Kantung Darah Segar

Daniah menatap kamar yang akan ditempatinya selama bekerja di sana.

Kamar tersebut mewah namun menonjolkan dekorasi yang gelap dan pencahayaan yang remang. Segala arsitektur di dalam kamar tersebut terlihat kuno tapi elegant.

Daniah berjalan menuju lemari yang ada di sudut kamar, ia segera menyusun pakaiannya di dalam lemari tersebut.

"Banyak debu." Daniah bergumam sembari meniup debu yang tertempel di pintu lemari. Sepertinya kamar tersebut sudah lama tidak di gunakan.

Kemudian ia segera berjalan keluar kamar, mencari alat kebersihan. Ia merinding ketika berjalan menuruni anak tangga di kastil kuno itu.

Kedua matanya mengendar keseluruh penjuru kastil kuno itu. Benar, seluruh kastil itu berdekorasi gelap dan terlihat elegant, sama seperti di kamarnya. Ia mendongak saat sampai di ujung tangga, masih ada anak tangga menuju lantai paling atas. Ia tidak bisa membayangkan jika setiap hari harus membersihkan seluruh kastil itu, apalagi di sana tidak ada lift.

"Kamu pasti bisa, Daniah Villers." Daniah menyemangati dirinya sendiri. Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju dapur, untuk mencari alat kebersihan. Dapur terlihat sangat rapi dan bersih, dan perabotan di dapur sana juga terlihat sangat kuno.

Daniah melihat alat kebersihan yang tergantung di sudut dapur. Ia segera menuju ke sana, namun langkahnya terhenti saat melihat lemari pendingin yang tidak tertutup rapat.

Karena rasa penasarannya dengan isi lemari pendingin tersebut, Daniah pun akhirnya membukanya, dan bertapa terkejutnya dirinya saat melihat ada banyak kantung darah dan juga daging mentah di dalam lemari pendingin itu.

Tatapan Daniah terpaku pada beberapa kantung darah segar yang ada di sana. Daniah tidak tahu apakah itu darah manusia atau hewan?

Tubuhnya begidik jijik dan takut. Lalu segera menutup lemari pendingin itu.

Saat ini dirinya sungguh ketakutan, ia segera bergegas beranjak dari sana, mengurungkan niatnya yang ingin mengambil alat kebersihan. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat Alberto muncul bagaikan hantu di hadapannya.

"Sedang apa?!" Alberto bertanya dengan nada dingin serta sorot mata yang sangat tajam, seolah mampu melumpuhkan semua sel saraf Dania yang membuat tubuh Dania menjadi membeku.

"Tuan." Dania menatap Alberto yang tengah menatapnya dengan tajam.

"Aku ingin membersihkan Kastil ini, tapi aku bingung karena tidak tahu alat kebersihannya di mana." Dania memberikan alasan, dadanya berdegup dengan sangat cepat, saat Alberto berjalan ke arahnya.

Dania segera menggeser badannya agar tidak menghalangi langkah pria tampan dan pucat itu.

Alberto mengendus bagai seekor an*jing yang menemukan makanan tersembunyi saat melewati Daniah. Gigi taringnya kembali muncul, rasa dahaganya membuat tenggorokannya kering.

"Tuan." Dania bersuara memanggil Alberto saat melihat pria itu berdiri mematung.

"Di sana alat kebersihannya!" Alberto segera beranjak dari sana dengan cepat, meninggalkan Daniah yang terpaku di tempat.

***

Alberto melesat secepat kilat melewati anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai 8, lantai paling atas kastilnya itu.

"Arrgggh!!" teriak Alberto, seraya membuka jendela kamarnya, menggirup udara segar guna menghilangkan aroma Daniah yang begitu menggoda di indra penciumannya.

"Daniah!" Alberto menggeram, mengingat pelayan yang baru itu yang terlihat biasa di matanya namun sangat istimewa.

Alberto sepertinya harus menjauhi Daniah untuk sementara waktu.

***

Maaf bestie baru update, dan mulai besok akan rutin update ya, terima kasih semuanya, dan jangan lupa berikan dukungannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***