Setelah beberapa hari di tanah suci, siang ini Hania dan pak Arshad akan kembali ke tanah air. Hania terlihat begitu bahagia.
Pak Farhan yang sudah tau kabar kepulangan mereka, langsung pergi ke bandara menjemput kedua nya.
"Kita tunggu disini saja Bud."
"Iya pak."
Mereka menunggu di ruang tunggu bandara.
Setelah satu jam, akhirnya pak Arshad dan Hania keluar dari bandara. Mereka memang diminta untuk tidak pulang bersama jamaah lain nya.
"Shad."panggil pak Farhan
Kedua nya saling berpelukan, sementara Hania hanya tersenyum.
"Pak."ucap Hania lalu mencium punggung tangan pak Farhan
"Ayo...ayo. kita pulang."ucap pak Farhan
"Mari non, pak."ucap Budi.
*****
Keesokan hari nya, Hania sudah kembali ke kantor. Dia membawa beberapa oleh-oleh untuk teman kantor dan bos nya.
"Masya Allah, beda banget ya wajah orang yang baru pulang umroh. Kayak bersinar gitu lho."ucap Reni
"Mbak bisa aja."ucap Hania tersipu malu
"Ih, beneran kan guys?"
"Iya bener."
Saat mereka lagi asik mengobrol dan menikmati oleh-oleh dari Hania. Tiba-tiba Andra dan Evan datang.
"Wah..wah ada acara apa ni?"sindir Andra
Seketika mereka diam dan tak berani menjawab.
"Maaf pak, mereka lagi makan makanan yang saya bawa. Oh ya ini untuk pak Andra dan pak Evan."ucap Hania sembari memberikan dua paperbag
"Wah, thank you Nia."ucap Evan lalu mengambil nya
"Nggak apa-apa buat saya aja, seperti nya pak Andra nggak mau. Nggak apa-apa kan?"tanya Evan
"Terserah bapak aja."jawab Hania sembari tersenyum
Andra sudah lebih dulu masuk ke ruangan nya, baru lah Evan menyusul nya.
Mulut nya penuh dengan kurma, lalu dia dia duduk di sofa.
"Elu nggak mau dra? Ini kurma nya manis banget tau. Jarang banget gue nemuin yang semanis ini."ucap Evan
Lalu Evan membuka paperbag dari Hania, dan isi nya sebuah sajadah dan juga peci.
"Masya Allah, istri idaman banget. Tau aja Hania kalau gue jarang sholat."ucap Evan sembari tertawa terbahak-bahak
"Yang elu mau di buka sendiri atau gue bukain?"tanya Evan
"Hmm, kayak nya buka sendiri aja ya."tambah evan.
"Udah kerja sana."ucap Andra
"Siap bos."
******
Drrrtttt
Suara ponsel Andra. Ternyata itu telpon dari Budi.
"Sebentar."ucap Andra karena memang dia sedang meeting sekarang
"Hallo Bud. Ada apa?"
"Aden lagi dimana den?"
"Saya lagi meeting, ada apa?"
"Anu den, bapak."
"papa kenapa bud?"tanya Andra panik
"Bapak masuk rumah sakit den, tadi bapak jatuh di kamar."
"Oke saya akan segera kesana, tolong kamu kirimkan alamat rumah sakit nya."
"Baik den."
"Meeting hari ini di tunda dulu, karena saya harus ke rumah sakit."ucap Andra lalu dia meninggalkan ruang rapat.
Evan selalu siap siaga, dia langsung mengikuti Andra.
"Kita ke rumah sakit Citra Medika Van."ucap Andra panik dan khawatir
Evan mengangguk lalu dia melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Sesampainya di rumah sakit, Andra langsung menuju kamar yang sudah dikatakan oleh Budi.
"Den."
"Bagaimana keadaan papa, bud?"
"Saya juga belum tau den, hanya saja dokter meminta Aden untuk ke ruangan nya."
Buru-buru Andra melangkah kan kaki nya menuju ruang dokter yang ditunjukkan Budi.
"Permisi dok."ucap Andra
"Iya, keluarga pak Farhan?"
"Iya, saya anak nya."
"Silahkan duduk mas."
Andra dan Evan pun duduk di depan dokter.
"Jadi bagaimana keadaan papa saya dok?"
"Begini mas, setelah dari pemeriksaan ternyata ada pembengkakan pada jantung pak Farhan, dan seperti nya itu sudah cukup lama."jelas dokter sembari memperlihatkan hasil ronsen
"Apa papa saya bisa disembuhkan dok?"
"Semua itu kembali lagi pada yang kuasa mas, karena pembengkakan itu sudah terlalu lama jadi kecil kemungkinan beliau bisa sembuh."
Andra terlihat begitu sedih dan tak percaya. Tadi pagi papa nya masih sehat bahkan masih bercanda dengan dirinya. Namun sekarang papa nya sudah tak berdaya di dalam ruang ICU.
"Boleh saya melihat papa saya dok?"
"Silahkan mas."ucap dokter
Andra pun masuk ke ruang ICU, tampak semua alat sudah terpasang pada tubuh pak Farhan.
"Pa, kenapa papa bisa kayak gini pa. Bukan nya tadi papa sehat-sehat saja."ucap Andra sedih
"Bangun pa, Andra sudah disini."ucap Andra. sekarang dia sudah tidak bisa menahan air mata nya lagi.
Evan yang sejak tadi berdiri di belakang nya juga ikut sedih karena bagaimanapun pak Farhan sudah dia anggap seperti papa nya sendiri. Evan juga tau bahwa Andra sangat lemah ketika berhubungan dengan orang-orang tersayang nya. Maklum saja Andra dan Evan sudah bersahabat sejak kecil.
"Sabar dra, gue yakin om pasti sembuh."
"Apa kamu nggak denger penjelasan dokter tadi Van?"tanya Andra sendu
"Itu kan kata dokter."
Andra terus memandangi wajah laki-laki hebat dan begitu berarti dalam hidup nya.
Walaupun sifat nya dingin dan cuek, tapi Andra selalu perhatian sama papa nya.
"Dra."panggil pak Farhan pelan
"Pa, papa sudah bangun. Iya pa. Andra disini."
"Papa mohon sama kamu nak."ucap pak Farhan tiba-tiba
"Mohon apa pa?"
"Menikah lah dengan putri pak Arshad nak."
Andra menatap wajah lemah pak Farhan"Pa. Maaf Andra nggak bisa pa."jawab Andra frustasi
"Papa mohon dra."
"Pa."
Suara detak jantung di monitor terdengar sedikit melemah.
"Papa mohon nak."
Andra benar-benar menolak, namun dia tidak tega melihat keadaan papa nya.
"Oke, pa. Andra akan menikah dengan putri pak Arshad tapi papa harus sembuh dulu."
"Tidak nak, papa tidak kuat lagi. Papa mau kamu menikah sekarang sebelum papa pergi."
"Papa nggak boleh berbicara seperti itu pa, papa harus kuat."
"Tidak nak."
"Oke, Andra akan turuti semua keinginan papa."ucap Andra panik dan pasrah
"Budi cepat kamu jemput pak Arshad dan putri nya dan kamu Van tolong siapkan semua nya."
"Oke dra."
Budi dan Evan segera menyiapkan semua nya.
Tidak membutuhkan waktu lama, Budi sudah sampai di rumah pak Arshad.
"Assalamu'alaikum pak."
"Wa'alaikumsalam, ada apa Bud?"
"Pak, pak Farhan masuk rumah sakit. Beliau meminta pak Arshad dan non Hania segera ke rumah sakit."
"Astaghfirullahaladzim. Tapi Hania belum pulang Bud."
Tak lama, terdengar suara motor Hania memasuki pekarangan rumah.
"Ada apa yah?"tanya Hania
"Kita harus ke rumah sakit sekarang nak, pak Farhan masuk rumah sakit."
"Astaghfirullahaladzim. Ya udah ayo yah."
Mereka langsung ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Hania serta pak Arshad masuk ke ruangan pak Farhan.
Namun Hania merasa heran kenapa ada penghulu disana. Dan dia kembali heran ketika dia melihat Evan disana.
"Hah, apa pak Evan anak nya pak Farhan?"batin Hania
Evan juga belum menyadari kalau ada Hania disana.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments