"Semuanya bersiap untuk berangkat!"
Barisan pasukan mulai melangkahkan kakinya, setelah mendengar teriakkan laki-laki berkuda yang mengenakan jubah putih dan lencana jendral di bahu kiri.
Mengikuti rekannya yang lain, Ryuha yang berdiri di barisan depan mulai melangkahkan kakinya.
Kedua matanya melirik ke kanan dan kiri. Rasa hati benar-benar sangat gelisah. Seakan malaikat maut tengah mengawasi setiap pergerakan mereka.
Satu tetes keringat mengalir di pipi laki-laki yang tengah mengenakan jubah hitam itu, sesaat setelah dia berkata di dalam hati.
"Kakak Rose, Fan Fan, aku harap tidak ada hal buruk yang menimpaku hari ini."
Di sisi lain, Baal yang berada di dalam tubuh Ryuha menghela nafas mendapati hal-hal yang diterima oleh Ryuha.
Mereka mengatakan jubah hitam yang dapat menangkal serangan. Padahal itu hanya item kelas bawah yang akan langsung terbakar hangus saat dia menyentuhnya.
Juga sebuah pedang yang katanya ditempa oleh Pandai Besi terbaik Kuil Cahaya. Nyatanya itu hanya pedang panjang yang mudah hancur saat di adu satu sama lain.
"Memang para budak. Mereka hanya dijadikan sebagai tumbal untuk membuka jalan. Apanya yang sukarelawan?"
Dilihat dari wajah mereka, Baal sama sekali tidak melihat semangat hidup yang mereka miliki. Berbeda jauh dengan Ryuha yang masih bersikap tenang walaupun tahu dirinya hanya digunakan sebagai tumbal.
Langkah kaki mereka terhenti, saat melihat puing-puing bangunan yang memiliki aksara kuno.
Ryuha menelan ludah, saat melihat patung ksatria raksasa yang bersebelahan. Seperti tengah menjaga pintu masuk sebuah kerajaan.
Lumut yang tumbuh di beberapa bagian puing-puing, semakin menambah vibes kekunoan di tempat itu.
Namun yang membuat tangan Baal gemetaran adalah, sebuah aura kuat yang terpancar dari sebuah lorong yang ada di ujung tempat itu.
Hawa dingin yang menyengat berpadu dengan hawa panas, serta aura-aura gelap yang terlihat seperti serangga yang sedang berpesta. Itu yang dirasakan dan dilihat Baal saat ini.
"Perasaan ini. Tidak salah lagi!" Ucapnya dengan mata terpelotot dan senyum ketidakpercayaan.
"Ryuha!"
Langsung dia memberikan instruksi kepada Ryuha, sebelum mereka memasuki lorong yang merupakan inti Dungeon.
Sebuah patung naga raksasa yang ada di atas mulut lorong yang berbentuk persegi panjang. Sekilas Ryuha melihat bola mata yang terbuat dari batu itu bergerak.
Namun itu tidak lagi terjadi setelah laki-laki berambut hitam itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sebuah reruntuhan yang sangat luas. Bahkan itu tidak terlihat penuh saat tiga ratus lebih manusia memasuki tempat itu.
****Krakk**** ...!!!
Suara retakan. Kumpulan manusia itu seperti laron yang beterbangan saat mendengarnya.
Sang jenderal yang berada di posisi paling belakang celingak-celinguk mengamati keadaan sekitar yang terlihat masih baik-baik saja.
Melihat para veteran yang mulai ketakutan sampai memalingkan pandangan dari para budak, Baal segera menyuruh Ryuha untuk masuk ke dalam lorong.
****Booommm**** ...!!!
Tangan patung naga raksasa seakan menghalangi jalannya. Beruntung dirinya sigap dan segera melompat ke samping.
Patung naga raksasa itu mengepakkan sayap, dan mulai bergerak seperti halnya makhluk hidup pada umumnya.
