Perlahan Mayang duduk sembari memandang jam dinding yang kini telah menunjukkan pukul lima pagi. Setelah dirasa tubuhnya normal kembali, Mayang bangkit seraya berjalan menuju kamar mandi. Di dapur, Mak Rum telah sibuk dengan masakannya sedangkan mbak Yanti, sibuk menyapu dan juga mengepel lantai. Sementara ibunya, entah sedang ada di mana.
Sekitar pukul enam pagi, sarapan telah siap. Mayang, mas Galang beserta kedua orang tuanya sarapan bersama. Di sela-sela sarapan itulah, Mayang menceritakan tentang mimpinya. Seketika, kedua orang tua Mayang menatap aneh ke arahnya seolah memberi isyarat agar Mayang berhenti membahas topik yang sedang ia bicarakan. Sayangnya, mas Galang terlanjur penasaran dan meminta Mayang untuk lebih detil menjelaskan.
"Kamu mimpi didatangi sosok penghuni keris? keris apa maksudmu?" tanya mas Galang.
Ketika Mayang hendak menjawab, ia merasa kakinya di tendang. Jika tak salah menduga, itu adalah kaki ibunya. Meski raut wajah yang ibunya tunjukkan, terlihat datar. Menyadari isyarat tersebut, Mayang lekas membelokkan ceritanya.
"Iya mas, aku mimpi aneh dan bisa dibilang seperti mimpi buruk. Dalam mimpiku, ada yang memberiku keris dan dari keris itu, menjelma seorang perempuan. Cantik tapi dia hantu, serem deh mas."
"Oh, cuma mimpi, aku kira kamu dikasih keris beneran."
Mayang nyengir.
"Siapa juga yang mau ngasih Mayang keris mas?"
"Ya, kali aja ada May."
Mayang kembali nyengir seraya menoleh ke arah ayah dan ibunya secara bergantian.
...🌟🌟🌟...
Usai sarapan, Mayang dan mas Galang berangkat ke kampus masing-masing. Mayang bukanlah anak yang pandai. Ditambah, ia pun tak begitu bersemangat untuk sekolah. Ia lebih suka menghabiskan waktu untuk jalan-jalan sebab didukung oleh kemampuan ekonomi keluarganya yang bisa dikatakan cukup berada. Sebenarnya, dia memiliki mimpinya sendiri semenjak SMA. Ingin membuka toserba tiga lantai dengan beraneka ragam produk yang dijual. Mayang telah menyampaikan keinginannya itu kepada orang tuanya. Orang tuanya setuju untuk mencukupi seluruh modalnya dengan syarat, Mayang harus meraih gelar S1 terlebih dahulu. Alhasil, di sinilah ia sekarang. Memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Sementara otaknya, seringkali hilang fokus karena memikirkan design dan juga jenis dagangan apa saja yang nantinya akan ia jual.
...🌟🌟🌟...
Sekitar pukul empat sore, Mayang telah pulang dan sudah tidak ada jadwal kuliah lagi di hari itu. Mayang melihat ibunya yang sedang menyiram tanaman di halaman. Ia pun lantas mengucapkan salam seraya mencium tangan ibunya. Berbasa-basi sebentar sebelum kemudian, ia menanyakan perihal sikap ibunya yang seolah melarang Mayang ketika bercerita di hadapan mas Galang.
"Baiklah, sudah saatnya kamu tahu," ucap ibunya yang lekas mengundang rasa penasaran Mayang.
Mayang memfokuskan penglihatan dan pendengarannya.
"Tempo hari, kamu sempat mengatakan kalau bunga kantil yang kamu terima, berubah menjadi sebilah keris yang kemudian bersemayam di keningmu kan?"
"Iya buk."
"Itu warisan dari eyang Ratmi."
"Hah? gimana? kok.. gimana sih buk?"
"Dulu sekali, eyang Ratmi pernah bercerita kalau ia dan akungmu pernah menolong sesosok bangsa jin yang sedang terperangkap di sebuah botol. Menurut penjelasan jin itu, ia ditahan dalam botol oleh seorang pemuka agama lalu, botolnya dilempar begitu saja ke sungai. Hanyut untuk waktu yang lama hingga kemudian tersangkut. Lama sekali tersangkut di sana, sampai puluhan tahun hingga akhirnya ditemukan oleh eyang Ratmi dan akungmu. Mereka berdua kan sensitif dengan hal-hal seperti itu, terlebih akungmu pernah berguru (mempelajari ilmu-ilmu supranatural). Jadi, mereka langsung tahu tuh kalau ada sesuatu di dalam botol tersebut. Mereka bertiga sempat berdialog sebelum akhirnya setuju untuk menyelamatkan jin itu. Sebagai tanda terima kasih, jin tersebut memberikan sebilah keris yang mana saat ini, telah diturunkan kepadamu."
...Deg......
"Buk.. maksud ibuk.. keris ini.. sebentar, apa pak Ageng adalah jin yang eyang dan akung tolong buk?"
"Betul sekali Mayang, kamu bisa memahaminya dengan cepat."
"Yang hadir dalam kondangan pak Ageng tempo hari itu... semua jin buk?"
"He'em, sepertinya begitu."
...Deg......
Tubuh Mayang lunglai seketika. Pikirannya kacau sebab, menurut yang ia dengar. Tak ada satu pun jin yang baik. Selain itu, makanan di acara pernikahan itu, pastilah bukan makanan normal yang layak dikonsumsi manusia. Memikirkan hal itu membuat Mayang mual hingga muntah sejadi-jadinya.
"Mayang, kamu kenapa nak?" tanya ibunya sembari mengurut pelan tengkuk Mayang.
"Ada apa buk?" tanya mak Rum ketika mendengar suara, Mayang muntah.
"Gak tahu mak, Mayang tiba-tiba muntah. Tolong buatkan teh hangat ya!"
"Iya buk, iya."
Ibunya memapah Mayang untuk duduk di meja makan lalu membantu Mayang untuk menyruput teh hangat.
"Pelan-pelan nak!" pinta ibunya.
"Apa non Mayang masuk angin buk? apa perlu mak Rum kerokin?"
Mayang lekas menggoyangkan tangannya, isyarat menolak.
"Saya tidak apa-apa mak. Hanya teringat akan sesuatu yang menjijikkan jadi muntah."
"Mau diambilin minyak angin non?"
"Tidak usah, teh ini saja cukup, sudah enakan saya."
"Baiklah mak Rum, mak Rum bisa melanjutkan pekerjaan mak Rum. Biar saya yang membawa Mayang ke kamar!"
"Iya buk."
...🌟🌟🌟...
Di kamar, Ibunya kembali menanyai Mayang tentang apa yang putrinya pikirkan hingga mual sedemikian hebat. Mayang pun menjawab kalau dia mual karena membayangkan makanan yang telah ia dan orang tuanya makan di kondangan pak Ageng karena Mayang tahu, itu bukannya makanan normal untuk manusia.
"Oh, ibu kira kamu kenapa May. Kalau masalah pak Ageng, seharusnya tidak perlu kamu pikirkan! lihat saja sekarang! kamu baik-baik saja kan? sehat wal afiat. Itu artinya, semuanya normal. Otakku saja yang berpikiran negatif yang akhirnya memunculkan sugesti buruk untuk dirimu sendiri. Jadi muntah kan akhirnya?"
"Buk..."
"Ayah dan ibuk juga sehat kan? jangan berpikir berlebihan lagi!"
"Buk, ibuk gimana sih? kalian semua berteman dengan jin."
"Memangnya kenapa? bukankah manusia dan jin adalah sesama makhluk ciptaan yang memang hidup berdampingan."
"Sebaiknya jangan terlalu dekat! kalau bisa malah jangan berteman!"
"Kamu masih belum mengerti May. Begini saja, selama pak Ageng tidak merugikan kita. Tidak perlu juga menjauhi mereka!"
"Gak bisa buk, semua itu pasti memiliki dampak yang buruk."
Ibunya tersenyum sembari mengusap rambut putri.
"Perlahan, kamu akan tahu nak. Pada saatnya nanti, kamu akan mengerti."
"Apa?"
Ibunya kembali tersenyum tanpa memberikan jawaban. Membiarkan otak putrinya dipenuhi banyak tanda tanya.
"Kamu istirahat dulu saja agar kondisimu kembali pulih!" ucap ibunya seraya bangkit lalu berjalan keluar dari kamar Mayang.
...🌟 BERSAMBUNG 🌟...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒍 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒉𝒓𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒎𝒃𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒓𝒕𝒊 𝒋𝒊𝒏 𝒏𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒈𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒎𝒖 𝑴𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 😅
2024-04-08
1
Putrii Marfuah
asal gak ada yg namanya tumbal2 aja
2023-02-20
0
Ai Emy Ningrum
sy kalau mual 😓ga cukup hny dgn teh hangat...cukup dgn seblak mie ceker yg pedes,basreng,otak2 ,baso tahu atau bala bala haneut plus cabe rawit 😍😍🤤🤤🤤
2023-02-18
4