BAB 18 : KARMA

Sarah meletakkan tas tangannya di meja bartender, duduk di kursi yang cukup tinggi. Jika diperhatikan, wanita itu memiliki body yang masih bagus. Bahkan keluar pun mengenakan gaun seperti anak muda. Rambut yang sempat dicepol kini digerai sembari diacak-acak sedikit.

“Dih! Enggak inget umur!” cibir Yura memegang gelas dengan kedua tangannya. Matanya menatap jijik ibu tirinya itu.

Sarah mulai menuangkan minuman dan menenggaknya dengan cepat. Ia melakukannya berulang kali.

“Yura sialan! Kenapa kamu enggak mati aja sih! Rencanaku selalu saja gagal!” gerutunya masih terus menelan minuman alkohol itu.

Yura hampir menyemburkan tawa, menertawakan ucapan Sarah. “Yura yang dulu memang sudah mati, Sarah. Dan sekarang, akan mematikan semua langkahmu sampai kamu terjerat rencanamu sendiri,” ucap Yura menggoyangkan jus jeruk di tangannya. Tatapannya masih mengarah pada sang ibu tiri yang sudah mulai mabuk.

“Lihat saja, Yura! Aku akan sekalian membunuhmu!” ucapnya lalu cegukan dan berakhir dengan tawa cekikikan seperti orang gila.

“Ah masa, coba saja lakukan kalau bisa!” sahut Yura terkekeh di kursinya.

Sarah semakin meracau tidak jelas, ia terlalu banyak minum. Umpatan dan sumpah serapah ditujukan pada Yura. Gadis itu hanya tersenyum sinis.

Malam semakin larut, bar justru semakin bertambah ramai. Beberapa pria dewasa tengah mendekati baru saja masuk dengan tawa yang pecah.

Yura semakin merapatkan hoodie untuk menutupi kepalanya. Dia memang sengaja keluar dengan pakaian serba panjang seperti itu. Apalagi di tempat laknat seperti ini, Yura harus bisa menjaga diri sendiri.

“Hai, Cantik! Sendirian aja nih!” ucap pria berbadan gempal mencolek dagu Sarah.

Wanita itu menepis tangan berkulit hitam itu dengan kasar. “Jangan ganggu saya! Saya sedang menyusun rencana!” racaunya yang terus menenggak minuman alkohol di gelas kecilnya.

“Wah, rencana apa? Sedang berpikir mau main dengan perawakan yang seperti apa, ya? Haha!” cibir lelaki itu tertawa keras diikuti teman-temannya.

“Shiiit! Berisik!” teriak Sarah menutup telinga. Matanya tampak begitu berat untuk terbuka sepenuhnya.

Bibir Yura membentuk huruf O, ketika melihat Sarah yang begitu berani. “Apa dia enggak sadar sedang diintai mangsa?” gumamnya tersenyum menyeringai.

Benar dugaan Yura, para pria berperawakan besar itu saling mengedikkan dagu dengan sorot mata memangsa. Tak berapa lama, mereka langsung menyergap Sarah dan menyeretnya keluar.

“Eh, mau dibawa ke mana dia?” tanya Yura terkejut. Tidak menyangka masih ada yang doyan dengan ibu tirinya itu. “Issh! Kucing dikasih ikan asin mana nolak sih. Dasar Sarah! Baru ditinggal sehari aja udah haus gitu. Ckckckck!” decaknya ketika menyadari penampilan Sarah yang memang terbuka.

“Hei, Bangsatt! Kalian mau bawa aku ke mana hah?” teriak Sarah meronta. Tapi tenaganya tentu saja kalah jauh dari para pria kekar itu.

Mereka menyeret tanpa belas kasih, membawanya ke lorong sepi. Yura mengikutinya dengan mengendap-endap, bersembunyi di balik dinding. Meski dadanya berdentum kuat saat ini, tetapi dia penasaran apa yang akan terjadi pada Sarah selanjutnya.

“Tidak usah malu-malu. Kita enggak kalah memuaskan kok,” seru salah satu pria itu lalu tertawa terbahak-bahak.

“Aku bukan wanita seperti itu!” sentak Sarah di depan muka mereka.

Pria itu menjambak rambut Sarah hingga terdongak, “Jangan pernah berani membentak kami, jallang!” berang pria itu lalu menghempaskannya ke lantai.

Yura menutup mulutnya yang terbuka lebar-lebar, lalu meneguk salivanya dengan berat. Hati kecilnya cukup teriris melihatnya. Akan tetapi, jika mengingat betapa jahatnya Sarah pada keluarganya, menepis jauh rasa kasihan itu.

Sarah mendesis kesakitan, kedatangannya ke club untuk menenangkan pikiran ternyata berujung petaka untuknya sendiri. Sadar tidak akan mampu melawan tiga pria itu, Sarah meringkuk, memeluk kedua lututnya sembari menangkup kedua tangan di dada. “Tolong lepaskan saya,” mohon wanita itu dengan bibir bergetar.

“Hahaha! Kita main-main dulu, Cantik!” ujar salah satunya dengan tawa yang memekik.

Salah satunya mendorong bahu Sarah hingga terjengkang, dua pria lainnya bersiap membuka resliting celana. Sarah merayap mundur ketakutan sambil meronta. Ia sudah tidak sempat meminta bantuan. Teriakannya tidak akan terdengar siapa pun mengingat suasana club yang semakin ramai dengan rentak musik yang memekakkan telinga.

Saat merangkak, kakinya ditarik dan posisinya terlentang. Tiba-tiba pria yang hampir menindihnya mengaduh kesakitan saat gagang sapu menghantam tengkuknya berkali-kali.

“Rasakan nih!” seru Yura memukul berkali-kali sembari menendangnya.

“Hei! Siapa kamu? Beraninya! Cih, gadis kecil sepertimu sepertinya lebih menarik!” Dua pria lainnya meregangkan otot-ototnya.

“Maju!” tantang Yura masih menggunakan sapu sebagai senjata.

Merasa terhina, dua pria yang masih gagah itu segera maju dengan penuh emosi. Yura juga berlari ke arah mereka, melompat dan satu kakinya memanjat dinding untuk menambah tenaga. Tendangan beruntun diiringi pukulan telak mampu membuat dua pria itu tumbang.

Yura kembali berdiri tegap, tatapannya cukup tajam sembari menyipit. Hendak menyerang lagi, petugas keamanan segera datang. Kebetulan mereka sedang berkeliling.

“Jangan buat keributan!” sentak dua pria berseragam meringkus para lelaki itu.

“Mereka mau melakukan pelecehan, Pak. Bawa aja!” adu Yura membuang sapunya, menyugar rambutnya ke belakang. Napasnya masih terengah-engah.

Lalu melihat Sarah yang gemetar ketakutan di bawah sana. Yura merampas tas Sarah, melakukan panggilan pada Tora. “Bawa ibumu pulang di Star Club! Istri macam apa keluyuran malam-malam waktu suaminya kerja!” geram Yura langsung mematikan ponsel. Ia melempar benda pipih itu ke pangkuan Sarah, lalu berjongkok dan menaikkan dagu wanita itu.

“Sarah! Sarah!” Yura menggelengkan kepalanya melihat penampilan wanita itu yang begitu kacau dan acak-acakan.  “Heh, Mak Lampir, kejadian malam ini bisa dikatakan karma untukmu. Coba bayangin kalau enggak ada aku, kamu pasti sudah hancur!” ucapnya meremas tangan di hadapan Sarah.

Yura tertawa menyebalkan di hadapan Sarah, “Jangan pernah mengusik aku lagi, kalau enggak mau ketiban karma yang lebih besar lagi.”

Setelah berucap seperti itu, Yura beranjak berdiri, memasang kembali hoodie-nya dengan benar dan melenggang meninggalkan Sarah seorang diri.

Langkahnya terlalu bersemangat, hingga di ujung lorong menabrak dada bidang pria dan hampir saja terjatuh kalau pria itu tidak menahan pinggangnya.

Yura refleks memeluk pria itu, namun matanya membeliak ketika sebuah moncong pistol menempel di pelipis pria yang menabraknya.

