hari begitu cepat berlalu, kios yang dulu rame kini semakin sepi, dagangan yana ikut merasakan tempiasnya, jajanan yana setiap hari meninggal kan sisa yang banyak, dengan kejadian tersebut tidak sedikit meluntur semangat yana untuk berjualan, bahkan yanabsemakin bersemangat menawarkan kepada tetangga dan juga orang-orang yang yana kenal.
matahari berani sekali menampak kan diri hari ni, membuat yana semakin gerah berada di dalam rumah nya, rumah yang mempunyai ruang yang terbatas membuat yana kepanasan jika matahari sudah sampai ke puncak kepala.
" umi! adik mau mandi, hari ni panas banget umi!" ngadu di adik yang sudah membuka baju dan celana, yang tersisa cuma kolot dan singlet yang masih menempel di tubuh mungilnya.
langsung saja yanabmasuk ke kamar mandi dan mengambil ember yang di sangkut di pojok kamar mandi di luar rumah, dengan cepat si adik berlari kegirangan ketika melihat air sudah penuh terisi di dalam ember.
" sudah, jangan lompat dek, nanti jatuh." ucap yana dengan suara yang lembut sambil mengawasi bocah-bocah bermain air.
kerena mendengar abangnya ketawa kegirangan membuat si bungsu ikut penasaran dengan suara ketawa terbahak-bahak abang nya dari arah luar. dia pun ikut gabung bersama abangnya, yana duduk di samping ember mengawasi tingkah mereka mandi.
"abang kok belum pulang ya? biasanya jam begini abang sudah pulang umi?" yana juga merasakan kuatir yang sama dengan anak-anak nya terhadap abangnya yang belum pulang sejak tadi, ngak biasanya si azham pulang lambat.
" mungkin ayah lambat jemput makanya abang belum pulang." yana sekadar ngak mau anaknya terlalu kuatir pada abang nya, padahal hati nya sendiri ngak usah di tanya lagi gimana rasanya apabila anak sudah waktu pulang tiba tapi belum menampakkan hidungnya seperti biasa.
kerena asyik bermain air sama bocah-bocah sampai ngak nyadar waktunya sudah menjelang sore, azham masih juga belum pulang.
" sudah main air nya ya? nanti perut adik kembung loh karena masuk angin." handuk yang ku letakkan di bahu tadi segera aku ambil dengan cepat aku lap badan mereka sampai kering.
" sekarang kalian tidur siang ya, umi mau ke rumah om riki dulu mau suruh cari abang belum pulang!" mereka mengerti yang aku suruh.
secepat kilat mereka masuk kamar dan berbaring dengan badan yang sudah enak setelah bermain air. tanpa menunggu lama yana pun pergi ke rumah riki adik sepupu nya yang berada tidak berapa jauh dari rumah.
" riki...? kamu ada di dalam ngak?" pintu rumah riki yang terbuka lebar tidak menampak kan ada manusia di dalamnya.
riki adalah anak daripada adik mamak yana yang bungsu, jarak rumah antara mereka dekat, jika waktu hujan mereka takkan kehujanan jika mau ke rumah yang di tuju. saking dekatnya.
"assalamualaikum....riki..?" panggil yana lagi.
hening...tidak ada jawaban dari dalam rumah.
" kok aneh ya? masak ngak ada orang dalam rumah sedang kan rumah terbuka lebar." pikir yana sendiri masih berdiri di luar rumah.
" masuk aja ah..." ucap yana sendiri sambil terus mengecek kamar satu persatu, mungkin riki ketiduran di dalam kamar.
rumah riki tergolong besar, rumah riki mempunyai lima kamar, semua yana cek tapi ngak ada satu pun bayang manusia yang ada di dalam.
seluruh pelosok rumah semua sudah yana telusuri, tapi aku sosok riki belum juga ketemu..
