Bab 4. Rumah Kedua

"Ra, boleh gue ngomong sebentar, tapi gak disini," Ujar sultan lembut.

"Hmm," Balas liora dingin.

"ke roftoop, ya," Ajak sultan menggenggam erat tangan liora. Liora pun tidak memberikan respon apapun dia akan memberikan kesempatan untuk sultan agar menjelaskan kepadanya.

"Mau ngomong apa?," liora bertanya dengan nada ketus.

"Kalau gak ada yang mau di bicarain, gue balik," Ucap nya lagi.

"Gue minta maaf, ra," Sultan mulai mengeluarkan suara.

Lo ngajakin gue ke sini mau ngejelasin semuanya, atau cuman minta maaf doang?," Liora memastikan lalu menepis kasar tangan Sultan.

Mereka berdua berada di roftoop tempat yang cukup sejuk dan teduh mengingat betapa teriknya siang itu.

"Maaf, ra. Gue bingung harus mulai dari mana, please jangan jauhin gue, gue gak mau lo jauhin gue, ra, gue janji bakalan lakuin apapun agar lo maafin gue," Sultan memohon.

"Lo yakin, bakalan lakuin apapun?," Tanya liora memastikan.

"Iyaa, ra, apapun gue bakalan lakuin," Ucap sultan penuh harap, sedikit merasa lega karena akan mendapatkan maaf dari liora.

"Baikan sama alarick, dan minta maaf sama dia," Ujar liora masih dengan ekspresi datarnya.

"Ra, t-tapii----," Sultan ingin menolak namun kalah cepat dengan liora yang langsung memotong ucapannya.

"Oke. Kalau lo gak mau dapat maaf dari gue, gue balik," Ujar liora beranjak dari duduknya.

"Lo, maafin gue kan, ra?," Tanya sultan takut liora tidak akan memaafkannya dan memilih menjauhinya. Memikirkan saja sudah membuat sultan frustasi...

Liora menyilangkan tangan di dada. "Kata siapa? Gue belum jawab tuh," Ketusnya.

"Yah, tega bangat sih lo," Sultan sedikit kecewa dengan jawaban liora.

Sikap dingin dan cuek dari seorang sultan, hilang begitu saja jika sudah bersama liora sahabat kecilnya.

"Biarin!," Ujar liora

"O-okee, gue bakalan minta maaf dan baikan sama alarick," Pasrah sultan.

"Gitu kek dari tadi, ribet bangat," Liora melirik malas ke arah sultan.

...*****...

Sesampai nya di kelas alarick, sultan langsung mencari keberadaan sosok yang di cari, tapi dia tidak mendapati batang hidung nya pun tak terlihat di kelas.

"Alarick, mana han?," tanya sultan celingak-celinguk mencari keberadaan sahabat nya.

"Di lapangan basket. Kenapa emang, kalian udah akur?," Tanya johan penasaran.

"Kita samperin alarick," Ajak johan.

Sultan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Rick, sultan mau ngomong sesuatu sama lo," Ujar johan lalu pergi meninggalkan sultan dan alarick, memberikan ruang untuk mereka berdua.

"Ngapain, lo kesini?," Alarick bertanya dengan manatap tajam sultan.

"Gue kesini, cuman mau minta maaf soal kemarin," Balas sultan santai.

"Ck!," Desis alarick.

"Oke, gue juga minta maaf," lanjut nya. Dua laki-laki itu bertos ria sambil tersenyum.

"Gue mau ketemu sama liora dulu," Ujar alarick.

"Gue juga ikutt," Ucap sultan jalan beriringan dengan alarick.

...*****...

"Assalamualaikum liora ada?," barram bertanya kepada teman sekelasnya liora.

"Itu.. Liora lagi tidur kayaknya," Ucap audrey menunjuk ke arah liora yang menundukkan kepalanya pada kedua lipatan tangan di atas meja sebagai bantal.

Barram melirik audrey sebentar lalu menghampiri liora dan mendaratkan bokongnya duduk di bangku sebelah gadis itu...

"Raa..," Panggil barram pelan.

