Bab 4 Kecanduan Kamu

"Di mana kita tadi, Nona Anastasya?"

Oh, dia kembali menyebutku secara formal 'Nona Anastasya' hmmm.

"Tolong jangan biarkan saya menghalangi mu dari apa pun, Saya ingin tahu tentangmu. Kupikir itu adil." Mata biru nya menyala dengan rasa ingin tahu. ini Omong kosong . Kemana dia pergi? Dia meletakkan sikunya di lengan kursi dan meletakkan jari-jarinya di depan mulutnya. Mulutnya sangat... mengganggu. Aku menelan ludah

"gulp" dan kembali menundukkan kepalaku.

"Tidak banyak yang perlu diketahui," kataku, tersipu lagi.

"Apa rencanamu setelah lulus?"

Aku mengangkat bahu, terlempar oleh ketertarikannya. Mungkin aku akan ke Jakarta Pusat bersama Rahma, cari tempat, cari pekerjaan. Aku belum benar-benar berpikir tentang apa yang akan ku lakukan setelah lulus.

"Saya belum membuat rencana apa pun, Tuan Cafrio. Saya hanya perlu menyelesaikan ujian akhirku."

Yang seharusnya aku pelajari untuk saat ini daripada duduk di kantor Anda yang megah, dan steril, merasa tidak nyaman di bawah tatapan tajam Anda.

"Kami menjalankan program magang yang sangat baik di sini," katanya pelan. Aku mengangkat alis karena terkejut. Apa dia menawariku pekerjaan?

"Oh. Akan saya ingat itu," bisikku, benar-benar bingung.

"Meskipun saya tidak yakin saya akan cocok di sini." Oh tidak. Aku merenung dan melafalkannya dengan keras.

"Mengapa kamu mengatakan itu?" Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi, penasaran, sedikit senyum bermain di bibirnya.

"Sudah jelas, bukan?" Dia belum tau siapa saya, dan saya tidak pirang, rata-rata orang yang bekerja di sini orang barat semua, rambut mereka pirang semua.

"Untuk ku tidak demikian," gumamnya. Tatapannya intens, semua humor hilang, dan otot-otot aneh jauh di dalam perutku tiba-tiba mengencang. jantung ku memompa lebih cepat dari biasa nya. Aku mengalihkan pandanganku dari pengawasannya dan menatap dengan membabi buta ke jari-jariku yang tersimpul. Apa yang terjadi aku harus pergi sekarang. Aku mencondongkan tubuh ke depan untuk mengambil alat perekam.

"Apakah kamu ingin aku mengajakmu berkeliling?" dia bertanya.

"Aku yakin anda terlalu sibuk, Tuan Cafrio, dan perjalananku jauh."

"Anda mengemudi kembali ke kota Bandung?" Dia terdengar terkejut, sebenarnya jaraknya tidak begitu jauh sih , tapi aneh nya dia terlihat cemas. Dia melirik ke luar jendela. Hujan mulai turun.

"Yah, sebaiknya kau mengemudi dengan hati-hati." Nadanya tegas, berwibawa. Mengapa dia harus peduli? pikirku bingung

"Apakah kamu mendapatkan semua yang kamu butuhkan?" dia menambahkan.

"Ya, Tuan," jawabku, mengemas alat perekam ke dalam tasku. Matanya menyipit, spekulatif.

"Terima kasih atas wawancaranya, Tuan Cafrio."

"Saya juga senang dapat berbincang dengan kamu," katanya, sopan seperti biasa.

Saat aku bangkit, dia berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Sampai bertemu lagi, Nona Anastasya." Dan kedengarannya seperti tantangan, atau ancaman, aku tidak yakin yang mana. Aku mengerutkan kening. Kapan kita akan bertemu lagi? Aku menyambutnya dengan merapatkan kedua tanganku di depan dadaku,aku tidak bisa menjabat tangannya karena itu di larang dalam agamaku, karena kita bukan muhrim, aku merasa heran masih ada arus ganjil di antara kita. Itu pasti sarafku.

"Tuan Cafrio." Aku mengangguk padanya. Bergerak dengan keanggunan atletis yang luwes ke pintu, dia membukanya lebar-lebar.

"Hanya memastikan Anda berhasil melewati pintu, Nona Anastasya." Dia memberiku senyum kecil.

Jelas dia agak meledekku yang tadi tersandung ketika aku memasuki ruang kerjanya.

"Terimakasih atas perhatian anda Tuan Cafrio," kataku agak sedikit kesal, dan senyumnya melebar. Aku senang kau menganggap ku menghibur, aku melotot ke dalam, berjalan ke serambi. Aku terkejut ketika dia mengikuti ku keluar. Debora dan teman di sampingnya sama-sama terkejut melihat Tuan Cafrio mengikuti ku.

