Sudah dua minggu berlalu sejak Reneva sadar. Sekarang, Reneva sudah bisa bergerak bebas tanpa merasa pusing. Penyelidikan untuk menemukan pelaku peracunan pun dilakukan asal-asalan karena itu sama sekali tidak berguna.
Hans berteriak disana-sini dengan tekad menangkap pelaku tapi tidak ada hasil apapun.
Hanya Anne, asisten pribadi Reneva yang cepat menyadari perubahan Reneva. Itu memang wajar karena dia sudah bersama Reneva selama hampir sepuluh tahun.
Setelah menikah dengan Heinrych, Reneva berubah menjadi boneka yang tidak berpikir. Tidak ada emosi bahkan tidak ada keinginan untuk bisa dianggap sebagai manusia.
Tapi sekarang...
" Apa yang anda pikirkan begitu dalam? "
Anne tahu ada yang berbeda, Reneva berpikir sampai-sampai dia terbawa suasana.
" Aku hanya berpikir...aku ingin segera bertemu ibu ku. "
Jika dia banyak berbicara lebih dari ini, itu terlalu bahaya untuk Anne. Jadi Reneva tidak menjelaskannya lebih lanjut.
" Ibu Kalina akan baik-baik saja nyonya. Jangan terlalu khawatir. Saya sudah berpesan pada Marrie yang menjaga ibu anda untuk mengirimkan pesan. "
Saudara kembar Anne, Marrie yang merawat ibu Reneva dirumah keluarga Evacska. Pengawasan Hans sangat ketat, jadi mereka meminta untuk mengirim surat saja jika terjadi sesuatu.
Tamannya sangat indah hari ini..
Reneva membaca surat yang dikirim Marrie.
" Aku tidak apa-apa. Aku sering merasa takut, jika aku akan melupakan ibuku. "
Reneva menghela napas panjang. Tidak peduli seberapa keras dia memikirkannya, dia tidak memiliki jalan keluar untuk semua ini.
Reneva tenggelam dalam pikirannya dan dikejutkan oleh suara tinggi seorang pelayan.
" Nyonya. Anda mendapat sebuah pesan dari tuan Heinry. "
Mata dan telinga Reneva terlihat tertarik oleh kata-kata pelayan itu, begitu juga Anne.
" Tuan ingin makan malam bersama anda hanya berdua diruang pribadinya. Dia juga mengirimkan beberapa buket bunga. Luar biasa, aku pikir dia hanya mengirimkan ini pada wanita lain. "
" Apa yang kau katakan, Jane? Apa kau salah mengartikan pesan untuk nyonya? "
Jane adalah adik perempuan dari Oscar Alzerdich, yang tidak jauh berbeda sifatnya dengan Hans. Mereka tidak tahu apa dia benar-benar melakukannya dengan sengaja atau tidak, tapi Jane selalu saja melakukan kesalahan.
Reneva menduga, dia mengabaikan Reneva karena dia juga dikirim Hans untuk mengawasinya.
" Apa? Kesalahan apa yang ku buat? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. "
Jane menangis melihat Anne yang marah. Tapi pelayan lain segera membantu Jane.
" Saya juga mendengarnya. Itu benar. "
Jane mendengus kesal saat Anne dan Reneva lebih percaya pada pelayan lain.
Reneva terlihat menyipitkan matanya dan melamun.
Ruang pribadi Heinrych, Reneva belum pernah mendekatinya sekali pun.
Reneva bangkit dari duduknya ketika dia melihat Anne dan pelayan lain bergantian menatapnya. Saat ini yang terpenting adalah masalah Heinrych. Dia harus mendekati Heinrych agar bisa membuat rencana.
" Aku akan ke sana tepat waktu. Kirimkan jawabannya sekarang. "
" Bagaimana dengan bunganya? Apa aku tinggalkan saja dikamar? "
Bagi Reneva, tidak masalah jika membuang bunga yang tidak mengandung ketulusan itu. Reneva menjawab dengan tegas.
" Lakukan saja. "
Saat Jane dengan kasar mengambil bunga untuk diletakkan disudut kamar, pelayan lain segera pergi untuk menyampaikan jawaban.
Anne hanya menghela napas panjang.
" Aku tidak tahu apa yang terjadi. Apa tuan benar-benar terkejut karena nyonya hampir mati? "
" Tidak peduli apapun yang akan dia lakukan. Aku akan mencari tahu sendiri. "
Reneva bergumam pelan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sayangnya, Reneva tidak bisa pergi makan malam dengan Heinrych malam ini.
Reneva yang berbaring setelah makan siang mengalami demam dan harus memanggil dokter Adrian.
Penyebabnya adalah bunga yang dikirim Heinrych.
Itu karena Jane meletakkan bunga itu disamping tempat tidur tanpa memeriksa ada satu buket bunga mawar putih.
" Aku tidak tahu nyonya memiliki alergi terhadap mawar putih, padahal sudah lebih dari setahun aku melayaninya. "
Jane terlihat cemberut saat Anne marah karena Reneva harus terbaring ditempat tidur sekarang.
" Maksud ku, aku tidak melihatnya. "
" Tidak masuk akal jika kau tidak melihatnya diantara bunga lain yang berwarna mencolok. "
" Bahkan jika mawar putih itu mencolok, itukan warna putih? "
Sebagai adik dari Oscar, sepertinya dia tidak memiliki penyesalan membuat Reneva sekarat.
" Mawar putih bukan satu-satunya bunga yang aku bawa, aku tidak bisa melihat semuanya. "
" Apa kau idiot? Apa kau tidak bisa membedakan bunga mawar dan bunga yang lain? "
Dokter Adrian segera menghentikan Anne yang sudah kehilangan kesabarannya.
" Nyonya butuh istirahat, tidak ada gunanya kau berteriak seperti itu. "
Jane terlihat membujuk Adrian untuk menghentikan Anne, tapi malah membuat Anne terlihat lebih marah dari sebelumnya
" Bukankah seharusnya tuan Heinry tahu bahwa nyonya alergi terhadap mawar. Tuan Hans juga seperti ini, seharusnya dia tahu. "
" Tidak peduli seberapa tidak tertariknya dia, tidak peduli seberapa tidak dekatnya dia, bahkan hal ini pun dia tidak mengetahuinya. Setelah meminum racun, tubuh nyonya dalam kondisi buruk. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi? "
" Itu yang saya maksud, bagaimana bisa tuan membuat bunga itu tidak terlihat. "
Jane tiba-tiba menyela seolah memperkuat alasan dia tidak bersalah.
" Apa tuan benar-benar mengirim mawar dengan sengaja untuk melakukan sesuatu pada nyonya? "
Teori konspirasi yang dipikirkan para pelayan dihentikan oleh Anne dengan teriakan ringan.
" Semuanya keluar dari sini. Aku tidak bisa mendengarnya lagi. "
Akhirnya Anne mengusir Jane keluar. Wanita yang sudah menyebabkan semua keributan ini, tanpa bisa menyelesaikan masalah yang dia buat.
" Nyonya, abaikan Jane. Tuan tidak mungkin melakukan hal itu. "
" Tapi aku pikir itu mungkin, dia tidak tahu apa-apa tentang ku. Dia tidak pernah peduli. "
Reneva bergumam rendah. Saat tubuhnya sakit, kelelahan datang menyerbu masuk.
Dia berharap Heinrych tidak pernah tahu. Heinrych akan semakin membencinya, jika hal seperti ini pun begitu mirip dengan Hans. Reneva menggigit bibirnya, ia merasa tercekik hanya dengan memikirkannya.
" Apa kau sudah memberi tahu Heinry jika aku tidak bisa makan malam bersama? "
" Iya nyonya, saya sudah mengatakan kepada tuan anda tidak bisa pergi karena tiba-tiba sakit. Saya tidak tahu itu karena mawar, jadi saya hanya mengatakan anda sakit. Apa anda ingin saya memberitahu tuan, jika itu anda sakit karena mawar? "
" Apa yang kau katakan itu? "
" Ah, bukan seperti itu.. "
Pelayan itu menatap Reneva dan Anne bergantian.
" Tuan sepertinya tidak percaya. "
Anne terus mendesak agar pelayan itu bicara.
" Apa maksud mu dia tidak percaya? "
" Pasti karena nyonya tidak mau makan bersama, kurasa itu yang tuan pikirkan. "
" Apa? Aku harus memberi tahunya sekarang? Bagaimana dia bisa mengatakan hal itu. Bahkan jika bukan karena mawar, nyonya baru saja diracuni. "
Anne mendengus kesal tapi Reneva menggelengkan kepalanya.
" Anne, cukup. Jangan pedulikan itu. Jadi apa yang kau katakan selanjutnya? "
" Anda akan datang besok malam. "
" Oke. Pergilah. "
Bahkan setelah pelayan itu pergi, amarah Anne masih meluap.
" Apa dia menyuruh orang yang sakit untuk datang besok? "
" Aku tidak sakit parah, aku akan sembuh dalam beberapa jam saja. "
Frustasi dengan sikap acuh tak acuh Reneva, Anne menutup mulutnya. Sebaliknya, Adrian yang sedang menyelesaikan perawatan membuka mulutnya.
" Demamnya akan segera turun. Tapi karena mawar itu, bekas lukanya menjadi sangat terlihat. Butuh beberapa waktu untuk kembali normal. "
Bekas lukanya sangat mengerikan, meski sudah terjadi beberapa tahun lalu. Rasa sakitnya seperti kembali terasa meski hanya dengan melihatnya.
" Besok akan kembali samar. Untuk jaga-jaga, anda harus menutupinya dengan baik. "
Anne tidak sanggup melihat bekas luka yang tertinggal di kulit putih Reneva, ia memalingkan wajahnya.
Reneva menutup matanya karena sakit kepala, ia hanya mengangguk pelan.
Ketika perawatan selesai, Anne dan Adrian meninggalkan kamar tidur bersama. Reneva ditinggal sendirian. Dia terbiasa menangis, tapi pada yang saat yang sama ia juga merasa enggan. Mungkin karena tubuhnya lemah karena sakit.
Setiap kali kulitnya terasa sakit, kadang dadanya pun ikut sakit secara bersamaan.
Dia ingin bunuh diri karena sama persis seperti Hans dalam hal ini. Dia pikir dia akan mati karena dia sangat ingin bertemu Kalina ibunya, bahkan dia merasa semakin gila karena dibenci oleh Heinrych.
Hari itu, seorang anak muncul dalam mimpinya. Dalam mimpi itu, Rick membawakan Reneva sekuntum bunga berwarna merah muda, ia tersenyum penuh kasih tanpa menertawakannya. Dia seharusnya senang, tapi air mata jatuh dalam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments