Bab 17 Dia Orang Yang Lumayan Baik

Oh, tentu saja. Bagaimana mungkin dia bisa melacak ponsel ku? Apakah itu legal?

Penguntit....!!! alam bawah sadar ku berbisik padaku dan otak ku masih mengambang karena rasa sakit di kepalaku, tapi entah kenapa, aku tidak keberatan, dia telah menolong ku di saat-saat genting.

"Kamu punya jaket atau tas?"

"Err... ya, aku datang dengan keduanya.

Ricardo kumohon, aku perlu memberi tahu Rahma. Dia akan khawatir." Mulutnya menekan menjadi garis keras, dan dia mendesah berat.

"Jika itu memang mau mu"

Dia menurunkan ku, dan, meraih baju di lengan ku, membawaku kembali ke rumah pesta itu lagi.

Aku merasa lemah, masih pusing, malu, lelah, dan pada tingkat yang aneh, aku benar-benar merasa senang. Dia memegang baju di lengan ku, mungkin karena dia ingat kalau dia tak bisa menyentuh ku sebelum menikah, eh siapa juga yang mau menikah sama kamu?

Alam bawah sadar ku menyadarkan ku, rangkaian emosi yang membingungkan. Aku perlu setidaknya satu minggu untuk memproses semuanya.

Berisik, ramai, dan musik sudah dimulai sehingga ada banyak orang di lantai dansa. Rahma tidak ada di meja kami, dan Rahadian menghilang. Jesica terlihat tersesat dan sedih sendiri, dia teman Rahma juga.

"Di mana Rahma?" Aku berteriak bertanya pada Jesica di atas kebisingan. Kepalaku mulai berdenyut seiring irama musik yang gak beraturan.

"Menari," teriak Jesica, dan aku tahu dia gila. Dia menatap Ricardo dengan penuh rasa curiga.

Aku berjuang memakai jaket hitamku dan memakai tas kecil ku. Aku siap untuk pergi, begitu aku melihat Rahma.

"Dia di lantai dansa," aku menatap muka Ricardo dan mencondongkan tubuh ku dan berteriak di telinganya, mencium baunya yang bersih dan segar.

Astaghfirullah. Semua perasaan terlarang dan asing yang telah aku coba tolak muncul dan mengamuk melalui tubuh ku yang terkuras.

Aku memerah, dan di suatu tempat yang dalam, jauh di lubuk hatiku, aku ingin dekat dengan nya, apakah ini yang dinamakan dengan bisikan syetan.?

Sesuai dengan janji Iblis dalam Qs Al Hijr ayat 39: Iblis berkata,

“Aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang indah perbuatan maksiat di muka bumi. Dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis”.

Mukhlis diartikan muslim yang beramal baik secara ikhlas, yaitu semata-mata karena mencari rohmat Allah. Seorang dengan kualitas mukhlis adalah orang yang hatinya bersih dari keinginan memperoleh pujian atas amalan baiknya.

Kalau aku hanya manusia biasa makanya aku bisa rentan seperti ini.

Dia memutar matanya ke arahku dan meraih baju lenganku lagi dan membawaku ke lantai dansa. Dia langsung dilayani, tidak perlu menunggu seperti selebriti semua orang hampir mengenal nya.

Apakah segala sesuatu datang begitu mudah kepadanya aku tidak bisa mendengar apa yang dia perintahkan. Dia memberiku segelas air hangat .

"Minumlah," dia meneriakkan perintahnya padaku.

Lampu warna warni bergerak berputar dan mengikuti irama musik yang memancarkan cahaya dan bayangan berwarna aneh di seluruh rumah pesta.

Dia bergantian hijau, biru, putih, dan merah euceuy 'mencolok'. Dia memperhatikanku dengan saksama. Aku menundukkan kepala ku.

"Minumlah dengan santai.." bagaimana dia bisa begitu perhatian? Dan membuat seperti di beri harapan palsu. Aku goyah sedikit, dan dia meletakkan tangannya di bahuku untuk menstabilkan ku.

"Aku baik-baik saja" kataku pada nya. Dan dia melepas tangan nya lagi dari bahu ku. Sejauh ini dia bisa menghormati ku sebagai seorang muslimah.

Ricardo mengambil gelas dariku, dia meletakkannya di meja. Aku melihat melalui pandangan ku yang kabur apa yang dia kenakan; kemeja putih longgar, jeans ketat, sepatu kets warna hitam, dan jaket bergaris-garis gelap.

