Gadis yang berbeda

Tepat jam 10 malam waktu setempat, kuliah malam itu sudah selesai. Para mahasiswa satu persatu keluar dari kampus tersebut. Termasuk Daniah dan Elena.

“Dan, kau masih berteman dengannya?” tanya Elena sembari menatap Rich dari kejauhan yang duduk dia atas motor.

“Tentu saja, dia adalah sahabat terbaikku,” jawab Daniah berjalan mendekati Rich, diikuti oleh Elena.

“Boleh aku berkenalan dengannya, Dan? Dia sungguh mempesona,” bisik Elena dari belakang.

“Iya!”

Rich tersenyum menatap Daniah. Dia segera turun dari motor kemudian menyambut sahabatnya itu.

“Kau tidak apa-apa Rich? Maaf sudah membuatmu menunggu,” ucap Daniah saat melihat Rich sepertinya kedinginan.

“Aku hanya membutuhkan pelukan, agar lebih hangat.” Rich menjawb sambil menarik Daniah ke dalam pelukannya.

“Wow! Apa ini yang aku lihat? Kalian terlihat seperti lebih dari sekedar sahabat.” Elena berkomentar.

Daniah melepaskan pelukan Rich, kemudian menatap Elena dengan tajam. “El, jaga ucapanmu!”

“I’m sorry.” Elena sambil tertawa pelan, kemudian dia mendekati Rich dan mengulurkan tangan kanannya pada pria tersebut. “Hei, Tampan. Aku Elena.”

“Richard,” jawab Rich menjabat tangan Elena sesaat.

“Nama yang cukup keren,” puji Elena, sembari menatap dua manik biru pria tersebut.

Rich hanya tersenyum tipis menanggapinya.

“Kalau begitu aku permisi.” Elena segera pamit undur diri.

Daniah dan Rich menatap kepergian Elena.

“Bukankah dia gadis yang menarik Rich.” Daniah berkata masih menatap punggung Elena yang semakin jauh dari pandangannya.

Rich menaikkan salah satu alisnya, seraya menoleh dan menatap Daniah. “Jangan coba-coba menjadi mak comblang, Dan!” Rich berkata dengan datar.

Daniah menatap Rich dengan sinis. “Lagi-lagi kau bisa membaca pikiranku! Ah, apakah membaca pikiran adalah salah satu keistimewaan seorang Hunter?!” Daniah bertanya sekaligus mencibir temannya itu.

“Anggap saja begitu!” jawab Rich lalu mengangkat Daniah ke atas motornya.

Daniah memekik kaget, saat Rich mengangkatnya tanpa beban sama sekali. “Rich, kau gila! Bagaimana bisa kau melakukannya? Tubuhku ini berat!” Daniah masih terkejut dengan tindakan Rich barusan.

“Ini juga salah satu keistimewaan seorang Hunter!” Rich menjawab sambil terkekeh pelan, lalu dia naik ke atas motornya.

Daniah memutar kedua matanya dengan malas, kemudian ia memeluk Rich dari belakang saat pria itu mulai melajukan motornya.

Udara malam hari terasa sangat dingin di musim gugur ini. Rich merasa kedinginan menerobos jalanan menuju kastil yang letaknya jauh dari kota. Rich dengan kekuatan supernya menarik tangan Daniah hingga gadis itu berpindah duduk di jok depannya, berhadapan dengannya.

“Rich!!”

“Peluk aku, Dan!” jawab Rich tanpa salah satu tangannya memegangi gas motornya, sedangkan tangan yang satunya lagi memeluk punggung Daniah.

Daniah menghela nafas panjang, dia sebenarnya sangat terkejut dengan semua tindakan Rich yang di lakukan kepadanya. Tapi, karena kasihan dengan Rich, akhirnya dia memeluk Rich seperti anak koala memeluk induknya.

“Pegangan erat, Dan!” seru Rich, kemudian dia menggunakan kekuatan supranaturalnya untuk melesatkan motor yang di kendarainya dengan sangat cepat.

“Rich!” Daniah menjerit ketakutan lalu segera memeluk Rich dengan sangat kuat.

Tidak berselang lama, motor yang di kendarai Rich sudah sampai di depan Kastil kuno Alberto. Daniah sangat ketakutan, dan masih memeluk sahabatnya dengan erat.

“Dan, apakah kau merasa nyaman berada di pelukanku?” tanya Rich sambil terkekeh pelan.

Sontak saja Daniah langsung melepaskan pelukannya, menatap Rich dengan sengit lalu memukul dada bidang itu sedikit kuat.

“Aww!! Kau melukaiku, Dan!” Rich mengusap dadanya sambil pura-pura kesakitan.

“Cih!” Daniah hanya berdecih kesal, sambil berusaha turun dari atas motor, akan tetapi dia tidak bisa karena dia masih duduk berhadapan dengan Rich di atas motor itu.

***

Alberto berdiri di dekat jendelanya, sambil menatap ke bawah di luar kastil. Dia melihat Daniah sedang berbicara dengan Rich.

Ada rasa tidak suka saat melihat Daniah berdekatan dengan Rich. Dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

“Sebenarnya aku sangat tidak rela jika kau masuk ke dalam kastil itu!” Rich berkata saat Daniah sudah berpamitan kepadanya.

“Rich, Please! Jangan bahas ini lagi, oke!” Daniah memohon kepada sahabatnya itu.

“Dan, kau tidak mengerti betapa khawatirnya aku!” Rich mendesis sembari mendongak, menatap ke jendela kastil yang paling atas. Dia tahu jika Alberto saat ini sedang mengawasi mereka.

“Aku bisa menjaga diriku. Lagi pula kau sudah memberikan kalung pelindung kepadaku, jadi aku akan tetap aman,” jawab Daniah seraya menangkup wajah Rich dengan kedua tangannya, lalu mengecup sudut bibir Rich sekilas.

Rich memegangi kedua tangannya Daniah yang masih menangkup wajahnya, dia memejamkan kedua matanya seraya menelan ludahnya dengan kasar. Rasanya dia ingin membalas kecupan Daniah, akan tetapi dia takut tidak bisa menahan dirinya lagi. Mengingat status keduanya hanya sebatas sahabat.

“Sudah malam, Dan. Segera masuk ke dalam kastil. Udara malam semakin dingin,” ucap Rich.

Daniah tersenyum lalu melepaskan jaket yang di pakainya, kemudian memberikannya kepada Rich.

“Thanks.” Daniah tersenyum lalu beranjak dari sana menuju kastil.

Rich menatap punggung Daniah. Dia sangat cemas dengan sahabatnya itu, apa lagi Daniah harus tinggal di kastil dengan makhluk penghisap darah kotor itu.

Setelah memastikan Daniah sudah masuk ke dalam kastil tersebut. Rich segera mengusap tangan kirinya dengan cepat hingga cahaya biru muncul. Cahaya biru itu semakin meluas, dan tiba-tiba kembali meredup bersamaan dengan menghilangnya Rich dari sana.

***

Daniah menutup pintu kastil dan segera menguncinya, tapi dia tersentak kaget saat mendengar suara Alberto tepat di belakangnya.

“Sepertinya kau menikmati perjalananmu dengan Hunter itu?!” Alberto berkata dengan berat sangat datar dan dingin.

“Bukan urusanmu, Tuan Al! Kau tahu tentang Rich?” Daniah membalikkan badannya setelah menguasai rasa terkejutnya itu. Kini dia menatap tajam pria pucat yang berdiri di hadapannya ini.

“Ya, dia mempunyai aroma yang sangat khas. Dia adalah musuh terbesar para Vampir.” Alberto menjawab sembari mendekati Daniah, mengendus sekitar gadis itu. “Bahkan aromanya bisa menyamarkan aromamu yang sangat harum. Sungguh luar biasa!” desis Alberto, lalu menatap tajam Daniah.

“Karena itu aku merasa aman dengannya!” Daniah menatap Alberto tidak kalah tajam. Tidak ada rasa takut sama sekali.

Jawaban Daniah seolah mengandung sebuah sindiran keras untuk Alberto. Karena pria itu meninggalkan Daniah saat sedang terluka.

“Minggir! Kau menghalangiku Tuan Al!”

Alberto menggeser badannya, memberikan jalan untuk Daniah.

“Thanks!” Daniah berjalan menuju tangga yang akan membawanya ke kamarnya tanpa memedulikan Alberto.

Alberto segera mengikuti Daniah dari belakang. Seharusnya dia yang marah ‘kan? Kenapa menjadi gadis itu yang terlihat kesal sekali dengannya?

Alberto menggeleng pelan, Daniah berbeda dengan para gadis manusia yang pernah dia temui sebelumnya.

***

Visual Daniah Villers dan Alberto

Visual Richard dan Daniah

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

gantengan Richard... manusia lagi... 😃😃

2024-04-18

0

I Gusti Ayu Widawati

I Gusti Ayu Widawati

Kalau Daniah dijodohkan sama Rich. lalu Alberto bisa patah hati yaa? Apakah vampir bisa tua lama2 bisa mati juga?

2023-03-05

2

I Gusti Ayu Widawati

I Gusti Ayu Widawati

l si vampir itu saya dari samping visualnya kayaknya matanya dia gede2 yaaa pucat lagiheran Daniah kok dak takut yaaa nak Othor he hee.

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!