Melamar Kerja

Hari semakin sore, seperti biasa Hania sedang menunggu mang Koko untuk menjemput nya. Padahal Lala sudah menawarkan untuk mengantar nya pulang, namun Hania menolak karena arah rumah mereka tidak searah.

"Hania."panggil Ridwan tiba-tiba

"Iya pak."

"Selamat ya atas gelar nya."

"Terima kasih pak."ucap Hania

"Hania, saya mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Ngomong apa pak?"tanya Hania heran

"Apa kamu sudah punya pacar?"tanya Ridwan tiba-tiba

"Tidak pak, saya tidak punya pacar. Kenapa?" Tanya nya penasaran

"Hania, saya tidak tau apa ini benar apa salah tapi saya akui sejak saya melihat kamu pada saat itu, saya telah jatuh hati pada mu."ucap Ridwan serius

Hania menatap Ridwan dengan tatapan tak kalah serius

"Maksud bapak seperti apa ya?"

"Panggil saya Ridwan. Lagipula umur kita tidak jauh berbeda."

"Baik lah. Maksud kamu apa wan?"

"Saya ingin melamar mu."ucap Ridwan lantang

Sementara Hania mengernyitkan kening nya.

"Kok bisa semudah itu wan, kamu belum mengenal saya begitupun sebaliknya, bagaimana mungkin kamu bisa memutuskan hal yang cukup berat itu wan."tanya Hania tak percaya

"Ya aku juga tidak tau, tapi yang jelas aku suka sama kamu."

"Maaf wan, aku masih punya mimpi yang harus aku wujudkan, aku masih punya ayah yang harus aku bahagiakan."

"Iya aku ngerti kok, lagi pula bulan depan aku juga akan berangkat ke luar negeri untuk lanjut S2 disana. Maksud ku aku ingin mengikat mu dengan lamaran setelah aku pulang barulah kita menikah."

"Wan, maaf aku nggak bisa. Aku juga nggak mau terikat dengan siapapun. Bukan karena apa, aku hanya takut di antara kita saling menyakiti nanti nya. Kalau Ridwan memang mau lanjut ke luar negeri, fokus lah dulu dengan hal itu, dan aku pun mungkin akan fokus dengan mimpi-mimpi ku. Kalau memang kamu yakin dan kita memang berjodoh, suatu saat kita pasti akan bersama. Bukan aku menolak ataupun menerima mu, hanya saja aku hanya mampu untuk mendoakan yang terbaik untuk kita berdua."jelas Hania

Ridwan diam sejenak

"Baik lah kalau begitu, aku harap ada sedikit keinginan kamu untuk menunggu ku."

"Ins syaa Allah, tapi aku tidak janji ya."

"Iya tak apa."

Tak lama kemudian, mang Koko pun datang. Setelah pembicaraan itu Hania langsung pamit pada Ridwan.

******

jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Andra masih nongkrong bersama Evan di kafe. mereka berdua memang sering keluar malam berdua.

"Dra, gue perhatiin dari tadi elu diem aja, kenapa?"tanya Evan sambil minum kopi nya

Andra membuang nafas kasar

"aku bingung sama Saras, Van."

"aduh, Saras lagi Saras lagi. kenapa dia?"

"Kenapa sih setiap kali aku mengajak dia nikah, dia nggak pernah mau. emangnya apa sih kurang nya aku."

"nggak ada sih, elu tu ganteng, kaya tapi dia nya aja kali nggak beneran cinta sama elu."jawab Evan tiba-tiba

Andra melihat ke arah Evan dengan wajah tak bersalah nya. lalu evan menaikkan alis nya.

"kenapa? bener kan. coba elu pikir wanita mana sih yang nggak mau nikah sama orang yang dia cintai?"

"lah Saras? dia nolak elu mentah-mentah cuma dengan alasan karir. dih apa yang mau dicari lagi coba? tabungan elu aja sampe tujuh turunan pun nggak bakalan kurang dra."

"hmm, atau mungkin dia berpikir kalau nikah sama elu, dia nggak bisa bebas pake pakaian kurang bahan nya itu lagi, secara dong elu kan bos besar."

Andra hanya diam mendengarkan celotehan sahabat nya itu, dia mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Evan.

"gue kalau mau jujur, gue nggak setuju kalau elu sama Saras dra. nggak cocok."

"udah lah dra, buka mata elu. kalau ada wanita yang lebih baik dari dia, kenapa elu harus mempertahankan dia?"

Andra masih diam, dia bimbang.

"udah, nggak usah galau-galau lah, masa bos yang terkenal dingin dan cuek jadi ciut kayak gini cuma gara-gara perempuan."ucap Evan lalu dia tertawa

Andra melemparkan kentang goreng pada Evan, namun bukan nya marah justru Evan semakin tertawa terbahak-bahak.

******

Ceklek

"Belum tidur nak?"tanya pak Arshad

"Belum yah, masih ada kerjaan dikit. Ayah kenapa belum tidur?"

"Ini ayah mau tidur, tadi mau lihat kamu aja dulu."