"Eunggh," Liora terbangun dari tidur nyenyak nya merasa terusik, lalu menguap kecil kemudian mengangkat kepalanya melihat ke arah sumber suara tadi.

"Masih ngantuk, ya, kalo masih ngantuk dilanjutin aja tidurnya," Ujar barram lembut.

"E-eh kak barram, ngapain ke sini?," Tanya gadis itu kaget.

"Gue ke sini mau ketemu sama lo, mau nanyain soal kemarin. Gimana hmm?," Ujar barram memiringkan tubuh nya agar bisa menghadap lawan bicara nya.

"Oh iya, lupaa," Ucapnya sambil menepuk jidatnya pelan.

"Menggemaskan," Batin barram.

"Hahaha gpp, gimana jawabannya?," Tanya barram sekali lagi. Sambil terkekeh kecil karena gemes melihat wajah bantal liora sehabis bangun tidur.

murid-murid yang melihat barram tertawa seperti itu membuat mereka terpekik histerii, ada juga yang berbisik-bisik, kaget mendengarnya. Bagaimana tidak. Siapa yang tidak mengenal sang ketos sekolah ini. Laki-laki yang cuek, cool, bahkan tidak pernah tertawa apalagi tersenyum kepada siswa-siswi di sekolah ini.

"Emm, gimana ya, kak," Liora berpikir sejenak sambil mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja.

"Okedeh, gue mau jadi partner lo," Final nya.

"Hah! partner apa maksudnya, ra?," Amanda end the geng tiba-tiba bersuara.

"Bisa gak sih, gak usah keras-keras gitu suaranya," Ketus liora.

"Gue bakalan ikut olimpiade dan partner gue itu kak barram," Sambung nya.

Sahabat-sahabat nya menatap penuh tanya kepada barram..

"Pasti ada udang di balik tepung sajiku nih," Bisik amanda pada audrey dan keysa.

"Ihhh iyaa, tumben bangat kan kak barram bersikap lembut juga sama liora," Lanjut audrey.

"Kita ke kantin dulu, ya, ra," Pamit keysa menarik tangan kedua sahabatnya".

"Ra, Kita ke perpustakaan, ya," Ajak barram yang mendapat anggukan dari liora.

...*****...

"Liora ada gak?," Tanya alarick pada teman sekelas liora.

"Udah pergi di perpustakaan," Jawab sang ketua kelas.

"Ehem". Alarick berdehem pelan melihat liora sedang berduaan dengan barram di perpustakaan.

"Liora mengangkat sebelah alisnya, ngapain lo kesini?," Bingung nya.

"Gue mau ngomong sama lo, sebentar," Ucap alarick menarik paksa tangan liora.

"Lo gak liat, liora lagi belajar sama gue, buta lo?," Marah barram lalu mencekal kuat tangan liora. Yang membuat sang empu meringis kecil..

"Ra, lo gpp?, maaf," Ujar barram melepaskan cekalannya.

"Gpp kok, kak," Balas liora.

Tanpa menunggu lama Alarick langsung membawa liora ke roftoop.

"Lepasin gue, apa'ansih lo?," Menghempaskan tangannya dari pegangan alarick.

"Sorry ra, gue cuman mau ngomong sesuatu sama lo, apa sesusah itu lo ikutin kata gue?," Tuturnya dengan suara parau.

"Lo bukan siapa-siapa gue, dan lo gak punya hak buat ngatur-ngatur gue, paham!," Liora menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Ra, salah ya, kalo gue jatuh cinta sama lo?," Alarick bertanya. Menatap sendu ke arah liora

"Lo salah, karena berani jatuh cinta sama gue, cewek sejuta kekurangan, jangan suka sama gue, gue gak bakalan bisa balas perasaan lo, sampai kapan pun dan gue....

Liora menjeda ucapannya sejenak, mulut nya terasa kelu untuk melanjutkan lagi....

"Gue cewek yang sangat berantakan untuk menjadi tempat lo pulang," Lanjutnya sambil menunduk

Alarick tersenyum tipis lalu memegang kedua bahu liora.. Dia merasa kedua bahu liora bergetar. Sepertinya gadis itu menangis diam-diam.

"Tidak apa-apa kita rapikan sama-sama, mau?," Tutur alarick

Liora yang mendengarkan penuturan dari alarick mendongak menatap dalam sosok yang dari kemarin-kemarin selalu menganggu pikirannya..

"Gue gak bisa rick," Ucap nya dengan memalingkan wajahnya enggan menatap alarick.

Alarick menghembuskan nafas nya kasar, lalu menggeleng tanda ia tidak setuju dengan jawaban gadis itu... Lalu ia mencoba sekali lagi untuk memastikan kembali.

"Lo mau kan jadi cewek gue, cewek kedua yang gue cinta setelah mama... Lo mau kan jadi semesta seorang Alarick Zalman Maheer," Ujar alarick menatap wajah liora kian lekat.

"Gue juga bingung sama perasaan gue sendiri, gue takut nyakitin perasaan lo rick, gue takut kecewain lo," Tambahnya.

Senyum alarick perlahan terbit dari bibirnya lalu membawa liora ke dalam dekapannya, mencium pucuk kepala gadis itu.

"Gpp, gue paham kok. Tidak ada hubungan yang akan terus baik-baik saja, begitupun aku dan kamu nanti, tapi tidak ada salahnya kan berharap serta mengusahakan baiknya," Jelas alarick melepaskan pelukannya.

"Karena aku dan kamu adalah dua anak manusia yang akan terus bertumbuh bersama, dengan berjalannya alur semesta, jadi, lo mau kan jadi cewek gue?," Lanjutnya lagi menatap hangat ke arah liora.

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis pada alarick..

Alarick yang mendapatkan anggukan dari liora langsung memeluk gadis itu, sangat erat seakan tidak ingin melepaskan liora dari pelukannya..

"Terimakasih-Terimakasih, ra, udah balas perasaan aku," Ujar nya mencium rambut liora dengan perasaan haru.

"Iyaa, rick," Balas nya dengan membalas pelukan alarick tak kalah erat..

Hari itu adalah hari dan part bersejarah bagi alarick sebab salah satu kebahagiaanya datang secara perlahan..

...*****...

Alarick dan liora berjalan menelusuri koridor kelas beriringan dengan senyum mengembang berbentuk seperti bulan sabit, sedangkan alarick mengenggam erat jemari gadis nya..mereka berhenti di depan kelas liora yang mendapat tatapan bingung dari teman-teman kelas liora termasuk sahabat-sahabat gadis nya. Alarick melepaskan genggamannya.

"Aku masuk kelas dulu ya, kamu juga masuk ke kelas jangan mampir kemana-kemana awas," Ujar liora memincingkan matanya.

"Iyaa, udah mulai bawel nih, ya," Goda alarick mencubit hidung liora.

"Issh apasih, sakit tahu," Liora mengadu.

"Ya udah, aku ke kelas dulu, ya," Ujar alarick.

Tapi sebelum dia balik ke kelas nya. Ia masuk ke kelas liora sebentar lalu menghampiri sultan yang ada di posisi bangku paling belakang.

"Jagain cewek gue, kalo ada apa-apa kasih tahu," Bisik nya lalu menepuk pelan bahu sultan."

"A-apaa, gue gak salah dengarkan?," Tanya sultan shock

"Gak," Ucapnya singkat lalu berjalan keluar kelas.

"Omg-omg, ra, gue gak salah liat kan, tadi alarick genggam tangan lo," Pekik amanda melototkan matanya.

"Apa'ansih, lebayy bangat deh," Liora memutar bola mata nya malas.

"Lo pacaran sama dia," Tanya keysa mengeluarkan suara sedari tadi dia memilih diam menyaksikan adegan tadi.

"Hmm," Balas nya seraya tersenyum tipis ke arah ketiga sahabat nya.

"Lo kok, gak kasih tahu kita sih, ra, tega bangat lo sama sahabat sendiri, apalgi sama gue yang baik hati dan tidak sombong ini," Ucap audrey mendramatis.

Ketiga sahabatnya menatap jengah ke arah audrey yang mulai kumat.

