Rahasia yang Terungkap

Sesuai rencana, sore ini Ayu, Caca, dan Natya janji untuk berkumpul di cafe.

"Natya belum datang ya?", tanya Caca yang baru saja tiba, dia celingukan melihat ke sekitar.

"Katanya dia masih di jalan", jawab Ayu menunjukkan pesan pendek yang dia terima dari Natya.

"Oh, ya udah deh. Kita pesan makan sama minum dulu aja", Caca membuka buku menu yang tersedia di meja.

Kedua gadis itu tampak fokus memilih makanan dan minuman. Tak lupa mereka juga memesankan untuk Natya.

"Sorry ya, aku telat lagi. Tadi habis ngobrol banyak sama Mommy sampai lupa waktu", terang Natya yang akhirnya tiba di cafe itu.

"It's ok, Nat. Oh ya, kita udah pesankan makan dan minum juga buat kamu, tak apa kan?", tanya Caca.

Natya menganggukkan kepala, "Thank's", jawabnya pendek.

Tak lama, dua orang pramusaji mengantarkan pesanan ketiga gadis itu dan mereka mulai menikmatinya sambil berbincang santai.

"Nat, to the point aja ya, sebetulnya ada hal yang mau kita tanyakan sama kamu. Tapi please, kamu jangan marah dan jawab yang jujur", Ayu memasang mode serius sambil aktif mengunyah kenyang goreng pesanannya.

"Apa?", Natya menatap Ayu.

Sejenak Ayu melirik ke arah Caca yang tengah menyeruput jus alpukat miliknya seolah dia meminta persetujuan Caca siapa yang akan bertanya pada Natya?.

"Mmm ... jadi gini, Nat. Kemarin malam setelah kamu turun dari mobil, sebenarnya kita gak langsung balik. Kita sempat parkir dulu di depan taman karena kita khawatir sama kamu. Nah, tapi ternyata ...", ucapan Caca menggantung.

"Tapi apa, Ca?", Natya belum paham arah pembicaraan sahabatnya itu.

Caca melirik ke arah Ayu, kali ini dia memberi kode agar Ayu melanjutkan perkataannya.

"Tapi kita gak sengaja lihat kamu ketemu sama seseorang, Nat. Kalau aku gak salah lihat, itu Dokter Dipta. Benar gak, Nat?", tanya Ayu hati-hati.

Deg

Natya terkejut, ternyata pertemuan sekaligus pertengkarannya kemarin malam dengan Dipta terlihat oleh Ayu dan Caca.

"Oh i ... itu sebenarnya. Mmm ...", Natya bingung harus menjelaskan apa.

Ayu segera mengeluarkan gawainya dan dia menunjukkan foto Dokter Dipta yang dipotretnya kemarin sore saat datang ke Rumah Sakit Bintang untuk menemui Natya.

"Nih, coba kamu lihat. Aku yakin itu Dokter Dipta. Kamu kan penelitian juga internship di sana, masa iya kamu gak kenal?", selidik Ayu lebih dalam.

Natya membelalakkan kedua matanya. Memang benar, sosok di foto yang ditunjukkan Ayu adalah Dipta, suaminya. Tapi selama ini Natya sama sekali tidak tahu kalau Dipta adalah dokter di rumah sakit tempatnya internship sekarang.

"I ... ini ...", Natau gagap karena terkejut.

"Iya kan Nat, ini Dokter Dipta. Aku gak mungkin salah lihat selain karena ada foto ini, kamu ingat kan sebelum ada pembatalan izin penelitian dokter pembimbingku itu ya Dokter Dipta yang ini", Ayu meyakinkan Natya.

Natya terdiam. Sudah lebih dari enam bulan dia menikah dan tinggal bersama Dipta, tapi selama itu pula Natya tidak mengetahui apa pekerjaan suaminya itu. Lebih tepatnya, dia tidak peduli dengan pekerjaan Sang suami.

"Nat ...", Caca menggoncangkan lengan Natya yang sedari tadi membeku seolah terkejut karena sesuatu.

"Eh ya, sorry", Natya tersadar.

Ayu menarik nafas dalam, "Jadi, apa hubungan kamu sama Dokter Dipta? kita bisa lihat lho Nat, kemarin malam bahasa tubuh kamu dan juga Dokter Dipta itu berbeda. Pasti ada sesuatu kan di antara kalian berdua?", tanya Ayu tajam.

Natya menelan salivanya. Kali ini dia benar-benar terpojok dengan pertanyaan Ayu.

"Sorry ya Nat, Ayu sama aku gak bermaksud kepo atau mau mencampuri urusan pribadi kamu. Tapi kenapa sih Nat kemarin malam kamu harus bohong sama kita? padahal kita care banget lho sama kamu", dengan tenang Caca mencoba menjelaskan alasan dirinya dan Ayu menginterogasi Natya saat ini.

Natya menarik nafas dalam. Dia menatap kedua sahabatnya bergantian. Mungkin sudah saatnya dia mengakui hubungannya dengan Dipta pada Ayu dan Caca. Ya setidaknya, ke depannya Natya tidak perlu menutupi apapun lagi pada kedua sahabatnya itu.

