Tin Tin Tiiiiiiiiiiinnnnnnn
Kamelia keluar dengan bibir mengerucut mendengar bunyi klakson yang memekakkan telinga. Vana sudah berada di depan pagar rumahnya dengan menumpangi motor matic yang selalu setia mengantar kemanapun ia pergi.
"Ya ampuuuun, Liaaaaaaa kenapa belum siap?" teriak Vana sewot saat melihat Kamelia keluar dengan memakai kaos oblong dan celana pendek dengan rambut yang masih awut awutan. Kamelia baru membuka matanya saat mendengar klakson Vana. Tadi pagi Kamelia kembali tidur sehabis melaksanakan sholat subuh. Mata yang mengantuk dan tubuh yang lelah membuatnya terlelap sampai siang.
Vana membuka gerbang rumah Kamelia, membawa masuk motornya dan memarkirkan nya di halaman rumah Kamelia.
"Gimana sih Li kok masih belum siap?" Vana merengut sebal ke arah Kamelia.
"Aku mandi dulu bentar" jawab Kamelia dengan malas.
"Iddih katanya mau bangun pagi tiap hari biar cepet dapet jodoh. Pagi apaan?????? jam segini rambut masih awut awutan kayak sarang burung" Vana duduk di kursi ruang tamu rumah Kamelia masih dengan mengomel, bibirnya mengerucut maju karena kesal melihat Kamelia yang masih belum siap.
Selesai bersiap Kamelia keluar dari kamarnya menghampiri Vana.
"Ayo! jadi nggak Van? malah tidur"
"Lama nungguin prawan kepluk jadi ketiduran deh" celetuk Vana sambil menguap.
"Apaan tuh prawan kepluk?" Kamelia memicingkan mata ke arah Vana.
"Ya anak perawan kayak kamu ini. Yang suka bangun siang, itu namanya perawan kepluk"
Kamelia nyengir aneh di katakan perawan kepluk oleh Vana.
Kamelia dan Vana berboncengan menaiki motor Vana menuju mall.
...----------------...
"Sebenarnya kamu mau beli apa sih Van?" dari tadi muter muter doang. Capek Van"
"Ih kan udah aku bilang cari kado buat ulang tahun sepupu aku"
"Iya, maksudnya mau di kasih kado apa? dari tadi muter kayak gangsing kita" Kamelia mengerucut sebal, kaki nya sudah capek berkeliling tapi Vana belum juga mendapatkan apa yang akan di beli.
"Ya sabar dulu. Eh menurutmu kasih kado apa ya?"
Kamelia memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Vana.
"Jadi belum di fikirkan dari rumah apa yang mau di beli?"
"Beluuum, makanya aku ngajak kamu buat bantuin milih hadiah apa yang pas buat sepupu aku" jawab Vana dengan tersenyum sok manis.
"Iiihhh Vannnaaaaa. Nyebelin banget siiih. Kenapa nggak bilang dari tadi?"
"Iya maaf, biasa aja dong mukanya jangan di kerut kerutin kayak nenek nenek gitu"
Kamelia menggetok kepala Vana dengan tas slempang nya.
"Kamu kasih ide deh enaknya di kasih hadiah apa?"
"Sepupu kamu cewek apa cowok sih?"
"Cowok"
"Kasih aja permen karet"
"Astagfirullahal'adziim..... sepupu aku sudah dewasa Li ngapain di kasih permen karet"
"He he he he kirain masih balita"
"Kalaupun masih balita juga nggak boleh di kasih permen karet, belum bisa ngunyah ntar keselek"
Vana menarik telinga Kamelia membuat Kamelia menjerit, seketika mereka berdua menjadi pusat perhatian orang banyak.
"Kalau jaket gimana?" akhirnya Kamelia mengeluarkan ide untuk Vana.
"Boleh deh, kita cari jaket aja"
Vana menarik tangan Kamelia menuju galeri jaket.
Setelah lama memilih dan memilah akhirnya mereka sudah mendapatkan hadiah untuk sepupu Vana. Hari sudah sore saat Vana dan Kamelia keluar dari pusat perbelanjaan. Saat mereka berada di parkiran motor tiba tiba handphone Kamelia berbunyi tanda ada pesan yang masuk.
Penjahat: "Keluarlah!" Kamelia gelagapan membaca pesan di Handphone nya.
"Maaf tuan saya lagi di mall, sebentar lagi pulang" send
Penjahat: "keluar dari mall! terlambat sedikit saja awas kamu!!!!!!!!"
Kamelia melihat jam yang ada di layar HP nya masih ada waktu lima belas menit sebelum tepat pukul empat.
"Untung tadi malam aku save nomor orang jahat itu" gumam Kamelia.
