"oh jadi itu alasan kamu menuduh Hania?"tanya Evan
Sekar mengangguk pasrah.
Ceklek
"Masih aman pak."ucap Lisa
"Oke. Gimana dra?"
"Saya mau mereka di pecat, saya tidak mau mempekerjakan orang yang licik seperti mereka."ucap Andra lalu dia keluar dari aula
"Tunggu, mereka siapa maksud mu dra?"tanya Evan
"Sekar dan ketiga teman nya."jawab Andra
"Saya mohon pak."ucap Sekar memohon
"Kalian kan sudah tau bagaimana bos kalian itu, kenapa kalian tidak sadar. Sekarang saya tidak bisa membantu apa-apa."
Sekar dan ketiga teman nya menangis.
"Pak, apa mereka tidak bisa diberi kesempatan?"tanya Hania
"Nggak usah sok baik kamu Hania, semua ini gara-gara kamu." Ucap Sekar
"Hey, kalian yang buat salah kenapa menyalahkan orang lain. Sekarang kalian keluar dari sini dan bereskan semua barang-barang kalian."ucap Evan yang sudah ikut emosi
"Lihat aja kamu Hania."ancam Sekar
*****
Sekar dan ketiga teman nya di pecat secara tidak hormat. Mereka menangis dan saling menyalahkan.
"Saya mohon pak."ucap Sekar
"Tidak, silahkan kalian keluar dari sini."ucap Andra tegas
Mereka tidak bisa melakukan apa-apa lagi, karena mereka tau Andra dan Evan tidak akan menarik ucapan nya.
Dengan penuh penyesalan Sekar keluar dari kantor.
"Semua ini gara-gara elu kar."ucap teman nya
"Kenapa kalian menyalahkan saya."
"Terus mau menyalahkan siapa lagi, seandainya kami tidak mengikuti rencana busuk elu itu pasti kami masih di dalam kantor ini."
Sekar benar-benar stress.
"Sekarang elu harus Carikan kami pekerjaan yang baru dengan posisi yang sama seperti di kantor pak Andra."bentak mereka
"Diam....diam."teriak Sekar
*****
Tok....tok
"Masuk titah Evan."
"Permisi pak."ucap Hania
"Iya,ada apa Hania?"tanya Evan
"Saya kesini mau bilang terima kasih sama pak Andra dan pak Evan."ucap Hania sambil menunduk
"Kamu tidak usah gr, saya tidak membela mu. Saya tidak memecat mu karena kamu terbukti tidak bersalah, kalau saja memang kamu yang melakukan nya akan saya pastikan nasib mu akan sama seperti Sekar dan teman-teman nya."ucap Andra dengan suara dingin nya.
"Iya pak, saya mengerti."
"Keluar sana, tidak perlu mengatakan terima kasih apapun itu."ucap Andra lagi dengan suara tinggi yang berhasil membuat Hania merinding ketakutan
"Baik pak. Permisi."ucap hanya lalu dia keluar dari ruangan andra
Evan yang melihat tingkah Andra hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Andra...Andra. mau sampai kapan sikap elu kayak gini dra, gue sampe mikir ada nggak ya wanita yang bisa merubah sikap dingin dan egois elu."ucap Evan sembari menatap Andra
Sementara Andra hanya diam dan terus memandang Evan dengan tatapan tajam.
*****
Sepulang nya dari kantor, Hania mampir sebentar ke toko buah untuk membeli beberapa buah kesukaan ayah nya.
Setelah memarkirkan motor nya,Hania berjalan memasuki toko buah.toko itu terlihat ramai oleh pengunjung maklum saja toko itu merupakan toko terbesar di dekat kota.
Hania segera mengambil keranjang dan menuju ke tempat apel.
Hania memilih beberapa buah apel dan jeruk buah kesukaan nya. Padahal Hania mempunyai riwayat penyakit asam lambung yang cukup parah.
Setelah selesai, Hania menuju kasir untuk membayar buah nya.
"Terima kasih mbak."ucap mbak kasir sembari memberikan kantong buah pada Hania
"Sama-sama."ucap Hania sembari tersenyum
Saat Hania keluar dari toko, tak sengaja dia menabrak seorang ibu-ibu.
"Astaghfirullahaladzim, maaf Bu. Saya tidak sengaja."ucap Hania sembari mengambil barang-barang yang jatuh
"Kalau jalan tu pake mata bukan pake dengkul."bentak ibu itu
"Saya minta ma..."ucap Hania terhenti ketika dia melihat wanita di depan nya
Wanita itu juga ikut terkejut lalu menatap Hania dengan tatapan tidak suka nya
"Bu."ucap Hania senang lalu dia ingin memeluk wanita itu namun langsung di tolak nya
Wanita itu adalah Bu Rini, ibu Hania.
"Jangan sentuh saya dengan tubuh mu itu."ucap Bu Rini
"Bu."ucap Hania sedih
Bu Rini sedikit mendorong tubuh Hania lalu masuk ke dalam toko buah. Hania hanya bisa memandangi ibu nya.
Dengan perasaan sedih, Hania pun mendekati motor nya, dan meninggalkan toko itu.
"Kenapa ibu begitu membenci Hania, Bu?"ucap Hania di atas motor
Tak lama kemudian, Hania tiba di rumah, lagi dan lagi pak Arshad sedang mengobrol di depan rumah bersama pak Farhan.
"Pak Farhan."ucap Hania pelan
Lalu dia berjalan memasuki teras rumah.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"Sudah lama disini pak?"tanya Hania sopan
"Belum kok, baru sekitar 30 menitan."jawab pak Farhan sembari tersenyum
"Oh iya pak."jawab hania sembari tersenyum
Hania izin masuk ke dalam untuk membuat minuman.
Tak lama Hania pun kembali dengan membawa kopi dan juga buah yang dia beli tadi.
"Silahkan diminum yah, pak."ucap Hania
"Terima kasih."
Hania mengangguk lalu dia ingin masuk kembali ke dalam rumah. Namun langkahnya terhenti ketika pak Farhan memanggil nya
"Iya pak."
"Bapak mau berbicara sebentar dengan mu, boleh?"
"Boleh pak, silahkan. Bapak mau bicara apa?"tanya Hania lalu dia duduk disamping ayah nya
"Jadi begini nak, mungkin ayah mu sudah mengatakan nya pada mu sebelum nya, bukan? Tentang niat bapak?"
Hania tersenyum "sudah pak."jawab Hania
"Sekarang bapak mau bicara langsung dengan mu nak. Bapak lihat kamu anak yang baik, Sholehah, sederhana dan sayang sama orang tua. Maka dari itu bapak berharap kamu bisa merubah sikap anak bapak yang dingin dan cuek itu."ucap pak Farhan
Dia menarik nafas panjang lalu membuang nya dengan pelan, kemudian pak Farhan melanjutkan pembicaraan nya
"Beberapa tahun lalu, mama nya meninggal, pada awal nya dia adalah anak yang ceria dan selalu bahagia tapi semenjak mama nya meninggalkan dia, sikap nya berubah menjadi dingin dan cuek, bahkan dengan bapak pun sikap nya tidak terlalu hangat seperti ketika masih ada mama nya."ucap pak Farhan!yang sekarang air mata nya sudah membasahi pipi berkerut itu.
Hania merasa kasihan dan iba.
"Bapak tenang dulu ya."ucap Hania karena melihat pak Farhan terlihat begitu sesak
"Terima kasih nak."
Kemudian Hania pun berbicara.
"Pak, kalau boleh jujur, Nia belum terpikir untuk menikah di usia muda, karena Nia sudah berjanji pada diri Nia sendiri, untuk bekerja hingga Nia bisa berangkat umroh sama ayah."jelas Hania dengan sopan dan lembut
"Masya Allah, kalau begitu biar bapak membiayai semua nya."ucap pak Farhan
"Tidak usah pak. Ins syaa Allah Hania akan cari uang nya sendiri saja."tolak Hania
"Tidak, anggap saja ini balasan dan rezeki buat kamu sama ayah karena sudah menyelamatkan bapak waktu itu."
"Tidak usah Han, saya ikhlas menolong kamu."
"Tidak shad, anggap saja ini hadiah dari Allah melalui saya. Secepatnya saya akan mendaftarkan kalian umroh."ucap pak Farhan
Hania dan pak Arshad hanya saling pandang tak percaya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Nila
Rezeki anak Sholeh
2023-07-15
0