KALA

KALA

BAB 1 : Pembunuh Bayaran

Seorang pelayan tengah berlari dengan raut wajah serius dengan diikuti oleh seorang pria di belakangnya.

Berbeda dengan pelayan didepannya, ia berjalan dengan sangat santai.

Kini mereka sudahlah tiba dihadapan seorang pria, tak lupa ia menyapa dan memberi hormat pada orang itu.

"Hamba menghadap pada Yang Mulia Putra Mahkota sang matahari baru Kekaisaran Timur."

Seseorang yang ia panggil putra mahkota itu pun menanyakan soal kebenaran pesan yang ia terima sebelumnya.

"Yang Mulia, oracle yang hamba sampaikan lewat surat tadi memang benar adanya. Oracle itu bukanlah sebuah kebohongan." Jawab seseorang yang dipanggil pendeta itu.

"Dan hamba tak mungkin mengkhianati anda dengan menyembunyikan ataupun menyampaikan kebohongan Yang Mulia." Lanjutnya lagi.

"Kalau begitu pilihanku tidaklah salah pendeta." Jawab putra mahkota dengan tersenyum senang.

■■■■■■■■■■■■

Kediaman Duke Malvi.

Dua orang pelayan terlihat berjalan sambil beradu mulut tentang hiasan kepala apa yang paling cantik.

Hiasan kepala itu sendiri akan dipakai oleh nona muda yang mereka layani.

"Bando bunga mawar inilah yang paling cantik dipakai oleh nona..."

"Nona itu paling cantik memakai hiasan berwarna putih. Jadi bunga lili ini yang paling cantik..."

Brukkk!!!

Seorang gadis cantik langsung bangkit dan membuka pintu kamarnya yang telah ditabrak oleh seseorang.

Sepasang mata cantiknya itu langsung menangkap kedua orang pelayan yang tengah terduduk dilantai begitu pintu dibuka.

Ia juga melihat hiasan kepala itu telah hancur karena pelayan itu menabrak pintu dengan sangat keras.

"Nona Kyara maafkan aku...," ucap pelayan itu ketakutan.

Wanita yang dipanggil Kyara itu hanya tersenyum, dia terlihat sangat cantik.

Rambutnya lurus dan panjang, hidungnya sangat mancung, bibirnya tak begitu tebal ataupun tipis, alisnya pun sangat tajam.

Bola matanya berwarna perak, dan itu benar-benar sangat cantik.

"Aku tahu kalian pasti berdebat. Bando dengan hiasan bunga lili itu sudah hancur sekarang. Jadi aku akan memakai yang berhias bunga mawar saja." Ucapnya lembut.

Dia pun memerintahkan kedua pelayan itu untuk membantunya berhias.

"Sudah kuduga Nona memang sangat cantik dengan warna merah." Puji pelayan setelah memasangkan bando itu di kepala Kyara.

"Tapi Nona juga cantik dengan warna putih." Ucap pelayan lainnya.

"Sudahlah jangan berdebat lagi." Ucap Kyara.

Begitu selesai berdandan, dengan segera Kyara menuju ke ruang makan yang berada di lantai satu rumahnya.

Tap...tappp...tappp

"Selamat pagi ayah, adik dan ibu." Sapa Kyara dengan ramah.

"Kau terlambat lagi Kyara Agatha Malvi. Ayahmu ini sudah menunggu daritadi." Ucap ibunya.

"Cepatlah duduk kak." Ucap adiknya.

Akhirnya mereka menikmati sarapan bersama.

"Ayah akan pergi menemui kaisar hari ini. Apa kau akan ikut Kyara ?" Tanya ayahnya itu.

"Tidak ayah, hari ini aku akan pergi ke kuil terlebih dahulu." Jawab Kyara.

Duke Malvi pun tampak kebingungan, seingatnya putrinya itu sudahlah pergi ke kuil kemarin, bahkan ia sampai pulang di sore hari.

"Bukankah kemarin kau sudah pergi ke kuil dengan adikmu ?" Tanyanya.

"Ya, tapi hari ini aku pergi untuk bersedekah ayah. Hari ini juga ada anak-anak dari panti asuhan datang ke kuil." Jelas Kyara.

"Putra Mahkota juga akan datang di acara amal itu ayah." Lanjut Kyara

Tampaklah lagi raut wajah kebingungan dari ayah, adik dan ibunya itu.

"Dia memang datang tanpa pemberitahuan, dia ingin menemaniku sekaligus memberi kejutan." Jelas Kyara lagi

Klangg!!!

Mata Duke Malvi langsung menatap tajam ke arah seseorang yang telah menjatuhkan sendoknya itu.

"Dimana etiketmu itu Liana ?" Tanya Duke Malvi pada putri keduanya.

"Maaf ayah, aku hanya terlalu senang membayangkan anggota keluarga kita akan menjadi ratu." Jawab Liana.