Para budak dan veteran yang ketakutan langsung berlari hendak meninggalkan tempat itu. Bahkan laki-laki paruh baya yang katanya adalah seorang jenderal, yang langsung memerintahkan kudanya untuk pergi menjauh.
Akan tetapi, langkah mereka terhenti saat melihat dua patung ksatria raksasa yang juga bergerak layaknya ksatria sungguhan.
Satu hembusan nafas dari sang naga membumihanguskan hampir sebagian makhluk berkaki dua yang berlarian di tempat itu. Juga tebasan pedang yang terbuat dari batu yang meremukkan tulang-tulang mereka.
Ryuha mendapatkan posisi aman, karena dirinya berhasil masuk ke dalam lorong bersama beberapa budak lainnya.
Rose melihat sosoknya dengan jelas. Wanita itu segera menggandeng Fan Fan dan berlari menyusulnya.
Di dalam tempat yang gelap itu, satu persatu obor yang ada di sana menyala dengan sendirinya.
Terlihat jelas pemandangan yang sekilas mirip jalan menuju kuil. Dengan jalan yang terbuat dari bau bata yang di susun rapi.
Tempat itu cukup luas daripada kelihatannya. Juga sekilas terlihat tak berujung.
Ryuha menyandarkan dirinya di sebuah bongkahan besar sambil menenangkan pikirannya.
"Kenapa kau? Sebelum ini kau terlihat tenang-tenang saja?"
Pertanyaan Baal yang terdengar dari pikiran Ryuha segera dijawabnya. "Menakutkan sekali?! Aku tidak tahu jika Dungeon ternyata semengerikan ini?!"
"Itu hanya sebuah formasi biasa."
Sering dijumpai di zaman dulu tentang patung yang bisa bergerak. Terutama di pintu-pintu kerajaan. Dan hal itu adalah karena ada sebuah lingkaran sihir yang sudah terpasang di area-area tertentu.
Gampangnya, patung itu sebenarnya digerakan oleh sebuah energi magis yang akan otomatis aktif saat lingkaran sihir teraktivasi.
Baal tidak habis pikir dengan mereka yang sangat minim dengan pengetahuan tapi berani masuk ke tempat seperti ini.
Ryuha menghela nafas seraya bergumam, "Untung saja kau memberitahuku sebelumnya."
Mengingat kembali instruksi yang dikatakan oleh Baal.
"Ingat sebentar lagi pasti akan terjadi sesuatu! Waspadalah terhadap patung-patung itu. Setelah ada kesempatan, segera masuk ke dalam lorong!"
Baal tertawa terbahak-bahak, "Sudah kubilang selama kau bersamaku, aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja!"
Mendengarnya membuat Ryuha kembali tenang. Namun jika yang dikatakan Baal adalah suatu kebenaran, semua yang dialaminya barusan hanyalah sambutan dari tuan rumah.
Melihat para budak bahkan veteran yang duduk menyilangkan tangan di kaki sambil menggigil ketakutan sedikit membuat Ryuha pesimis.
Apakah ada kesempatan baginya untuk mengalahkan monster yang ada di depan sana, walaupun hanya bisa mengandalkan kemampuannya saja.
Teriakan yang tak berhenti dari arah luar membuat mereka semakin histeris.
"Semuanya tenang! Itu hanyalah sebuah formasi! Makhluk yang akan kita hadapi masih ada di depan sana!"
Bukannya tenang, mereka malah semakin histeris. Melihat patung yang bisa menyemburkan api dan menebaskan pedang saja sudah membuat mereka lemas. Apalagi setelah mendengar jika monster penghuni Dungeon yang sebenarnya masih ada di dalam sana.
Geram akan tingkah mereka. Wakil jenderal yang tak bisa membuat mereka tenang menembakkan satu peluru yang ada di dalam pistol yang dia pegang.
Keadaan pun menenang. Namun nyali mereka sudah menyiut karena menyadari jika mereka semua akan mati.
Istirahat sejenak sudah dilalui mereka. Sang wakil jenderal yang nampak masih memiliki semangat mulai memimpin perjalanan. Walaupun hanya tersisa kurang lebih tujuh puluh jiwa.
