Bermesraan Di Muka Umum

Bab 3 Bermesraan Di Muka Umum

Ketika Fross kembali lagi ke tempat semula, ternyata teman teman binatangnya sudah membubarkan diri. Ada yang mulai mencari makan, sekadar berkeliling, atau ada juga yang memilih kembali ke sarang mereka untuk beristirahat.

Maka, katak hijau besar itu membutuhkan waktu untuk mengundang semuanya berkumpul lagi.

Ada satu cara agar tak perlu buang-buang waktu dan tenaga supaya semua binatang bisa berkumpul. Akan tetapi, dengan cara itu Fayre pasti akan mengetahui rencananya ini juga.

Sebab, tak satu binatang pun di sana, akan melewatkan tiupan terompet tanda darurat. Kebetulan, Fross yang menyimpan terompet yang berasal dari cangkang kerang besar itu.

Tidak bisa! Ini adalah misi rahasia untuk membantu Fayre, teman sekaligus keluarga mereka. Fayre tidak boleh mengetahui hal ini.

Menjelang senja, setiap perwakilan spesies binatang hadir di tempat yang sudah ditentukan. Di tengah hutan, agar jauh dari jangkauan Fayre. Lagi pula, ketika sore datang, biasanya Fayre akan kembali ke rumahnya.

Ya! Dari semua binatang, hanya Fayre saja yang tempat berteduhnya disebut rumah. Sebab Fayre membangun sebuah gubuk kecil di salah satu tepian danau, ketika dirinya tengah dalam wujud manusia.

Inginnya ia membuatkan untuk yang lain juga. Tapi teman-teman binatang menolak, karena mereka ingin membuat tempat tinggal senyaman diri mereka sendiri. Agar mereka pun lekas menerima kenyataan bahwa mereka tidak dalam wujud manusia, untuk sementara ini.

Lagi pula, mereka tidak ingin merepotkan Fayre. Biarkan Fayre menikmati waktunya berpetualang pada masa liburnya tak berwujud angsa. Berkelana dan menghibur diri dengan berkeliling desa, begitu biasanya yang Fayre lakukan ketika berubah wujud menjadi manusia.

Kembali pada binatang-binatang yang sudah berkumpul.

Di depan, Fross bersama Blaster juga Lidya dan Lory memimpin rapat tersebut. Fross berdiri di sebuah batu besar, supaya dirinya terlihat. Sebab, meskipun ukurannya besar ketimbang katak yang lain. Tetap saja, ia kecil jika dibandingkan dengan binatang yang lainnya.

Blaster, si kelinci belang hitam putih memeganginya sebuah corong yang terbuat dari daun lebar. Berfungsi sebagai pengeras suara, agar suara Fross dapat didengar semuanya.

"Halo, teman-teman!" Sapaan Fross membuat suasana yang tadinya riuh pun menjadi tenang. "Terima kasih, karena kalian sudah mau meluangkan waktu," lanjutnya.

"Ya, Fross! Sebenarnya ada apa? Kenapa kau sampai mengumpulkan kami semua di sini? Dan kenapa juga kita harus mengadakan perkumpulan ini secara rahasia?" Seekor tupai bertanya sembari memegangi kenari di depan dada.

"Begini-!" Padahal ia sudah biasa bicara di depan teman-teman binatang. Tapi entah kenapa, kali ini ia merasa lebih berdebar. "Ini mengenai Fayre, teman sekaligus keluarga kita!" Para binatang yang diundang pun saling bertanya.

Fross hanya menjelaskan duduk permasalahannya pada Blaster, Lidya dan Lory. Maka pada kesempatan kali ini ia akan menjelaskan kepada yang lainnya.

"Ada apa dengan Fayre, Fross? Ku lihat, belakangan ini dia selalu murung dan menyendiri." Seekor beruang madu bertanya.

"Itu dia masalahnya-! Apakah kalian ada yang mengingat, sudah tahun ke berapa Fayre menjalani kutukannya sebagai angsa hitam?" Fross sengaja melemparkan bola panas supaya mereka semua semakin penasaran.