" ini nih yang belum aku ketok lagi?" guman yana sendiri ketika sampai di tempat yang belum yana jamah dari tadi.
tok....tok....tok... sengaja yana ketok berkali-kali agar dia terkejut, entah kenapa kalau masuk ke sini dia selalu ambil waktu yang lama.
" siapa sih ketok-ketok pintu? ngak nampak apa aku lagi ek-ek ni?" iya, ternyata si riki berada di kamar mandi alias di WC.
riki kalau masuk WC akan ambil waktu berjam-jam lamanya..
" akak yana ni riki...kak yana mau minta bantu sama kamu bisa ngak?" tanya yana dari luar pintu kamar mandi.
entah sudah berapa lama riki berada dalam WC yana sendiri ngak tau, yang yana tahu sejak yana datang tadi riki sudah berada dalam kamar mandi.
" iya kak, akak tunggu sebentar ya, duduk dulu, aku sudah siap ni!" teriak riki bergema seluruh rumah.
yana tidak lagi menjawab terus saja berputar arah menuju ke depan lagi, yanabngak enak hati memikirkan azham yang belum pulang walaupun cahaya matahari sudah meredup menandakan sudah masuk waktu sore.
" hah....kak yana kenapa?" tanya Riki melihat yana mondar mandir ngak tentu arah, dia yang sampai kelimpungan keluar, sampai-sampai celananya aja belum di pakai sepenuhnya.
" pakai celana dulu sampai selesai, ek-ek aja lama banget sih!" keluh yana lagi sambil melihat riki menarik-narik celananya sampai ke atas perut.
"Riki bantu kak yana bentar boleh?" tanya yana dengan suara yang pelan.
" boleh kak, emangnya ada apa kak, ada masalah ya?" terlihat di wajah riki ada kekuatiran ketika melihat kakaknya.
" azham belum pulang sekolah lagi, bisa bantu kak yana carikan dia ke sekolah, mana tau dia masih di sana!" ucap yana penuh harap pada riki.
"kok bisa azham jam sekarang belum pulang, padahal sebelumnya dia ngak pernah keg gini." ujar riki yang begitu kenal dengan sosok azham selama ini.
selama ini meraka selalu kemanapun berdua, tapi sejak ayah azham pulang, riki agak menjauh dari kami, kami sendiri ngak tau apa sebabnya, yana sendiri ngak pernah bertanya pada riki.
" makanya kakak kuatir, azham ngak pernah gini sebelum ni, entah kemana lah azham?" ucap yana sendu.
tanpa terasa air mata sudah mengalir di pipi, mengalir deras tanpa bisa di tahan, itulah seorang ibu, akan merasa kuatir jika anaknya tidak pulang tepat waktu.
" kak yana pulang aja dulu ya, aku pergi cari azham dulu, jangan lupa tengok-tengok kan rumah ya, mamak sudah keluar dari tadi belum pulang." yanabpun mengiyakan permintaan riki untuk mengawasi rumah nya yang tidak di kunci.
Riki mengeluarkan motor nya yang di parkir di dalam rumah, yana pun bergegas menuju ke rumah, entah apa yang terjadi pada anak-anaknya tinggal kan sendiri di rumah, apa sudah tidur atau sudah bangun mereka.
brummmmm.... brummmmm...
Riki keluar dengan menaiki motor matic nya, yana cuma melihat riki pergi dengan harapan bisa menjumpai azham segera, yanabtakut sekali terjadi sesuatu pada azham.
" jagalah anak ku di manapun dia berada, berilah dia keselamatan dari segala bahaya." do,a yana di dalam hati mengingat anak nya yang banyak membantu yana selama ini.
kios yang yana biarkan terbuka segera yana tutup, hati yana sudah ngak semangat lagi untuk jualan, barang-barang yang tergantung semua yana tarik yanabkumasukkan ke dalam kotak yang sudah yana siapkan di dalam kios tersebut.
" kak yana....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments