"Apa itu kontrak?"
Dengan polosnya Ryuha berkata, setelah wajahnya terlihat sangat serius dan tertarik.
Baal langsung mengeryitkan keningnya menghadapi hal itu. Laki-laki itu menepuk keningnya dan kembali tertawa terbahak-bahak.
"Aku bertingkah bodoh di depan orang bodoh?!"
Sangat menyesal hatinya itu. Namun melihat kondisi Ryuha, Baal bisa mengerti akan keadaannya. Bagaimana mungkin seorang budak bisa mengerti banyak hal, sedangkan dirinya hanya menjadi pesuruh dan tersiksa setiap harinya.
"Oke! Aku akan menjelaskannya! Ini adalah penjelasan singkat. Kau dengarkan baik-baik!"
Telinga Ryuha terbuka lebar hendak mendengar apa yang akan dijelaskan oleh laki-laki setengah monster itu.
"Karena kau belum mengetahui apapun, kita akan mulai dari awal! Yaitu tentang Magic Card!"
Magic Card adalah sebuah kartu yang memiliki energi magis kuat. Bisa dibilang, itu mirip seperti penjara, karena Magic Card digunakan untuk menyegel suatu makhluk.
Cara untuk membangkitkan makhluk yang ada di dalamnya sama seperti yang dilakukan Ryuha ketika membangkitkan Baal. Dengan meneteskan darah ke kartu itu.
Makhluk yang sudah dibangkitkan, mau tidak mau harus terikat kontrak dengan seseorang yang membangkitkannya. Dan kontrak itu tidak bisa dibatalkan kecuali seseorang yang membangkitkannya mati.
Berbeda dengan Gulungan Sihir atau biasa disebut dengan Scroll.
Magic Card hanya bisa dibuat oleh malaikat. Sedangkan Scroll adalah buatan asli manusia.
Benda itu juga yang digunakan manusia untuk bertempur di masa lalu.
Karena seseorang yang membuka segel Scroll, bisa membuat kontrak dengan sangat mudah melalui ritual khusus.
Berbeda dengan Magic Card yang dikhususkan para malaikat untuk menyegel makhluk-makhluk kuat. Scroll digunakan untuk menyegel para monster yang dianggap manusia penting.
Saking umumnya dengan Scroll, manusia zaman dahulu bahkan sampai menyegel seekor kucing ke dalamnya.
"Tapi seiring berjalannya waktu, kemungkinan keberadaan Scroll akan menjadi sangat langka?! Yahh, tapi itu hanya pendapatku saja."
Ryuha menghela nafasnya, setelah menyadari betapa besarnya dunia ini, setelah mendengar cerita dari Baal. Dirinya sekarang mengerti, betapa sedikitnya pengetahuan yang dia miliki.
"Hei bocah. Bagaimana jika kita membuat kesepakatan?!"
Kalimat yang membuat Ryuha menjadi penasaran. Tentu dia ingin mendengar apa yang akan di tawarkan oleh Baal.
"Aku akan membantumu menjadi kuat! Tapi kau harus melakukan sesuatu yang tidak bisa kulakukan!"
Secercah harapan muncul di benak Ryuha. Memikirkan hal-hal yang bisa menyelematkan kakak dan sahabatnya, bagaimana bisa laki-laki itu berkata tidak.
"Oke kalau begitu, aku akan memberikan hadiah sebagai salam perkenalan."
Ryuha bahkan belum sempat berkata-kata. Tubuh Baal tiba-tiba saja memudar menjadi kobaran api, yang langsung menyatu dengan tubuh Ryuha.
Hanya berteriak yang bisa dilakukan Ryuha, saat menikmati rasa sakit seperti terbakar.
Setiap organnya, laki-laki itu merasakan sesuatu yang sangat panas menyelimutinya, yang perlahan semakin dalam.
Kedua matanya terpejam erat. Kedua tangannya terkepal persis di atas tanah.
Perasaan yang baru pertamakali dirasakannya. Benar-benar seperti tubuhnya dicelupkan ke dalam kolam lahar.
"Selamat! Demonic Flame, selesai di sempurnakan!"
Begitulah akhir dari perasaan mengerikan itu.
Baju rombeng Ryuha yang hampir mengering, lagi-lagi terbasahi oleh keringatnya yang terus bercucuran deras.
"Huft, huft, apa-apaan itu barusan?! Rasanya mau mati!!"
Memasukkan energi magis ke dalam tubuh, lalu disempurnakan secara langsung. Jika Ryuha tidak bisa menahan rasa sakit itu, tidak akan lagi bisa dirinya melihat matahari esok.
"Heh bocah, berjanjilah untuk tidak memberitahu siapapun tentang kejadian ini, terutama tentang diriku! Bahkan kepada orang yang sangat kau percayai!"
"Baiklah-baiklah. Akan kuingat itu."
Usai mengatakan itu, tubuh Baal kembali memudar dan masuk ke dalam tubuh Ryuha. Tidak seperti sebelumnya, Ryuha sama sekali tidak merasakan tubuhnya yang seperti di celup ke dalam kolam lahar.