Sudah setengah kilometer berjalan. Namun sama sekali tidak ada makhluk lain selain kelelawar di dalam sana.
Hal itu membuat alis sang wakil jenderal terkerut. Namun perjalanan tidak bisa dihentikan karena hal itu.
Mendapatinya, Baal kini semakin yakin jika Kuil Cahaya sebenarnya hanyalah organisasi abal-abal yang hanya berisikan orang-orang serakah.
Bagaimana mungkin keadaan aneh seperti itu tidak di cek terlebih dahulu, padahal pasukan mereka hanya tersisa tidak sampai setengah.
Terlebih reruntuhan yang memiliki formasi pasti bukanlah reruntuhan abal-abal yang bisa dimasuki sembarang orang. Dirinya hanya menghela nafas, sambil terus memberikan instruksi kepada Ryuha.
Kluk, kluk, kluk ...!!!
Suara aneh seperti tulang-tulang yang berjatuhan, sesekali telinga mereka mendengar suara seperti itu.
Akan tetapi tetap saja tidak satupun makhluk yang muncul di hadapan mereka.
Mereka masih meneruskan langkah seperti sediakala, tidak seperti Ryuha yang sudah mempertajam inderanya.
Kluk, Kluk, Kluk!!!
Suaranya terdengar semakin cepat. Diiringi rasa takut yang menyelimuti hati, para veteran mulai mengangkat pedang mereka.
"Awas!!"
Peringatan dari Baal diterima jelas oleh Ryuha. Segera laki-laki itu melompat, menggulingkan tubuhnya ke samping.
Tumpukan tulang belulang dan benda berat jatuh dari langit-langit, hendak menjatuhi Ryuha. Beruntung dirinya tidak terlambat dalam menyadari sehingga benda itu hanya berhasil membuat retakan kecil di tanah.
Asap coklat tebal memudar dengan cepat, bersamaan dengan mental para budak setelah melihat tulang-tulang itu tersusun menjadi kerangka utuh dengan sendirinya.
Sosok kerangka dengan zirah besi yang masih lengkap, juga sebuah pedang berbilah besar yang tergenggam erat di tangan kanannya.
Di tambah makhluk itu yang dapat bergerak walaupun agak sempoyongan. Tapi yang lebih mengerikan lagi, makhluk itu mengeluarkan aura gelap yang sangat pekat.
Pasukan penjarah sontak berhamburan karena para budak dan veteran yang tak kuasa menahan rasa takut berlarian meninggalkan tempat itu. Hal itu menyebabkan rasa takut yang menular.
Hendak mencapai tempat pintu keluar, orang-orang yang berlarian meninggalkan kawanan mereka dikejutkan oleh makhluk yang memiliki bentuk sama dengan yang membuat mereka lari terbirit-birit yang bermunculan dari tanah.
Satu buah tulang lengan muncul di dekat kaki salah seorang budak, yang langsung menarik lalu mematahkannya.
Teriakan histeris dari budak itu membuat semuanya kacau balau.
Sang wakil jenderal sama sekali tidak bisa berkata apa-apa karena dirinya harus melawan koloni kerangka hidup.
Satu tulang lengan keluar dari tanah di dekat Ryuha. Dirinya yang terkejut tak bisa berkutik sampai tulang itu menggenggam kakinya.
Dirinya dengan sigap memukul tulang itu dengan tinjunya, sehingga tulang lengan itu hancur berkeping-keping.
Dirinya yang masih belum berpengalaman dalam pertemuan tak bisa menyadari sesuatu yang datang dari belakang.
Bukk!!!
Satu serangan dari sesosok kerangka bersenjata gada besi berhasil membuat Ryuha terpental hingga menghantam dinding goa.
Seteguk darah dimuntahkannya. Tulang-belulangnya serasa bergeser.
"Sial! Bagaimana bisa seperti ini?"
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
anggita
kluk kluk kluk...
2023-02-10
1