First Night

"Daniah! Sejak kapan kau berteman dengan Hunter itu?" tanya Alberto ketika sampai di dalam kamar Daniah.

Daniah meletakkan tasnya di tempat tidur. Lalu menatap Alberto yang juga tengah menatapnya.

"Kenapa kau ingin tahu tentang Rich?!" Daniah bertanya sembari bersedekap di dada.

"Lebih tepatnya aku ingin tahu tentang dirimu!" jawab Albeto seraya mendudukkan dirinya di tempat tidur Daniah.

Daniah menaikkan salah satu alisnya, kedua matanya memicing sangat tajam. "Aku rasa tanpa menjelaskannya kepadamu, kau sudah tahu semua tentang diriku!" jawab Daniah.

Alberto tersenyum tipis sembari beranjak mendekati Daniah yang berdiri tidak jauh dari sana. "Kau benar sekali, Daniah. Tapi, aku ingin mendengarnya sendiri dari bibir manismu ini," bisik Alberto seraya menangkup wajah Daniah, lalu mendekatkan wajahnya. Bibir Daniah terlihat sangat menggiurkan.

Alberto semakin menundukkan kepalanya, dan berniat mengecup bibir Daniah akan tetapi, tubuhnya kembali terpental hingga membentur tempat tidur dengan sangat keras.

BRAK!

Tempat tidur itu sampai patah menjadi dua bagian. Alberto segera berdiri seraya menatap Daniah sangat tajam. Dia baru tersadar jika tubuh Daniah ada yang melindungi, hingga dirinya tidak bisa menyentuh gadis tersebut.

"Maaf, aku mendorongmu terlalu keras." Daniah berbohong, padahal dia tidak mendorong pria itu sama sekali.

Alberto tersenyum tipis kemudian, ia mendekati gadis itu lagi. Salah satu tangan Alberto terulur lalu menarik kalung yang melingkar indah di leher jenjang itu dengan jari telunjuknya.

Daniah menahan nafasnya, sambil menunduk, menatap kalung yang di tarik oleh Alberto.

"Ternyata kau mempunyai pelindung." Alberto berkata dengan sangat datar.

"Kalung ini adalah pemberian dari bibiku." Bohong Daniah.

"Kau tidak bisa membohongiku, Dan!" Alberto segera menarik kuat kalung tersebut hingga terlepas dari leher jenjang Daniah.

"Tuan Al ... Emphhh," ucapan Daniah terhenti saat bibirnya di bungkam dengan ciuman Alberto. Bibir pria itu terasa dingin, tapi sangat nikmat apalagi saat lidah Alberto menerobos masuk ke dalam rongga mulutnya.

Vampir tampan itu memasukan kalung tersebut ke dalam kantong celananya. Kemudian menangkup wajah Daniah dan semakin memperdalam ciumannya.

Daniah memberontak dan akan tetapi dia kalah tenaga. Alberto semakin buas memagut bibirnya.

"Ah ... Emphh." Daniah melenguh saat tangan Alberto meremass dua bukit kembarnya bergantian. Daniah mulai terbuai, ia membalas ciuman Alberto tidak kalah rakus.

Alberto tersenyum penuh kemenangan, seraya menggendong tubuh Daniah seperti koala lalu membawa gadis itu ke kamarnya dengan cara melesat sangat cepat menuju lantai paling atas kastil tersebut.

Bruk!

Alberto meletakkan tubuh Daniah di atas ranjangnya sedikit kasar, kemudian ia merobek semua pakaian Daniah dengan tidak sabaran.

Kini tubuh Daniah polos tanpa sehelai benang di bawah kungkungannya.

"Ah ... Ah." Daniah membekap mulutnya sendiri, saat Alberto menciumi setiap jengkal tubuhnya dengan sangat sensual.

"Oh ... Alberto!" Daniah memekik saat Alberto membuka kedua kakinya dengan lebar, lalu bermain dia area sensitifnya dengan sangat rakus.

Tubuh Daniah melengkung, dadanya membusung, dan kedua tangannya meremas rambut Alberto dengan kuat lalu menekan kepala itu agar bermain di area sensitifnya lebih dalam dan lama.

Alberto menjauhkan kepalanya, lalu kembali mengungkung tubuh Daniah, seraya melepaskan celana panjangnya dengan sangat cepat.

Daniah melirik ke bawah sana, menatap milik Alberto yang sudah menegang.

Alberto tersenyum tipis sambil menatap wajah cantik Daniah.

"Ini pertama kalinya untukmu?" tanya Alberto sambil menggesekkan miliknya di permukaan milik Daniah.

"Yeah." Daniah menjawab dengan anggukan kepala sambil memejamkan mata dan mendesis nikmat.

***

Daniah dan Alberto

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***