...Selamat datang...
Pada tengah malam, saat kendaraan yang membawa rombongan Mayhan beserta teman - temannya melewati sebuah tol yang menuju Kota Jakosta, Mayhan berbicara ke salah satu temannya.
"Hey Yuri, Hey Yuri, Bangun"
"Apaaa, ada apa Mayhan"
"Enak ya tidur terus"
"Iya hahahaha, aku capek"
"Sebentar lagi kita sampai Yuri"
"Aku sungguh tidak sabar tidur di ranjang, punggung ku sudah sakit sekali"
"Kamu mikirkan tidur saja"
"Bercanda, Mayhan"
"Bangunkan yang lain, suruh persiapan sebentar lagi kita sampai"
"Siap Agen Mayhan"
Tak terasa perjalanan sudah melewati jalan tol, kendaraan yang membawa mereka melewati dataran tinggi Kota Jakosta, terlihat begitu indah pemandangan lampu - lampu Kota Jakosta tersebut, yang membuat semuanya begitu terpukau melihat pemandangan malam itu.
"Wowww Nico lihat itu, Bagus sekali pemandangannya"
"Aku baru pertama kali dalam hidupku melihat pemandangan seperti ini Mayhan "
"Sama aku juga Nico"
"Kurasa Kota Jakosta memiliki banyak keindahan dari sisi luarnya tetapi di sisi lain memiliki banyak keburukan di dalamnya"
"Iya Nico kamu benar sekali, itulah mengapa kita di tugaskan ke sini"
"Aku harapkan kita semua menjalankan tugas dengan baik dan benar sesuai prosedur yang kita patuhi"
"Semoga begitu, Nico"
Kendaraan yang membawa mereka memasuki Kota Jakosta, terlihat begitu banyak penduduk yang lalu lalang pada malam hari tersebut.
"Gilaaa ini masih malam, tapi banyak penduduk yang masih keluar, gimana kalau pagi hari"
"Tenang saja Yuri, semoga di pagi hari tidak terlalu banyak seperti malam ini"
"Aku bukan manusia sabaran Nico"
"Daripada kamu berpikir tentang hal yang sia - sia, lebih baik kamu tanya ke Mayhan, nanti apa saja yang kita lakukan setelah sampai"
"Siap, Agen Nico"
Atas saran dari Nico, Yuri berpindah tempat dan menghampiri Mayhan
"Mayhan, kira - kira nanti dokumen apa saja yang kita siapkan setelah sampai, lalu siapa yang akan menemui kita setelah tiba nanti"
"Cukup dokumen pribadi, dan dokumen identitas agen saja yang disiapkan Yuri"
"Nanti yang menemui kita siapa Mayhan"
"Yang kutahu informasi dari kepala intelijen, yang akan menemui kita di kota ini adalah salah satu petinggi kepolisian dan petinggi pemerintah kota ini"
"Jadi kita bekerja untuk mereka"
"Bukan seperti Yuri"
"Lalu bagaimana"
"Kita hanya bekerja sama dengan mereka, untuk rencana maupun pekerjaan yang kita lakukan, yang menentukan adalah kita sendiri, mereka hanya alat kerja sama dan alat untuk memberikan informasi tentang kota ini"
Beberapa menit kemudian, kendaraan yang mereka tumpangi berhenti di sebuah gang kecil dan sepi. Pertanda bahwa Mayhan dan teman - temannya telah tiba.
"Inikah tempat nya Mayhan"
"Kalau kita turun disini berarti ini tempatnya, Nico"
"Semacam kuburan saja tempat ini"
"Niccooo lihat ujung sana itu, sepertinya ada orang"
"Iya Mayhan, apakah mereka datang untuk menemui kita ya ?"
"Aku tidak tahu sama sekali Nico"
Dari arah kejauhan terlihat kedua orang dewasa sedang berjalan menuju ke arah Mayhan beserta teman - temannya, kedua orang tersebut memakai pakaian setelan jas formal bewarna hitam.
Langkah demi langkah kaki mereka menuju ke arah Mayhan.
"Klekkk, klekkk, klekk"
Kedua pria tersebut yang memakai setelan jas formal berhenti di hadapan Mayhan beserta teman - temannya dan bertanya.
"Apakah kalian dari Unit Agen Departemen Narkotika"
Dengan penuh rasa kecurigaan, Mayhan bertanya balik ke kedua orang tersebut.
"Kalian sendiri siapa"
"Saya Jenderal Irvan dari kepala kepolisian Kota Jakosta ini, di sebelah saya ini adalah Pak Donovi, beliau menjabat sebagai wakil wali kota"
"Bisa tunjukkan kartu identitas aslinya, lalu apa nama kode operasi kami"
"Ini kartunya"
Setelah melihat kartu identitas, Mayhan merasa lega karena mereka bertemu pada orang yang tepat dan menuntun mereka sampai tempat markas rahasia para agen yang akan digunakan selama operasi di Kota Jakosta.
Mayhan mengembalikan lagi kartu identitas tersebut kepada Jenderal Irvan.
Jenderal Irvan pun berkata kepada Mayhan dan teman - temannya.
"Kode operasi kalian bernama 'Operasi Nikita' semoga operasi ini membuahkan hasil yang bagus untuk kedepannya"
"Siap, Jenderal"
Jenderal Irvan mengantarkan mereka semua menuju sebuah apartemen, sambil berbincang - bincang di perjalanan, Nico bertanya kepada ke Pak Donovi.
"Permisi Pak, saya agen Nico"
"Iya, agen Nico"
"Di kota ini, peredaran narkoba seberapa parah Pak"
"Di kota ini peredaran narkotika sangat begitu teroganisir agen Nico, bahkan ada beberapa pihak orang kepolisian bekerja sama dengan mereka, hal ini membuat mereka susah di tangkap, dan menemukan barang bukti"
"Mereka siapa ya Pak ..... ?"
Lalu Jenderal Irvan menjawab pembicaraan mereka berdua.
"Mereka para mafia. Kota Jakosta memiliki segudang angka kriminalitas, kota ini banyak sekali mafia yang melakukan hal itu akan tetapi semua mafia di kota ini, bergantung pada satu induk mafia yang melakukan peredaran utama sekaligus mafia pertama yang menyebarkan narkotika itu kepada mafia lainnya untuk di perjual belikan"
"Ehhh, mafia induk itu siapa Jenderal"
"Nanti kalian akan tahu sendiri, sekarang waktunya istirahat, lain waktu saya akan jelas kan secara rinci tugas kalian seperti apa, dan apa yang ku maksud tadi"
Tak terasa sambil berbincang - bincang mereka semua telah tiba di apartemen.
Saat semua nya memasuki ruangan apartemen. Jenderal Irvan dan Wakil Wali Kota Donovi, memperingati Mayhan. Sambil Jenderal Irvan memegang bahu Mayhan dan berkata.
"Mayhan, ingatlah jangan terpengaruh akan hal - hal duniawi mereka, sekali tugas tetaplah tugas yang harus di kerjakan, karena tugas tersebut ada berada di pihak yang benar, kami semua berharap kepada kalian untuk bisa melakukan operasi misi ini sampai berhasil"
"Kami semua berharap begitu, Jenderal"
"Semoga kalian memahami apa yang aku katakan"
"Siap, Jenderal"
"Istirahat lah, kalian semua kelihatan lelah selama perjalanan yang cukup panjang ini"
"Terima kasih, Jenderal"
Mayhan menutup kembali pintu apartemen dan berjalan menuju kaca jendela apartemen dan melihat gemerlap lampu Kota Jakosta. Mayhan berkata kepada Yuri.
"Seberapa berat kita nanti melakukan misi ini. Kuyakin akan banyak rintangan dan cobaan yang akan kita hadapi ke depannya"
"Kita juga agen muda, misi ini adalah misi pertama kita, aku berharap semuanya akan berjalan dengan lancar dan sesuai rencana, Mayhan"
"Aku berharap begitu juga, Nico"
"Para kepolisian tidak bisa menangani hal ini. Kemungkinan besar, mereka adalah organisasi mafia yang sangat besar dan kuat"
"Pikiranku juga seperti itu, saat mendengar cerita Jenderal Irvan"
"Kira - kira apa yang membuat mereka sangat begitu ditakuti di kota ini, sampai - sampai kita yang menghadapi mereka"
"Aku tidak tahu soal itu, Agen Nico"
Di tengah pembicaraan, tiba - tiba telepon berbunyi di ruangan mereka.
Kringgggg, Kringgggg, Kringgggg.
"Mayhan, kamu angkat coba"
"Baiklah, aku angkat"
"Nanti jangan asal bicara siapa kita, Mayhan"
"Aku tahu hal itu, aku tidak akan menjawab secara terus terang siapa kita, kalau mereka bukan siapa - siapa kita, Nico"
Mayhan mengangkat telepon tersebut dan menjawab.
"Dengan siapa, untuk apa"
"Operasi Nikita, dengan agen Mayhan ini kan"
"Betul ini, Mayhan"
"Saya Wali Kota Jakosta , maaf tidak bisa menemui kalian hari ini, besok kalian semua temui saya di kantor pukul 9 pagi"
"Kami akan datang tepat waktu"
"Selamat istirahat, Para Agen"
Klekkkkkkkkk.
Mayhan menutup telepon tersebut dan terus merenungkan seperti apa tugas yang akan dijalani nya.
Malam itu adalah malam pertama bagi Mayhan dan teman - temannya menginjakkan kaki mereka di Kota Jakosta. Tampak dipikiran semua agen pada malam hari itu, berpikir seperti apa nasib mereka kedepannya dalam menghadapi mafia tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Riko Azaki
sepertinya bakal full action ngerriii sedap2
2023-02-22
1