"Oh gitu, ya udah ayah istirahat aja. Sebentar lagi Nia juga tidur."ucap Hania sembari tersenyum

"Iya nak."ucap pak arshad lalu dia menutup kembali pintu kamar Hania.

Hania pun menutup ponsel nya, kemudian ia mulai membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata nya.

tak lama kemudian ia pun terlelap.

dalam keheningan malam, saat semua orang masih terlelap dan sibuk dengan mimpi nya. namun berbeda dengan Hania. hampir setiap malam Hania tak pernah meninggalkan sholat tahajud.

dalam keheningan malam itu lah, Hania bercerita kepada sang pencipta dengan leluasa, segala doa dan harap selalu ia sampaikan pada Allah. Menurut Hania hanya dengan Allah lah dia bisa bercerita sepuasnya tanpa takut di abaikan.

selepas sholat, Hania kembali membaringkan tubuhnya dan kemudian ia pun tertidur kembali, hingga suara adzan subuh terdengar di telinga nya.

*****

Beberapa bulan kemudian, Hania sudah selesai di wisuda dan itu tanda nya dia sudah mulai bisa untuk mencari pekerjaan.

Pagi-pagi sekali Hania sudah siap dengan pakaian kerja nya. Setelah berpamitan dengan sang ayah, Hania  pun pergi ke sebuah perusahaan yang dia dapatkan dari sosial media yang kebetulan lagi mencari karyawan.

sesampainya di kantor, Hania duduk di kursi tunggu bersama orang-orang yang juga mau melamar kerja.

Namun di sebuah ruangan yang bertuliskan "CEO" terdengar suara keributan disana.

Andra terlihat begitu marah dengan karyawan kantor nya.

"kalian mau bikin perusahaan saya bangkrut."bentak Andra

perasaan yang masih kesal dengan Saras, ditambah lagi dengan masalah kantor membuat kepala Andra terasa ingin pecah.

"sabar dra, sudah lebih baik kalian perbaiki semua nya."ucap Evan yang mencoba menenangkan keadaan

semua karyawan pun keluar dan kembali ke meja kerja mereka.

"Permisi."ucap Reni gugup

"Ada apa ren?"tanya Evan

"Pak, beberapa orang yang ingin interview sudah berada di ruang tunggu."

"Baik, sebentar lagi saya kesana."ucap Evan

Kali ini Evan lah yang akan interview mereka, karena kebetulan HRD lagi ada urusan di luar kota.

Evan sudah kembali ke ruangan nya dan duduk di kursi nya.

"Silahkan ren, panggil mereka satu-persatu."titah Evan

"Baik pak."

Satu persatu mereka di panggil ke ruangan Evan, Evan pun mulai menginterview dan melihat CV mereka. Hingga tiba lah giliran Hania untuk masuk.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Nila

Nila

Terima Hania. Biar ibunya nyesal ninggalin

2023-07-15

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

apakah Hania akan diterima..

2023-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Kampus
3 Pulang
4 Kecelakaan
5 CEO
6 Mengajak Nikah
7 Melamar Kerja
8 Mengajak Nikah 2
9 Klub
10 Niat Pak Farhan
11 Fitnah
12 Bertemu Ibu
13 Mimpi Buruk
14 Kabar Bahagia
15 Masa Lalu
16 Bertemu Kembali
17 Kesedihan Andra
18 Sah
19 Kekasih Andra
20 Sakit
21 Sakit #2
22 Khawatir
23 Balikan
24 Perjanjian
25 Aku Sudah Menikah
26 Menemani Belanja
27 Ke Rumah Mertua
28 Pingsan
29 Perhatian
30 Sekedar Kasihan
31 Khawatir
32 Bubur
33 Kembali Seperti Awal
34 Menunggu Pulang
35 Bertemu Masa Lalu
36 Kecoa Nakal
37 Cemburu
38 Ribut
39 Rumah Mbok Iyem
40 Pisang Goreng
41 Jatuh
42 Ayah Sakit
43 Kemarahan Hania
44 Makan Malam
45 Masalah Kantor
46 Pasar Malam
47 Pasar Malam #2
48 Pulang
49 Pernikahan Puput&Bagas
50 Rumah Sakit
51 Leukimia
52 Terbongkar
53 Ikhlas
54 Panik
55 Foto
56 Ancaman Evan
57 Rahasia Saras
58 Tamparan
59 Diam nya Hania
60 Memberitahu Evan
61 Kekhawatiran Evan
62 Demam
63 Rumah Sakit
64 Karena kamu suamiku
65 Tidak Salahkah
66 Cemburu
67 Kambuh
68 Pergi
69 Rencana
70 Maafkan Nia, Ayah
71 Kemarahan Pak Arshad
72 Cemburu
73 Tanggung Jawab
74 Khawatir
75 Malam Yang Menakutkan
76 Takut
77 Kelicikan Saras
78 Villa
79 Menunggu
80 Tamparan untuk Andra
81 Lepaskan Putri Ku
82 Menyesal
83 Hampir Saja
84 Curiga
85 Kesedihan Lala
86 Jebakan yang Gagal
87 Terbongkar
88 Putus
89 Drop
90 Kesedihan Andra
91 VISUAL
92 Pingsan
93 Kesempatan
94 Kena Batunya
95 Menuduh
96 Penyesalan Andra
97 Pengumuman
98 Bertemu Kembali
99 Maaf
100 Senyum Pertama
101 Pasrah
102 Kelapa Muda
103 Sholat Bersama
104 Permintaan Andra
105 Temui Dia
106 Dear Readers
107 New Zaeland
108 Maafin aku, La
109 Danau Pukaki
110 Saat nya Pulang
111 Ikut Ke kantor
112 Tak Tenang
113 Hamil?
114 Lepaskan Aku
115 Koma
116 Jangan Temui Anak Ku
117 Cerai?
118 Bertemu Tante Rere
119 Aku Ingin Pisah
120 Buktikan Pada Ku
121 Aku Akan Bertanggung Jawab
122 Kecewa
123 Maaf
124 Periksa Kandungan
125 Pasrah
126 Apa hak anda?
127 aku tidak Sebodoh itu
128 terbongkar
129 Memaafkan
130 Keguguran
131 to readers tersayang
132 Terima Kasih
133 Menyesal
134 ikhlaskan aku
135 promise me
136 Danau
137 seragam hitam
138 kain kafan
139 mama
140 ustadz somad
141 baju putih
142 Sudah Waktunya
143 part. 143
144 part. 144
145 part. 145
146 part. 146
147 END
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Kampus
3
Pulang
4
Kecelakaan
5
CEO
6
Mengajak Nikah
7
Melamar Kerja
8
Mengajak Nikah 2
9
Klub
10
Niat Pak Farhan
11
Fitnah
12
Bertemu Ibu
13
Mimpi Buruk
14
Kabar Bahagia
15
Masa Lalu
16
Bertemu Kembali
17
Kesedihan Andra
18
Sah
19
Kekasih Andra
20
Sakit
21
Sakit #2
22
Khawatir
23
Balikan
24
Perjanjian
25
Aku Sudah Menikah
26
Menemani Belanja
27
Ke Rumah Mertua
28
Pingsan
29
Perhatian
30
Sekedar Kasihan
31
Khawatir
32
Bubur
33
Kembali Seperti Awal
34
Menunggu Pulang
35
Bertemu Masa Lalu
36
Kecoa Nakal
37
Cemburu
38
Ribut
39
Rumah Mbok Iyem
40
Pisang Goreng
41
Jatuh
42
Ayah Sakit
43
Kemarahan Hania
44
Makan Malam
45
Masalah Kantor
46
Pasar Malam
47
Pasar Malam #2
48
Pulang
49
Pernikahan Puput&Bagas
50
Rumah Sakit
51
Leukimia
52
Terbongkar
53
Ikhlas
54
Panik
55
Foto
56
Ancaman Evan
57
Rahasia Saras
58
Tamparan
59
Diam nya Hania
60
Memberitahu Evan
61
Kekhawatiran Evan
62
Demam
63
Rumah Sakit
64
Karena kamu suamiku
65
Tidak Salahkah
66
Cemburu
67
Kambuh
68
Pergi
69
Rencana
70
Maafkan Nia, Ayah
71
Kemarahan Pak Arshad
72
Cemburu
73
Tanggung Jawab
74
Khawatir
75
Malam Yang Menakutkan
76
Takut
77
Kelicikan Saras
78
Villa
79
Menunggu
80
Tamparan untuk Andra
81
Lepaskan Putri Ku
82
Menyesal
83
Hampir Saja
84
Curiga
85
Kesedihan Lala
86
Jebakan yang Gagal
87
Terbongkar
88
Putus
89
Drop
90
Kesedihan Andra
91
VISUAL
92
Pingsan
93
Kesempatan
94
Kena Batunya
95
Menuduh
96
Penyesalan Andra
97
Pengumuman
98
Bertemu Kembali
99
Maaf
100
Senyum Pertama
101
Pasrah
102
Kelapa Muda
103
Sholat Bersama
104
Permintaan Andra
105
Temui Dia
106
Dear Readers
107
New Zaeland
108
Maafin aku, La
109
Danau Pukaki
110
Saat nya Pulang
111
Ikut Ke kantor
112
Tak Tenang
113
Hamil?
114
Lepaskan Aku
115
Koma
116
Jangan Temui Anak Ku
117
Cerai?
118
Bertemu Tante Rere
119
Aku Ingin Pisah
120
Buktikan Pada Ku
121
Aku Akan Bertanggung Jawab
122
Kecewa
123
Maaf
124
Periksa Kandungan
125
Pasrah
126
Apa hak anda?
127
aku tidak Sebodoh itu
128
terbongkar
129
Memaafkan
130
Keguguran
131
to readers tersayang
132
Terima Kasih
133
Menyesal
134
ikhlaskan aku
135
promise me
136
Danau
137
seragam hitam
138
kain kafan
139
mama
140
ustadz somad
141
baju putih
142
Sudah Waktunya
143
part. 143
144
part. 144
145
part. 145
146
part. 146
147
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!