Kemejanya tidak dikancingkan di bagian atas, dan aku melihat sejumput rambut di celahnya. Dalam kerangka pikiranku yang grogi, dia terlihat tampan.

Dia meraih baju lenganku sekali lagi. Astaghfirullah ....dia membawaku ke lantai dansa. Aku tidak bisa menari. Dia bisa merasakan keengganan ku, dan di bawah lampu berwarna, aku bisa melihat senyumnya yang geli.

Dia tetap membawaku bersamanya. Wah, dia bisa menari, dan aku tidak percaya aku mengikutinya selangkah demi selangkah. Mungkin karena aku tak bisa berkutik karena pesona nya, aku bisa mengikutinya. Dia memelukku erat-erat, tubuhnya menempel di tubuhku... jika dia tidak mencengkeram ku begitu erat, aku yakin aku akan pingsan di kakinya.

Di benak ku, peringatan ibu ku yang sering diucapkan datang kepada ku: Jangan pernah mempercayai pria yang bisa menari.

Dia menggerakkan kami melewati kerumunan penari ke sisi lain lantai dansa, dan kami berada di samping Rahma dan Ehsan, saudara laki-laki Ricardo.

Musik berdebar keras, di luar dan di dalam kepalaku. aku terkesiap. Rahma membuat gerakannya. Dia menari-nari, dan dia hanya melakukan itu jika dia menyukai seseorang. Sangat menyukai seseorang. Artinya akan ada kita bertiga untuk sarapan besok pagi. Rahma!

Ricardo membungkuk dan berteriak di telinga Ehsan. Aku tidak bisa mendengar apa yang dia katakan. Ehsan bertubuh tinggi dengan bahu lebar, rambut pirang keriting, dan mata biru berbinar terang. Ehsan menyeringai, dan menarik Rahma ke dalam pelukannya, di mana dia sangat senang berada dalam pelukannya....Rahma! Bahkan dalam keadaan pusing, aku terkejut.

Dia baru saja bertemu dengannya. Dia mengangguk pada apa pun yang dikatakan Ehsan dan menyeringai padaku dan melambai. Ricardo mendorong kami dari lantai dansa dalam waktu dua kali lebih cepat.

Tapi aku tidak pernah berbicara dengannya. Apakah dia baik-baik saja? Aku bisa melihat ke mana arahnya. Aku perlu menjaga diri ku.

Pikiranku menerjang otakku, melawan perasaan yang aneh ini. Di sini sangat hangat, sangat keras, sangat berwarna - terlalu cerah. Kepalaku mulai berenang, oh tidak... dan aku bisa merasakan lantai naik ke wajahku atau begitulah rasanya.

Hal terakhir yang kudengar sebelum pingsan di pelukan Ricardo adalah julukannya yang kasar.

"Gila ....! kamu benar-benar menggoda!"

Sangat sunyi. Cahaya dimatikan. Aku merasa nyaman dan hangat, di tempat tidur ini. Hem... Di tempat tidur? Seketika aku membuka mataku, ini dimana? Ruangan nya begitu asing. Aku tidak tahu di mana aku berada. Ranjang tempat tidur berkepala matahari. Anehnya terasa familiar. Ruangan itu besar dan lapang dan dihiasi dengan barang-barang mewah dalam warna cokelat, emas, dan krem.

Aku sudah pernah melihat itu sebelumnya. Aku merasa kebingungan, otak ku tak bisa bekerja dengan baik. Astaghfirullah. Aku di hotel Horizon... di kamar suite. Aku pernah menginap disini bersama Rahma tapi ruangan nya lebih kecil dari ini pada waktu itu.

Bagaimana aku bisa sampai di sini?

Aku teringat kenangan sekilas tadi malam, aku meminum jus semangka yang membuat ku sakit kepala gak karuan tapi aku tidak ingat datang ke sini.

Aku memakai pakaian gamis ku yang ku pakai semalam. Aku merasa tenang karena aku masih utuh tidak dalam keadaan yang tidak diinginkan.

Aku melirik ke meja samping tempat tidur. Di atasnya ada segelas teh Sariwangi, dan satu buah Antangin.

Dia orang yang lumayan baik dan perhatian, dia memikirkan segalanya. Aku duduk dan mengambil Antangin itu. Setelah nya aku meminum teh favorit ku dan itu menghangatkan tubuh ku.

Terpopuler

Comments

Trio Jr.

Trio Jr.

lanjutkan thor, aku tnggu kelanjutannya 👍👍

2023-02-11

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!