Bab 19 Dia Sangat Misterius

"Sarapan sudah siap Gisele" Dia mengetuk pintu, dan berteriak pada ku.

"Oke," aku tergagap.

Aku keluar dari kamar mandi dan mengambil dua handuk. Aku membungkus rambut ku dengan satu handuk lainnya. Buru-buru, aku mengeringkan diri.

Aku memeriksa tas. Seorang Pelayan wanita membawakanku celana jeans dan kaos panjang baru, beserta pakaian dalam juga.

Wow...Bra dan ****** ***** yang bersih ... desain yang sangat indah dari beberapa pakaian dalam yang pernah ku lihat ini terlihat sangat mewah. Tapi tentu saja mereka melakukannya. Aku tersipu sendiri.

Aku berpakaian dengan cepat. Pakaian lainnya sangat pas. Dengan kasar aku mengeringkan rambutku dengan handuk dan untung saja disini ada hairdryer juga, jadi rambut ku bisa benar-benar kering, dan jika aku memakai kerudung nanti rambut nya tidak bau apek.

Setelah aku bersiap-siap, aku menuju ke ruang makan dan Saatnya menghadapi Tuan yang selalu membuatku kebingungan.

Di ruang makan yang khusus Ricardo pesan, Ada area tempat duduk yang besar dan mewah, semua sofa empuk dan bantal empuk, meja kopi yang rumit dengan setumpuk buku besar yang mengkilap, area belajar dengan suasana kelas atas, TV layar LCD besar di dinding, dan Ricardo sedang duduk di meja makan di sisi lain ruangan sambil membaca koran.

Ini seukuran lapangan tenis atau semacamnya, bukan karena aku bermain tenis, tapi karena aku pernah menonton Rahma bermain tenis beberapa kali. Makanya aku berasumsi demikian, Rahma!

"Sial, Rahma," aku terkesiap ketika teringat Rahma. Ricardo mengintip ke arahku.

"Dia tahu kamu di sini dan masih hidup. Aku mengirim sms ke Ehsan," katanya dengan sedikit humor.

Oh tidak. Aku ingat tariannya yang bersemangat di malam sebelumnya. Semua gerakannya yang telah dipatenkan digunakan dengan efek maksimal untuk merayu saudara laki-laki Ricardo!

Apa yang akan dia pikirkan tentang aku berada di sini? Aku tidak pernah tinggal di luar sebelumnya. Dia masih bersama Ehsan. Dia akan mengira aku melakukan one-night stand sama seperti nya.

Ricardo menatapku dengan angkuh. Dia mengenakan kemeja putih, kerah dan manset dilepas.

"Duduk lah Gisele!" perintahnya, menunjuk ke suatu tempat di meja. Aku berjalan melintasi ruangan dan duduk di seberangnya seperti yang telah diarahkan. Meja itu penuh dengan makanan.

Aku memilih pancake, orange juce, dan telur orak-arik. Ricardo mencoba menyembunyikan senyumnya dan dia kembali memakan telur mata sapi nya. Makanannya enak.

"Apa kamu mau Teh?" dia bertanya.

"Ya kalau boleh."

Dia memberiku teko kecil berisi air panas dan di atas cawannya ada teh celup Sariwangi kesukaan ku. Dia sangat manis sampai ingat betapa aku suka tehku.

"Kamu cantik dengan kerudung mu itu," tegurnya.

"A...apa? Oh iya terimakasih" gumamku, malu.

"Terima kasih telah mengatur pakaian untuk ku."

"Gak masalah Gisele. Warna itu cocok untukmu."

Aku tersipu dan menatap jari-jariku.

"Kamu tahu, kamu benar-benar harus belajar menerima pujian." Nada suaranya menghukum.

"Aku harus memberimu uang untuk pakaian ini.?"

Dia memelototi ku seolah-olah aku telah menyinggung perasaannya pada tingkat tertentu. Aku bergegas.

"Kamu sudah memberiku buku-buku, yang tentu saja tidak bisa aku terima. Tapi pakaian ini, tolong biarkan aku membayar mu kembali." Aku tersenyum ragu padanya.

"Gisele, percayalah padaku, aku mampu membelinya."

"Bukan itu intinya. Kenapa kamu harus membeli ini untukku?"

"Karena aku bisa," matanya berkilat dengan sinar jahat.

"Hanya karena kamu bisa bukan berarti kamu harus," jawabku pelan saat dia mengangkat alis ke arahku, matanya berbinar, dan tiba-tiba aku merasa bahwa kita sedang membicarakan hal lain, tapi aku tidak tahu apa itu. Dan mengingatkan ku akan sesuatu.....

"Kenapa kamu mengirimiku buku-buku itu, Ricardo?" Suaraku lembut.

Dia meletakkan alat makannya dan menatapku dengan saksama, mata birunya menyala dengan emosi yang tak terduga.

Tenang Gisele tenang...! Dia membuatku sangat gugup.

"Hem, baiklah....Waktu aku terakhir kali bertemu denganmu, kamu aku suruh menunggu, tapi aku juga menyuruh mu menjauhiku, karena aku tau, aku bukan pria baik untuk mu, ku kira aku berhutang maaf sama kamu Gisele, dan ku tau kamu suka sastra, karena memang kamu jurusan sastra di kuliah, maka nya aku memberikan buku itu untuk mu."

Dia menyisir rambut nya ke belakang dengan tangannya.

"Gisele, aku bukan tipe pria baik yang senang melakukan hal yang romantis. Seleraku sangat unik. Maka nya aku menyuruhmu untuk menghindari ku."

Dia menutup matanya seolah-olah kalah.

"Tapi ada sesuatu tentangmu, dan aku merasa mustahil untuk menjauh. Tapi ku pikir kamu sudah mengetahuinya."

Nafsu makan ku hilang. Dia tidak bisa menjauh!

"Kalau begitu jangan jauh dariku" bisikku.

Dia terengah-engah, matanya melebar.

"Kamu tidak tahu apa yang kamu katakan."

"Aku....aku tau, tapi kalau memang tidak ingin menjauh kenapa musti menjauh?"

Kami duduk saling memandang, tak satu pun dari kami menyentuh makanan kami. Seketika aku menundukkan kepala ku karena malu.

"Kalau begitu, kamu belum punya pacar?" Aku bernafas.

Mata nya berbinar-binar.

"Tidak, Gisele. aku tidak punya pacar." Dia berhenti sejenak agar informasi ini meresap, dan aku memerah. Filter mulut ke otak rusak lagi. Aku tidak percaya aku baru saja mengatakannya dengan lantang.

"Apa rencanamu untuk beberapa hari ke depan?" dia bertanya, suaranya rendah.

"Aku bekerja hari ini, dari tengah hari. Oh iya Jam berapa sekarang?" Aku panik tiba-tiba.

"Baru lewat jam sepuluh, kamu punya banyak waktu. Bagaimana dengan besok?" Dia meletakkan sikunya di atas meja, dan dagunya bertumpu pada jari-jarinya yang panjang. Aku canggung ketika dia menatap ku dengan serius.

"Rahma dan aku akan mulai berkemas. Kami akan pindah ke Jakarta Pusat akhir pekan depan, dan aku bekerja di Unisoviet sepanjang minggu ini."

"Kau sudah punya tempat di Jakarta?"

"Ya."

"Di mana?"

"Aku tidak ingat alamatnya. Di apartemen Prameswari kalau gak salah ingat."

"Tidak jauh dariku," bibirnya berkedut setengah tersenyum.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan untuk bekerja di Jakarta?"

Apa maksud semua pertanyaan ini?

"Aku sudah melamar beberapa pekerjaan. Dan aku sedang menunggu kabar."

"Apa kamu melamar ke perusahaan ku juga, seperti yang ku sarankan tempo lalu?"

tentu saja tidak.

"Eh... tidak."

"Dan apa yang salah dengan perusahaan ku?"

"Perusahaan mu atau Perusahaan mu?" Aku menyeringai.

Dia tersenyum sedikit.

"Apa kamu menertawakan ku nona Gisele?"

Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi, dan menurutku dia terlihat geli, tapi sulit untuk mengatakannya. Aku memerah dan melirik sarapanku yang belum selesai. Aku tidak bisa menatap matanya saat dia menggunakan nada suara seperti itu.

"Aku ingin menggigit bibir itu," bisiknya muram.

Aku sama sekali tidak menyadari kalau aku mengunyah bibir bawah ku. Mulutku terbuka saat aku terkesiap dan menelan pada saat bersamaan. Itu harus menjadi hal terseksi yang pernah dikatakan siapa pun kepada ku.

Detak jantungku melonjak, dan kurasa aku terengah-engah. Aku gemetaran, dan dia bahkan tidak menyentuhku.

"Tapi maaf itu terlarang" Aku memperingatinya.

"Aku tau dan aku tidak akan menyentuhmu tidak sampai aku mendapat persetujuan darimu dan menjadi suamimu" Bibirnya mengisyaratkan senyuman.

Apa?

"Maksudnya itu apa?"

"Tepat seperti yang ku katakan. Aku perlu menunjukkan padamu, Gisele. Jam berapa kamu selesai bekerja malam ini?"

"Sekitar jam delapan."

"Yah, kita bisa pergi ke Jakarta Pusat malam ini atau Sabtu depan untuk makan malam di tempatku, dan aku akan memberitahumu faktanya nanti. Pilihan ada di tanganmu."

"Kenapa kamu tidak bisa memberitahuku sekarang?" Aku merasa heran.

"Karena aku menikmati sarapanku. Begitu kamu mengetahui tentang hidupku, kamu mungkin tidak ingin melihatku lagi."

Apa maksud dari perkataannya? Apa mungkin dia seorang mafia kejam? Atau mungkin dia seorang playboy? Itu menciptakan seribu pertanyaan di benak ku. Dia sangat misterius.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!