Di bawah terik panas matahari. Ryuha berdiri tegap mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut Baal yang tengah duduk di atas batu seukuran tiga kali tubuhnya.
Menjelaskan tentang dasar-dasar dari seorang petarung.
Dalam bangsa manusia, ada sebuah batu bulat yang digunakan sebagai pengukur kekuatan. Batu itu bernama, Mystical Orb.
Kekuatan pengukurnya benar-benar sangat akurat. Mereka menamai tingkat kekuatan dengan sebutan level.
"Memang sistemnya sama dengan bangsa iblis dan malaikat. Hanya saja cara mengukurnya yang berbeda. Aku tidak tahu bagaimana cara malaikat mengukurnya tapi, bangsa iblis mengukurnya lewat pukulan. Nahh, sekarang pukul telapak tanganku!"
Ryuha segera memantapkan dirinya. Kedua matanya fokus tepat ke telapak tangan Baal yang dihadapkan ke arahnya.
Satu pukulan sekuat tenaga dilayangkannya. Menimbulkan satu tekanan kecil. Terasa jelas di tubuh Baal seberapa besar kekuatan yang dimiliki Ryuha.
"Level Tiga. Lumayan untuk seorang pemula!"
Baal mendapati jika Ryuha cukup berbakat dalam menggunakan pedang. Oleh karena itu, latihan yang akan diberikannya sekarang adalah latihan bertarung menggunakan pedang. Dengan sedikit penjelasan panjang.
"Jika tidak salah, bangsa manusia membagi kekuatan mereka kedalam beberapa aliran."
Aliran Manusia Bar-bar, Guardian. Bertugas sebagai garda depan, sekaligus benteng bagi Sorcerer.
Aliran Sage, Sorcerer. Berperan sebagai penyerang jarak jauh dengan serangan tipe area. Beberapa dari mereka juga berperan sebagai penyembuh. Tugasnya adalah mengobrak-abrik formasi lawan, atau memusnahkan mereka dalam sekali serangan.
Aliran Pemburu, Archer. Ahli serangan jarak jauh yang memungkinkan mereka untuk membunuh lawan secara diam-diam. Mereka berperan untuk mengcover Guardian dari kejauhan.
Dan yang terakhir, Aliran Pembunuh, Slayer. Memerankan tugas yang sangat penting, yaitu melumpuhkan inti dari formasi lawan yang biasanya adalah Sorcerer. Dengan serangan yang mematikan, cepat dan akurat.
"Sebenarnya masih ada beberapa lagi, seperti Berseker, Punisher, dan lain-lain. Tapi itu tidak penting sekarang karena hanya berlaku bagi Iblis dan Malaikat. Selain itu, karena kau memiliki Blood Curse Sword, alangkah lebih baik jika kau menjadi seorang Slayer."
Satu anggukan kecil dilakukan Ryuha. Latihan pun dimulai setelah Baal memberikan Ryuha satu pedang biasa yang mereka dapatkan.
"Blood Curse Sword memang senjata yang sangat bagus. Tapi menggunakannya sekarang hanya akan membahayakan nyawamu. Jadi untuk saat ini kau hanya boleh menggunakannya dalam keadaan terdesak! Satu hal lagi. Jangan memasukkannya ke dalam cincin penyimpanan karena itu bisa menghancurkannya!"
Ryuha mengangguk kecil. Dirinya pun memulai latihan. Menebas-nebaskan pedangnya sesuai arahan dari Baal. Memperdalam ilmu berpedang yang dia miliki.
Dimulai dari teknik pedang tingkat rendah. Teknik pertama yang diajarkan Baal, Seven Deadly Slashes. Diikuti dengan Blood Blade Dance, dan Emptiness Step yang merupakan teknik tingkat menengah.
Terus berlatih. Sampai-sampai dirinya tidak merasakan aliran waktu yang tak mau menunggunya. Tepatnya, sudah lebih dari tiga bulan waktu berjalan.
Dirinya tengah berhadapan dengan dua serigala berbulu perak atau yang biasa dipanggil, Silver Fang. Binatang umum yang ada di hutan benua bagian selatan dan tengah.
Tatapan mereka tajam menatap satu sama lain. Pertarungan mereka dimulai setelah satu hentakan kaki dari kedua serigala.
Serigala sangat ahli dalam pertarungan kelompok. Ryuha mengetahui hal itu dari Baal. Selain itu, dirinya yang hampir setiap hari memburu para serigala sangat memahami cara bertarung spesies serigala yang satu ini.
Sama sekali tak ada rasa panik di dalam hatinya. Walaupun saat salah satu serigala menerkamnya. Ryuha yang bisa melihatnya dengan jelas hanya memiringkan badannya.
Sampai serigala yang satunya ikut menerkamnya. Dia menghunuskan pedang, lalu menusuknya tepat ke perutnya yang terbuka lebas.
Crash!!!
Bilah pedang menembus perut serigala itu. Binatang itu hanya mengeram saat Ryuha menyayatkan pedangnya hingga membelahnya menjadi dua.
Satu serigala yang tersisa nampak marah saat melihat rekannya terbunuh. Binatang itu mengeram, dan kembali menerkam Ryuha.
Lebih cepat dari sebelumnya. Ryuha menahannya menggunakan bilah pedang yang dibuka lebar. Hingga terdengar bunyi nyaring yang menggelikan telinga.
Tingg, tingg, tingg, tingg, tingg!!!
Serigala itu terus mencabik-cabikkan cakarnya, bersamaan dengan Ryuha yang terus menebaskan pedangnya sampai-sampai suara nyaring itu tak kunjung berhenti. Percikan-percikan api terlihat saat cakar tajam dan bilah pedang bersentuhan.
Sampai pada suatu ketika. Kedua mata Ryuha melihat celah di bagian kaki kanan sang serigala. Segera dia melayangkan satu tendangan sekuat tenaga.
Klakkk!!!
Patah tulang paha binatang itu. Membuatnya kehilangan kendali atas keseimbangannya. Segera Ryuha menusukkan mata pedang ke perutnya.
Tingg!!! Krakk!!!
Tak menyangka jika serigala itu ternyata lebih cekatan daripada dugaannya. Yang langsung menggigit bilah pedang sebelum menyentuh perutnya, dan langsung menggigitnya sekuat tenaga sampai bilah itu hancur.
Namun nasibnya tetap sama. Sesaat setelah binatang itu terjatuh ke tanah, Ryuha menusukkan bilah pedang tumpul dengan sekuat tenaga yang dia miliki. Sampai bilah itu masuk sepenuhnya ke dalam perut sang serigala.
Binatang itu terus kejang-kejang sampai satu helaan nafas terakhirnya yang terdengar berat.
Pertarungan yang terasa singkat, namun sebenarnya berlangsung puluhan menit. Cahaya oranye senja mulai terlihat dari arah barat.
Pedang yang hancur segera dibuang Ryuha setelah menguliti dan membersihkan jeroan serigala buruannya.
Api unggun telah menyala. Ryuha mulai memanggang daging yang dia dapat.
"Hei Baal. Tidak ada lagi pedang butut yang aku miliki. Apa aku harus menggunakan Blood Curse Sword? Atau kau akan memberiku latihan baru?"
Baal yang duduk bersila di udara menggelengkan kepalanya. Karena Ryuha kini sudah berhasil mencapai level lima. Dan sekaranglah saat baginya untuk membuka isi dari Scroll.
Teringat kembali akan Scroll, laki-laki dengan syal merah di lehernya merasa tak sabar ingin membuka gulungan ajaib itu. Namun saat dia hendak mengeluarkan benda itu, Baal segera menghentikannya.
"Akan lebih baik jika membuka gulungan itu di Altar Pemanggilan. Karena jika isinya adalah binatang kuat dan langka, kau tidak akan bisa membuat kontrak dengan mudah!"
Terangkat alis Ryuha mendengarnya. Nama tempat yang dikatakan oleh Baal itu baru pertamakali didengarnya.
Altar Pemanggilan, adalah tempat dimana orang-orang biasa membuka segel Scroll. Ditempat itu sudah tersedia medan penghalang dan sebuah formasi, yang akan aktif jika keluar Monster kuat dari dalam Scroll.
"Biar aku menjelaskan lagi tentang Monster agar kau tidak kebingungan!"
Lebih tepatnya Monster yang berada di dalam Scroll. Seseorang bisa membuat kontrak dengan makhluk itu secara mudah. Baik itu kontrak secara sepihak ataupun kesepakatan antara dua belah pihak. Yang pasti itu adalah Kontrak Darah.
Namun monster-monster kuat biasanya memiliki tingkat kecerdasan seperti manusia. Mereka tidak ingin menjadi budak dari manusia, dan dijadikan sebagai alat perang.
Tidak seperti makhluk lain, orang-orang menyebut tingkatan monster dengan sebutan, Bintang. Dengan bintang satu sebagai monster terlemah, sampai bintang tujuh yang biasa disebut, Transcendent.
Setelah kontrak terjalin, monster akan menggunakan bayangan pemiliknya sebagai tempat bersinggah.
Sama sekali tidak ada kata penuh di dalam bayangan, kecuali kekuatan mental yang tidak mumpuni.
Akan tetapi, dibandingkan menjalin kontak dengan banyak monster, kebanyakan orang hanya membuat kontrak dengan satu monster yang benar-benar dianggap mereka cocok. Mereka berpikir itu lebih efisien karena mengkultivasikan satu monster menguras waktu dan uang.
"Selain itu, monster juga bisa berevolusi. Mereka menyebutnya dengan Awaken!"
Setelah mengalami Awaken, monster yang memiliki kontrak akan mendapatkan satu kemampuan khusus, yaitu Penyatuan.
Orang-orang biasanya hanya mengincar kemampuan itu karena lebih mudah digunakan dibandingkan harus melatih kekompakan dengan monster mereka.
"Tapi aku ingin kau melatih kekompakan dengan monstermu nanti!" Ujar Baal.
Ryuha sontak menganggukkan kepala. Rasa hati benar-benar tidak sabar. Ryuha berharap jika malam secepatnya selesai saat memikirkan monster apa yang akan dia dapatkan besok.
Selain itu, dalam radius sepuluh kilometer, Baal bisa merasakannya dengan jelas, tempat terdekat yang memiliki Altar Pemanggilan. Membuat Ryuha ingin cepat-cepat tidur karena besok dirinya tidak lagi perlu mencari Altar Pemanggilan apalah itu.
...
Kota Neos ...
Menelan ludah. Laki-laki itu hampir tak kuasa menahan linang air mata yang kian memenuhi katupnya.
Matanya terbelalak, terus bergetar saat melihat pemandangan kota yang mengukir kenangan indah dan buruk di hatinya.
Dengan suara yang gemetaran laki-laki berkata, "Ke, kenapa tempat ini?"
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments