"Tuan, harus kami apakan Baskoro?" Setelah menyeret Baskoro keluar dari klub, Lim masuk lalu membungkuk hormat di depan tuannya Darren.
Darren Bumiatmaja, tidak ada yang tidak mengenal namanya di dunia hitam. Dialah sang bos Mafia berdarah dingin yang tidak segan segan menyingkirkan siapapun yang menghalangi jalannya.
Darren memiliki bisnis gelap yakni menjadi penyelundup senjata api terbesar di negaranya.
Sementara Lim adalah pemuda berusia 31 tahun yang Darren tebus dari seorang rentenir kejam ketika Darren ada urusan pekerjaan di hongkong.
Pria keturunan indo cina itu jadi budak selama 7 tahun lamanya, dia mendapatkan perlakuan seperti hewan dari majikan sebelumnya. Lim sering di siksa jika dia tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai penagih hutang.
Lim merasa pekerjaannya sebagai penagih hutang adalah pekerjaan paling hina di dunia, bagaimana tidak, dia akan ditugaskan menagih hutang yang sudah di lipat gandakan bunganya oleh majikannya kepada orang orang miskin yang sudah dia jebak sebelumnya.
Pinjaman yang mulanya receh itu akan membengkak seiring berjalannya waktu.
Dan jika ada yang tidak sanggup membayar makan Lim akan ditugaskan merampas apapun yang bisa dijadikan uang, bahkan tidak segan segan melukai korbannya meskipun sebenarnya mereka telah membayar pokok dari pinjaman.
Namun hidupnya berubah ketika sang Mafia Darren datang menebusnya, pria itu mengangkat derajatnya dan menjadikannya sebagai tangan kanan Darren. Sejak itulah dia mengabdikan hidupnya, melayani Darren dengan seluruh jiwa raganya.
Meskipun pekerjaan Darren juga sama hitamnya, namun Lim merasa pekerjaan ini jauh lebih baik, karna dia tau tuannya bukan orang yang suka memeras orang orang kecil meksipun dia seorang bos Mafia yang terkenal berhati sedingin es, tapi Lim selalu kagum karna Darren tidak berbuat licik dalam pekerjaannya.
"Biarkan saja laki laki tua itu selagi dia tidak berbuat ulah, lagi pula dia sudah menepati janji membawa anak gadisnya kehadapan ku." Darren mengamati map berwarna merah maron diatas meja tanpa melirik ke arah Lim.
Matanya fokus membuka lembar demi lembar kertas yang ada di dalam map.
"Bagaimana kerjasama dengan Alex? apakah dia setuju dengan harga yang kita tawarkan?" Tanya Darren.
"Iya, tuan. Tuan Alex sudah menyetujui harga yang kita tawarkan, tuan Alex berpesan ingin bertemu dengan anda dalam waktu dekat untuk mengucapkan terima kasih karna tuan sudah mau membantunya."
Alex adalah Mafia dari negara X, dia meminta bantuan Darren untuk memasok senjata api ke negaranya. Dia adalah salah satu pelanggan tetap Darren.
"Jika dia setuju, suruh dia membayar penuh dimuka, tidak perlu bertemu untuk membahas hal hal diluar bisnis, aku tidak mau membuang buang waktu."
"Baik tuan, akan saya sampaikan pada tuan Alex."
"Hmm, Keluarlah."
Darren mengibaskan tangannya, memberi isyarat agar Lim meninggalkan ruangan.
Namun baru beberapa langkah lagi hampir mencapai pintu, Darren tiba tiba memanggilnya.
"Tunggu, Lim!"
"Iya, tuan muda?" Lim kembali mendekat.
Darren menutup map besar dihadapannya lalu menatap Lim.
"Persiapkan acara pernikahanku untuk lusa, urus segalanya agar terkesan natural, undang juga beberapa orang dari luar, aku serahkan ini kepadamu."
Lim tampak kaget, beberapa saat dia hanya terpaku namun segera setelah dia sadar dia mencoba menetralkan wajahnya.
"Maaf tuan kalau pertanyaan saya lancang, tapi pernikahan tuan dengan siapa?" Tanya Lim tak mengerti.
Darren menarik salah satu ujung bibirnya sambil menopang dagunya dengan kedua tangan diatas meja.
"Tentu saja dengan anak si tua bangka Baskoro."
Deg, Lim semakin terkejut. Bagaimana tidak, selama bertahun tahun dia mengabdi kepada Darren, dia tahu tuannya itu tidak pernah sekalipun tertarik menjalin hubungan serius dengan wanita manapun.
Padahal kalau Darren mau, dia bisa menunjuk siapa saja gadis gadis yang selama ini mengejar ngejarnya. Memohon walau hanya sekedar untuk dijadikan simpanannya.
Darren memang pria aneh, laki laki jangkung dengan wajah nyaris sempurna itu bisa membooking puluhan gadis setiap malam untuk menemaninya bersantai di dalam klub, tapi jangankan menyentuhnya, bisa naik ke atas tubuhnya saja sudah merupakan sebuah keajaiban.
"Maksud tuan nona Alena?" Lim memastikan gadis yang baru saja dibawa Baskoro tadi.
"Iya, aku akan menikahi gadis itu. Persiapkan segalanya mulai besok, kau manfaatkan waktu dua hari itu Lim."
Lim mematung, bagai tersambar petir di siang bolong. Dia masih belum yakin jika Darren barusan memintanya mempersiapkan sebuah pernikahan.
