Niat Pak Farhan

Sejak kejadian beberapa waktu yang lalu pak Farhan dan pak Arshad semakin dekat. Hari ini pak Farhan kembali ke rumah pak Arshad.

"Shad."

"Iya, ada apa Han?"

Kedua nya lagi istirahat di saung bambu yang ada di tengah kebun.

"Saya mau tanya, apa Hania sudah mempunyai kekasih?"

"Kekasih? Maksud nya pacar Han?"tanya pak Arshad pura-pura tidak tau

"Iya?".

"Setau saya, Nia tidak pernah memiliki kekasih Han."

"Syukurlah."

"Emang nya ada apa Han?"tanya pak Arshad bingung

"Shad, sejujurnya saya berniat ingin menjodohkan Hania dengan putra saya shad."

Pak Arshad tampak terkejut dan kebingungan.

"Apa kamu setuju kalau kedua anak kita menikah shad?"tanya pak Farhan lagi

"Saya tidak bisa menjawab nya Han, kalau ditanya setuju apa tidak tentu saja kalau mereka memang berjodoh, tentu saja saya setuju. Yang terpenting bagi saya adalah kebahagiaan putri saya han."

"Iya.iya shad. Saya mengerti. Kita lihat saja nanti seperti apa."

"Iya han."

******

Di kantor

Kali ini Hania ikut meeting bersama Andra dan Evan. Walaupun Hania masih terbilang baru di perusahaan itu, tapi ternyata Hania begitu lihai dan pintar dalam berbisnis.

Kali ini mereka akan bertemu dengan asisten mekar group untuk membicarakan kerja sama mereka.

"Kamu mau pesan apa, Nia?"tanya Evan

"Tidak ada pak."tolak Hania

"Nggak apa-apa kalau kamu mau makan dulu, karena klien nya masih dalam perjalanan."

"Nanti saja pak, lagipula tadi saya sudah sarapan."

"Baik lah."

Hania melirik ke arah Andra sekilas, Wajah itu tetap saja sama, dingin tanpa ekspresi.

Andra yang menyadari itu langsung menegur Hania.

"Ngapain kamu lihatin saya?"tanya Andra tiba-tiba

"Hmm, maaf pak saya tidak sengaja."jawab Hania takut

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya yang ditunggu pun datang.

Ketiga nya langsung berdiri dan menyambut asisten dari mekar grup.

"Selamat siang pak."

"Siang. Maaf sudah membuat menunggu lama."

"Tidak apa-apa pak, silahkan duduk."ucap Evan

Tanpa membutuhkan waktu lama, mereka langsung membahas kerja sama mereka.

Hania hanya termenung dan sesekali dia mencatat apa yang harus dia catat, hingga meeting pun selesai.

"Ini sekretaris baru ya pak?"

"Oh bukan pak, kebetulan sekretaris nya berhalangan hadir hari ini."jawab Evan

"Oh iya-iya. Hallo saya pak Lukman."

"Iya pak, saya Hania."jawab Hania sopan sembari tersenyum

Sebenarnya pak Lukman adalah ayah dari Saras, namun walaupun Andra dan saras sudah putus,  kedua nya tetap profesional tanpa harus membawa masalah pribadi ke dunia pekerjaan.

Tak lama kemudian, waiters pun membawa makan siang untuk mereka. Andra dari tadi tak banyak bicara, semua pertanyaan klien nya hanya Evan yang menjawab nya. Para klien dan para pebisnis sudah tau bagaimana sikap Andra, namun jangan pernah bermain api dengan nya maka dalam sekejap Andra bisa menghancurkan semua nya. Ya Andra memang mempunyai jabatan tertinggi di dalam bisnis yang bekerja sama dengan perusahaan milik nya.

Setelah selesai makan, pak Lukman berpamitan untuk pulang.

"Baik, terima kasih atas jamuan nya. Kalau begitu saya permisi."ucap pak Lukman

Setelah pak Lukman pergi, ketiga nya pun juga kembali ke kantor.

Sesampainya di kantor,ada beberapa orang sedang berkumpul disana. Tampak Sekar sedang menatap Hania dengan Tatapan sinis.

Hania tidak terlalu mempedulikan itu, dia masih berpikir positif pada Sekar.

"Enak banget ya, bisa ikut bos."sindir Sekar

Namun lagi dan lagi Hania tidak menghiraukan nya.

"Pandai banget cari muka, dengan wajah polos itu. Dasar wanita munafik."ucap nya lagi

Hania memberanikan diri untuk berbicara dengan Sekar dan teman-teman nya.

"Maaf mbak saya tidak pernah mencari muka baik dengan pak andra ataupun pak Evan. Saya disini kerja untuk ayah saya. Dan kebetulan hari ini mbak Reni tidak bisa datang karena anak nya sakit. Sekali lagi saya mohon mbak jangan menuduh saya yang nggak-nggak."ucap Hania dengan penuh penekanan namun tetap sopan

"Wah udah berani ni bocah ngelawan gue. Lihat aja nanti ya."ancam Sekar

Hania memutuskan untuk pergi dan duduk di meja nya.

Drrrtttt

Ponsel nya berdering, rupanya itu telpon dari sahabat nya, Lala.

"Hallo, assalamu'alaikum la."

"Wa'alaikumsalam Han."

"Apa kabar la? udah lama banget kamu nggak menghubungi aku?"

"Heheh maaf ya, akhir-akhir ini aku sibuk banget di kampus."

"Hmm, iya nggak apa-apa. Gimana kuliah disana? Aku kangen tau."

"Heheh, puji Tuhan lancar Han. aku juga kangen sama kamu."

"Kapan pulang ke Indonesia?."

"Belum tau Han, doain ya semoga aku cepat libur."

"Iya la."

Setelah selesai S1, Lala memutuskan untuk lanjut S2 di di luar negeri. Sementara Hania memilih untuk bekerja.

Sambungan telpon pun terputus, Hania kembali sibuk dengan berkas-berkas nya.

******

Sekarang Hania sudah mempunyai sepeda motor sendiri, memang tidak baru namun Hania bersyukur memiliki nya.

Hania memarkirkan motor nya di halaman rumah, mata nya tertuju pada sebuah mobil yang terparkir disana.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Hania masuk ke dalam rumah lalu menyalami kedua laki-laki tua disana.

"Udah lama disini pak?"tanya Hania

"Sudah, tadi ke kebun ngambil sayur."jawab pak Farhan sembari tersenyum

"Oh gitu, ya udah lanjut lagi obrolan nya, Nia permisi dulu ya pak."

"Iya iya."

Tak lama kemudian, terdengar suara mesin mobil pak Farhan meninggalkan rumah.

Hania kembali keluar kamar dan duduk di samping ayah nya.

"Gimana hari ini nak?"

"Alhamdulillah yah, lancar."

"Alhamdulillah, oh ya. Ayah mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Ngomong apa yah? Kok kelihatan nya serius banget."

"Jadi, tadi pak Farhan ngomong sama ayah."

"Hmm, ngomong apa yah."

"Pak Farhan ada niat untuk menjodohkan putra nya sama kamu nak."

Hania terkejut sembari mengernyitkan kening nya

"Kok bisa yah?"

"Ayah juga tidak tau, tapi menurut dia kamu pantas untuk putra nya. Tapi ayah tidak memaksa nak. Kebahagiaan kamu di atas segala nya."

"Nia juga nggak tau yah, mungkin pak Farhan hanya bercanda saja."jawab Hania sembari tertawa kecil

"Iya, mungkin saja. Tapi kalau pak Farhan serius gimana nak? Apa Nia udah punya calon sendiri?"

"Kalau itu memang benar, Hania juga tidak bisa menjawab nya sekarang yah. Kalau untuk calon, Nia belum ada yah, memang beberapa waktu lalu ada seorang laki-laki yang ingin melamar Nia, nama nya Ridwan. Sekarang dia lagi di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan nya disana. Dia sempat ingin menemui ayah, tapi Nia masih ragu yah karena Nia sama Ridwan itu hanya bertemu sesekali dan ya tentu saja kami belum terlalu kenal satu sama lain."

"Oh gitu, terus Nia masih mau menunggu nya?"

"Tidak yah, karena Nia tidak berjanji untuk menunggu nya, kalau Allah sudah memberikan jodoh Nia sekarang, ins syaa Allah Nia juga tidak akan menolak."

"Iya iya, ayah terserah kamu saja. Hanya saja ayah sudah menyampaikan niat pak Farhan pada mu. Kalaupun niat nya benar dilaksanakan nya, keputusan kembali pada mu."

"Iya yah, ayah tenang saja. Untuk saat ini Nia akan fokus untuk kerja biar bisa umroh bareng ayah."

"Aamiin. Tapi kamu juga harus jaga kesehatan nak."

" Iya, ayah juga ya."

"Iya nak."

Tiba-tiba Hania melamun

"Ada apa nak?"

"Yah, bagaimana kabar ibu sekarang?"

"Ayah tidak tau nak. Kemarin surat dari pengadilan sudah datang ke rumah ini, dan sekarang ayah sudah benar-benar pisah sama ibu."

Hania menatap wajah ayah nya.

"Serius yah?"

"Iya nak."

Mendengar itu, Hania langsung memeluk ayah nya, semenjak Bu Rini pergi dari rumah, berulang kali dia menyuruh pak Arshad untuk menceraikan nya, namun pak Arshad tak pernah melakukan nya berharap bu Rini kembali, hingga pada akhirnya bu Rini sendiri lah yang mengurus surat perceraian mereka.

"Ayah yang sabar ya yah, ayah jangan sedih, kan ada Nia."

"Iya nak."ucap pak arshad lalu dia mencium kening hania.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Nila

Nila

semangat Hania 👍💪🙏

2023-07-15

0

Rohana Ana

Rohana Ana

sedih ni thoor jadi terharu .semanggat thoor sehat selalu

2023-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kampus
3 Pulang
4 Kecelakaan
5 CEO
6 Mengajak Nikah
7 Melamar Kerja
8 Mengajak Nikah 2
9 Klub
10 Niat Pak Farhan
11 Fitnah
12 Bertemu Ibu
13 Mimpi Buruk
14 Kabar Bahagia
15 Masa Lalu
16 Bertemu Kembali
17 Kesedihan Andra
18 Sah
19 Kekasih Andra
20 Sakit
21 Sakit #2
22 Khawatir
23 Balikan
24 Perjanjian
25 Aku Sudah Menikah
26 Menemani Belanja
27 Ke Rumah Mertua
28 Pingsan
29 Perhatian
30 Sekedar Kasihan
31 Khawatir
32 Bubur
33 Kembali Seperti Awal
34 Menunggu Pulang
35 Bertemu Masa Lalu
36 Kecoa Nakal
37 Cemburu
38 Ribut
39 Rumah Mbok Iyem
40 Pisang Goreng
41 Jatuh
42 Ayah Sakit
43 Kemarahan Hania
44 Makan Malam
45 Masalah Kantor
46 Pasar Malam
47 Pasar Malam #2
48 Pulang
49 Pernikahan Puput&Bagas
50 Rumah Sakit
51 Leukimia
52 Terbongkar
53 Ikhlas
54 Panik
55 Foto
56 Ancaman Evan
57 Rahasia Saras
58 Tamparan
59 Diam nya Hania
60 Memberitahu Evan
61 Kekhawatiran Evan
62 Demam
63 Rumah Sakit
64 Karena kamu suamiku
65 Tidak Salahkah
66 Cemburu
67 Kambuh
68 Pergi
69 Rencana
70 Maafkan Nia, Ayah
71 Kemarahan Pak Arshad
72 Cemburu
73 Tanggung Jawab
74 Khawatir
75 Malam Yang Menakutkan
76 Takut
77 Kelicikan Saras
78 Villa
79 Menunggu
80 Tamparan untuk Andra
81 Lepaskan Putri Ku
82 Menyesal
83 Hampir Saja
84 Curiga
85 Kesedihan Lala
86 Jebakan yang Gagal
87 Terbongkar
88 Putus
89 Drop
90 Kesedihan Andra
91 VISUAL
92 Pingsan
93 Kesempatan
94 Kena Batunya
95 Menuduh
96 Penyesalan Andra
97 Pengumuman
98 Bertemu Kembali
99 Maaf
100 Senyum Pertama
101 Pasrah
102 Kelapa Muda
103 Sholat Bersama
104 Permintaan Andra
105 Temui Dia
106 Dear Readers
107 New Zaeland
108 Maafin aku, La
109 Danau Pukaki
110 Saat nya Pulang
111 Ikut Ke kantor
112 Tak Tenang
113 Hamil?
114 Lepaskan Aku
115 Koma
116 Jangan Temui Anak Ku
117 Cerai?
118 Bertemu Tante Rere
119 Aku Ingin Pisah
120 Buktikan Pada Ku
121 Aku Akan Bertanggung Jawab
122 Kecewa
123 Maaf
124 Periksa Kandungan
125 Pasrah
126 Apa hak anda?
127 aku tidak Sebodoh itu
128 terbongkar
129 Memaafkan
130 Keguguran
131 to readers tersayang
132 Terima Kasih
133 Menyesal
134 ikhlaskan aku
135 promise me
136 Danau
137 seragam hitam
138 kain kafan
139 mama
140 ustadz somad
141 baju putih
142 Sudah Waktunya
143 part. 143
144 part. 144
145 part. 145
146 part. 146
147 END
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kampus
3
Pulang
4
Kecelakaan
5
CEO
6
Mengajak Nikah
7
Melamar Kerja
8
Mengajak Nikah 2
9
Klub
10
Niat Pak Farhan
11
Fitnah
12
Bertemu Ibu
13
Mimpi Buruk
14
Kabar Bahagia
15
Masa Lalu
16
Bertemu Kembali
17
Kesedihan Andra
18
Sah
19
Kekasih Andra
20
Sakit
21
Sakit #2
22
Khawatir
23
Balikan
24
Perjanjian
25
Aku Sudah Menikah
26
Menemani Belanja
27
Ke Rumah Mertua
28
Pingsan
29
Perhatian
30
Sekedar Kasihan
31
Khawatir
32
Bubur
33
Kembali Seperti Awal
34
Menunggu Pulang
35
Bertemu Masa Lalu
36
Kecoa Nakal
37
Cemburu
38
Ribut
39
Rumah Mbok Iyem
40
Pisang Goreng
41
Jatuh
42
Ayah Sakit
43
Kemarahan Hania
44
Makan Malam
45
Masalah Kantor
46
Pasar Malam
47
Pasar Malam #2
48
Pulang
49
Pernikahan Puput&Bagas
50
Rumah Sakit
51
Leukimia
52
Terbongkar
53
Ikhlas
54
Panik
55
Foto
56
Ancaman Evan
57
Rahasia Saras
58
Tamparan
59
Diam nya Hania
60
Memberitahu Evan
61
Kekhawatiran Evan
62
Demam
63
Rumah Sakit
64
Karena kamu suamiku
65
Tidak Salahkah
66
Cemburu
67
Kambuh
68
Pergi
69
Rencana
70
Maafkan Nia, Ayah
71
Kemarahan Pak Arshad
72
Cemburu
73
Tanggung Jawab
74
Khawatir
75
Malam Yang Menakutkan
76
Takut
77
Kelicikan Saras
78
Villa
79
Menunggu
80
Tamparan untuk Andra
81
Lepaskan Putri Ku
82
Menyesal
83
Hampir Saja
84
Curiga
85
Kesedihan Lala
86
Jebakan yang Gagal
87
Terbongkar
88
Putus
89
Drop
90
Kesedihan Andra
91
VISUAL
92
Pingsan
93
Kesempatan
94
Kena Batunya
95
Menuduh
96
Penyesalan Andra
97
Pengumuman
98
Bertemu Kembali
99
Maaf
100
Senyum Pertama
101
Pasrah
102
Kelapa Muda
103
Sholat Bersama
104
Permintaan Andra
105
Temui Dia
106
Dear Readers
107
New Zaeland
108
Maafin aku, La
109
Danau Pukaki
110
Saat nya Pulang
111
Ikut Ke kantor
112
Tak Tenang
113
Hamil?
114
Lepaskan Aku
115
Koma
116
Jangan Temui Anak Ku
117
Cerai?
118
Bertemu Tante Rere
119
Aku Ingin Pisah
120
Buktikan Pada Ku
121
Aku Akan Bertanggung Jawab
122
Kecewa
123
Maaf
124
Periksa Kandungan
125
Pasrah
126
Apa hak anda?
127
aku tidak Sebodoh itu
128
terbongkar
129
Memaafkan
130
Keguguran
131
to readers tersayang
132
Terima Kasih
133
Menyesal
134
ikhlaskan aku
135
promise me
136
Danau
137
seragam hitam
138
kain kafan
139
mama
140
ustadz somad
141
baju putih
142
Sudah Waktunya
143
part. 143
144
part. 144
145
part. 145
146
part. 146
147
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!