TAWANAN CINTA SANG MAFIA
...Hai reader tercinta, selamat bertemu lagi di dunia halu nya author, kali ini thor pilih temanya yang agak beda dari novel novel thor sebelumnya, jangan lupa tinggalkan like, komen dan vote ya biar novel ini terus berkembang di NT, salam sayang dari thor, selamat membaca....
Jam menunjukkan pukul 23.30 wib di sebuah klub besar di kota yang dulunya bernama batavia.
Jakarta tak pernah tertidur, banyak klub klub malam yang justru baru memulai aktifitasnya pada malam hari.
Seperti malam ini di sebuah ruangan besar di dalam klub malam VVIP. Tidak sembarang orang bisa masuk kesana, hanya orang orang yang memiliki koneksi lah yang diperbolehkan menjadi bagian dari tamu penting klub yang bernama Devil itu.
Terlihat gerombolan manusia yang tengah asyik dengan kegiatannya masing masing.
Ada yang sedang minum minum, ada yang berdansa dan menikmati alunan musik disko yang sedang diputar oleh DJ disana, dan ada juga segerombolan manusia yang terlihat tengah duduk mengelilingi sebuah meja berbentuk persegi panjang dengan banyak kartu kartu diatasnya, ya, gerombolan manusia itu tak lain adalah orang orang yang sedang khusuk bermain judi.
"Hei, Baskoro. Kau kalah lagi tua bangka, habis sudah uangmu itu! sekarang enyah dari sini! biarkan aku bermain dengan tuan Darren yang terhormat" Kata salah seorang teman Baskoro, dia melihat uang baskoro memang sudah habis total disaku kemejanya. Baskoro yang gila judi itu lagi lagi kalah dalam permainannya.
Baskoro menggeleng keras.
"Tidak! aku masih punya harta yang bisa aku jadikan taruhan, tuan ijinkan saya bermain sekali lagi, saya mohon!" Baskoro berdiri dan mendekati kursi dengan pahatan bergambar tanduk setan yang tengah diduduki seorang pria berusia 30 tahun bernama Darren Alexander, sang Mafia juga pemilik klub Devil tersebut.
Darren tak bergeming, dia sedang asyik memainkan salah satu kartu ditangannya.
"Tuan, tolong ijinkan saya bermain sekali lagi." Kali ini Baskoro bersimpuh di bawah kaki Darren, dengan wajah memelasnya dia menyatukan kedua tangannya di depan dada.
Dia berharap Darren mau memberikannya kesempatan yang terakhir.
Darren tersenyum kecut, laki laki dengan wajah yang begitu tampan namun berbanding terbalik dengan sikapnya yang bagaikan iblis.
Darren adalah pria yang sadis, segala yang dia mau bisa dia dapatkan hanya dengan menjentikkan jarinya.
Darren mengibaskan tangannya ke udara, memberikan isyarat agar Baskoro bangun.
"Tuan.."
"Katakan, apa harta berharga yang kau sebutkan itu? uangmu sudah habis bukan?" Tanya Darren sambil mengambil gelas yang berisi Wine dari nampan yang disodorkan seorang pelayan kepadanya.
Baskoro adalah salah satu pengunjung tetap klub Devil, tiga tahun lalu saat pertama kali masuk kesini pria tua itu adalah seorang konglomerat kakap yang mempunyai banyak Mall di kota kota besar.
Pertama kali dia bermain judi dia menang banyak, uang yang didapatnya setara dengan omset pendapatan Mall Mall yang dikelolanya selama beberapa tahun, dari situlah dia mulai tertarik pada dunia judi, bukankah itu memang trik judi? membuat orang menang di awal dan berakhir dengan nestapa dan kesengsaraan.
Setelah kemenangan judi pertamanya, dia seakan terobsesi untuk menang lagi, tapi sayangnya keberuntungan tidak pernah berpihak kepadanya.
Di kesempatan berikutnya Baskoro selalu kalah bahkan tanpa sadar dia sudah menjual semua aset aset berharganya kepada pemilik klub demi bisa merasakan kemenangan seperti pertama kali bermain judi.
Rasa penasaran ingin menang itulah yang membuatnya hampir kehilangan akal sehatnya.
Baskoro mendekatkan wajahnya ke wajah sang Mafia.
"Saya punya seorang putri, saya ingin menjadikan dia taruhan tuan, saya mohon ijinkan saya bermain untuk terakhir kalinya, saya benar benar penasaran pada keberuntungan saya, saya yakin kali ini saya akan menang." bisik Baskoro.
Darren kontan tertawa mendengar ucapan Baskoro.
Pelanggan setianya satu ini ternyata sudah benar benar kehilangan akal sehatnya akibat judi.
"Kau yakin ingin menjadikan putrimu taruhan?" tanya Darren, tawanya belum sepenuhnya hilang dari mulutnya.
"Iya tuan saya yakin!" Baskoro mengangguk cepat.
Darren bahkan tak melihat wajah ragu sedikitpun.
"Haha!" Lagi lagi Darren tertawa dengan ekspresi yang tidak bisa siapapun tebak, entah dia tertawa karna senang atau miris.