"Saya sudah ada di parkiran tuan, sebentar" send
"kenapa orang itu ngajak ketemuan, padahal aku sudah berjanji tidak lapor polisi dan tidak bercerita dengan siapapun. Apa yang akan dia lakukan padaku" gumam Kamelia dalam hati.
"Li, ayooo!! katanya capek pengen cepet pulang"
Kamelia tersentak dari lamunannya saat Vana memanggilnya untuk mengajaknya pulang.
"Kamu duluan aja deh, aku ntar pulang sendiri aja"
"Gimana sih, tadi katanya capek pengen cepet pulang?"
"Ini tiba tiba temen aku kirim chat katanya pengen ketemuan disini"
Vana mengernyit, "yakin??? nggak mau aku tungguin?"
"Nggak, nggak usah udah kamu pulang aja" dengan panik Kamelia mendorong tubuh Vana untuk segera pergi.
"Iya iya aku pulang, mau ketemu siapa sih? gitu amat. Jangan jangan bukan temen"
"Udah deh kamu pulang sana, beneran temen kok?"
"Cowok apa cewek?" tanya Vana menggoda.
"Cowok. Udah sana kamu pulang duluan"
"Cie cie cieeeeeee temen apa temen?????? aku nggak di kenalin nih?" Vana menggoda Kamelia dengan tersenyum dan matanya mengerling nakal.
"Iihhh udah sana, temen aku sebentar lagi nyampe"
"Iya iya" Vana meninggalkan Kamelia dengan bibir mengerucut seperti ikan lohan.
Setelah Vana tak terlihat Kamelia berlari dengan cepat keluar dari parkiran mall. Baru saja Kamelia keluar dia sudah di dekati seorang pria berbadan tinggi besar berpakaian serba hitam bak seorang bodyguard.
"Nona Kamelia"
Kamelia langsung berhenti mendengar namanya di panggil.
"Mari ikut saya"
Kamelia mengernyit melihat orang di depannya.
"Anda siapa? kenapa saya harus ikut anda?"
"Saya yang di tugaskan tuan Vincent untuk menjemput anda"
"Siapa tuan Vincent?"
Baru saja Kamelia berhenti bicara handphone nya berbunyi tanda pesan masuk, dengan cepat Kamelia melihat handphone yang dari tadi di genggamnya itu. Ya setelah membaca pesan dari Vincent Kamelia tak memasukkan handphone nya kembali ke dalam tas tapi terus menggenggamnya karena takut kalau Vincent yang dia kasih nama kontak penjahat itu akan menghubunginya.
Penjahat: "cepat ikuti dia!!"
Kamelia tersentak membaca pesan itu dan mendongak melihat orang yang ada di depannya.
"Lima menit menuju jam empat tepat, anda akan terlambat jika____"
"Ayo pak!"
Kamelia dengan cepat memotong perkataan orang yang ada di depannya, dan berjalan mendahului.
"Maaf nona, mobilnya di sebelah sana"
Tunjuk orang suruhan Vincent ke arah yang berlawanan dengan jalannya Kamelia.
Kamelia menghentikan jalannya dan melihat mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan dekat area masuk mall. Kamelia kini mulai hafal dengan mobil hitam itu, mobil yang beberapa kali ia lihat dan sempat ia tumpangi malam itu.
Mobil yang membawa Kamelia melaju dengan cepat memecah jalanan. Sampai di tengah jalan Kamelia di suruh turun, berganti dengan mobil yang lain, sebelum kembali melanjutkan perjalanan mata Kamelia di tutup dengan kain hitam. Mulut Kamelia komat kamit membaca doa memohon pada sang kuasa agar ia tak di bunuh hari ini. Kamelia merasakan mobil berhenti dan seseorang mengangkat tubuhnya di bawa turun dari mobil. Kamelia sempat menjerit karena kaget saat orang itu mengangkat tubuhnya. Kamelia di tuntun berjalan memasuki sebuah ruangan, setelah itu ikatan kain yang menutup kepalanya di buka. Mata Kamelia mengerjab ngerjab menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan itu. Di depannya Kamelia melihat Vincent duduk di sebuah kursi. Vincent melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Jam empat lima belas menit"
Kamelia mengaitkan kedua tangannya dan saling meremat, dia ketakutan karena merasa terlambat lima belas menit.
"Kamu, minta hukuman atau kematian"
Mendengar perkataan Vincent Kamelia langsung berlutut,
"Jangan tuan, tolong jangan bunuh saya tuan, kasihan ibu saya harus cari nafkah sendiri kalau saya tidak ada tuan, tolong maafkan keterlambatan saya. Saya juga belum kawin tuan, jangan di bunuh sekarang"
Sontak dua orang penjaga yang ada di ruangan itu tertawa terpingkal mendengar penuturan Kamelia. Sedangkan Vincent ia menahan sekuat tenaga agar tidak tertawa mendengar ocehan gadis di depannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments