Ring Of Fire

Hari senja telah berlalu. Ryuha, Baal dan Tempest Wolf duduk mengitari api unggun sembari menyantap kelinci bakar buruannya.

"Karena kau sudah cukup mahir aku akan menjelaskan dua kegunaan utama dari, Fiery Blow! Agar saat dalam pertarungan nanti kau bisa memaksimalkan teknik ini!"

Yang pertama, dapat digunakan untuk menyerang lawan dari kejauhan. Sama halnya seperti saat Ryuha memotong tirai air terjun siang lalu. Jika digunakan dalam mode itu, serangannya akan meledak saat mengenai sasaran.

Dan yang kedua, penggunaan jarak dekat. Saat digunakan untuk memukul lawan, itu akan memberikan efek hempasan yang lebih kuat daripada pukulan biasa. Selain itu, serangan ini juga dapat memberikan luka bakar yang tidak kalah efeknya dengan teknik-teknik api lainnya.

Selain itu, Fiery Blow juga bisa dikombinasikan dengan Emptiness Step.

"Baiklah, karena bakatmu dalam praktek sangat diluar nalar, aku akan memberikan satu hadiah kepadamu! Satu lagi teknik baru akan aku ajarkan kepadamu, besok!"

Berbinar mata itu. Ryuha benar-benar tak sabar menunggu hari esok dan bergegas untuk melelapkan dirinya ke dalam mimpi.

Sinar mentari pagi datang mengusir kabut yang menyejukkan. Baal tengah duduk di atas batu untuk menjelaskan tentang teknik yang semalam dia katakan.

"Teknik ini bernama, Ring Of Fire!"

Membuat lima buah cincin dari energi api lalu menyerang musuh untuk mengunci pergerakan mereka. Teknik ini dapat mengunci lima lawan sekaligus, dengan satu cincin persatu orangnya.

Semakin banyak cincin yang mengunci lawan semakin kuat pula efek kunciannya, begitu sebaliknya.

"Penjelasan tentang kombinasinya setelah kau menguasai teknik ini."

Anggukan kecil dilakukan oleh Ryuha. Tiba-tiba saja terbersit di pikirannya sesuatu yang tidak diketahuinya. Segera dia bertanya kepada Baal.

"Bukankah lebih mudah jika kau mempraktekkannya secara langsung?"

Baal mengangguk. Memang lebih mudah mengajari Ryuha sambil mempraktekkan. "Karena itu kemauanmu, maka baiklah."

Tangan kanannya melekuk-lekuk, mengendalikan energi api layaknya tengah bermain dengan ular naga. Yang langsung membentuk lima buah cincin yang berkobar.

Terbelalak mata Ryuha. Terkagum-kagum dengan kemampuan pengendalian api yang sangat hebat itu. Akan tetapi, tiba-tiba saja kakinya terasa lemas yang membuatnya langsung terlutut.

Keringatnya bercucuran deras bersamaan dengan nafasnya yang terengah-engah.

"Kenapa aku tiba-tiba merasa lelah?" Ucapnya terengah-engah. Wajahnya terlihat kebingungan mendapati apa yang terjadi padanya.

Baal segera menjelaskan kepada Ryuha. Jika Ryuha mengalami hal aneh itu karena saat Baal menggunakan kekuatannya yang terkuras adalah energi milik Ryuha. Walaupun hanya sepersen dari kekuatan Baal, namun dirinya yang telah menembus batasan kultivasi tidak bisa dibandingkan dengan Ryuha.

Bahkan saat membentuk Ring Of Fire barusan, kekuatan yang digunakan Baal tidak sampai satu persen. Dan reaksi yang diajukan Ryuha adalah seperti itu. Memperlihatkan jelas kekuatan mereka yang terpaut sangat-sangat jauh.

"Pulihkan staminamu dan mulailah berlatih!"

Ryuha pun memulihkan stamina, duduk bersila mengatur ulang nafas hingga peredaran darahnya.

Latihan dengan perlahan sama seperti saat berlatih Fiery Blow, dengan kurun waktu yang sedikit lebih lama.

"Lebih cepat, Tempest Wolf!"

Kini laki-laki itu tengah berlari di dalam hutan bersama dengan serigala kecilnya, mengejar tiga ekor White Black Wolf, sosok serigala dengan bulu hitam di bagian atas dan putih di bagian bawah. Satu tingkat lebih tinggi daripada Silver Fang yang adalah Monster bintang dua.

Salah satu diantara mereka, yang berada di posisi paling tengah memiliki badan yang lebih besar dari dua lainnya, juga memiliki sebuah bekas luka tebasan di mata kirinya, seakan dialah ketua kelompok mereka.

Terus berlari mengikuti mereka, tatapan Ryuha tak luput dari ketiga Monster itu. Energi api dialirkannya melalui lengan, hingga keluar menjadi kobaran-kobaran api kecil yang dengan cepat membentuk lima buah cincin yang berkobar dan menari-nari di sekitarnya.

Target terkunci, diiringi dengan teriakan Ryuha melontarkan jurusnya.

"Ring Of Fire, Lock!" Melesat kelima cincin itu mengarah ke tiga Monster yang ada di depannya dengan kecepatan tiga kali lebih cepat daripada kecepatan ketiga serigala.

Brakk, brakk, brakk!!!

Tergelinding ketiganya, dua serigala kecil yang ada di samping yang terkunci oleh satu cincin tak lagi bisa berdiri setelah kedua kaki belakangnya terkunci bersama tubuhnya.

Akan tetapi tidak dengan serigala dengan tubuh paling besar. Monster itu terus meronta sampai tiga cincin yang mengunci pergerakannya hancur sehingga dia dapat berdiri lagi.

Namun itu tak membuat Ryuha panik. Laki-laki itu segera menghentakkan kakinya di tanah, dengan sekedip mata sosoknya sudah berada di atas punggung serigala itu. Sang serigala yang telat menyadarinya hanya sempat terkejut dan mendongakkan kepalanya.

Terlihat jelas sosok Ryuha di matanya yang tangannya sudah terancang-ancang bersiap memukulnya.

"Fiery Blow!!!"

Krakk!!!

Retak tengkoraknya. Bulu-bulu hitam di sekitar bekas pukulannya terbakar mengeluarkan aroma sate. Monster itu tak lagi bergerak sekaligus berhenti bernafas.

Serangkaian serangan itu tepat memakan waktu lima detik. Cincin yang mengikat kedua serigala sepenuhnya memudar. Kedua Monster itu segera bangkit dan langsung ingin pergi meninggalkan mereka. Namun sebelum hal itu terjadi, dari arah belakang Tempest Wolf melesat-lesat dan langsung mencabik-cabik mereka dengan brutal. Menyisakan bangkai segar mereka berdua.

Perasaan seperti tekanan kecil yang menggoyangkan organ-organ dalamnya terasakan tubuh Ryuha, membuatnya terkejut dan mematung sesaat.

"Wah-wah, sepertinya batasan pertama telah terlampaui?!" Ucap Baal sambil menampakkan wujud.

Kebingungan akan ucapan Baal, alis Ryuha hampir menyatu keduanya. Pertanyaan di dalam hati dan pikirannya segera terjawab oleh penjelasan dari Baal.

Jika hal seperti itu akan terjadi setiap kenaikan sepuluh tingkat. Artinya, perasaan yang baru saja dirasakan Ryuha itu karena dirinya telah berhasil mencapai level sepuluh. Dan itu akan semakin menguat seiring levelnya semakin tinggi. Jika seseorang yang menembus batasan itu tidak kuat menahan rasa sakitnya, orang itu bisa saja kehilangan nyawanya.

"Oleh karena itu, kau harus mulai mengumpulkan material-material yang diperlukan untuk menembus batasan nanti! Tapi karena masih membutuhkan waktu lama bagimu untuk mencapai level dua puluh, saat ini ada baiknya kau fokus dalam latihan! Lagipula itu masih level rendah, tidak akan membuatmu sampai kehilangan nyawa."

Anggukan kecil dilakukan Ryuha yang paham jelas dengan hal itu. Namun alisnya kembali terkerut saat teringat suatu kejadian di Altar Pemanggilan. Dimana saat dia melihat cahaya merah keemasan yang muncul sesaat.

Alis Baal terkerut, otaknya masih berputar-putar untuk menemukan jawaban yang juga tak diketahuinya itu.

"Haish, karena dulu aku tidak terlalu mempelajari tentang Monster, jadi tentang itu sepertinya aku hanya bisa berspekulasi?!"

Mengingat apa yang dikatakan oleh Rin tentang cahaya-cahaya yang dipancarkan saat Monster dipanggil. Cahaya berwarna merah keemasan, artinya itu adalah Monster bintang tujuh atau yang biasa disebut, Transcendent.

Tapi yang ada di depannya sekarang hanyalah seekor anak serigala yang tengah menjilati salah satu kakinya.

"Aishh, aku benar-benar tidak tahu akan hal ini!" Baal menepuk kening.

"Begini saja, sembari berjalan kita akan mencari informasi tentang Monster-monster dengan lebih detail lagi!" Tambahnya.

Dengan rasa kebingungan dan penasaran yang belum pudar Ryuha mengangguk kecil. Laki-laki itu segera membawa ketiga bangkai segar menuju tempat persinggahan sementaranya.

Malam pun tiba. Mereka tengah asik menyantap daging-daging serigala panggang.

"Ryuha, taring dan tulang-tulang keras serigala ini bisa dijadikan senjata! Apa kau tahu cara membuat senjata dari tulang?" Ujar Baal.

Ryuha menganggukkan kepalanya. Saat dia kecil dulu, hampir setiap malam Rose menceritakan kisah-kisah kepadanya, terutama tentang petualangan. Entah itu suatu kebenaran atau hanya dongeng belaka, namun jika diingat-ingat sangatlah banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah itu.

" Walaupun belum pernah membuatnya, tapi akan aku coba membuat beberapa belati dan tombak besok!"

Sesi makan malam telah usai, sembari berbaring memandangi langit-langit, Ryuha memikirkan hal-hal yang dia tahu harus dilakukan di hari-hari mendatang. Dia menghela nafasnya, "Tersisa tiga bulan lebih sedikit waktukku berlatih. Apa aku bisa memenangkan taruhan itu?"

Baal kembali menampakkan diri. Langsung tersenyum dan berkata, "Untuk apa memusingkan hal itu? Hei bocah ingusan, aku punya satu saran kepadamu, apa kau mau mendengarku?"

Bersambung ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!