Setelah sempat mempertimbangkan permintaan Chelsea, akhirnya Reynof memiliki suatu pemikiran yang unik. Bukannya berniat untuk menolak, ia justru merasa tertantang sekaligus penasaran. Dan lagi, apa pun yang diinginkan oleh gadis itu, sepertinya bukan sesuatu yang perlu Reynof putuskan secara matang-matang. Reynof menganggap penawaran Chelsea akan memberikan kesenangan tersendiri baginya, yang belakangan ini memang kerap merasa bosan.
"Pft ...." Reynof tertawa setelah sempat menahan diri. Tawanya cukup keras dan ia tahu Chelsea sampai terkejut karena sikap girangnya tersebut. "Sungguh kau adalah gadis yang sangat pemberani, Chelsea Indriyana. Benar-benar jauh dari ekspektasiku."
Chelsea menghela napas, merasa tidak senang. Dirinya ditertawakan? Rupanya Reynof memang menganggapnya enteng dan mungkin juga gila. Lagi pula, siapa yang akan percaya apabila seorang gadis muda yang tidak kaya mengaku telah mengenal Emily Panorama Rukmana, bahkan sebagai seorang sahabat? Chelsea yang saat ini memang tidak mengetahui bagaimana Chelsea asli menjalani hidup selama ini, tetapi dari penuturan Reynof, ia sudah mengetahui sedikit tentang gadis yang raganya telah ia miliki.
"Kenapa kau justru tertawa? Aku sangat serius, Tuan Reynof! Jika memang kau ingin menolak, atau bahkan menganggapku gila, katakan saja dengan bijak. Tak perlu kau tertawa dan berencana untuk mempermalukan diriku!" ucap Chelsea dengan tegas, tanpa memedulikan raganya yang begitu lemah. Mau bagaimana lagi, ia tidak bisa menghilangkan sikap tegasnya sebagai sosok Emily ketika sedang direndahkan oleh orang lain.
Reynof menghentikan tawanya, tetapi seringai tajam masih tampak mengerikan di bibirnya. "Apa kau tidak takut padaku, Nona?"
"Kenapa aku harus takut padamu? Kau bukan dewa! Kau hanya manusia berhati kotor dan sok berkuasa!"
"Aku bisa membunuhmu yang pandai berbicara, dan bahkan kau sudah begitu lancang sampai ingin mengendalikanku, Chelsea! Jangan lupakan siapa diriku, dan aku memang orang yang sangat berkuasa!"
"Kau tak akan bisa membunuhku, sebelum berhasil tidur denganku! Aku jamin soal itu, kecuali jika kau berkenan untuk tidur dengan seonggok mayat hasil pembunuhanmu!"
"What?! Ouh, hahaha!" Reynof tergelak lagi. Sial, gadis di hadapannya itu benar-benar unik bin ajaib. Menyenangkan, sangat bikin penasaran. "Aku bahkan belum mengatakan apakah aku akan menolak permintaanmu atau tidak, Nona Kecil. Kenapa kau sudah berprasangka buruk seperti itu?"
"Karena kau orang yang busuk! Memangnya apa lagi yang ada di dalam benakmu selain keburukan, Tuan Reynof?"
Chelsea tahu dirinya tidak seharusnya memprovokasi Reynof dengan semua perkataannya. Namun secara pribadi sebagai jiwa Emily, ia benar-benar tidak tahan. Di sisi lain, ia yakin bahwa provokasi serta perlawanan yang ia berikan dapat membuat sifat kompetitif milik Reynof langsung bangkit. Barang kali pria itu ingin menaklukkannya yang berbeda dari gadis-gadis lainnya dengan cara menerima tawarannya.
Tak berselang lama, Reynof membawa sepasang kaki jenjangnya untuk berjalan ke sana dan kemari, tetapi masih berada di hadapan Chelsea. Ia masih ingin bermain tarik-ulur untuk membuat gadis cantik itu kesal sendiri. Dan ia yakin, ketika Chelsea menghela napas berkali-kali, rencananya memang sudah berhasil.
"Baik!" ucap Reynof dan menghentikan langkahnya di hadapan Chelsea. "Aku akan mencoba untuk tidak memedulikan niat sebenarnya yang kau sembunyikan, Nona Kecil. Aku akan membantumu dengan senang hati."
Chelsea menelan saliva. Kelopak matanya sampai bergetar dibuatnya, bola matanya juga lantas bergerak-gerak tak beraturan. Rencananya berhasil! Ia bisa menunda keinginan pria itu untuk menjamahnya lebih lama, dan ia bisa memanfaatkan semua hal yang miliki oleh pria itu untuk melancarkan rencananya dalam membalas perbuatan Ronald dan Nora. Namun ... benarkah Reynof menyetujui penawaran yang ia berikan secara cuma-cuma, selain hanya demi menjamah dirinya?
"A-apa yang harus aku lakukan untukmu, Tuan Reynof?" ucap Chelsea dan ia memang tidak sebodoh dulu lagi. Mungkin dulu ketika masih hidup sebagai Emily, ia sudah tertipu oleh Ronald yang kerap memberikan banyak kata manis sekaligus penghiburan, tetapi saat ini ia akan lebih berhati-hati, apalagi setelah harus hidup sebagai gadis yang lemah dan tak memiliki kuasa apa pun.
Seringai tajam di bibir Reynof kembali terlihat. Pria itu lantas mendekati Chelsea lalu merampas dagu Chelsea dengan sekali angkat. "Cium aku, tidak, tapi layani aku sekarang juga! Ini syarat yang aku ajukan," ucapnya.
"Tidak!" sahut Chelsea tegas. Ia menepis tangan kasar dan berotot kekar milik Reynof dari dagunya, tetapi usahanya gagal ketika pria itu justru mencengkeram kedua pipinya dengan masih menggunakan satu tangan. "Aku tidak mau dan lepaskan aku! Sudah kukatakan jika kau tidak boleh menyentuhku sebelum aku menawarkan diriku atas kemauanku sendiri!"
"Di sini yang menjadi pengemis adalah kau, Chelsea, seharusnya kau tunduk padaku! Aku tidak akan pernah membiarkanmu mendominasi keadaan, dan mencoba mengendalikanku, Nona Kecil!" Reynof menegaskan kenyataan pada gadis miskin yang seharusnya sudah menjadi miliknya malam ini, apalagi setelah transaksinya bersama Hery Padiman sudah terselesaikan. "Tahu dirilah, jika membutuhkan bantuan dariku, kau harus menjadi peliharaan yang penurut! Dan kau harus membayar uang mukanya terlebih dahulu!"
Chelsea ingin menangis, tetapi ia berusaha untuk memelototkan matanya demi menegaskan bahwa dirinya benar-benar tidak takut. Setelah gagal menepis jemari kasar Reynof dari wajahnya, ia pun mencengkeram pergelangan tangan pria itu dengan erat, sampai kukunya menusuk kulit pria itu. "Jaminan apa yang bisa kau berikan padaku, Tuan Reynof? Apa kau yakin kau bisa menepati janji setelah berhasil tidur denganku? Jika hanya sebuah perkataan, mana mungkin aku memercayai ucapan pria keji seperti dirimu, Tuan Reynof?"
Mata Reynof memicing tajam. Pergelangan tangannya terasa perih, sampai ia menemukan setetes darah karena kuku Chelsea yang sudah menorehkan luka di salah satu bagian tubuhnya tersebut. Namun Reynof memutuskan untuk menahan rasa sakit itu terlebih dahulu.
"Lalu, jika aku adalah pria yang sekeji itu bagimu, mengapa kau justru meminta bantuan padaku untuk mengusut kasus kematian sahabatmu itu, Nona Kecil?" balas Reynof untuk ucapan Chelsea sebelumnya.
"Karena untuk menghancurkan para iblis, aku harus meminta bantuan dari iblis yang lebih kuat," sahut Chelsea. "Tapi aku bukan orang yang bisa masuk ke dalam jebakan iblis dengan mudah, Tuan Reynof. Jadi katakan saja apa yang harus aku lakukan, selain menyerahkan diriku padamu?!"
"Hahaha!" Reynof kembali tertawa keras, dan dalam waktu bersamaan, ia memutuskan untuk melepaskan wajah Chelsea dari cengkeraman tangannya. Gadis itu benar-benar membuatnya terkesima. Gadis ajaib yang tengah menggali lubang kubur sendiri, tetapi memiliki keyakinan yang begitu kuat. "Baiklah kalau begitu. Aku memang tidak akan membantumu tanpa syarat apa pun, Chelsea. Karena kau hanyalah salah satu peliharaanku, setidaknya aku harus sedikit menyayangimu. Jika kau tahu diri, seharusnya kau segera menyerahkan dirimu padaku. Tapi, karena kau sendiri tak yakin, tak masalah. Kau hanya perlu menjadi pelayan di dalam rumahku. Cukup sederhana, bukan?"
Chelsea menghela napas. Rupanya ia memang sudah menjadi peliharaan Reynof. Ia tidak yakin jika Chelsea yang asli masih hidup, bisakah pemilik tubuh asli itu bertahan di sisi Reynof yang kejam. Namun Chelsea yang sekarang, yang sebenarnya adalah Emily, tentu saja akan terus bertahan sampai rencana pembalasan dendamnya kesampaian.
Luka yang diterima Reynof dari kuku Chelsea sungguh terasa perih. Ia bahkan sampai mengumpat hingga berkali-kali sembari mengusap darah merah yang sebenarnya keluar tidak terlalu banyak.
"Katakan padaku jika kau setuju, Nona," ucap Reynof sembari terus menatap luka mungilnya di pergelangan tangannya itu.
"Memangnya aku memiliki hak untuk tidak setuju, di saat aku yang saat ini sedang mengemis bantuan darimu?" sahut Chelsea. "Ya, aku bersedia menjadi pelayan, tidak, tetapi menjadi peliharaanmu, asalkan kau tetap memegang ucapanmu, Tuan Reynof!"
"Haha! Lucu sekali. Tapi, baiklah, daripada harus terluka lagi oleh kuku-kuku nakalmu. Ah! Membuatku sampai membayangkan bagaimana kau akan merobek kulit punggungku ketika kita sudah bermalam bersama nantinya, aku sungguh tidak sabar."
"Hentikan pikiran jorokmu dan biarkan aku pergi terlebih dahulu!"
"Kenapa kau harus pergi?" Reynof mendekati Chelsea, hingga Chelsea bergerak dengan cepat untuk menjauh darinya. "Tinggallah di sini saja, dan aku yang akan pergi. Karena jika kau pulang, kau bisa dijual ke orang lain oleh ayahmu, atau bisa saja tubuh ranum yang kau miliki itu dilukai olehnya. Aku tidak mau menikmati tubuh yang sudah rusak, Chelsea! Lagi pula, aku yakin kau tak ingin bertemu dengan ayahmu lagi, bukan?"
Chelsea terdiam, selebihnya menelan saliva. Sialnya, ia tidak bisa membantah ucapan Reynof. Mau bagaimanapun, Chelsea tidak berkenan untuk bertemu dengan Hery lagi. Setidaknya untuk saat ini, karena di sisi lain, ia masih memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan Dahlia. Meskipun Dahlia bukan ibu kandungnya sebagai jiwa Emily, wanita itu tetaplah harus ia amankan sebagai balas budinya terhadap si pemilik tubuh yang asli.
"Tidurlah, karena nantinya kau akan menghadapi hari yang penuh dengan kejutan, Nona. Termasuk harus menhadapiku yang lama-lama akan membuat dirimu terpesona," ucap Reynof sembari membelai halus pipi Chelsea. Ia menyeringai, kemudian berkata lagi, "Aku menjamin tidak lama lagi kau akan jatuh cinta padaku, dan bertekuk lutut memohon balasan atas rasa cintamu padaku!"
"Tidak akan!" tegas Chelsea.
"Kita lihat saja nanti, dan jika aku yang menang, kau akan tahu akibatnya, Chelsea! Camkan itu, Nona Kecil yang kurang ajar!"
Detik berikutnya, Reynof memutar badan sekaligus berjalan untuk meninggalkan kamar itu, termasuk meninggalkan Chelsea yang masih terpaku diam. Ketika Reynof sudah berada di luar kamar, Kayla lantas mempertanyakan mengapa Reynof selesai begitu cepat, tetapi Reynof hanya menjawab dengan senyum dan gelengan kepala saja.
"Biarkan dia tinggal di kamar itu sampai aku menjemputnya, Kayla yang seksi!" ucap Reynof.
Kayla mengangguk. "Baik, Tuan," jawabnya.
Di sisi lain, Chelsea masih gemetaran. Dan tak sanggup dirinya untuk berdiri lebih lama lagi. Tubuhnya langsung meluruh, persendiannya seolah kehilangan fungsi. Lemas sekali. Tetesan air mata berjatuhan tanpa ia sadari. Sampai akhirnya ia sesenggukan dan histeris, karena berakhir menjalani takdir semacam ini. Dan gilanya, ia justru menaruh harapan pada seorang pria sejahat Reynof.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
uty
ya ya y napaa
2023-02-24
0