"Tuan.." Lim penasaran dan ingin sekali membuka mulutnya untuk menanyakan apa alasan Darren mendadak ingin menikah.
"Hmm"
Lim sudah siap membuka mulutnya namun tiba tiba saja Darren berdiri, berjalan ke arahnya dan menepuk nepuk pundaknya.
"Kau tahu Lim, bisnis yang aku jalankan ini sangat beresiko jika sampai pihak berwajib tahu, sebenarnya aku sudah pikirkan ini dari lama, untuk menutupi kecurigaan orang orang tentang pekerjaanku yang sebenarnya sebagai seorang Mafia penyelundup senjata, aku punya satu rencana."
"Mengelabui? Rencana?" Kedua alis Lim mengkerut.
"Iya, aku akan berpura pura menjalani hidup seperti orang biasa, menikah, punya anak dan hidup layaknya pria biasa, jadi orang orang tidak akan curiga sedikitpun terutama pihak berwajib. Bukankah kita memerlukan sebuah topeng untuk dapat menutup wajah asli kita?"
Darren berjalan mengelilingi Lim seperti gangsing. Wajahnya tampak santai saat menjelaskan.
Lim terdiam, sekarang dia mulai mengerti kemana arah pembicaraan tuannya.
"Jadi nona Alena dijadikan sebagai istri hanya untuk mengelabui orang orang diluar sana, agar mereka berpikir tuan hanyalah pria biasa yang punya kehidupan normal layaknya orang kebanyakan?" Agak hati hati Lim berbicara takut kalimat yang dipilihnya menyinggung perasaan Darren.
"Yes, alright! bukankah momennya pas Lim? aku baru saja mendapatkan seorang gadis yang diberikan ayahnya cuma cuma di meja judi, haha pasti akan sangat menyenangkan
bisa bermain main dengan gadis ingusan itu."
Darren tampak terhibur dengan apa yang diucapkan, bukan, tapi terhibur dengan objek yang sedang dibicarakannya.
"Ouh ya Lim satu lagi. Berikan semua informasi tentang Alena, aku ingin data dirinya besok ada dimeja ku." Kali ini suara Darren sudah kembali dingin.
"Baik, tuan, sesuai keinginan anda." Lim membungkuk hormat, Darren pun pergi keluar disusul Lim yang berjalan mengikuti dibelakangnya.
Jam kukuk menunjukkan pukul 22.00
Sebuah mobil jeep terlihat berhenti disebuah gerbang rumah yang terlihat megah.
Seorang satpam yang memakai pakaian serba hitam langsung sigap membukakan gerbang saat tau salah satu mobil majikannya itu hendak masuk ke dalam gerbang.
Mobil pun berhenti tepat di depan pelataran rumah yang dikelilingi pilar pilar nan megah di setiap sisinya.
Alena yang melihat keluar jendela mobil sampai tertegun. Dia tidak pernah melihat rumah sebesar ini selama hidupnya. Bahkan rumah mewah yang dulu keluarganya punya sebelum mengalami kebangkrutan tidak ada seujung kuku pun.
"Nona, kita sudah sampai." Ucap sang sopir.
Alena masih diam terkesima sebelum akhirnya pintu mobil dibuka oleh seorang pengawal.
Alena turun dengan ragu, di depan pintu dia sudah disambut banyak sekali pelayan wanita. Mereka berbaris rapih dan membungkuk hormat saat Alena berjalan mendekat.
Diantara para pelayan wanita itu Alena melihat seseorang berusia sekitar 50 tahunan datang mendekat ke arahnya.
"Nona, perkenalkan saya Lastri kepala pelayan dirumah ini, nona silahkan ikut saya untuk naik ke kamar utama." Ucap Lastri sopan, kalau dilihat lihat Lastri ini pasti seumuran dengan ibunya.
"Maaf, apakah ini rumahnya tuan yang songong itu?" Tanya Alena, semua terkejut dengan ucapan Alena.
'Songong' tidak pernah ada yang berani mengatai tuan besarnya seperti itu.
Lastri sampai menggelengkan kepala, dia menatap Alena dengan tatapan tidak suka. Seperti berkata, beraninya kamu memberi julukan itu pada tuan Darren. Begitu yang Alena tangkap dari sorot matanya.
"Nona, jangan lancang. Jaga bicara anda! atau anda akan terkena masalah besar nantinya."
Alena menggigit bibirnya. Tiba tiba bulu kuduknya merinding, sepertinya semua orang disini takut pada pria itu. Hanya berbicara seperti itu saja dirinya sudah seperti habis melakukan kesalahan yang sangat besar.
"Masuklah nona, ikuti saya."
Lastri pun berjalan ke dalam rumah diikuti Alena dibelakangnya, dua daun pintu yang sangat besar seketika terbuka lebar, Alena terkesima, tubuhnya mematung sementara matanya berkeliaran memandangi setiap sudut ruangan.
Rumah ini ternyata begitu luas dan barang barang di dalamnya terlihat sangat mewah dan mahal. Guci guci besar menghias di setiap pojok ruangan. Lampu lampu gantung yang dihiasi diamond asli membuat mata Alena silau. Tidak! ini bukan rumah. Ini lebih mirip istana.
Seketika satu pertanyaan besar muncul di kepalanya.
'Sebenarnya apa pekerjaan pria bernama Darren itu?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments