Mulai Kuliah malam

“Rich, jangan menakutiku!” Daniah merapatkan tubuhnya pada Rich. Dia menjadi paranoid.

Tapi, rasa takutnya yang berlebihan itu, tidak membuat Daniah menyerah, dia akan tetap bekerja di kastil itu untuk melunasi semua utang yang di tinggalkan oleh bibinya.

“Kau akan mengundurkan diri bekerja di kastil itu, Dan?” tanya Rich.

“Tidak!” jawab Daniah tegas. “Aku membutuhkan uang, Rich!”

“Dania Villers! Aku bisa membantumu untuk melunasi utangmu.” Rich berusaha membujuk Daniah di sela rasa kesalnya.

“Rich, jika kau berkata seperti itu lagi, menjauhlah dariku!” kesal Daniah. Dia tahu kalau Rich bermaksud baik, akan tetapi dia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu, apalagi hutang bibinya tidak sedikit.

Rich, seakan lelah menghadapi Daniah yang sangat keras kepala. Dia akhirnya menyerah dan membiarkan Daniah berbuat sesukanya. “Baiklah, lakukan yang ingin kau lakukan, Dan! Tapi, aku akan marah jika kau sampai terluka!” Rich memberikan ultimatum kepada Daniah, seraya menatap gadis itu sangat tajam.

“Ya, Baik.” Daniah mengiyakan ucapan Rich.

Tepat jam 7 malam waktu setempat, para mahasiswa harus segera memasuk area kampus.

“Kau tidak menemaniku?” Daniah bertanya kepada Rich.

“Aku akan menjagamu di sini.” Rich menjawab sambil mengusap pipi Daniah terlihat memerah. “Kau kedinginan, Dan.” Rich segera melepaskan jaketnya lalu memberikannya pada Daniah.

“Thanks.” Daniah tersenyum lalu segera memakai jaket yang di berikan oleh Rich.

“Ya, segera masuk ke dalam kelasmu. Aku akan menunggumu di sini.”

“Kau yang terbaik, Rich. Maaf, karena sudah merepotkanmu.” Daniah menatap Rich yang juga tengah menatapnya.

“Kau memang selalu merepotkan, Dan! Tapi, berikan aku sebuah hadiah.” Rich mengetuk bibirnya dengan jari telunjuknya.

“Kau tidak ikhlas sekali! Aku tarik kata-kataku jika kau adalah sahabat terbaik!” sewot Daniah, namun gadis itu memajukan langkahnya dan memeluk pria bertubuh kekar itu dengan erat. “Meski kau menyebalkan, tapi berguna untukku, he he he ...” Daniah langsung kabur memasuki area kampusnya.

“Daniah!” Rich menjadi gemas dengan sahabatnya itu. Dia terkekeh pelan, lalu memperhatikan sekitarnya. “Ternyata banyak juga yang kuliah malam,” batin Rich, saat melihat para mahasiswa mulai memasuki kampus tersebut.

***

Daniah berjalan di lorong kampus menuju kelasnya. Dia berjalan dengan santai sambil memperhatikan sekitarnya yang tidak terlalu seram seperti yang di bayangkannya. Karena penerangan di Kampus sangat memadai di malam hari, dan banyak mahasiswa lainnya yang juga kuliah malam.

“Nona Villers, kau pindah kuliah malam juga?” sapa Elena.

Daniah menghentikan langkahnya saat dia di sapa oleh temannya, kemudian mereka berbincang sejenak.

“Oh, Hai. Kau juga kuliah malam? Why?” tanya Daniah balik.

“Aku harus bekerja di siang hari sampai sore hari,” jawab Elena sambil menipiskan bibirnya.

“Nasib kita sama,” jawab Daniah sambil tersenyum meringis.

“Nikmati saja, ayo masuk ke dalam kelas. Sebelum di terkam Vampir,” ucap Elena segera menarik tangan Daniah ke dalam kelas mereka.

“Vampir?” tanya Daniah.

“Kau tidak mendengar beritanya? Jika salah satu murid di sini di mangsa vampir?” bisik Elena saat mereka sudah sampai di dalam kelas.

“Benarkah? Kau tahu dari mana, El?” tanya Daniah.

“Nona Villers! Leher murid itu seperti di cabik-cabik, dan tubuhnya menjadi sedikit mengering. Aku yakin jika murid itu darahnya di hisap sampai habis,” jawab Elena masih berbisik.

“Sebenarnya dari pihak kampus juga menyangkal jika murid itu di mangsa vampir,” lanjut Elena.

***

Aku sarankan baca ulang dari awal ya, biar nggak bingung😄🙏🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***