue," Ujar Sultan sedari tadi terdiam.
"Han lo pesan gih," Perintah Alarick.
"Lah, kok gue sih," Protes johan. Langsung melirik ke arah Audrey kemudian menarik tangan gadis itu agar ikut bersama nya.
"Lah-lah kok gue yang di tarik sih lepas gak," Ujar Audrey sedikit memberontak.
"Lo bantuin gue drey, masa gue sendiri di jadiin babu," Alasan Johan pura-pura memasang wajah sedih.
"Eh buluk, gak usah kayak begitu deh muka lo, sumpah jijik gue lihat nya. Nahan berak lo!," Celetuk Amanda dengan menampakan ekspresi wajah jijik melihat tingkah laku johan.
Johan tampak menghiraukan ucapan amanda ia kembali menarik tangan audrey untuk mengikutinya. Gadis yang ia tarik tadi hanya bisa menghembuskan nafas kasar, pasrah mengikuti johan.
"Tadi Barram gak lakuin hal modus kan sama kamu?," Alarick bertanya sambil memegang tangan liora.
"Gak. Malah sebaliknya. Kamu yang lakuin hal modus," Balas liora.
"Nih, pesanan kalian," Johan memberikan makanan pada alarick dan liora dkk.
"Thanks han," Ujar liora merasa tidak enak melihat raut wajah johan.
"Girls, nanti pulang sekolah kita beli baju yuk, sekalian gue mau nginap di rumah liora. Boleh kan ra," Ujar Audrey melirik liora menampilkan deretan gigi putih nya.
"Boleh," Balas sambil memakan makanan pesanannya.
"Kemana?," Alarick bertanya menatap intens ke arah liora.
"Gak tahu," Liora hanya membalas dengan mengangkat sebelah pundak nya tanda tak tahu.
"Kenapa lo mau ikut," Kini Keysa yang mengeluarkan suaranya.
"Iyaa gue mau ikut. Gue mau jagain cewek gue," Ujar Alarick.
"Alah, lebay bangat lo rick. Gitu aja pake ngikutin segala," Imbuh Amanda.
"Terserah gue lah, cewek-cewek gue!," Sahut Alarick.
"Bucin bangat dah, palingan juga bentar lagi putus," Imbuh johan.
"Lo doain Sababat gue putus sama sahabat lo, wah parah lo, han, gak like gue!," Ujar Audrey.
"Kenapa drey, lo mau jadi pacar gue," Ujar johan antusias.
"Apasih, gak nyambung bangat jadi cowok. Pantas aja jomblo karatan," Semprot Audrey.
...*****...
Selesai makan di kantin tadi ketujuh siswa tadi langsung bergegas keluar kantin kemudian berjalan menelusuri koridor kelas masing-maising.
Sesampainya di depan kelas ketiga gadis tadi langsung mengetuk pintu terlebih dahulu. Taku takut ada guru yang sedang mengajar dan benar saja bu vivi tengah mengajar.
"Darimana saja kalian berempat!," Bu vivi sedang menulis di papan tulis kemudia berbalik badan bertanya dengan menatap horor ke arah empat gadis cantik tadi.
"Ah, kita habis dari toilet bu," Amanda langsung menjawab dengan gugup.
"Berempat dari toilet," Tanya bu vivi menurunkan kacamata sampai di hidung, menatap penuh selidik ke arah empat murid nya.
"I-iyaaa bu tadi itu a-anuuu ah yaa, si audrey berak nya lama bangat bu di toilet," Jawab Amanda lagi asal-asalan.
"Haaa!," Kaget ketiga sahabatnya melotot. Tidak habis pikir dengan apa yang Amanda katakan.
"Sudah-sudah. Banyak sekali alasan kalian ini, sekarang juga kalian keluar dari kelas berdiri di lapangan sampai jam pelajaran saya selesai.Cepat!!," Marah bu vivi.
"Baik bu," Ujar keempat gadis itu serempak.
"Ihhh, bisa-bisanya tu guru kasih kita hukuman kyak gini," Dengus Amanda.
"Lo sih mand. Coba aja tadi gak mancing-mancing emosi bu vivi pasti kita gak di hukum kayak gini," Ucap Audrey tampak lesuh.
"Nikmatin aja hukumannya, gak usah banyak omong," Ujar keysa.
"Iyadeh," Balas Amanda. Ia tahu jika keysa sudah angkat bicara sahabat² nya pasti akan diam, mau menjawab ucapannya pun yang ada mereka sendiri yang kena mental. Kata kata savage keysa itu nyelekit bangat tapi sahabat² nya memaklumin setiap kata kata yang di lontarkan oleh keysa.
"Ra coba liat deh di kelas atas, kak barram kok lihatin lo terus sih," Ujar Audrey yang tidak sengaja melihat barram yang tangah memperhatikan sahabatnya terus.
"Biarin aja. Toh kalo matanya capek ngeliat ke sini terus pasti bakalan pergi juga," Balas liora santai.
"Tapi, ra, dari cara dia ngeliat lo itu kayak suka sama lo, paham gak sih," Ucap Amanda lagi.
"Kak barram itu udah punya pacar, sekolah disini juga kok," Liora memberitahu.
"Whaatt!, kak barram bisa punya pacar juga ternyata," Shock Amanda dan Audrey.
"Gak usah keras-keras juga kali suara lo. Budek nanti telinga gue, ngomong di depan telinga gue segala lagi," Amanda langsung menabok keras lengan Audrey.
"Gak sengaja, Mand," Balas Audrey cengengesan.
Bell pulang sekolah telah berbunyi, siswa-siswi berbondong-bondong keluar kelas...
"Nanti jadikan," Ujar Amanda menatap ketiga sahabatnya
"Jadi dong," Balas Audrey.
"Iyaa," Balas Liora.
"Hmm," Balas Keysa.
"Ra, ayok pulang," Ajak Alarick.
"Gue duluan, ya," Pamit liora.
"Drey, ayok pulang sama gue," Ujar johan dengan wajah tampak serius.
Audrey tampak meminang-minang ajakan johan padanya. Tumben sekali laki-laki ini mengajak nya pulang bareng.
"O-okee. Gue balik duluan ya, byee-bye," Ucap Audrey.
"Bulukk, jagain sahabat gue. Awas kalo dia kenapa-kenapa," Teriak Amanda dari jauh.
Yang tersisa hanya amanda, keysa dan juga sultan. Amanda sedang menunggu jemputan dari pacarnya sedangkan keysa dan sultan tampak diam tak bersuara. Beginilah kalo sudah bersama kedua manusia kutub yang ada hanya keheningan.
Amanda melirik ke arah sahabatnya dan juga sultan. "Gini nih kalo sama kedua es kutub, hening bangat, gue berasa kayak lagi upacara mengheningkan cipta tahu gak, berdiri sama kalian berdua," Omel Amanda tampak jengah dengan keadaan hening sekarang.
Sultan dan juga keysa hanya menatap sekilas ke arah amanda...
"Hmm," Balas keysa merogok handphonenya dalam tas yang di tenteng di pundaknya.
"Balas lo gitu doang key, bisa-bisa darah tinggi gue lama-lama disini. Ngomong kek apa kek, suara lo berdua gak bakalan habis tu kalo bicara," Ujar Amanda capek.
"Lo pulang sama siapa?," Tanya sultan melirik keysa, yang menghiraukan ucapan Amanda..
"Supir," Balas keysa.
"Pulang sama gue," Ucap Sultan
Amanda menatap kedua manusia berbeda jenis itu dengan senyum seperti sikopat. Seketika ide jahil nya muncul.
"Sejak kapan lo, perhatian sama sahabat gue," Tanya amanda menaikkan alisnya sebelah.
"Sejak sekarang," Balas Sultan.
"Lo niat mau dekatin sahabat gue?," Tanya Amanda lagi.
"Gak," Ujar Sultan cepat.
"Gpp. Dekatin aja sahabat gue. Es kutub ketemu sama Es kutub, lo berdua cocok kok. Gue bakalan dukung keytan garis keras," Ujar Amanda dengan menggerakkan kedua tangannya.
"Ayok pulang sama gue," Ujar Sultan lagi.
Keysa melirik Amanda meminta persetujuan dari sahabatnya. Ia tak enak hati jika meninggalkan sahabatnya sendirian disini...walaupun ia terkesan cuek dan dingin pada sahabat-sahabatnya tapi ia sosok yang perhatian dan sangat menyayangi ketiga sahabatnya walaupun tidak secara terang-terangan.
"Pulang aja sama sultan. Bentar lagi pacar gue nyampe ke sini," Ujar Amanda.
"Okeee," Ucap Keysa.
"Kalian hati-hati," Ujar Amanda tersenyum tipis.
...*****...
"Kok berhenti," Tanya Audrey bingung.
"Kita mampir ke sini dulu bentar," Jawab Johan.
"Ngapain kita ke butik?," Tanya Audrey yang masih bingung.
"Udah masuk aja," Balas Johan memasuki tokoh butik duluan.
"Bunda mana?,"Tanya johan pada salah satu pegawai butik.
"Ibu sedang berada di ruangannya," Ucap pegawai tadi.
"Drey ayok. Ngapain diam di situ," Ujar Johan menarik tangan Audrey.
"Bundaa," Panggil johan lembut.
"Sayang, tumben ke butik bundaa," Ucap fitri mama johan. Berjalan mendekat ke arah anaknya.
"Johan mau ngenalin seseorang sama bunda," Ujar johan dengan senyum mengembang terpatrit di wajah tampannya.
"Siapa?," Tanya fitri dengan penasaran.
"Drey, ayok masuk," Ujar Johan tersenyum manis.
"I-iyaaa, han," Audrey melangkah masuk.
"Dia siapa, sayang," Tanya fitri tampak bingung.
"Hai tante, aku audrey teman satu sekolahnya Johan," Ujar Audrey menyalim Fitri
"Calon pacar bund," Ujar Johan dengan senyum yang sedari tadi tak luntur dari wajahnya.
"Hai, nama kamu cantik sama kayak orang nya," Ucap fitri tersenyum hangat ke arah Audrey.
"Sini sayang duduk. Gak usah gugup gitu," Ucapnya lagi dengan kekehan kecil.
"Bun, nanti aku pamit ya keluar sama Alarick sama sultan juga kok". Johan meminta izin pada bundanya
"Iyaa bunda izinin. Tapi gak boleh ngelakuin hal aneh ya. Gak boleh pulang kemalaman ya," Balas fitri dengan suara lembut.
"Siapp, bunda," Ucap Johan dengan gerakan tangan memberikan hormat pada bundanya.
"Ya sudah antar pulang audrey, jangan mampir kemana-kemana lagi." Ucap fitri memperingati anak nya.
"Kapan-kapan datang ke sini lagi ya audrey," Lanjut Fitri lagi. Menatap Audrey yang sedari tadi terdiam memperhatikkan interaksi antara anak dan ibu di depannya itu.
"Iyaa tante. Audrey pamit pulang dulu," Ujar Audrey tersenyum kecil lalu menyalim kembali fitri
..."Denganmu jatuh cinta adalah patah hati paling sengaja"...
..._Sultan Aldi Putra Sanjaya_...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Airhujan
mampir juga di aku
2023-01-29
0