"Assalamualaikum," Ucap pak Qai guru biologi.

"Waalaikumussalam," Jawab murid serempak.

"Bapak ingin memberi info bahwa hari ini mata pelajaran saya kita tidak belajar. Dikarenakan hari ini di adakan rapat guru. Jadi kalian bisa pulang cepat. Sekian terimakasih.," Ujar pak Qai keluar dari kelas.

"Yeeeyyy," Heboh murid kelas X-MIPA 1.

Sama halnya dengan kelas alarick, mereka di suruh pulang cepat oleh para guru.

Alarick mendapatkan kesempatan itu langsung buru-buru menghampiri liora di kelas nya untuk mengajak gadis itu pulang bersama menggunakan motornya.

Ketika liora dan sahabat-sahabat nya baru keluar dari kelas, mereka di kaget kan dengan kedatangan alarick. Yang mereka tau kedatangan laki-laki itu untuk menjemput kekasih nya, siapa lagi kalo bukan semestanya liora.

"Eh, ada alarick," Ucap audrey basa basi.

Alarick membalas nya dengan senyum tipis..

"Ayok pulang, aku anterin," Ujar alarick mengenggam tangan liora.

"Beda ya, gays kalau yang udah jadian," Ucap amanda seraya tersenyum menggoda ke arah liora.

"Pj nya, jangan lupa ya, ra," Ujar audrey tidak tahu malu.

"Gue pulang duluan, ya, byee," Ucap liora melambaikan tangannya.

...*****...

...Sesampainya di rumah liora. Alarick langsung menghentikan motornya......

"Nih, makasih," Ucap liora memberikan helm pada alarick.

"Simpan aja, helm itu aku beli khusus buat kamu. Setiap pulang dan pergi sekolah, aku yang anterin kamu. Bareng sama aku terus ya, ra," Pinta alarick.

"Jadi, ini helm nya aku simpan. Ketika pergi sama lo baru di pake?," Tanya liora.

"Iyaa, aku pulang dulu, ya," Ujar nya seraya mengacak pelan rambut liora.

"Jangan lupa makan yang banyak, ya, banyakin minum air putih, habis itu langsung istirahat. Nanti kalo udah nyampe rumah, aku kabarin,"

"Emang, kamu punya nomor aku?," Tanya liora yang ingin tertawa keras.

"Oh iyaa. Masa nomor cewek sendiri gak punya ehhehe," Ucap alarick diikuti dengan cengiran.

"Ya udah nih," Liora menyodorkan handphonenya pada alarick.

"Udah, aku pulang dulu, sampai ketemu besok, ara," Ucapnya lalu mengendarakan kuda besi nya.

Liora yang mendengar nama panggilan yang alarick sebut tadi. Ia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Ara pulang, ada orang di rumah," Ucap liora.

"MAMA, PAPA," Teriak nya.

"Sayang kenapa teriak-teriak sih, mama gak budek, ya," Semprot ariani keluar dari dapur.

"Eheheh, habis nya ara gak liat siapa-siapa dari tadi," Ucapnya tertawa kecil.

"Kayaknya, ada yang lagi bahagia nih," Ucap mamanya menatap selidik anak semata wayangnya.

"Ihh gak kok, biasa aja," Balas nya mencium kedua pipi mamanya. Lalu berlari memasuki kamar.

...*****...

Liora masuk dalam kamar mandi nya untuk membersihkan diri. Badan nya terasa lengket oleh keringat dari tadi di sekolah.

Beberapa menit kemudian liora keluar dari kamar mandi, lalu melangkah ke arah cermin untuk menghias diri sebelum membaringkan badan nya di atas kasur empuk milik nya.

Dreett..dreet

Ia mengambil handphonenya di atas kasur lalu mengangkat telpon dari seseorang.

"Hallo, udah nyampe rumah," Ucap liora pada seseorang di seberang sana.

"Udah, kamu udah makan?," Tanya alarick.

"Belum, barusan selesai mandi," Ujar liora.

"Nanti malam bisa keluar," Tanya alarick hati-hati.

"Kemana?," Bukannya menjawab, liora justru bertanya balik.

"Kita makan di luar, kamu mau?," Tawar alarick.

"Okee, kalo gitu aku tutup telpon nya, ya, Al," Ucap liora.

"Selamat beristirahat, Ara," Ujar alarick di seberang sana.

"Selamat beristirahat juga, untuk kamu," Balas liora tersenyum tipis.

...*****...

Seperti yang di janjikan tadi, liora dan alarick akan makan di luar sesuai ajakan alarick. Laki-laki itu datang ke rumah liora untuk menjemput gadis nya...

"Tok-tok... Assalamualaikum," Salam alarick.

Sebenarnya dia sangat gugup dan takut akan respon kedua orang tua liora, apalagi dia tidak pernah datang ke rumah seorang perempuan malam-malam, mengajak anak perempuan orang makan malam di luar.

Mama liora yang mendengar ada seseorang yang mengetok pintu rumah nya langsung bergegas keluar dapur untuk membukakan pintu sang tamu.

"Waalaikumussalam, eh cari siapa, ya?," Tanya ariani mama liora dengan kening berkerut.

"Aku alarick tante, teman satu sekolah nya liora," Ucap alarick menyalim mama liora.

"O-ohh silahkan masuk," Ajak ariani

"Iyaa tante, makasih," Ucap alarick.

"Kamu tunggu disini dulu, ya, tante panggilin ara dulu," Ujar ariani

"Iyaa tante, maaf ngerepotin," Ujar alarick merasa tak enak.

"Araaa. Di bawah ada teman kamu datang," Ujar mama nya.

"Iyaaa.. Bentar ma," Balas liora.

Akhir nya liora keluar dari kamar nya untuk menemui alarick yang duduk di ruang tamu. Ia melihat papa nya sedang berbicara sesuatu pada alarick.. Gadis itu merasa gugup. Takut papa nya tidak mengizinkan ia keluar malam-malam dengan laki-laki.

Ia yakin pasti sedari tadi alarick di interogasi habis-habisan oleh papa nya. Karena baru kali ini rumahnya di datangi oleh cowok lain selain sultan sahabat kecil nya itu.. Papa nya sangat posessive sekali terhadap nya. Bisa di katakan bahwa liora itu adalah gadis paling beruntung, di kelilingi oleh sahabat-sahabat yang sayang dan tulus sama dia, ngejaga dia, memiliki kedua orang tua yang utuh, orang tua yang menyayangi dan memanjakkan dia, berada dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Memiliki paras yang cantik, pintar, pacar yang tulus dan cinta bangat sama dia.

"Pa," Panggil liora lembut.

"Sini, sayang," Ujar papa nya bernama arlon. Menggeserkan diri nya di sofa untuk memberikan putri semata wayang tempat duduk di sebelahnya.

"Pa, ara, boleh izin keluar sama alarick sebentar kok, janji gak bakalan lama," Ujar nya menampilkan deretan gigi putih yang sungguh keliatan rapi.

"Okee, kali ini papa izinin, tapi...

Arlon menghentikan ucapannya sebentar, lalu menghela nafas nya pelan kemudian menatap ke arah alarick yang juga sedang menatap nya..

"Kamu harus bawa pulang putri saya dengan keadaan utuh, jangan sampai ada yang lecet sedikitpun, dan pulang nya pas jam 09. 00 kalian sudah sampe rumah. Ingat itu anak muda," Ujar nya

"Jaga anak saya baik-baik, saya percayakan putri saya sama kamu," Lanjut Arlon penuh keyakinan.

Alarick tahu, arlon tidak bercanda mengatakan hal itu, terlihat dari sorot mata pria paruh baya itu. Seakan Arlon mengatakan bahwa ia sangat menyayangi dan menjaga putri semata wayang nya itu. Seakan ia takut kehilangan putri nya.

"Saya akan menjaga Ara," Balas Alarick tanpa harus berpikir panjang lagi. Lagi pula ara juga adalah gadis nya, semestanya, orang yang dia cinta. Jadi tanpa di suruh pun ia akan tetap menjaga liora.