"Guys, aku benar-benar minta maaf atas kebohonganku kemarin malam. Jujur aku bingung harus seperti apa menjelaskannya. Tapi yang jelas pertama, aku kaget saat tahu kalau ternyata Dipta itu seorang dokter dan dua bekerja di rumah sakit yang menjadi tempat aku internship sekarang. Kedua, sebenarnya aku ...", Natya menghentikan ucapannya.

Caca dan Ayu menatap serius, menunggu Natya melanjutkan perkataannya.

"Aku ... aku sudah menikah dengan Dipta sejak beberapa bulan yang lalu, bahkan sebentar lagi usia pernikahan kami satu tahun", terang Natya gugup.

"What? are you serious, Natya?", Ayu terkejut. Begitupun dengan Caca, gadis itu menutup mulutnya tak percaya dengan pengakuan sahabatnya itu.

Natya tertunduk dan menganggukkan kepalanya.

"Kok bisa sih Nat kamu gak cerita sama kita? sumpah ya, aku kaget maksimal lho", ucap Ayu yang masih mengelus dadanya karena terkejut.

"Iya, Nat. Ya ampun kok bisa sih kita sampai gak tahu hal sepenting itu", Caca pun ikut menegaskan keadaan.

Natya mengigit bibir bawahnya. Dia sudah bisa menebak ekspresi dan respon Ayu juga Caca akan seperti ini.

"Ok, aku masih kaget, tapi please cerita sama kita, kok bisa kamu sampai nikah sama Dokter Dipta? dan kenapa kamu bisa gak tahu kalau dia adalah dokter yang bekerja di rumah sakit tempat kamu internship?. How could Natya Ekavira Hutomo?", Ayu gemas dibuatnya.

Natya kembali mengangkat kepalanya. Lalu dia mengambil nafas dalam beberapa kali dan akhirnya mencerita semuanya pada Ayu dan Caca. Ya, cerita dari awal adanya perjodohan dirinya dengan Dipta, lalu tekanan dari Mommy Dinda dan Daddy Wisnu, sampai akhirnya menikah, tinggal bersama Dipta, dan ketidak tahuannya tentang profesi Sang suami.

"Gila, aku kira hal seperti itu cuma ada di FTV atau sinetron doang", Caca menggelengkan kepalanya mendengar cerita yang dialami Natya.

"Sorry ya guys, kalau baru sekarang aku cerita karena jujur, aku sendiri belum siap menyandang status sebagai seorang istri. Usiaku masih terlalu muda untuk itu", keluh Natya.

Ayu dan Caca menatap haru ke arah sahabatnya itu. Mereka bahkan saling menggenggam tangan satu sama lain sebagai pertanda bahwa mereka saling mendukung.

"Tak apa, Nat. Seenggaknya sekarang kita tahu kondisi kamu. Sorry ya kalau aku dari kemarin-kemarin terlalu memuji suami kamu", ucap Ayu.

"Gagal PDKT ya, Yu", seloroh Caca yang mendapat tatapan galak dari Ayu.

"Tak apa, Yu. Aku juga kan baru tahu sekarang kalau dokter yang selama ini kamu kagumi itu adalah Dipta. Sebetulnya waktu pertama kali aku mendengar nama Dokter Dipta Narendra, aku kira itu orang lain tapi namanya sama. Aku tidak terpikir sama sekali untuk mencari tahu atau mengenalnya", ungkap Natya jujur.

Ya, sepolos itu Natya menjalani hari-harinya. Baginya, meski dia terikat dengan Dipta tapi dia tidak pernah tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentang suaminya itu karena Natya pun tidak ingin Dipta melakukan hal yang sama pada kehidupan pribadinya.

"Pokoknya, apapun yang kamu rasakan, apapun yang terjadi sama kamu, aku sama Caca pasti tetap suppor kamu, ya", ucap Ayu dengan senyum terulas manis di bibirnya.

"Iya, Nat. Memang gak mudah sih nikah diusia semuda kita, tapi aku yakin kok kamu pasti bisa menjalani dengan baik. Keputusan Tante Dinda sama Om Wisnu mana bisa ditolak, ya kan?", Caca memberi penekanan pada kalimat terakhirnya. Ya, sudah menjadi rahasia mereka bertiga, orang tua Natya memang sangat protektif dan banyak berpengaruh pada hidup Natya.

Natya sendiri ikut tertawa mendengar ucapan Caca. Apa yang sahabatnya itu katakan memang benar adanya.

"By the way, Nat, aku penasaran, kamu masih virgin atau ...".

"Virgin lah", jawab Natya cepat. Ya, dia paham arah pertanyaan Ayu.

"Serius, Nat? kok bisa?", tanya Caca ikut penasaran hal sensitif itu.

"Udah ah jangan bahas hal itu, geli. Pokoknya sampai detik ini aku masih sama seperti kalian, ok?", Natya menatap Ayu dan Caca bergantian.

Dia memang tidak ingin membahas hal yang sangat pribadi itu, jangankan membahas, memikirkannya pun Natya merasa engga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!