Para binatang saling bertanya lagi dalam kebingungan. Mereka tahu bahwa ini sudah sangat-sangat lama, tetapi tidak ada yang hapal betul sudah berapa lama, pastinya.

"Ini adalah tahun terakhir Fayre mempunyai kesempatan untuk menghapus kutukan itu." Langsung gempar suasana di sana.

Mereka semua kaget dan tak menyangka. Sungguh tak menyangka bahwa sudah selama itu Fayre menjalani kutukannya. Dan lebih tak menyangka lagi, ketika Fayre berubah menjadi wujud manusia, angsa hitam itu tetap terlihat muda dan amat cantik.

"Jadi sudah seratus tahun, ya-?!" Seekor kura-kura tua bersuara sembari mengangguk dengan sorot matanya yang penuh makna.

"Benar! Karena ini sudah seratus tahun, maka Fayre harus menemukan dan mendapatkan cinta sejatinya, supaya dia bisa benar-benar terlepas dari kutukan itu.

"Waktunya tinggal 4 bulan lagi, sebelum tahun ini berakhir. Berarti, dalam kurun waktu 4 bulan ini, kita harus membantu Fayre bertemu dengan cinta sejatinya," terang Fross panjang lebar.

"Lalu, bagaimana kita tahu siapa cinta sejatinya?" Tupai tadi bertanya lagi sembari mengunyah kenari yang ia gigit. Wajahnya sungguh menggemaskan sekali.

"Tak ada yang tahu siapa cinta sejatinya. Bahkan Fayre sekali pun." Fross menggeleng lemah.

"Lantas, bagaimana Fross? Apa rencanamu? Apa kau berniat menjadikan salah satu dari kami sebagai cinta sejati Fayre?" Seekor kera abu bertanya dengan sedikit menuntut, juga sedikit mengejek.

Beberapa di antaranya pun tertawa mendengar hal itu. Sebab itu adalah opsi paling mustahil yang akan terjadi. Mereka semua tahu bahwa Fayre berbeda. Fayre istimewa, dia bukan manusia, dia adalah seorang peri.

Jadi, sudah pasti mereka yang dulunya manusia merasa minder juga merasa tak mungkin, apabila Fayre akan jatuh cinta pada salah satu di antara mereka semua. Jika Fayre mau pun hal itu pasti sudah akan terjadi sejak lama. Sejak sangat lama, mungkin.

Sungguh sebuah lelucon!

"Fross! Kau, kan, juga seorang peri..., bagaimana jika kau saja yang menjadi cinta sejatinya? Bukankah kau sangat peduli pada Fayre, jika dibandingkan yang lain?!" Teman kera tadi menambahkan dan semakin menambah tawa di antara para binatang.

"Ha-."

Fross sudah hendak membuka mulutnya, tetapi seekor kura-kura tua sudah menjawab celetukan itu terlebih dahulu.

"Cinta bukan masalah mau atau tidak. Dan siapa yang lebih tepat. Cinta akan datang dengan sendirinya, meski harus menunggu waktu yang sangat lama."

Mendengar suara kura-kura yang pelan dan dalam, riuh ramai itu pun menjadi tenang. Fross dan yang lain akhirnya bisa bernapas lega.

"Lagipula, sepertinya tidak ditentukan makhluk mana yang lebih cocok menjadi cinta sejatinya. Bahkan, jika itu seekor katak biasa pun, jika memang mereka ditakdirkan untuk bersama, maka mereka akan bersama.

"Cinta tidak untuk dipandang siapa lebih cocok dengan siapa. Cinta tak membutuhkan komentar makhluk yang lainnya."

Kura-kura tua yang diketahui bernama Land itu kemudian mengunyah selembar daun, setelah selesai dengan bicara. Dengan santai, seolah-olah ia tidak habis mengucapkan kata-kata bijak yang sudah membungkam mulut-mulut remeh yang lain.

Sejujurnya, Fross sempat memikirkan saran yang tadi sempat disampaikan terkait dirinya yang juga seorang peri. Ia sempat hendak besar kepala dan akan mengajukan diri menjadi cinta sejatinya Fayre.

Akan tetapi, sungguh pun ucapan Land langsung mengguncang akal sehat dan nuraninya. Benar! Jika memang mereka ditakdirkan untuk bersama, maka mereka akan bersama. Sejak awal.

Namun pada kenyataannya, mereka hanya berteman sampai sekarang. Mungkin, Fross memang bukan takdir cinta sejati yang dibutuhkan dan diharapkan seorang Fayre.

Tidak! Mereka semua hanya tidak tahu, bahwa setiap malam di rumahnya, Fayre bahkan sempat memikirkan hal itu. Untuk menjadikan salah satu teman binatangnya sebagai cinta sejatinya.

Sayangnya, memang tidak semudah itu menemukan cinta sejati. Maka dari itu, Fayre kembali tenggelam dalam kegalauan dan keresahannya dari waktu ke waktu.

Mengapa sulit sekali menemukan cara untuk menghapus kutukannya itu?!

"Baiklah, jadi apa rencanamu untuk menemukan cinta sejati Fayre?" tanya tupai kecil lucu yang sudah selesai memakan biji kenarinya tadi.

Ah! Untung saja tupai itu mengingatkan! Karena jika tidak, mereka akan tenggelam pada hal-hal tidak berguna.

"Begini-." Dihentikan Fross bicaranya, sebab ia merasa suaranya semakin mengecil daripada sebelumnya.

Dilihat Fross pengeras suara sudah melenceng-tak tepat berada di depan mulutnya. Katak itu pun menoleh ke belakang.

Benar saja! Blaster tidak fokus memegangi pengeras suaranya seperti tadi. Kelinci belang itu sedang melihat ke samping dengan begitu serius.

"Hey, Kelinci! Pegang pengeras suaranya yang benar!" tegur Fross.

"Ekh, iya iya!"

"Apa sih yang kau lihat sampai seserius itu?"

"Akh, itu mereka!" Langsung ditunjuk oleh Blaster kedua rusa di sebelah kirinya. "Bukannya memperhatikan ke depan, tapi mereka malah asyik bermesraan!" adu kelinci itu kesal.

"Astaga, ya ampun!" Fross menepuk dahi lalu meraup wajah dengan ekspresi lelah. Ingin mengomel, tapi ini bukan waktunya. "Sini! Berikan padaku!" Direbut katak itu pengeras suara dari tangan Blaster.

Mereka benar-benar tidak tahu tempat dan waktu. Dan yang jelas tidak tahu malu. Padahal, semua binatang sedang fokus dan serius. Tapi bisa-bisanya mereka malah memikirkan diri mereka sendiri. Mana lagi, ditonton oleh semua yang hadir.

Benar-benar!

Corong daun itu Fross arahkan pada sepasang rusa yang tengah memadu kasih tak jauh darinya. Namun sebelum itu Fross memberi kode pada binatang yang lain untuk diam dan menutup mulut mereka.

"Awaaaasss! Ada harimaauuuu!!!" teriak Fross dengan sengaja menggunakan pengeras suara. Diarahkan tepat ke telinga kedua rusa.

"APA?? Harimau? Mana? Mana?"

"Sayang! Ada Harimau! Sebaiknya kita cepat melarikan diri dan bersembunyi!"

Keduanya pun langsung terperanjat. Auto selesai bermesraan lalu lari tunggang langgang. Masih tak sadar bahwa yang terbirit-birit hanyalah mereka berdua saja.

Setelah keduanya berlari, para binatang pun melepas tawa mereka. Terbahak sampai puas, sampai perut mereka sakit, ada juga yang sampai menangis saking lucu melihat kelakuan dua rusa itu.

"Sudah, sudah! Ayo kita kembali fokus pada masalah Fayre! Jangan hiraukan mereka berdua lagi!"

Sekarang Fross memegang pengeras suaranya sendiri. Supaya lebih stabil, pikirnya. Daripada memegangi hilang fokus lagi. Suaranya pun mengecil lagi bak suara semut-semut kecil.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!