"Baiklah, kalian bisa pergi," Imbuh Arlon.

"Makasih pa," Ujar liora berbinar lalu memeluk kemudian mencium punggung tangan papa nya.

"Maaa, ara pamit keluar dulu, yaa," Pamit liora berteriak keras agar bisa di dengar oleh mama nya di dalam dapur.

...*****...

"Jadi gitu ya rasanya di sayang, dan di peluk oleh papa," Gumam alarick yang masih bisa di dengar oleh liora.

Liora tertegun mendengar gumaman dari alarick barusan. Ia berpikir cowok nya memiliki problem dengan orang tua nya atau.. Ah biarkan saja. Toh ia juga akan menanyakan langsung nanti kepada alarick.

Di jalanan kota jakarta, malam hari ini seperti malam pada biasanya, setiap waktu memiliki keistimewaan masing-masing seperti baik itu pagi, siang dan malam. Ketika pagi rasanya lega karena masih bisa menikmati matahari pagi. Siang hari rasa lelah begitu terasa dan pada malam hari waktunya untuk melepas lelah dengan berkumpul bersama keluarga dan sebagai nya..

Seperti yang di lakukan oleh dua anak manusia yang sedang mengendarai motornya di malam yang cukup tenang ini.

...******...

"Kita makan di tempat orang jualan sate, di pinggir jalan itu, ya," Tunjuk liora ke arah tempat jualan sate.

"Terserah kamu aja, yang penting aku bisa selalu bareng kamu terus," Cengir alarick.

Liora yang mendengar itu hanya bisa terkekeh geli.

"Yaudah yuk," Ajak nya.

"Kamu tunggu di sini ya. Aku pesanin bentar," Ujar alarick. Yang mendapat anggukan kecil dari liora.

"Mas, sate nya saya pesan 15 tusuk, ya," Kasih tau alarick.

"Okee Mas," Balas Penjual sate.

Setelah memesan sate tadi alarick langsung berjalan melangkahkan kakinya di tempat duduk ia dan gadis nya.

"Al," Panggil liora pelan.

"Kenapa, ra," Tanya alarick.

"Seharus nya aku yang nanya sama kamu, kamu kenapa? Habis jemput aku dari rumah, kamu diam terus dari tadi," Imbuh liora menatap alarick seakan meminta penjelasan.

"Gpp, ra. Aku baik-baik, aja gak usah di pikirin," Elak alarick mengusap pelan tangan liora.

"Boleh peluk?," Tanya nya lagi.

"Boleh," Jawab liora lalu merentangkan tangannya bersedia memeluk kekasih nya.

"Lagi ada masalah? Mau cerita?," Tanya liora sambil mengusap pelan punggung alarick yang masih ada dalam dekapannya.

Alarick langsung melepaskan pelukannya lalu menatap lekat wajah gadis nya, dan tersenyum tipis. Kemudian mulai menceritakan masalah nya.

"Asal kamu tahu, selama ini aku gak pernah bebas dari masalah-masalah yang datang di hidup aku sejak aku kecil," Ujar nya.

"Mama dan papa aku udah cerai sejak aku masih berumur 6 tahun, Papa aku lebih milih menikah lagi dengan wanita lain. Sejak saat itu papa gak pernah kabarin aku lagi, papa gak pernah peluk aku, papa gak pernah main bareng sama aku lagi. Aku kangen papa yang dulu, aku kangen mama yang dulu ra, semenjak bercerai dengan papa, mama aku jadi lebih banyak diam di kamar. Aku kangen suasana rumah aku yang dulu. Kenapa papa tega ya ra? Papa gak mikirin perasaan aku sama mama. Aku kesepian ra,"Jelas nya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Liora hanya diam mendengarkan keluh kesah masalah yang di hadapi oleh kekasih nya. Dia tertegun mendengar ucapan alalrick, ternyata kisah keluarga kekasih nya sangatlah rumit, kekasih nya merupakan anak broken home. Ia merasa beruntung masih mempunyai kedua orang tua yang utuh dan keluarga yang selalu harmonis. Dia beruntung bisa mendapatkan kasih sayang serta pelukan dari sosok ayah yang tidak bisa di dapatkan oleh kekasih nya.