"Kau ternyata sudah tidak waras Baskoro.. tidak ada yang mempertaruhkan manusia di meja ini!" Darren meneguk wine di tangannya dengan gaya angkuh.
"Saya mohon tuan, terima taruhan saya kali ini, saya akan menjadikan putri saya yang bernama Alena sebagai taruhannya, saya benar benar penasaran, jangan membuat saya keluar dengan tangan kosong, tuan kan tau saya ini salah satu pengunjung tetap disini, tolong pertimbangkan ini." Baskoro lagi lagi bersimpuh di kaki Darren.
Darren meneguk habis wine ditangannya, dia menarik salah satu ujung bibirnya.
"Bangunlah, aku akan bertanya untuk yang terakhir kalinya, apa kau yakin akan mengorbankan putri tercintamu itu?"
"Iya, tuan saya sangat sangat yakin." Jawabnya sambil mengangguk cepat.
Setelah diam beberapa saat, Darren terlihat membisikkan sesuatu pada salah satu pengawalnya yang berdiri disampingnya.
Tak lama setelah membisikan itu, pengawalnya kembali datang dengan membawa sebuah kertas kehadapan Baskoro.
"Apa itu tuan?" Baskoro mengernyitkan alisnya.
"Taruhan yang melibatkan sebuah benda hidup harus ada hitam diatas putih, aku tidak mau mengambil resiko apapun, kau bisa saja lari atau membohongiku, tanda tanganilah surat persetujuan ini kalau kau benar benar mau menjadikan putrimu sebagai taruhan dimeja judi!" Darren menyodorkan kertas perjanjian itu kehadapan Baskoro.
Baskoro menerimanya dan membacanya dengan seksama.
Disana tertulis bahwa Baskoro akan menyerahkan putrinya kepada Darren Alexander jika dia kalah dalam permainan judinya.
Dan putrinya akan sepenuhnya menjadi milik dari Darren dan tidak bisa diganggu gugat, disitu juga tertulis jika Darren bebas melakukan apapun pada putrinya.
"Baik tuan, saya akan tanda tangan!" Baskoro terlihat bersemangat.
Darren memerintahkan pengawalnya untuk menyerahkan pulpen ke tangan baskoro.
"Tanda tanganilah, kau taukan sekali kau tanda tangan, maka kau tidak bisa menarik keputusanmu itu! kau tau betulkan aku tidak suka dipermainkan!" Suara Darren sudah berubah dingin.
"Iya, tuan tentu saja." jawab Baskoro.
Setelah menandatangani surat itu, mereka pun kembali memulai permainan judi, permainan yang akan menentukan nasib Alena selanjutnya.
Entah dia akan tetap menjadi putri ayah yang sangat disayanginya atau berpindah tangan menjadi tawanan sang Mafia kejam bernama Darren Alexander.
"Haha kau kalah Baskoro!" Tawa nyaring menggema memenuhi ruangan klub Devil,
Darren melempar kartu as terakhirnya yang berhasil membuat Baskoro terbelalak, tubuhnya membatu dengan mulut yang terbuka lebar, lagi lagi dia kalah telak dimeja judi.
Baskoro ambruk, dia melongo sesaat sebelum akhirnya menggebrak meja dengan kuat.
Brak
"Sial sial sial!" Umpatnya frustasi sambil mengacak ngacak rambutnya sendiri.
Dia tak menyangka permainan terakhirnya mengandalkan putrinya sebagai barang taruhan akan tetap berakhir dengan kekalahan.
"Jangan ingkari janjimu Baskoro, besok malam bawa putrimu yang bernama Alena itu kehadapan ku! jika kau ingkar kau tau sendiri akibatnya kan? aku tidak akan segan segan menghabisi mu!" ancam Darren dengan wajah serius.
Hanya dengan menatap mata Darren saja membuat Baskoro tersadar jika dia baru saja melemparkan Alena putrinya kedalam jurang neraka.
Dia memang sudah terlalu terobsesi pada judi, sesaat sesal muncul di dalam benaknya, dia tidak berpikir panjang saat menandatangani surat tadi.
"Sudah kubilang kau tidak bisa menarik keputusanmu?! Kenapa kau hanya diam hah?!" Darren bangkit dan mencengkram kerah baju baskoro karna dia melihat keraguan dimata pria paruh baya itu.
"I-iya tuan saya mengerti, saya akan membawa Alena besok kehadapan tuan." Baskoro langsung ciut nyalinya, dia tidak mau membuat pria itu marah, dia tahu Darren seperti apa orangnya.
Dia kenal Darren sebagai Mafia kejam, tanpa belas kasih dia bisa menghancurkan apapun yang dia anggap sebagai penghalang kesenangannya.
"Bagus, aku akan menunggumu besok malam, datanglah bersama putrimu!" Setelah mengatakan itu Darren melepaskan cengkeramannya, dia bangkit lalu meninggalkan meja judi dengan santainya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
nyonya hendra
bagus thor ceritanya🥰
2023-03-27
0