 

Bersambung~

Terpopuler

Comments

ira

ira

niatnya mau balas dendam tapi nggak tega juga lihat si Mak Lampir dilecehkan 🤣🤣🤣

2025-01-18

0

ira

ira

harusnya sih biarin aja Yura Mak Lampir itu dilahap 3 serigala

2025-01-18

0

ira

ira

siapa suruh datang ke klub terima saja akibatnya itu karmamu

2025-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : KESEMPATAN KEDUA
2 BAB 2 : KEJUTAN
3 BAB 3 : PEMBALASAN PERTAMA
4 BAB 4 : TIDAK AKAN MELEPASKANMU!
5 BAB 5 : TERLAMBAT
6 BAB 6 : MEMBINGUNGKAN
7 BAB 7 : BUKAN GADIS KECIL
8 BAB 8 : MATA-MATA
9 BAB 9 : SCANDAL
10 BAB 10 : PEMBULLYAN
11 BAB 11 : MENGADU
12 BAB 12 : RENCANA SARAH
13 BAB 13 : NYARIS
14 BAB 14 : BERBALIK
15 BAB 15 : CALON ISTRI
16 BAB 16 : KEADILAN
17 BAB 17 : PERHATIAN
18 BAB 18 : KARMA
19 BAB 19 : MASA LALU vs MASA KINI
20 BAB 20 : PEMBUKTIAN
21 BAB 21 : DIUSIR
22 BAB 22 : SINYAL BAHAYA
23 BAB 23 : SEJARAH
24 BAB 24 : SERANGAN
25 BAB 25 : HARUS TERBIASA
26 BAB 26 : TERKEJUT BERTUBI-TUBI
27 BAB 27 : SALING MENYALAHKAN
28 BAB 28 : MENIKAHLAH DENGANKU
29 BAB 29 : ROMANTIS ALA ZEFON
30 BAB 30 : SEDERET VIDEO
31 BAB 31 : AMARAH REHAN
32 BAB 32 : RENCANA
33 BAB 33 : FIRASAT
34 BAB 34 : MENCURIGAKAN
35 BAB 35 : AYAH?
36 BAB 36 : BUKAN WANITA LEMAH
37 BAB 37 : BALIKIN CIUMAN PERTAMA!
38 BAB 38 : RESMI MENIKAH
39 BAB 39 : AKU BELUM SIAP
40 BAB 40 : BOBOL GAWANG
41 BAB 41 : KEBALIK?
42 BAB 42 : BERSIAP
43 BAB 43 : MENGENAL LEBIH DALAM
44 BAB 44 : MENYERANG
45 BAB 45 : CEMBURU
46 BAB 46 : HANYA BONEKA
47 BAB 47 : AKU MEMBENCINYA
48 BAB 48 : DENDAM
49 BAB 49 : MEMINTA SARAN
50 BAB 50 : BUKAN ILUSI
51 BAB 51 : PENGAKUAN YURA
52 BAB 52 : KEHANCURAN ZEFON
53 BAB 53 : FULL SUPPORT
54 BAB 54 : Pengaduan Yura
55 BAB 55 : Latihan
56 BAB 56 : Kebahagiaan Yura
57 BAB 57 : Menjalankan Misi
58 BAB 58 : Zeva?
59 BAB 59 : Feeling
60 BAB 60 : Mengurungnya!
61 BAB 61 : Memutar Kembali
62 Bab 62 : Penelusuran
63 Bab 63 : Mengingatkan
64 Bab 64 : Kabar Mengejutkan
65 Bab 65 : Tidak Ingin Berpisah
66 Bab 66 : Bersabarlah
67 Bab 67 : Nyaris Terkuak
68 Bab 68 : Bukan Fatamorgana
69 Bab 69 : Tiba-tiba Manja
70 Bab 70 : Pengkhianat!
71 Bab 71 : Sakit
72 Bab 72 : Di mana Zeva?
73 Bab 73 : Kenyataan
74 Bab 74 : Pertemuan
75 Bab 75 : Pecah Ketuban Dini
76 Bab 76 : Kekalutan Dua Ibu
77 Bab 77 : Selamat Datang
78 Bab 78 : Kau Kembali?
79 Bab 79 : Restu
80 Bab 80 : Eksekusi
81 Bab 81 : Menyerang
82 Bab 82 : Akhiri Semua
83 Bab 83 : Bertahanlah, Tuan!
84 Bab 84 : LAST EPISODE~
85 Promo : Terjerat Pesona Dokter Luna
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 : KESEMPATAN KEDUA
2
BAB 2 : KEJUTAN
3
BAB 3 : PEMBALASAN PERTAMA
4
BAB 4 : TIDAK AKAN MELEPASKANMU!
5
BAB 5 : TERLAMBAT
6
BAB 6 : MEMBINGUNGKAN
7
BAB 7 : BUKAN GADIS KECIL
8
BAB 8 : MATA-MATA
9
BAB 9 : SCANDAL
10
BAB 10 : PEMBULLYAN
11
BAB 11 : MENGADU
12
BAB 12 : RENCANA SARAH
13
BAB 13 : NYARIS
14
BAB 14 : BERBALIK
15
BAB 15 : CALON ISTRI
16
BAB 16 : KEADILAN
17
BAB 17 : PERHATIAN
18
BAB 18 : KARMA
19
BAB 19 : MASA LALU vs MASA KINI
20
BAB 20 : PEMBUKTIAN
21
BAB 21 : DIUSIR
22
BAB 22 : SINYAL BAHAYA
23
BAB 23 : SEJARAH
24
BAB 24 : SERANGAN
25
BAB 25 : HARUS TERBIASA
26
BAB 26 : TERKEJUT BERTUBI-TUBI
27
BAB 27 : SALING MENYALAHKAN
28
BAB 28 : MENIKAHLAH DENGANKU
29
BAB 29 : ROMANTIS ALA ZEFON
30
BAB 30 : SEDERET VIDEO
31
BAB 31 : AMARAH REHAN
32
BAB 32 : RENCANA
33
BAB 33 : FIRASAT
34
BAB 34 : MENCURIGAKAN
35
BAB 35 : AYAH?
36
BAB 36 : BUKAN WANITA LEMAH
37
BAB 37 : BALIKIN CIUMAN PERTAMA!
38
BAB 38 : RESMI MENIKAH
39
BAB 39 : AKU BELUM SIAP
40
BAB 40 : BOBOL GAWANG
41
BAB 41 : KEBALIK?
42
BAB 42 : BERSIAP
43
BAB 43 : MENGENAL LEBIH DALAM
44
BAB 44 : MENYERANG
45
BAB 45 : CEMBURU
46
BAB 46 : HANYA BONEKA
47
BAB 47 : AKU MEMBENCINYA
48
BAB 48 : DENDAM
49
BAB 49 : MEMINTA SARAN
50
BAB 50 : BUKAN ILUSI
51
BAB 51 : PENGAKUAN YURA
52
BAB 52 : KEHANCURAN ZEFON
53
BAB 53 : FULL SUPPORT
54
BAB 54 : Pengaduan Yura
55
BAB 55 : Latihan
56
BAB 56 : Kebahagiaan Yura
57
BAB 57 : Menjalankan Misi
58
BAB 58 : Zeva?
59
BAB 59 : Feeling
60
BAB 60 : Mengurungnya!
61
BAB 61 : Memutar Kembali
62
Bab 62 : Penelusuran
63
Bab 63 : Mengingatkan
64
Bab 64 : Kabar Mengejutkan
65
Bab 65 : Tidak Ingin Berpisah
66
Bab 66 : Bersabarlah
67
Bab 67 : Nyaris Terkuak
68
Bab 68 : Bukan Fatamorgana
69
Bab 69 : Tiba-tiba Manja
70
Bab 70 : Pengkhianat!
71
Bab 71 : Sakit
72
Bab 72 : Di mana Zeva?
73
Bab 73 : Kenyataan
74
Bab 74 : Pertemuan
75
Bab 75 : Pecah Ketuban Dini
76
Bab 76 : Kekalutan Dua Ibu
77
Bab 77 : Selamat Datang
78
Bab 78 : Kau Kembali?
79
Bab 79 : Restu
80
Bab 80 : Eksekusi
81
Bab 81 : Menyerang
82
Bab 82 : Akhiri Semua
83
Bab 83 : Bertahanlah, Tuan!
84
Bab 84 : LAST EPISODE~
85
Promo : Terjerat Pesona Dokter Luna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!