"Sudahlah ayah jangan marah begitu, Liana hanya terlalu senang." Ucap Kyara.

Suasana pun kembali mencair, dan tak lama setelah sarapan selesai, Duke Malvi langsung berpamitan untuk pergi ke istana.

Kyara sendiri pun juga tengah bersiap-siap untuk menuju ke kuil terlebih dahulu.

"Sayang sekali aku tak bisa menemanimu kak." Ucap Liana.

"Tak apa, kau kan memang sedang sakit adikku. Aku akan pergi sekarang." Pamit Kyara.

Dalam perjalanan itu Kyara ditemani oleh kedua pelayan setianya, beberapa pengawal dan tentunya kusir.

"Nona Kyara...bukankah kita datang terlalu pagi ?" Tanya salah seorang pelayan.

"Nona kita itu tak sabar bertemu dengan putra mahkota makanya ia berangkat lebih awal." Jawab pelayan lain.

Kyara tersenyum malu-malu begitu mendengarnya.

Yang dikatakan pelayannya itu memang tak salah namun juga tak benar.

"Aku ingin berdoa terlebih dahulu pada Dewa Aelius." Jawab Kyara.

Kedua pelayan itu saling berpandangan lalu tersenyum jahil, "Ahhh...jadi sekarang anda berani menjadikan Dewa Aelius sebagai alasan ?"

"Mana mungkin begitu." Elak Kyara.

Ya, Kyara adalah tunangan dari putra mahkota kekaisaran timur.

Berasal dari kasta tinggi, bertunangan dengan putra mahkota sudahlah membuat banyak orang iri.

Di tambah dengan kebaikan hatinya itu semakin membuat orang lain iri terhadap Kyara.

Mereka sering menggosipkan bahwa Kyara rajin beramal dan berdoa di kuil hanya karena ingin mencari perhatian dari putra mahkota.

Padahal sebenarnya putra mahkota dan dirinya memanglah saling mencintai.

Dan ia pun sering berdoa dan beramal di kuil karena mendiang ibunya seorang umat Dewa Aelius yang taat.

Itulah mengapa Kyara tak mengambil pusing soal gossip itu.

Tiba-tiba saja kereta kuda yang ditumpangi oleh Kyara berhenti secara mendadak.

Bahkan ia sampai terpelanting dengan keras.

Arghhh!!!

"Nona anda tak apa ? Mengapa kusir seceroboh ini ?!"

"Nona tenanglah, kami akan keluar dan memarahi kusir sebentar."

Namun begitu pintu kereta dibuka, dengan jelas Kyara melihat salah seorang pengawalnya menerima sebuah tusukan pedang di dada.

Kyara dan juga para pelayannya itu langsung berteriak ketakutan.

Namun mereka tetaplah keluar dari dalam kereta untuk memeriksa keadaan.

Dan benar saja, dihadapan mereka kini ada segerombolan pembunuh bayaran.

Darimana dia tahu ? Tentu saja Kyara menebaknya.

Terdengar suara teriakan seorang pria bertopeng.

"Itu adalah Kyara Agatha Malvi, cepat bunuh dia!!"

"Nona...nona...berlarilah mencari pertolongan, kami akan menahan mereka!!" Ucap pelayan dan pengawal tersisa.

Dengan penuh rasa takut dan air mata bercucuran Kyara terus berlari kebingungan.

Entah kemana yang terpenting ia berlari menjauh dari para pembunuh itu.

Syutttt...syuttt

Berkali-kali anak panah ditembakkan ke arah dirinya yang tengah berlari.

Meskipun tak menancap pada tubuhnya, namun anak panah itu berhasil membuat lengan dan juga kakinya terluka.

Brukkkk

Kini Kyara sudahlah terjatuh, para pembunuh itu sudahlah semakin dekat dengan dirinya.

"S-siapa kalian ?!" Tanya Kyara dengan suara gemetar.

"Kami adalah kematianmu Kyara Agatha Malvi!!"

Jlebb!!

Sebilah pedang sudahlah tertancap di perut Kyara.

Tusukan itu berhasil membuat Kyara meringis kesakitan.

Rasa sakit yang tak pernah ia rasakan.

Sekali, dua kali, pembunuh itu kembali menusuk dirinya.

"Arghh...." Ucap Kyara pelan.

"Neraka sudah menunggumu Kyara." Ucap pembunuh itu sebelum meninggalkan tubuh Kyara tergeletak begitu saja.

Terpopuler

Comments

.

.

semoga kiara baik2 aja ya

2023-03-24

0

AI

AI

waduh kasian si kiara semoga aja yang tolongin kiara

2023-03-23

1

waw ini ceritanya sngat mnarik aku suka sm cerita ini aplg kya tentang mafia gtu


smngat ya kak smoga ke depan nya karya mu smakin maju, sukses, tmbah menarik


salam dari sy andini dyah handayani orang tangerang

2023-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!