“Tapi walaupun galak, tapi dia baik. Makanya David suka” Dion berkata sambil menyenggol lengan David.
“Apaan sih, siapa juga yang suka sama dia” elak David.
“Udah ngaku aja, keliatan kok” Yoyo menimpali.
“Gak lah, udah aku anggap adik dia, walau disini dia Leader kita” David masih mengelak.
“Ya terserah kamu saja” jawab Dion malas.
“Tapi memang hebat ya, usianya sama denganku tapi dia sudah bisa jadi Leader, pantas saja kalau banyak yang suka” Arya ikut menimpali.
“Memang hebat, aku salut sama dia” kata David sambil menerawang jauh.
Yoyo mencebikkan mulutnya dan berkata dalam hati, “udah keliatan gitu sukanya sama Tiara masih aja gak ngaku”.
“Dasar gengsi” batin Dion.
Tak berapa lama Wisnu datang dengan menenteng tas berisikan banyak cemilan.
“Kamu diapain sama Tiara?” tanya David penasaran.
“Kepo” jawab Wisnu kemudian meletakkan cemilannya di tengah-tengah mereka.
“Dikasih Tiara?” tanya David lagi.
“Ya iya lah, orang aku dari ruangannya”balas Wisnu cuek.
“Kenapa kamu dikasih cemilan banyak banget?” David masih dengan rasa penasarannya yang tinggi terus bertanya.
“Kalau mau makan saja, itu buat kita semua kok” jawab Wisnu enteng kemudian dia kembali duduk di Gazebo, masih ada kurang lebih 15 menit sebelum jam istirahat berakhir.
“Arya ayo jangan malu-malu, ini dari ayang aku” kata Dion.
“Ngaku-ngaku” kata David tidak terima.
Kompak mereka tertawa melihat kekonyolan David.
“Daripada diem-diem tapi suka” jawab Dion.
Dion memang sering sekali menyebut Tiara dengan sebutan Ayang, sudah rahasia umum, tapi semua tahu itu hanya gurauan karena Dion sendiri sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah.
“Hargailah sedikit perasaan Dewi, masak kamu bilang cewek lain Ayang” kata David lagi.
Dion hanya mengedikan bahu.
Jam istirahat sebentar lagi berakhir, Arya pun pamit kepada teman-teman barunya.
“Pulang kerja kemana?” tanya Dion saat Arya berpamitan.
“Biasanya langsung pulang sih, gak kemana-mana, kenapa?”jawab Arya.
“Ikut kita aja , kita-kita mau ngumpul” ajak Wisnu.
“Boleh deh, nanti aku kabari ” kata Arya sambil melambai menuju kantornya.
Tak berapa lama setelah Arya menghilang, Tiara keluar dari ruangannya dengan membawa banyak berkas.
“Wisnu kamu handle dulu pengirimannya ya, aku meeting dulu sama calon Depo” kata Tiara sebelum meninggalkan tim nya.
“Siap cantik” kata Wisnu memberi hormat.
David mencebikkan bibirnya, ternyata itu alasan Tiara memberikan banyak cemilan untuk Wisnu, dia sudah berpikiran yang tidak-tidak,
David sangat takut Tiara menaruh hati pada Wisnu.
Wisnu sosok idaman di Blissful, Selain sebagai asisten Tiara, mereka juga berasal dari desa yang sama. Wisnu sangat mengenal Tiara dengan baik, begitu juga sebaliknya. Tetapi tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya mereka adalah saudara sepupu dari pihak Ibu. Teman-teman dekat mereka pun tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada niatan untuk menutupi hanya saja mereka tidak akan memberi tahu sebelum ditanya.
Tiara memilih Wisnu sebagai asisten memang karena cara kerja Wisnu yang cekatan, dia tidak ingin kalau sampai orang-orang mengira dia nepotisme dengan menjadikan Wisnu sebagai asistennya. Biarlah mereka tahu dengan sendirinya.
Arya yang berjalan menuju ruangannya bertemu dengan Pak Satria yang akan menuju gedung utama.
“Kebetulan Arya, ayo ikut Bapak bertemu Klien, tadi Bapak sudah bilang sama Pak Bagas kalau kamu ikut Bapak hari ini” kata Pak Satria menahan Arya yang hendak menuju ruangannya.
“Baik pak” jawab Arya patuh kemudian mengikuti Pak Satria dari belakang, mereka akan bertemu calon klien..
Sampai disana, ternyata sudah ada Tiara yang mempresentasikan produknya terlebih dahulu. Cara penyampaiannya lugas dan enak di dengar, jangan lupakan senyumnya yang cantik sekali. Arya sampai bengong saking terpesonanya, Pak Satria sampai memukul pahanya
Arya malu sekali ketahuan sebegitu kagumnya dengan Tiara.
“Kamu perhatikan Tiara baik-baik, walaupun kamu purchasing tapi kamu juga harus belajar bagaimana caranya menarik hati klien, siapa tahu nanti kamu bisa jadi Leader menggantikan saya” kata Pak Satria sambil menepuk-nepuk bahu Arya.
