BAB 20 : PEMBUKTIAN

Profesor Sean beranjak berdiri dengan menggenggam berkas hasil penelitian sampel yang diberikan Zefon beberapa jam lalu. Fokus, teliti dan kecakapan membuat sang profesor dapat melihat hasilnya lebih cepat dari perkiraan. Ia segera duduk berhadapan dengan Zefon.

“Kamu gunakan untuk apa cairan ini?” selidik Prof. Sean menatapnya tajam. Khawatir jika keponakannya itu melakukan tindakan kriminal.

Zefon mengerutkan kening, “Jelaskan saja hasilnya, Paman! Jangan berbelit-belit!” Zefon mendesah kasar karena terlalu bertele-tele.

“Kalau kamu melakukan hal di luar batas, Paman laporkan pada orang tuamu, Ze!”

Zefon berdecak kesal, mengusak rambutnya yang rapi dengan kasar. “Paman, itu bukan milikku. Tapi milik dia,” ucapnya menunjuk Yura dengan dagunya. Sean mendelik, namun sebelum berucap sudah lebih dulu diserobot Zefon lagi. “Jadi ada seseorang yang ingin memberi keluarganya dengan cairan itu. Kami butuh penjelasan secepatnya agar tidak terlambat, Paman!” paparnya menahan kekesalan. Bahkan cengkeraman tangannya semakin kuat.

Yura menelan saliva tanpa berani berucap apa pun. Ketegangan di wajah cantiknya tidak dapat disembunyikan. Detak jantungnya semakin menggema di dalam sana.

“Mmm ... ini salah satu racun yang langka. Tidak diperdagangkan secara legal di negara ini. Bahkan sepertinya belum ada penawarnya. Cara bekerjanya secara bertahap, menggerogoti sistem syaraf yang lama kelamaan bisa lumpuh permanen bahkan bisa mencapai kematian,” papar Sean dalam bahasa sederhana. Karena dua orang di depannya tidak akan paham jika dijelaskan secara ilmiah.

Tubuh Yura seakan melemas, air matanya jatuh seketika. Penjelasan yang sangat tepat dan sesuai dengan apa yang dialami oleh sang ayah dulu. Dan sekarang, Yura takut akan kecolongan.

“Bagaimana kalau ayah sudah pernah meminumnya sebelum ini?” tanya Yura sembari menatap nanar pria di sampingnya.

“Silakan kamu periksa kesehatan ayahmu secara keseluruhan untuk memastikan sudah terkontaminasi racun ini atau belum.” Sean menyarankan, menatap lekat gadis yang dibawa oleh Zefon.

“Tapi bagaimana kalau ternyata sudah pernah meminum racun itu, Tuan? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana pengobatannya?” cecar Yura frustasi. Karena dulu, ia terlambat dalam penanganan sang ayah. Tidak, Yura tidak ingin kepedihan itu kembali ia rasakan. Yura akan melakukan apa pun demi menyelamatkan sang ayah.

“Ze, kau bisa hubungi Paman kalau memang hasilnya positif. Dan berkas ini aku tahan dulu sebagai acuan untuk membuat penawar di laboratorium ini,” ujar Sean yang kini pandangannya mengarah pada Zefon.

“Hmm ... baik! Ayo!” Zefon mengulurkan lengannya di hadapan Yura.

Gadis itu mendongak, terlihat jelas jika kedua matanya sendu bahkan kini mengembun hingga berwarna merah.

Zefon mengangguk, sorot matanya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Yura bisa melihat ketulusan dari lelaki tampan itu.

Perlahan ia menjulurkan lengan kecilnya untuk menggapai tangan Zefon. Segera ia mendapat genggaman erat dari pria itu. Ada perasaan hangat dan aman yang mengalir hingga relung hatinya.

‘Aku janji, akan melakukan apa pun demi bisa membalas semua kebaikan kamu,’ batin Yura masih mendongak, menatap lelaki itu begitu dalam.

“Tenang saja, belum terlambat!” serunya merengkuh bahu gadis itu dan melenggang keluar dengan santai. Ia bahkan tidak berpamitan pada Sean, yang notabene adalah sang pemilik ruangan.

Sean hanya menggeleng melihat punggung Zefon yang semakin menjauh hingga menghilang dari pandangannya. “Doyan wanita juga ternyata,” cibirnya terkekeh.

\=\=\=\=000\=\=\=\=

Yura sama sekali tidak keluar kamar sejak malam itu. Makan pun ia memilih pesan secara online. Weekend hanya ia isi dengan mengerjakan tugas dan selebihnya menonton film di laptopnya.

Mendengar ketukan di pintu, gadis itu segera beranjak dan setengah berlari untuk membukanya.

“Nona, Tuan sudah pulang. Beliau sedang ada di ruang kerja,” lapor salah satu ARTnya.

Sebelumnya Yura sudah berpesan, jika Rehan pulang harus segera melapor padanya. Tidak peduli jam berapa pun.

Yura menatap jam di kamarnya, sudah pukul delapan malam, lalu mengangguk, “Terima kasih infonya, Bi,” ucapnya bergegas ke ruang kerja sang ayah. Ia ingin berbicara empat mata dengan lelaki itu. Yura membuka pintu ruangan dan kembali menutupnya.

“Ayah!” panggil Yura berlari kecil dan langsung mengambur ke pelukan Rehan.

“Hei, kangen?” tanya Rehan heran dengan sikap putrinya yang begitu manja akhir-akhir ini.

“Heem,” jawab Yura sembari mengangguk.

Setelah beberapa saat, Yura meregangkan pelukannya. Menatap wajah cinta pertamanya sembari tersenyum lembut.

“Ada yang ingin aku bicarakan. Penting, Yah,” ucap Yura menduduki kursi kerja ayahnya.

“Bicaralah, Sayang!” sahut lelaki itu mulai melepas jas dan dasi. Tujuannya ke ruang kerja adalah meletakkan tas kerjanya di sana. Akan tetapi sudah disambut dengan anak gadisnya.

Yura menarik napas panjang, bingung harus mengatakan dari mana. “Yah, Sarah diam-diam selingkuh di belakang Ayah,” cetus gadis itu memutar kursi kerja sembari memperhatikan reaksi ayahnya.

Sempat terkejut, namun tak berapa lama Rehan justru terkekeh. “Hahaha! Yura, apa yang kamu bicarakan, Nak.”

“Aku serius, nanti akan aku bawa semua buktinya. Dan satu lagi, tolong Ayah hati-hati. Karena Sarah berencana untuk membunuh kita. Ia ingin menguasai harta Ayah. Jangan terima makanan atau minuman yang disiapkan olehnya,” tegas wanita itu tanpa keraguan sedikit pun.

“Hah? Kamu ini kenapa? Ayah tahu kamu sangat membenci Sarah, Yura. Tapi tidak perlu mengarang cerita seperti ini untuk menjatuhkannya,” sanggah Rehan membela istrinya.

Yura berdecak kesal, buru-buru ia berlari ke sini karena takut keduluan oleh Sarah. Namun sepertinya percuma, karena ia lupa membawa bukti-buktinya.

“Ayah, aku sama sekali tidak mengarang cerita. Inilah kenyataannya, istri yang Ayah bangga-banggakan itu sebenarnya sangat licik. Aku bahkan memergokinya ke bar waktu Ayah baru berangkat ke luar kota!” Yura masih kekeh dengan pendapatnya.

“Cukup, Yura. Ayah lelah. Ayah sudah berusaha adil, namun sepertinya kebencianmu pada Sarah tidak akan bisa hilang. Malah makin menjadi,” bela Rehan memijit keningnya yang semakin pusing.

Dada Yura semakin bergemuruh, ia beranjak dan hendak mengambil bukti-buktinya. Namun, pintu ruangan itu kini terbuka.  Yura memutar bola matanya malas, melipat kedua lengan di dada ketika melihat kedatangan Sarah yang membawa secangkir minuman di tangannya.

“Mas, baru pulang ya? Ini aku bawakan kopi untukmu. Pasti sangat lelah setelah perjalanan panjang,” tutur Sarah dengan nada selembut mungkin. Langkahnya sangat pelan semakin mengikis jarak dengan suaminya.

Yura menatapnya tajam, beralih pada ayahnya. Namun Rehan membalas tatapan Yura dengan lembut, disertai seulas senyum. Seolah mengatakan bahwa Sarah adalah wanita baik dan pengertian.

“Ini, Mas. Mumpung masih hangat,” ucap Sarah menyodorkan secangkir kopi hitam pada suaminya.

Rehan sudah menjulurkan lengan, hendak meraihnya. Akan tetapi, Yura menyergahnya. Ia berdiri di depan Rehan sembari mengambil alih cangkir tersebut.

Sarah mengerutkan keningnya dalam, “Yura, itu buat ayahmu, Nak,” ucapnya.

“Aku tidak akan membiarkan kamu meracuni ayahku, Sarah!” tolak Yura dengan tegas.

“Apa maksudmu? Kenapa menuduh Mama seperti itu?” Raut wajahnya dibuat sesedih mungkin untuk menarik simpati suaminya.

“Yura sudahlah. Jangan seperti ini. Kamu bisa melukai hati ibumu,” sergah Rehan hendak meminta cangkir tersebut.

Namun Yura mengelak dengan lengan satunya. Napasnya berembus dengan cepat, emosi menguasai tubuhnya karena sang ayah tidak percaya padanya. Matanya menatap nyalang pada lelaki itu.

“Kalau begitu, minum kopi ini sekarang juga. Buktikan jika aku memang salah!” tandas Yura beralih menatap Sarah dan mengembalikan minuman itu padanya.

 

Bersambung~

Terpopuler

Comments

ira

ira

kenapa kamu kasih tahu begitu yang ada Sarah jadi tahu dan was-was terhadapmu yura

2025-01-18

0

ira

ira

nah ini baru bener suruh Sarah minum itu kopi 👍🤭

2025-01-18

0

ira

ira

iya doyan lah paman masih perawan Ting Ting loh 🤣🤭

2025-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : KESEMPATAN KEDUA
2 BAB 2 : KEJUTAN
3 BAB 3 : PEMBALASAN PERTAMA
4 BAB 4 : TIDAK AKAN MELEPASKANMU!
5 BAB 5 : TERLAMBAT
6 BAB 6 : MEMBINGUNGKAN
7 BAB 7 : BUKAN GADIS KECIL
8 BAB 8 : MATA-MATA
9 BAB 9 : SCANDAL
10 BAB 10 : PEMBULLYAN
11 BAB 11 : MENGADU
12 BAB 12 : RENCANA SARAH
13 BAB 13 : NYARIS
14 BAB 14 : BERBALIK
15 BAB 15 : CALON ISTRI
16 BAB 16 : KEADILAN
17 BAB 17 : PERHATIAN
18 BAB 18 : KARMA
19 BAB 19 : MASA LALU vs MASA KINI
20 BAB 20 : PEMBUKTIAN
21 BAB 21 : DIUSIR
22 BAB 22 : SINYAL BAHAYA
23 BAB 23 : SEJARAH
24 BAB 24 : SERANGAN
25 BAB 25 : HARUS TERBIASA
26 BAB 26 : TERKEJUT BERTUBI-TUBI
27 BAB 27 : SALING MENYALAHKAN
28 BAB 28 : MENIKAHLAH DENGANKU
29 BAB 29 : ROMANTIS ALA ZEFON
30 BAB 30 : SEDERET VIDEO
31 BAB 31 : AMARAH REHAN
32 BAB 32 : RENCANA
33 BAB 33 : FIRASAT
34 BAB 34 : MENCURIGAKAN
35 BAB 35 : AYAH?
36 BAB 36 : BUKAN WANITA LEMAH
37 BAB 37 : BALIKIN CIUMAN PERTAMA!
38 BAB 38 : RESMI MENIKAH
39 BAB 39 : AKU BELUM SIAP
40 BAB 40 : BOBOL GAWANG
41 BAB 41 : KEBALIK?
42 BAB 42 : BERSIAP
43 BAB 43 : MENGENAL LEBIH DALAM
44 BAB 44 : MENYERANG
45 BAB 45 : CEMBURU
46 BAB 46 : HANYA BONEKA
47 BAB 47 : AKU MEMBENCINYA
48 BAB 48 : DENDAM
49 BAB 49 : MEMINTA SARAN
50 BAB 50 : BUKAN ILUSI
51 BAB 51 : PENGAKUAN YURA
52 BAB 52 : KEHANCURAN ZEFON
53 BAB 53 : FULL SUPPORT
54 BAB 54 : Pengaduan Yura
55 BAB 55 : Latihan
56 BAB 56 : Kebahagiaan Yura
57 BAB 57 : Menjalankan Misi
58 BAB 58 : Zeva?
59 BAB 59 : Feeling
60 BAB 60 : Mengurungnya!
61 BAB 61 : Memutar Kembali
62 Bab 62 : Penelusuran
63 Bab 63 : Mengingatkan
64 Bab 64 : Kabar Mengejutkan
65 Bab 65 : Tidak Ingin Berpisah
66 Bab 66 : Bersabarlah
67 Bab 67 : Nyaris Terkuak
68 Bab 68 : Bukan Fatamorgana
69 Bab 69 : Tiba-tiba Manja
70 Bab 70 : Pengkhianat!
71 Bab 71 : Sakit
72 Bab 72 : Di mana Zeva?
73 Bab 73 : Kenyataan
74 Bab 74 : Pertemuan
75 Bab 75 : Pecah Ketuban Dini
76 Bab 76 : Kekalutan Dua Ibu
77 Bab 77 : Selamat Datang
78 Bab 78 : Kau Kembali?
79 Bab 79 : Restu
80 Bab 80 : Eksekusi
81 Bab 81 : Menyerang
82 Bab 82 : Akhiri Semua
83 Bab 83 : Bertahanlah, Tuan!
84 Bab 84 : LAST EPISODE~
85 Promo : Terjerat Pesona Dokter Luna
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 : KESEMPATAN KEDUA
2
BAB 2 : KEJUTAN
3
BAB 3 : PEMBALASAN PERTAMA
4
BAB 4 : TIDAK AKAN MELEPASKANMU!
5
BAB 5 : TERLAMBAT
6
BAB 6 : MEMBINGUNGKAN
7
BAB 7 : BUKAN GADIS KECIL
8
BAB 8 : MATA-MATA
9
BAB 9 : SCANDAL
10
BAB 10 : PEMBULLYAN
11
BAB 11 : MENGADU
12
BAB 12 : RENCANA SARAH
13
BAB 13 : NYARIS
14
BAB 14 : BERBALIK
15
BAB 15 : CALON ISTRI
16
BAB 16 : KEADILAN
17
BAB 17 : PERHATIAN
18
BAB 18 : KARMA
19
BAB 19 : MASA LALU vs MASA KINI
20
BAB 20 : PEMBUKTIAN
21
BAB 21 : DIUSIR
22
BAB 22 : SINYAL BAHAYA
23
BAB 23 : SEJARAH
24
BAB 24 : SERANGAN
25
BAB 25 : HARUS TERBIASA
26
BAB 26 : TERKEJUT BERTUBI-TUBI
27
BAB 27 : SALING MENYALAHKAN
28
BAB 28 : MENIKAHLAH DENGANKU
29
BAB 29 : ROMANTIS ALA ZEFON
30
BAB 30 : SEDERET VIDEO
31
BAB 31 : AMARAH REHAN
32
BAB 32 : RENCANA
33
BAB 33 : FIRASAT
34
BAB 34 : MENCURIGAKAN
35
BAB 35 : AYAH?
36
BAB 36 : BUKAN WANITA LEMAH
37
BAB 37 : BALIKIN CIUMAN PERTAMA!
38
BAB 38 : RESMI MENIKAH
39
BAB 39 : AKU BELUM SIAP
40
BAB 40 : BOBOL GAWANG
41
BAB 41 : KEBALIK?
42
BAB 42 : BERSIAP
43
BAB 43 : MENGENAL LEBIH DALAM
44
BAB 44 : MENYERANG
45
BAB 45 : CEMBURU
46
BAB 46 : HANYA BONEKA
47
BAB 47 : AKU MEMBENCINYA
48
BAB 48 : DENDAM
49
BAB 49 : MEMINTA SARAN
50
BAB 50 : BUKAN ILUSI
51
BAB 51 : PENGAKUAN YURA
52
BAB 52 : KEHANCURAN ZEFON
53
BAB 53 : FULL SUPPORT
54
BAB 54 : Pengaduan Yura
55
BAB 55 : Latihan
56
BAB 56 : Kebahagiaan Yura
57
BAB 57 : Menjalankan Misi
58
BAB 58 : Zeva?
59
BAB 59 : Feeling
60
BAB 60 : Mengurungnya!
61
BAB 61 : Memutar Kembali
62
Bab 62 : Penelusuran
63
Bab 63 : Mengingatkan
64
Bab 64 : Kabar Mengejutkan
65
Bab 65 : Tidak Ingin Berpisah
66
Bab 66 : Bersabarlah
67
Bab 67 : Nyaris Terkuak
68
Bab 68 : Bukan Fatamorgana
69
Bab 69 : Tiba-tiba Manja
70
Bab 70 : Pengkhianat!
71
Bab 71 : Sakit
72
Bab 72 : Di mana Zeva?
73
Bab 73 : Kenyataan
74
Bab 74 : Pertemuan
75
Bab 75 : Pecah Ketuban Dini
76
Bab 76 : Kekalutan Dua Ibu
77
Bab 77 : Selamat Datang
78
Bab 78 : Kau Kembali?
79
Bab 79 : Restu
80
Bab 80 : Eksekusi
81
Bab 81 : Menyerang
82
Bab 82 : Akhiri Semua
83
Bab 83 : Bertahanlah, Tuan!
84
Bab 84 : LAST EPISODE~
85
Promo : Terjerat Pesona Dokter Luna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!