Tak terasa sudah satu Minggu Hania bekerja di perusahaan Andra. Sejauh ini semua orang bersikap baik pada nya.
Sementara Ridwan juga sudah berangkat ke luar negeri beberapa bulan yang lalu.
"Selamat pagi Nia."sapa sekar
"Pagi mbak Sekar."jawab Hania sembari tersenyum
"Nia, tolong nanti berkas nya berikan pada pak Andra ya."ucap Sekar dengan senyum yang sulit di artikan
"Baik mbak."
******
Hari ini Andra datang agak siang ke kantor, Andra melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kantor. Lalu Andra masuk ke lift dan menekan tombol lift dimana ruangan nya berada.
Evan sudah menunggu nya sejak tadi.
Ceklek
Evan tak menyapa, dia hanya memperhatikan Andra. sementara Andra langsung duduk di kursi kekuasaan nya.
"Ada apa Van?"tanya Andra
"Dra, kamu itu kenapa sih? gue perhatiin sejak elu putus sama tuh perempuan, sikap elu berubah. setiap hari marah-marah nggak jelas. gue tau elu cinta sama dia, tapi dia nggak dra. kalau dia cinta sama elu, nggak mungkin dia nolak elu."jelas Evan karena dia benar-benar sudah muak dengan sikap Andra
Andra hanya diam.
"kalau gue ngomong, elu selalu diem. kenapa? elu nggak suka kalau gue nasehatin?"tanya Evan frustasi
"kamu bisa diam nggak Van."bentak Andra dengan raut wajah emosi
"oke, gue akan diam. terserah elu. gue nasehatin elu. biar elu tuh sadar. bye."ucap Evan lalu ia pun meninggalkan Andra yang masih terlihat sangat marah
argghhhhh
Andra berteriak, dia melempar barang-barang yang ada di meja nya.
semua karyawan yang mendengar itu, langsung mendekati ruangan Andra.
"ada apa dengan pak andra?"tanya mereka
"kalian nggak usah berdiri disana."ucap Evan yang sedang berdiri di depan pintu ruangan nya
"baik pak."ucap mereka
tak lama kemudian, Andra pun keluar dengan wajah yang memerah penuh dengan emosi. tatapan nya tajam seolah-olah dia siap menerkam siapapun yang mengganggu nya.
dia menuju mobil miliknya, lalu ia melajukan kan mobil nya ntah kemana.
di belakang, Evan pun mengikuti Andra.
"mau kemana dia?"ucap Evan dengan mata yang terus menatap mobil Andra
"gara-gara wanita itu, elu berani marahin gue. dasar wanita nggak tau diri, bisa-bisa nya dia membuat Andra semakin dingin dan semakin tempramental." umpat Evan
hingga pada akhirnya, tampak mobil Andra berhenti di depan club, mobil taksi yang Evan tumpangi juga ikut berhenti disana.
"hah? Andra kesini? wah beneran udah gila."ucap Evan lalu ia bergegas masuk ke dalam club' itu.
dan benar saja, minuman keras sudah terhidang di depan Andra. terlihat Andra ingin meminum minuman haram itu.
praaangggg
Evan langsung melempar gelas yang di pegang oleh Andra. Lalu tangan nya juga reflek menampar wajah Andra.
"sadar dra, sadar."bentak Evan yang juga tak kalah emosi
"kenapa kamu ikut campur urusan saya?."tanya Andra dengan tatapan yang tajam dan mencekam leher baju Evan
"karena gue peduli sama elu, elu nggak kasihan sama om, hah?"bentak Evan
Andra pun berlahan melepaskan cengkraman nya, dia pun berteriak dan melempar semua botol minuman itu.
Evan menarik tangan Andra untuk keluar dari tempat haram itu.
Evan masuk ke dalam mobil Andra, dan Andra duduk di samping pengemudi. kali ini Evan yang mengendarai mobil.
"istighfar dra. Elu sadar nggak sama yang elu lakuin barusan? sejak kapan elu pergi ke tempat haram itu? gue tau senakal-nakal nya elu, elu nggak bakalan pergi ke tempat itu."
