Untuk terus menjaga harga diri, tampaknya hanya akan menghambat rencana dan kegilaan yang sudah dimulai oleh dirinya sendiri. Chelsea menyadari hal itu. Dan kembali lagi pada kenyataan yang sedang terjadi bahwa saat ini dirinya bukanlah Emily Panorama Rukmana, melainkan Chelsea Indriyana yang tidak memiliki privilege apa pun, selain sebuah kecantikan. Namun untuk apa sebuah kecantikan, jika pada akhirnya kecantikan itu justru menjerumuskan?
Chelsea menghela napas dalam-dalam, lalu memejamkan matanya sebentar. Detik berikutnya, ia kembali menatap sandal kamar milik Reynof. Baiklah, tak ada jalan untuk melarikan diri. Ini semua demi rencananya untuk membalas dendam, sekaligus dalam upayanya untuk mengungkap kasus kematiannya sebagai Emily.
Perlahan, Chelsea memajukan kepalanya. Ia harus kuat, dan tak boleh menangis lagi. Ia sudah terlalu banyak diremehkan orang sejak mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup sebagai gadis yang tujuh tahun lebih muda. Jika Reynof melihat air matanya, pria itu akan kembali tertawa.
Sekarang, tinggal lima centimeter saja, wajah Chelsea untuk mendekati alas kaki Reynof. Setelah akhirnya ....
"Stop!" Reynof menghentikan keputusan nona kecil itu. Dan tawanya kembali terdengar terbahak-bahak. Ia sungguh lelaki yang kurang ajar, jahat, dan tidak bermoral. Kepuasan adalah sesuatu yang paling ia dambakan. Ia selalu ingin menjadi pemenang. Ketika Chelsea nyaris menyentuh alas kakinya dengan menggunakan lidah, sungguh! Hal itu membuatnya langsung kegirangan.
Napas Chelsea terengah-engah, bahkan meski dirinya tidak sedang bekerja keras. Ada sedikit kelegaan yang mulai muncul di dalam dirinya ketika Reynof menghentikan aksinya. Namun untuk merasa lega sepertinya masih terlalu dini baginya.
"Sayang sekali karena kau memang belum boleh melakukan hal itu, Chelsea. Lidahmu dan bibirmu tidak boleh kotor terlebih dahulu ketika aku belum menikmatinya dengan puas! Malam sebelumnya aku kurang menikmatinya, tahu! Kau terlalu cepat menyudahi ciuman kita, ouh, itu menyebalkan, Nona!" ucap Reynof.
Dan benar saja, ucapan Reynof sangat membuat Chelsea merasa direndahkan. Pria itu tak akan membatalkan keinginan jika tidak ada sesuatu yang dipikirkan. Chelsea mengetahui banyak sisi buruk pria itu ketika dirinya masih hidup sebagai Emily. Apalagi Reynof pernah membuat kecurangan dalam berbisnis, dan sampai merugikan pihak Pano Diamond. Karena kejadian itulah, Chelsea sebagai Emily di masa lalu selalu menghindari apa pun yang berkaitan dengan Reynof. Namun takdir gila justru terjadi, di saat mendapatkan kesempatan kedua dengan hidup di raga gadis muda, Chelsea yang sejatinya adalah Emily justru terlibat dengan pria bengis tersebut.
Aku benar-benar berjanji, aku juga akan menghancurkanmu, Reynof! Batin Chelsea bersumpah pada dirinya dan untuk segalanya.
Tanpa meminta Chelsea mengubah posisi lebih nyaman, Reynof memutuskan untuk berbalik badan. Ia berjalan ke arah sofa. Setibanya di sana, ia lantas duduk tegak dan angkuh bak seorang raja. Tidak ada satu pun perkataan yang Reynof ucapkan. Ia terdiam sembari menatap Chelsea yang tampaknya sudah sangat kesal.
Wajar saja, gadis itu memiliki harga diri cukup tinggi. Jika sampai bersedia untuk membersihkan alas kaki Reynof dengan menggunakan lidah, sudah pasti Chelsea telah berusaha keras untuk menghiraukan harga diri.
Namun Reynof tetap seorang manusia, kendati sifatnya seburuk iblis. Ia akan menghargai keputusan sulit yang Chelsea ambil. Akan tetapi, ia ingin sedikit tarik-ulur terlebih dahulu. Dan di detik berikutnya, Reynof meraih gelas dan mengisi benda itu dengan wine yang juga sudah tersaji di atas meja di hadapannya. Pelan dan tampak menikmati, ia meneguk minuman beralkohol tersebut.
"Kau mau?" ucap Reynof pada Chelsea sembari menunjukkan gelas wine-nya. "Aku yakin kau belum pernah mencoba minuman mahal ini. Benar, 'kan?"
"Iya, benar," jawab Chelsea. Bahkan meski dirinya adalah Emily yang merupakan anak orang kaya, ia tak pernah sekalipun menyantap minuman itu. Entah. Hanya tak suka. Sejak kecil, ia selalu dididik dengan baik. Well, bukan berarti orang yang menyantapnya tak pernah mendapatkan didikan yang baik. Hanya saja, sebagai Emily dan berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi budaya timur, membuatnya selalu menjauhi apa pun jenis alkohol.
