Dia berhak hidup!

“Argghh!!!” Alberto berteriak saat lengannya tergores pedang Rich.

Rich menyeringai, dia memegang pedangnya dengan kuat, seolah ingin menghujamkan pada Alberto agar penghisap darah kotor itu segera lenyap dari muka bumi ini. Akan tetapi niatnya itu terhenti saat Daniah berteriak dan menghalanginya.

“Rich, please!!” teriak Daniah seraya berlari kepada Alberto yang terkulai di atas tanah. Dia melindungi makhluk berdarah dingin itu.

“Dan, jangan menghalangiku!” teriak Rich penuh amarah.

“Jangan membunuhnya!” mohon Daniah bersujud kepada Rich.

“Daniah, kau membela makhluk penghisap darah kotor ini?!” tanya Rich penuh amarah dan kekecewaan yang mendalam.

“Ada yang salah? Bukankah semua makhluk di muka bumi ini berhak untuk hidup?” tanya Daniah, seraya mendongak menatap Rich yang berdiri di hadapannya.

“Kau benar. Tapi, dia di ciptakan menjadi mesin pembunuh manusia, dan harus segera di lenyapkan dari muka bumi ini!” tegas Rich.

“Dia berbeda, berikan dia kesempatan, Rich!” pinta Daniah dengan nada memohon.

“Arghhh!” Alberto mengerang kesakitan, kekuatannya semakin lama semakin menipis karena tergores pedang Richard yang mempunyai kekuatan supranatural.

“Aku tidak bisa memberikannya kesempatannya untuk hidup di bumi ini!” tegas Rich.

“Rich, aku mencintainya ...” lirih Daniah, meneteskan air matanya.

Rich membeku di tempat. Gadis yang di cintainya selama ini telah menyukai Vampire. Ini sungguh tidak adil untuk dirinya. Dadanya semakin terasa panas, dan dia semakin terbakar emosi dan api cemburu.

“Aku juga mencintaimu, Rich. Tapi, cintaku kepadamu hanya sebatas seorang sahabat,” lanjut Daniah dengan suara yang bergetar.

*

*

Dari sudut lain, para vampir Norwegia menonton pertunjukan yang menarik itu.

“Aku harap hunter itu melenyapkan Alberto, jadi kita tidak perlu membuang tenaga untuk melenyapkannya!” ucap salah satu vampir wanita berkulit gelap dan mempunyai manik mata merah terang, dan rambut hitam bergelombang.

“Gadis itu?” tanya temannya.

“Dia sudah tidak menarik lagi karena darah sucinya sudah di renggut oleh Alberto!” sahut vampir wanita itu dengan sinis.

*

*

“Rich, aku mohon kepadamu, biarkan dia hidup,” mohon Daniah lagi kepada Rich.

“Kau sungguh egois, Dan!” Rich tidak terima dengan semua ini.

“Rich, maafkan aku, meskipun aku mengetahui perasaanmu sejak dulu, aku tetap akan menolakmu, karena bagiku persahabatan kita lebih penting. Dan persahabatan kita tidak akan pernah putus sampai kapan pun,” jelas Daniah, memberikan penjelas kepada Rich.

Daniah semakin panik saat melihat seluruh badan Alberto memburu, dan urat-urat di tubuh vampir itu terlihat jelas. Alberto semakin mengerang kesakitan, seolah ajal akan menjemputnya.

“Rich, please!” Daniah menangis dan memohon kepada sahabatnya itu.

Rich menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian ia mengentakkan pedangnya, seketika itu pedangnya langsung hilang. Rich menyatukan kedua tangannya lalu merenggangkannya dengan ajaib ada sebuah obat berbentuk kapsul yang muncul dari kedua telapak tangan Rich.

“Aku memberikan kesempatan padanya, tapi ingat satu hal, aku bisa melenyapkannya kapan saja jika dia membuatmu terluka dan membuatmu kecewa!” Rich berkata dengan tegas, seraya memberikan kapsul itu kepada Daniah.

“Rich, terima kasih banyak. Kau adalah pria terbaik di dunia ini.” Daniah menerima kapsul itu dan langsung memasukkannya ke dalam mulut Alberto.

“Aku bukan pria terbaik di dunia ini. Buktinya kau tidak memilihku sebagai kekasihmu.” Rich berkata ketus dan menyindir Daniah.

“Maaf,” ucap Daniah dengan suara pelan.

“Dia akan pulih sebentar lagi.” Rich berkata dengan nada sinis.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***