Setelah pertemuan yang lumayan lama kurang lebih 3 jam, Klien mereka yang bernama Pak Surya yang merupakan pimpinan CV. Indah Wahulesa, Distributor besar beberapa produk fashion, parfum, skincare dan kebutuhan sekunder lainnya, Setuju untuk menjadi distributor tunggal Produk Blissful dan Belazo untuk wilayah Kota D. Beliau mengajak Tiara, Pak Satria dan Arya mengunjungi lokasi usahanya, sekaligus survey peluang usaha di sana, tentu saja mereka menyambut baik ajakan tersebut, apalagi nilai kontrak yang sudah mereka tandatangani bernilai milyaran.
Jarak kota B dan D tidak terlalu jauh, cukup 30 menit saja. Saat sampai di Lokasi terdapat satu gedung yang sangat besar yang merupakan gedung penyimpanan produk-produk yang dipasarkan oleh CV. Indah Wahulesa.
Mereka berkeliling sambil berdiskusi tentang pemasaran produk-produk dari Bramastra Group. Hari sudah menunjukkan pukul 6 sore, Pak Surya kemudian mengajak mereka bertiga ke sebuah restoran milik nya tidak jauh dari gedung penyimpanan.
“Silahkan menikmati makanannya, kalau ada yang kurang pas jangan segan beri tahu saya” kata Pak Surya saat pesanan mereka telah datang.
“Terima kasih lho pak jamuannya” kata Pak Satria sungkan.
“Saya yang terima kasih, Bapak Ibu mau berkunjung ke rumah makan saya, silahkan dinikmati saya ke belakang dulu” ucap Pak Surya berpamitan.
Mereka pun mulai menyantap makanan nya diselingi obrolan santai.
“Kamu dari mana Tiara?” tanya Arya sambil mengaduk-aduk minumannya.
“Aku dari Kota B, rumahku deket kantor kok, kapan-kapan mampir ya” kata Tiara ramah.
“Bapak tidak ditanya Arya dari mana?” pak Satria ikut nimbrung.
Arya tertawa kecil begitu pula Tiara.
“kalau Bapak kan saya sudah tahu dari mana pak” jawab Arya.
“Habisnya dari tadi Bapak dikacangin, kalian asyik ngobrol berdua.”
Lagi-lagi Arya dan Tiara hanya bisa tertawa menimpali.
“Eh Arya, kamu jangan deket-deket Tiara kalau di kantor, Bodyguardnya banyak, terutama si Wisnu.”
“Hahaha” Tiara kembali tertawa, “Bapak bisa saja.”
“Lho bukannya David” Arya angkat bicara.
“Kalau itu jangan ditanya, bucin akut” kata Pak Satria sambil geleng-geleng kepala.
“Jangan percaya Arya, mereka itu sudah seperti saudara “ kata Tiara kemudian menyuapkan makanan ke mulutnya.
Selesai makan mereka pun pamit kepada Pak Surya dan kembali ke Bramasta Group. Langit sudah berwarna gelap, sudah lewat jauh dari jam kerja, padahal tadi Arya sudah berjanji akan ikut kumpul-kumpul dengan David and the genk.
Sesampainya di halaman parkir Bramasta Group, Tiara dan Arya berjalan lebih dahulu karena Pak Satria yang tadi menyetir masih mencari parkir. Suasana malam di Bramasta Group masih ramai dengan pekerja yang bekerja di Pabrik, sedangkan karyawan kantor sudah kebanyakan pulang hanya beberapa yang masih harus lembur.
Arya dan Tiara banyak mengobrol terutama tentang kampus mereka dulu di Kota N, sama-sama lulusan Univ N mereka menjadi nyambung saat berbicara. Pemandangan itu pun dilihat oleh David.
“Lho, kok belum pulang?” tanya Tiara karena David masih ada disana.
“Nungguin Arya, tadi bilang mau ikut ngumpul tau-taunya malah sama kamu.”jawab David dengan expresi yang tidak bisa dibaca.
“Iya, tadi kami ada kunjungan ke Depo baru” jelas Tiara.
David hanya manggut-manggut mengerti.
“Ayo bro kita kumpul, yang lain udah pada nungguin” kata David sambil merangkul pundak Arya.
“Waduh maaf ya bro, kapan-kapan aja aku ikut ngumpulnya, diluar prediksi ternyata sudah hampir jam 9, aku tidak biasa pulang terlalu malam.”
David malah tertawa, “Ya ampun bro, masih aja kayak anak-anak” ledek David.
Tiara diam-diam tersenyum mendengar obrolan mereka, jarang dia melihat laki-laki seperti Arya di jaman modern seperti sekarang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
MFay
pada terpesona...
Arya ke Tiara
apa Tiara ke Arya 🤭
2023-05-12
1
ria
memang jarang banget di jaman modern sekarang ini..cowok kayak arya😁
2023-01-26
1