"Apakah kamu bawa payung?" Tuan Cafrio bertanya.

"Ya." Aku menjawab singkat.

Tuan Cafrio meletakkan tangannya sejenak di pundakku.

"Maaf tuan, jangan menyentuhku!"

Aku sedikit membentaknya,

"Maaf karena aku kurang mengerti agamamu yang melarang itu," dia terlihat sedikit menyesal.

Jari telunjuknya yang panjang menekan tombol lift, dan kami berdiri menunggu dengan canggung.

Pintu terbuka, dan aku bergegas putus asa untuk melarikan diri. Aku benar-benar harus keluar dari sini. Saat aku menoleh untuk melihatnya, dia bersandar di ambang pintu di samping lift dengan satu tangan di dinding. Dia benar-benar sangat, sangat tampan. Ini mengganggu. Mata birunya yang menyala menatapku.

"Gisele," katanya sebagai salam perpisahan.

"Ricardo," jawabku. Tanpa sengaja aku bergumam dengan keras lagi. Dan untungnya, pintunya tertutup.

Hatiku berdebar. Apa mungkin ini yang di sebut dengan rasa cinta?

Islam memandang cinta sebagai sebuah fitrah manusia, sehingga terdapat ayat Alquran tentang cinta yang menjelaskan hal tersebut.

Alquran telah menyebut kata cinta hingga 93 kali. Kata tersebut ditulis baik dalam bentuk kata kerja masa lampau, kata kerja masa kini dan akan datang.

Kesemua bentuk tersebut memiliki tujuan, dan memberikan pelajaran kepada manusia bahwa perasaan cinta adalah bagian dari fitrah manusia. Penjelasan ini bahkan juga disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW.

Dalam Islam, cinta tidak hanya dimaknai sebagai fitrah dalam bentuk global. Akan tetapi juga hablumminallah atau cinta kepada Allah dan hablumminan naas atau cinta kepada sesama manusia.

Agar lebih memahami tentang cinta menurut islam yang sesungguhnya, ada baiknya untuk mengetahui ayat Alquran tentang cinta, seperti:

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah,” (QS Adz-Dzaariyat: 49)

Nabi Muhammad SAW telah memberikan teladan kepada umatnya untuk menebarkan cinta dan kasih sayang yang didasarkan karena Allah SWT, dan di dalamnya terdapat ketakwaan serta ketaatan.

Setelah mengetahui ayat Alquran tentang cinta, berikut ini adalah salah satu hadist dari Nabi Muhammad tentang cinta dan mencintai.

Dari ‘Aisyah dia berkata: Saya tidak pernah merasa cemburu kepada para istri Rasulullah SAW yang lain kecuali kepada Siti Khadijah, meskipun ia tidak hidup semasa dengan saya. Pernah, pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW menyembelih seekor kambing, beliau berkata: ‘Berikanlah sebagian daging kambing kepada teman-teman Khadijah! ‘ maka saya marah kepada Rasulullah sambil berkata: Khadijah?” Lalu beliau menjawab: “Sesungguhnya aku benar-benar telah dianugerahi cinta Khadijah,” (HR Muslim)

"Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamannya. Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan (sempurna) beriman sampai kalian saling mencintai,” (HR Muslim)

Lift tiba di lantai pertama, dan aku bergegas keluar begitu pintunya terbuka, tersandung sekali, tapi untungnya tidak terkapar di lantai batu pasir yang bersih. Aku keluar kantor melewati pintu kaca yang besar itu, dan mengangkat wajahku, aku menyambut hujan yang sejuk, menyegarkan. Aku memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, memurnikan, mencoba memulihkan apa yang tersisa dari keseimbanganku.

Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat hujan, maka beliau berdoa: 'ALLAHUMMA SHAYYIBAA NAAFI'AA (Ya Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat) '." Hadits ini juga dikuatkan oleh Al Qasim bin Yahya dari 'Ubaidullah, dan diriwayatkan pula oleh Al Auza'i dan 'Uqail dari Nafi'."

Tidak ada pria yang pernah memengaruhi ku seperti yang dilakukan Ricardo the Cafrio. Dan mungkin ketampanannya lah yang menjadi candu. Selebihnya aku tidak dapat memahami alasannya.

Apakah itu penampilannya, Kesopanannya, Kekayaan, ataupun Kekuatannya. Aku tidak mengerti reaksi irasional ku.

Aku menarik napas panjang.

"haaaaaaaaah...."

Terpopuler

Comments

Anik Hariyani

Anik Hariyani

sepertinya gisela jatuh cinta

2023-02-16

2

Bambang Setyo

Bambang Setyo

🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2023-02-16

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!