Reynof menyeringai. "Sudah kelihatan. Bahkan meski kau sangat cantik, kau tetap terlihat seperti layaknya gadis-gadis miskin, Nona," katanya. Ia menghela napas. "Dengarlah. Aku akan memberikan informasi yang aku dapatkan mengenai perusahaan milik sahabat yang 'katamu' sangat dekat denganmu itu!"
Chelsea menelan saliva. Ada salah satu suku kata yang ditekankan oleh Reynof. Sepertinya pria itu memang meragukan pengakuannya bahwa ia adalah sahabat dekat Emily Panorama Rukmana. Namun, ia akan mengabaikannya terlebih dahulu. Lagi pula, pengakuan itu yang masih cukup masuk akal. Dan yang terpenting saat ini adalah Reynof bersedia untuk membagi informasi.
"Aku akan sangat berterima kasih pada Tuan," ucap Chelsea.
Reynof tertawa kecil. "Kau memang sudah seharusnya berterima kasih padaku, Nona."
"Ya."
"Ouh! Dingin sekali dirimu, Nona Kecil? Tapi, ya sudahlah. Sikap dinginmu itu justru menjadi salah satu daya tarikmu."
Sesaat setelah duduk bersandar, Reynof mulai menceritakan kejadian tadi siang di mana ia bertemu dengan Nora. Ia juga menganggap jika Nora hanya sedang bersandiwara ketika menunjukkan rasa duka. Melalui Ruben Diego, Reynof mendapatkan informasi terkait kursi kepemimpinan Pano Diamond yang saat ini sedang dipegang oleh Nora, bahkan tak lama lagi katanya akan ada pembacaan wasiat yang memang Emily siapkan sejak menjabat sebagai pimpinan utama.
"Jika isu tentang pembacaan wasiat itu benar-benar akan terjadi, aku yakin Nora atau Ronald yang akan mendapatkan rumah dan perusahaan Emily. Sejauh ini yang aku tahu, Emily tidak memiliki sanak keluarga lainnya selain Nora saja. Kedua orang tuanya meninggal dunia di dalam sebuah kecelakaan. Nora pun sudah yatim piatu, tapi aku tidak tahu orang tua Nora meninggal karena hal apa. Sementara Ronald, suami Emily, dia hanyalah anak seorang petugas keamanan. Sungguh tak terduga, karena dia bisa menjadi suami Emily," jelas Reynof.
Detik berikutnya, Reynof menarik tubuhnya ke depan. Ia menautkan kedua telapak tangannya. Sembari memandang Chelsea, ia berkata, "Menurutmu siapa yang paling memiliki alasan terkuat untuk membunuh Emily, Nona?"
"Keduanya," jawab Chelsea dengan cepat. Karena ia adalah Emily, karena ia tahu betul kronologi sebelum dirinya dipukul sampai tak sadarkan diri. Saat ini ia harus mencari tahu bagaimana bisa dirinya terjun bebas ke dalam sungai dan dalam keadaan mabuk. Meskipun sudah bisa menyusun analisa terkait hal itu, Chelsea harus mendapatkan bukti dan sebuah kejelasan. Dan ia tidak pernah membuat surat wasiat apa pun!
"Kenapa kau seyakin itu bahwa keduanya adalah pelaku pembunuhan? Aku rasa Nora begitu dekat dengan Emily. Dan meski dia hanya bersandiwara, tak mungkin dia setega itu menghabisi nyawa kakak sepupunya."
"Aku tetap yakin kalau mereka dalangnya, Tuan Reynof."
"Pft ... hahaha, menarik. Itu bisa jadi. Dan soal wasiat, jika memang ada, pastinya akan membuat Nora menjadi pewaris utama. Kecuali jika Emily sangat tergila-gila pada suaminya. Apa pun alasannya, mereka akan menjadi pemilik Pano Diamond dan segala aset milik Emily."
Ya, dan kenyataan yang akan terjadi itu membuat perasaan Chelsea kacau-balau. Dadanya bergemuruh hebat. Rahangnya mengeras. Kedua telapak tangannya mengepal erat. Sudah pasti ia marah besar. Suami dan sepupunya sudah nyaris menguasai seluruh hartanya! Ia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi!
Detik itu juga, Chelsea mulai merangkak. Tanpa memedulikan kondisi tubuhnya yang masih basah kuyup serta berantakan, ia berniat untuk mendekati Reynof. Ia menggapai kursi sofa panjang yang diduduki oleh Reynof. Dengan gerakan kaku, ia menyentuh telapak tangan, lalu berangsur menuju tengkuk milik pria itu. Chelsea sudah tidak punya pilihan, saat ini ia harus menggoda Reynof dan menawarkan dirinya. Ia ingin memiliki jabatan seperti Kayla, agar ia bisa segera menggapai Ronald dan Nora.
"Bisakah Tuan memberikanku posisi seperti Kayla Hannes? Dan aku akan menyerahkan diriku detik ini juga," ucap Chelsea dengan berbisik, berharap besar agar Reynof berkenan untuk mengabulkan. Dan ia siap memberikan raga yang ia tinggali saat ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
feby harris
Miris
2023-03-24
0
uty
blm greng
2023-02-24
0