Andra hanya menunduk, dia benar-benar sudah seperti orang gila
"Dra, kalau perempuan yang elu galau in itu baik, gue nggak apa-apa. lah Saras, perempuan baik dari mana? buka mata elu, gue yakin elu pasti dapat yang lebih baik dari dia."ucap Evan yang penuh dengan kekesalan nya
namun Andra masih saja diam, saat ini dia benar-benar sedang kacau.
"Elu mau kemana sekarang?"tanya Evan
"Balik ke kantor saja."
"Oke."
Evan pun melajukan mobil menuju kantor karena mereka masih ada meeting.
Sesampainya di kantor, Andra masuk ke dalam ruangan nya di ikuti oleh Evan.
Para karyawan saling bertanya satu sama lain.
Setelah keadaan cukup tenang, baru lah Hania masuk ke ruangan Andra.
"Permisi pak."ucap Hania gugup
"Iya ada apa, Nia?"tanya Evan
"Saya mau memberikan berkas untuk meeting nanti pak."
"Oh iya, sini saya lihat dulu."ucap Evan lalu dia memberikan nya kepada Andra yang terlihat sudah cukup tenang
"Sini dulu kamu."bentak Andra yang kembali emosi
"Ini siapa yang buat nya? Hah"
"Mbak Sekar pak."
"Nggak usah menuduh orang lain."
"Demi Allah pak, bukan saya yang membuat nya. Mbak Sekar menyuruh saya untuk mengantarkan berkas ini pada pak Andra."
"Kamu perbaiki sekarang."bentak Andra sembari melemparkan berkas itu pada Hania.
Hania yang belum pernah di bentak seumur hidup nya sangat terkejut ketika dia di bentak, air mata nya hampir saja jatuh namun dia tahan. Karena ini merupakan hal yang wajar dalam dunia pekerjaan.
Namun genangan air mata di pelupuk mata nya tidak luput dari pandangan Evan.
"Sudah dra. Kamu perbaiki saja dulu ya. Nanti bawa lagi kesini."
"Baik pak."
"Ya tuhan,.mau sampai kapan sahabat ku menjadi orang seperti ini."gumam Evan
Hania pun kembali ke meja nya, lalu dia mengerjakan nya kembali.
"Gimana?"tanya Sekar dengan senyum yang sulit diartikan
"Kata pak Andra masih salah mbak."jawab Hania polos
"Tidak perlu di benerin, ini yang asli ada sama saya."ucap Sekar
Hania bingung "maksud mbak apa ya?"tanya Hania
"Nggak ada."jawab nya lalu dia meninggalkan Hania menuju ruangan Andra
*****
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, Hania izin untuk ke musholah.
"Nia."panggil Reni
"Iya mbak ren."
"Mau kemana?"
"Ke musholah."
"Ya udah bareng aja ya."
Hania mengangguk lalu tersenyum. Kedua nya pun pergi ke musholah yang ada di samping kantor.
Selepas sholat kedua nya lanjut untuk makan siang. Semenjak Hania bekerja disana, Reni merasa nyaman dan punya teman.
"Hania, umur nya berapa?"
"23 mbak."
"Oh masih muda ya."
"Heheh, mbak juga kok."
"Saya sudah menikah Nia, umur saya juga sudah tua."
"Masa sih, emang nya umur mbak berapa?"
"35 tahun."
"Hah, serius mbak? Kok masih kelihatan muda banget sih."
"Iya Nia. Nggak lah mbak itu udah tua."
"Masya Allah beneran lho mbak. Masih kayak seumuran sama Nia."
"Awet muda berarti."jawab Reni sembari tertawa
"Iya bener mbak. Masya Allah. Terus anak mbak usia nya berapa mbak?"
"Lima tahun."
"Masya Allah."ucap Hania sembari tersenyum
Kedua nya sudah sangat dekat, Hania juga merasa nyaman ketika bersama reni.
Setelah selesai makan siang, kedua nya pun kembali ke kantor.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Nila
Sekar jahat
2023-07-15
0