Dungeon Boss

Patung Manusia berjubah yang terlihat seperti menadah api dengan dua telapak tangan yang disatukan di bagian kanan dan kiri pintu, patung naga kecil di atas pintu, juga ukiran-ukiran kuno di permukaan pintu.

Sekilas Ryuha terpikirkan sebuah kerajaan yang memiliki penyihir hebat dan ksatria yang mampu mengendalikan naga.

Sejenak menelan ludah dan memantapkan hati serta menenangkan pikiran.

Dengan kekuatan penuh Ryuha mendorong pintu belah tengah dengan kedua tangannya.

Ruangan yang gelap gulita perlahan terisi oleh cahaya yang terpancar dari puluhan obor yang tertempel di lorong.

Ruangan yang berbentuk persegi panjang dengan lebar dua puluh kali sepuluh meter persegi, dengan bangku singgasana di ujung ruangan. Karpet merah yang tertindih oleh tiga pilar yang saling bertumpuk. Juga sesosok kerangka yang duduk di bangku singgasana.

Mahkota emas dan layer penuh lubang, juga zirah besi yang masih terpakai rapi. Tidak hanya itu, sebuah batu yang memancarkan cahaya hijau gelap yang diselimuti oleh aura hitam pekat bersinggah di tengah-tengah tulang rusuknya.

Kembali Ryuha menelan ludah melihat pemandangan itu.

"Baal. Di mana Boss Dungeonnya?"

Melihat sekitar sebelum mulai melangkahkan kaki. Namun sama sekali tidak ada benda hidup di tempat itu.

Baal bisa menebak jika ruangan ini sudah terpasang sebuah formasi. Dan dia yakin jika formasi itu akan aktif saat Ryuha menyentuh pedang berbilah merah yang tertancap di depan tangga kecil menuju singgasana.

Berjalan dengan perlahan dan hati-hati. Melalui karpet merah. Sensasi seperti tengah menghadap seorang raja dirasakan jelas oleh Ryuha. Tekanan yang ada di ruangan itupun semakin kuat seiring laki-laki itu mendekati bangku singgasana. Itu membuat dadanya terasa sesak.

Sebuah pedang berbilah merah darah. Bilah yang kecil namun panjang.

Rasa penasaran Baal kini menghilang setelah melihat benda yang memancarkan energi familiar itu setelah melihatnya dari dekat.

Blood Curse Sword.

Peringkat tiga puluh empat dari tujuh puluh tujuh senjata ciptaan pandai besi terhebat di masa lalu.

Memerlukan waktu satu abad untuk menempa pedang itu. Bahkan pandai besi terhebat yang mewarisi darah iblis, manusia, dan malaikat sendiri yang menempanya. Karena untuk menyempurnakan pedang itu dibutuhkan tiga puluh tiga darah keturunan bangsawan dari ketiga ras. Jadi total jiwa yang dikorbankan untuk menempa pedang itu adalah sembilan puluh sembilan.

"Nama dan kisahnya saja sudah terdengar mengerikan. Apa benar tidak apa-apa jika aku sentuh ini?"

"Emm."

Perlahan-lahan sambil celingak-celinguk mengawasi sekitar. Jika dipikir-pikir dirinya malah seperti seorang pencuri. Hal itu yang membuat Baal mengeryitkan kening.

Tepat saat jarinya hendak menempel ke gagang pedang, laki-laki itu kembali menariknya dengan cepat.

"Bagaimana jika sesuatu yang mengerikan terjadi?"

"Haish, tenang saja! Jika tidak kuat dilawan tinggal lari dan tutup pintu itu."

Kembali menelan ludah sebelum melakukan aksinya. Perlahan meraih gagang pedang dan mencabutnya secepat mungkin. Laki-laki itu langsung menutup telinganya sambil duduk jongkok menyembunyikan wajahnya.

"Tidak terlihat, tidak terlihat ... "

Melihatnya, Baal langsung mengeryitkan kening lalu menghela nafas.

Beberapa saat bertingkah konyol Ryuha kembali memperlihatkan wajahnya dan celingak-celinguk melihat sekitar.

"Tidak terjadi apa-apa?! Kau bilang formasinya akan aktif setelah aku menyentuh gagang pedang?! Aku mencabutnya tapi tidak terjadi apa-apa. Kau ini ternyata suka bercanda."

Baal hanya diam sambil memasang ekspresi bodoh karena dirinya tengah menghadapi orang orang.

"Errrr."

Eraman dari belakang tubuh Ryuha, yaitu bangku singgasana yang dibelakangi olehnya.

Berdiri seketika seluruh bulu di badan Ryuha. Mendengar eraman di dalam ruangan bervibes horor berpadu dengan kekunoan.

Perlahan membalikkan badannya. Laki-laki itu melihat kerangka yang tengah menunjuk ke arah pintu. Namun tak ada lagi gerakan yang dilakukannya.

Sampai pada saat cahaya berwarna giok melesat ke arahnya. Dengan cekatan Ryuha memiringkan badan sehingga dia tak mendapatkan luka sama sekali.

Akan tetapi, jikapun cahaya berwarna giok itu mengenainya, Ryuha juga tidak akan mendapatkan luka. Karena sebenarnya, cahaya yang melesat itu berfungsi untuk mengaktifkan formasi yang sesungguhnya.

Kedua matanya kian membulat, mulutnya terbuka lebar, saat melihat dua patung manusia berjubah yang tiba-tiba bergerak dan menghalangi jalan keluar.

Sosoknya terlihat seperti seorang sage. Api yang menyala di tangannya, menjadi bola api yang melayang di atas bahu mereka. Yang satu di kanan dan patung satunya di bahu kiri.

"Tidak apa, jangan panik." Dengan santainya Baal berkata.

Sedikit bertingkah sombong karena tenaganya sudah pulih. Baal meminta kendali tubuh Ryuha sepenuhnya.

Tidak seperti sebelumnya, yang berubah dari penampilan Ryuha hanyalah manik matanya yang menyerupai mata milik Baal. Rasa sakitnya pun tidak terasa sama sekali.

"Mumpung situasi seperti ini, aku ingin menunjukkan beberapa gerakan pedang kepadamu!"

Bukan untuk sombong, tapi untuk mengajarkan Ryuha tata cara bertarung mengenakan pedang. Dengan meminjam tubuh Ryuha, agar gerakan yang dia lakukan sedikit melekat.

"Perhatikan baik-baik!"

Tepat setelah mengatakan itu, sosoknya bagai menyatu dengan cahaya, yang tiba-tiba saja berada di depan patung di sebelah kanan.

Entah berapa tebasan yang dilakukannya, kecepatan yang tidak bisa dipungkiri. Namun Ryuha bisa merasakan jika itu adalah enam kali tebasan. Sampai di tebasan terakhir. Baal menebaskannya secara vertikal. Membuat patung yang ada di depannya terhempas. Bara api menyala sesaat di jalur lintasnya.

Sebuah jarum api melesat tepat mengarah ke kepalanya dari arah kiri. Laki-laki itu langsung melompat-lompat ke belakang, kembali ke tempat semula.

"Teknik itu aku namai dengan, Seven Deadly Slashes. Menebas musuh enam kali secara beruntun lalu menebasnya sekali lagi sekuat tenaga. Jika itu adalah kau, nyawamu sudah dipastikan melayang! Nahh, sekarang giliranmu!"

Kedua manik matanya kembali seperti semula. Dirinya kembali bersama dengan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di benaknya.

Memang seorang Raja Iblis. Bahkan Boss Dungeon hanya digunakannya sebagai mainan.

Sekali lagi jarum api melesat ke arahnya. Kali ini dari luar ruangan. Patung yang terkena tebasan Baal ternyata belum musnah.

Ryuha segera memiringkan badannya. Jarum api terus melesat, sampai-sampai kerangka yang ada di singgasana hancur berkeping-keping.

Rasa hati ingin mempraktekkan apa yang diajarkan Baal. Kakinya dia hentakkan di lantai itu. Walaupun tak secepat Baal, Ryuha melesat ke patung yang masih berada di dalam ruangan.

"Hyaaaaa!!!"

Diiringi teriakan keras, tebasan demi tebasan dilayangkan oleh Ryuha ke tubuh patung itu.

Slash, Slash, Slash, Slash, Slash, Slash ...!!!

Enam kali tebasan beruntun yang jauh lebih lambat dari yang dilakukan Baal berhasil dilayangkan Ryuha. Dan satu tebasan terakhirnya.

Slash!!!

Patung itu hanya tergeser ke belakang sejauh tiga meter. Kobaran api pun tak menyala. Malahan sang patung yang membuat tangan Ryuha mendapatkan kapal di telapaknya.

Kembali menembakkan jarum api. Kali ini kedua patung itu menyerang secara bersamaan.

Ryuha sedikit memiringkan badannya ke kiri untuk menghindari jarum api itu, lalu menggelindingkan tubuhnya untuk menghindari jarum api yang satunya.

Mendekat ke arah patung yang tidak berhasil dia lumpuhkan. Laki-laki berambut acak-acakan itu memusatkan tenaga di tangan kanannya lalu memberikan pukulan di bagian perut.

Bummm!!!

Patung itu terhempas terguling-guling keluar dari ruangan.

Memang hanya sebuah boneka. Patung itu langsung berdiri walaupun lengan kirinya patah. Rasa sakit tidak akan bisa dirasakan oleh sebuah boneka.

Ryuha mengelap keringat yang ada di pipinya lalu bertanya kepada Baal. "Apa tidak ada cara lain untuk mengalahkan mereka selain menghancurkannya?"

"Tentu saja ada!"

Baal segera memberikan Ryuha sebuah rencana, dimana laki-laki itu hanya harus mencari cara untuk mematikan formasi.

Sontak celingak-celinguk melihat sekitar. Tidak ada satupun benda yang terlihat seperti pemicu formasi.

Satu lagi deretan jarum api melesat ke arahnya. Ryuha meloncat-loncat dengan sangat cekatan sehingga jarum api itu tidak mengenainya.

Salah satu jarum api menabrak bangku singgasana. Setelah ledakan kuat, Ryuha mendapati sesuatu yang aneh.

Patung-patung yang ada di depannya seperti robot yang terkena konsleting. Sekilas aliran listrik juga terlihat di tubuh mereka.

Namun itu hanya sesaat. Kedua patung itu kembali menembakkan jarum api kepada Ryuha.

Terus dan terus menghindar. Nafasnya semakin terdengar berat seiring pertarungan mereka berlangsung.

"Sial! Jika pertarungan ini berlanjut, aku hanya akan kehabisan tenaga!"

Tak ingin menunggu lama, Ryuha langsung berlari menuju bangku singgasana. Menyusuri setiap bagiannya, berharap ada sesuatu yang dapat membantunya.

Seperti mendapatkan sebuah ancaman. Kedua patung sage langsung melesat hendak mencegah Ryuha menyentuh singgasana.

Satu pukulan kuat dilayangkan patung yang sudah berada di sampingnya.

Ryuha bahkan tak sempat untuk terkejut. Satu pukulan mendarat tepat di wajahnya. Bibirnya yang tergigit mengeluarkan darah yang cukup mengalir deras.

Tubuhnya terguling-guling. Sampai sebuah rantai yang entah darimana tiba-tiba menjalar dan melilit tangan kanannya.

Satu buah jarum api sudah berada di depan matanya.

Bumm!!!

"Arghhh!!!"

Ledakan keras yang diikuti dengan teriak kesakitan Ryuha. Tubuhnya kembali terguling-guling sampai menghantam dinding hingga membuatnya berlubang.

"Uhuk, uhukk!!!"

Seteguk darah dimuntahkan oleh Ryuha. Dengan tenaga yang hampir mencapai angka nol, dirinya berusaha duduk terlutut agar bisa mengawasi keadaan sekitar.

Sosoknya kini hanya seperti seekor anjing yang hendak dijadikan hidangan. Disiksa sebelum dihilangkan nyawanya.

Laki-laki itu mengelap darah yang masih tertinggal di mulutnya dan berkata. "Sepertinya kalian tidak ingin membiarkanku mendekati singgasana pemimpin kalian?!"

Dia terus mengambil Potion yang ada di dalam kantung yang diikatnya di pinggang. Dua sekaligus ditenggaknya sampai habis.

"Hei, hei, kau sudah gila! Tubuhmu bisa hancur jika kau meminum dua botol sekaligus!"

Namun ucapan itu sama sekali tidak masuk ke dalam otaknya. Ryuha tetap melakukan apa yang ingin dia lakukan.

"Dasar. Tau seperti ini aku tidak akan meminjam tubuhmu!"

Seperti yang dia katakan. Sama seperti sebelumnya ketika Baal mengendalikan tubuh Ryuha. Bukan hanya gerakannya saja yang tertinggal, namun ingatannya juga. Walaupun hanya seperti satu kalimat pendek, namun ingatan yang tertinggal dapat dicerna di otak Ryuha dengan jelas.

Blood Curse Sword. Memiliki satu kemampuan khusus bernama Blood Offering, . Dimana kekuatan itu akan otomatis aktif jika seseorang yang memegangnya memberikan darah sebagai persembahan.

Dua Potion sekaligus. Ryuha merasakan kekuatannya yang bertambah dua kali lipat dari kekuatan aslinya.

Terus menggigit telapak ibu jari sampai membuka jalan bagi darahnya. Darah itu segera dia oleskan ke bilah pedang, yang membuatnya memancarkan cahaya merah terang.

Dengan kekuatannya yang membara, memungkinkan Ryuha untuk menggunakan kemampuan pedang itu tanpa terkena efek sampingnya.

Namun tetap saja tubuhnya tidak dapat menahan kekuatannya yang membara. Dengan berat hati Baal meminjamkan kekuatannya dan menyatukan tubuh mereka kembali.

Kembali berubah wujud setengah manusia setengah iblis.

"Aaaaarrrgghhh!!!"

Teriakkan keras menggema sampai terdengar diluar lorong sepanjang hampir satu kilometer.

Rasa sakit kembali dirasakan oleh Ryuha, ketika dirinya menahan kekuatan yang membuat darahnya mendidih.

Bersambung ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!