"Kenapa dunia tidak seadil ini. Kamu tahu, aku berusaha untuk tetap hidup, tapi dunia seolah-olah meminta aku untuk berhenti, sampai-sampai rasa ingin menyerah yang dulu aku kubur dalam-dalam kembali menghantui hidup aku," Ujarnya lagi menahan buliran air mata yang ingin keluar.

"Mungkin bagi kamu atau orang lain biasa aja dan terkesan lebayy mendengar kata semangat dan kata demi aku. Tapi Al, kamu bisa mencoba nya demi hati kecil kamu, aku tau rasa menyerah itu tak pernah terselip di sana bukan? Maka coba lah bertahan demi mama kamu, demi aku dan demi diri kamu sendiri," Ujar liora menasehati.

"Cukup tutup kedua telinga kamu, dan tetap berjalan tanpa menoleh ke arah lain, kamu jangan anggap kamu hanya sendiri, kamu masih punya aku, punya mama kamu," Sambung nya.

Setelah membicarakan hal tadi, sate pesanan alarick juga datang...

"Ini mas, mbak, silahkan di makan sate nya," Ujar penjual sate.

"Terimakasih," Balas liora tersenyum ramah.

..."Ketika hidup memiliki ribuan alasan untuk menangis, kamu harus memiliki setidaknya satu alasan untuk tersenyum"...

..._Alarick Zalman Maheer_...

Terpopuler

Comments

Airhujan

Airhujan

Semangat up ka, perbaiki lagi penulisannya iya☺️

2023-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Rotasi
2 Bab 2. Sejarah jatuh cinta penduduk SMA Cempaka Putih
3 Bab 3. Perhatian Kecil
4 Bab 4. Rumah Kedua
5 Bab 5. Cinta dan Luka
6 Bab 6. Bulan, Malam, dan Keindahannya
7 Bab 7. Gadis Penyuka Bunga Matahari dan Boneka Kelinci
8 Bab 8. Problematika
9 Bab 9. Definisi Kecantikan
10 Bab 10. Liora dan Kabarnya
11 Bab 11. Gagal Menjadi Yang Terbaik
12 Bab 12. Rinai Hujan
13 Bab 13. Keajaiban Tuhan
14 Bab 14. Antara Yang Baik dan Yang Lebih Baik
15 Bab 15. Terimakasih Tuan Pemberi Rasa
16 Bab 16. Seikhlas Awan Mencintai Hujan
17 Bab 17. Metafora Waktu
18 Bab 18. Titik Balik
19 Bab 19. 22 Desember
20 Bab 20. Latihan Basket
21 Bab 21. Di sebatas saling
22 Bab 22. Sadar dengan segala kekurangan
23 Bab 23. Pertandingan Basket
24 Bab 24. Kembali Bertemu
25 Bab 25. Terbongkarnya identitas
26 Bab 1. Rotasi
27 Bab 2. Sejarah jatuh cinta penduduk SMA Cempaka Putih
28 Bab 3. Perhatian kecil
29 Bab 4. Rumah kedua
30 Bab 5. Luka dan aksara
31 Bab 6. Bulan, malam, dan keindahannya
32 Bab 7. Gadis penyuka boneka kelinci dan bunga matahari
33 Bab 8. Problematika
34 Bab 9. Definisi kecantikan
35 Bab 10. Liora dan kabarnya
36 Bab 11. Gagal menjadi yang terbaik
37 Bab 12. Rinai hujan
38 Bab 13. Keajaiban tuhan
39 Bab 14. Antara yang baik dan yang lebih baik
40 Bab 15. Terimakasih tuan pemberi rasa
41 Bab 16. Seikhlas awan mencintai hujan
42 Bab 17. Terjebak di antara bertahan atau mundur
43 Bab 18. Titik balik
44 Bab 19. Dua puluh dua desember
45 Bab 20. Latihan basket
46 Bab 21. Di sebatas saling
47 Bab 22. Sadar dengan segala kekurangan
48 Bab 23. Pertandingan basket
49 Bab 24. Kembali bertemu
50 Bab 25. Satu di usik semuanya bertindak
51 Bab 26. Tentang sebuah kronologi perasaan
52 Bab 27. Astrophile
53 Bab 28. Skenario desember
54 Bab 29. Kehadiran tokoh baru
55 Bab 30. Musim sedih tahun ini jadi lebih panjang
56 Bab 31. Pecah, lalu berserakan
57 Bab 32. Selamat tinggal adalah senja yang usang
58 Bab 33. Distilasi Alkena
59 Bab 34. Katastrofe
60 Bab 35. Mari selamatkan diri dari gejala pura-pura bahagia
61 Bab 36. Malam, tawa, dan semesta
62 Bab 37. Ambisi alarick
63 Bab 38. Mencoba berdamai dengan rasa
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Rotasi
2
Bab 2. Sejarah jatuh cinta penduduk SMA Cempaka Putih
3
Bab 3. Perhatian Kecil
4
Bab 4. Rumah Kedua
5
Bab 5. Cinta dan Luka
6
Bab 6. Bulan, Malam, dan Keindahannya
7
Bab 7. Gadis Penyuka Bunga Matahari dan Boneka Kelinci
8
Bab 8. Problematika
9
Bab 9. Definisi Kecantikan
10
Bab 10. Liora dan Kabarnya
11
Bab 11. Gagal Menjadi Yang Terbaik
12
Bab 12. Rinai Hujan
13
Bab 13. Keajaiban Tuhan
14
Bab 14. Antara Yang Baik dan Yang Lebih Baik
15
Bab 15. Terimakasih Tuan Pemberi Rasa
16
Bab 16. Seikhlas Awan Mencintai Hujan
17
Bab 17. Metafora Waktu
18
Bab 18. Titik Balik
19
Bab 19. 22 Desember
20
Bab 20. Latihan Basket
21
Bab 21. Di sebatas saling
22
Bab 22. Sadar dengan segala kekurangan
23
Bab 23. Pertandingan Basket
24
Bab 24. Kembali Bertemu
25
Bab 25. Terbongkarnya identitas
26
Bab 1. Rotasi
27
Bab 2. Sejarah jatuh cinta penduduk SMA Cempaka Putih
28
Bab 3. Perhatian kecil
29
Bab 4. Rumah kedua
30
Bab 5. Luka dan aksara
31
Bab 6. Bulan, malam, dan keindahannya
32
Bab 7. Gadis penyuka boneka kelinci dan bunga matahari
33
Bab 8. Problematika
34
Bab 9. Definisi kecantikan
35
Bab 10. Liora dan kabarnya
36
Bab 11. Gagal menjadi yang terbaik
37
Bab 12. Rinai hujan
38
Bab 13. Keajaiban tuhan
39
Bab 14. Antara yang baik dan yang lebih baik
40
Bab 15. Terimakasih tuan pemberi rasa
41
Bab 16. Seikhlas awan mencintai hujan
42
Bab 17. Terjebak di antara bertahan atau mundur
43
Bab 18. Titik balik
44
Bab 19. Dua puluh dua desember
45
Bab 20. Latihan basket
46
Bab 21. Di sebatas saling
47
Bab 22. Sadar dengan segala kekurangan
48
Bab 23. Pertandingan basket
49
Bab 24. Kembali bertemu
50
Bab 25. Satu di usik semuanya bertindak
51
Bab 26. Tentang sebuah kronologi perasaan
52
Bab 27. Astrophile
53
Bab 28. Skenario desember
54
Bab 29. Kehadiran tokoh baru
55
Bab 30. Musim sedih tahun ini jadi lebih panjang
56
Bab 31. Pecah, lalu berserakan
57
Bab 32. Selamat tinggal adalah senja yang usang
58
Bab 33. Distilasi Alkena
59
Bab 34. Katastrofe
60
Bab 35. Mari selamatkan diri dari gejala pura-pura bahagia
61
Bab 36. Malam, tawa, dan semesta
62
Bab 37. Ambisi alarick
63
Bab 38. Mencoba berdamai dengan rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!