Hal itu membuat alisnya terkerut.
Tentu Baal mengetahui hal tersebut dan segera menjelaskannya.
"Sosok yang ada di dalam Magic Card sepertiku, bisa bersinggah di dalam tubuh seseorang yang sudah membangkitkan. Berbeda dengan monster yang ada di dalam Scroll! Penjelasan detailnya nanti saja! Bukankah sekarang kau sedang buru-buru?!"
Teringat akan waktu, Ryuha segera menggendong keranjangnya dan berlari menuju tempat penukaran.
Terlihat jarum pendek menara jam yang menunjuk ke angka sembilan.
Sebelum tempat penukaran tutup, Ryuha segera berlari ke tempat yang cukup dekat dengan tempatnya singgah itu.
Dari pintu masuk, Ryuha bisa dengan jelas melihat sosok kakak perempuan yang masih bekerja, dan sahabatnya yang tengah membantu kakaknya.
"Hari ini kakak yang bekerja di kasir?"
Tidak mendapatkan jawaban, Ryuha malah mendapatkan pukulan di kepalanya.
"Kau ini. Apa saja yang kau lakukan sampai pulang selarut ini?"
Sahabat yang marah karena mengkhawatirkannya, Ryuha beruntung memiliki seseorang seperti itu walaupun kepalanya sedikit benjol.
Ryuha pun menjelaskan kejadian yang menimpanya.
Singkatnya, dia hanya menjelaskan tentang dirinya yang hanya mendapatkan sedikit bijih logam dan tentang obornya yang padam. Dengan sedikit bumbu kebohongan tentang dirinya yang kesulitan saat keluar karena lorong yang gelap.
Sahabat dan kakaknya yang mendengar penjelasan itu menghela nafasnya. Mereka lega karena tidak terjadi hal buruk yang menimpa Ryuha.
"Ini pendapatanmu hari ini."
Rose memberikan tujuh perunggu kepada adiknya.
Hal itu membuat Ryuha mengkerutkan kening, sebab hasil timbangan hanya mencapai lima kilogram saja.
"Ini sekalian upah Fan Fan karena membantuku. Bukankah pendapatan kalian selalu digabungkan?"
Yang dikatakannya memang benar. Namun dalam hati Rose, sebenarnya dia ingin memberikan upah lebih kepada adik-adiknya. Walaupun sebenarnya Fan Fan sudah mengetahui hal itu.
Wanita itu rela menggunakan uang pendapatannya agar tabungan milik Ryuha yang ingin digunakan untuk membeli perlengkapan Raid segera terkumpul.
Memang dia bisa membelikannya secara langsung tanpa berbohong. Tapi jika dia melakukan hal itu, Ryuha dengan keras kepala pasti akan menolaknya.
Duduk berbincang menunggu kakaknya selesai bekerja, mereka bertiga melangkahkan kaki bersama menuju tempat tinggal mereka yang jaraknya lumayan terpaut.
Berjalan di tengah keheningan malam, daerah kumuh atau tempat bagi para budak. Sama sekali tidak ada suara bising yang terdengar dari ruangan manapun.
Tiba-tiba saja dari dalam pikirannya, Ryuha mendengar suara familiar yang mengajaknya bicara. Yang tidak lain adalah Baal.
Dia menyuruh Ryuha, untuk mulai berlatih malam ini.
Walaupun mendadak, tapi otak Ryuha tidak teralihkan dari tebing yang biasa didatanginya saat tidak bisa tidur.
"Fan Fan. Aku ingin ke bukit sebentar. Kau tidur duluan saja!"
Tidak menunggu jawaban dari sahabatnya, Ryuha terus berlari menuju bukit yang dia katakan.
Tempat yang hanya di huni oleh serangga-serangga kecil yang juga memiliki pemandangan indah. Namun seindah apapun pemandangan yang dilihat Ryuha dari atas sana, hatinya seperti di remas saat melihatnya.
Sosok Baal keluar dari dalam tubuh Ryuha, seperti kobaran-kobaran api kecil yang keluar melalui pori-pori dan membentuk wujud aslinya.
Anehnya, Ryuha sama sekali tidak merasakan apapun saat hal itu terjadi. Namun sekarang ada hal lain yang lebih penting yang harus dilakukannya daripada memikirkan hal sepele seperti itu.
"Bagaimana aku memulai latihan?"
Sejenak Baal memandangi tubuh Ryuha. Memperhatikan setiap bentuk dan lekukannya. Sama sekali tidak ada kecacatan fisik.
Oleh karena itu, dia bisa melewati latihan pembentukan fisik, dan masuk ke tahap awal.
Melatih kemampuan bertarung, dimulai dari pukulan dan diakhiri dengan tendangan. Latihan tahap dasar yang harus dijalani Ryuha jika ingin menjadi seorang petarung.
"Baiklah. Hanya memukul batang pohon, seperti ini tidak akan terlalu sulit."
Bookk ..., bookk ..., bookk ...!!!
Terus memukuli batang pohon kering yang tergeletak di depannya. Sampai terlihat retakan-retakan kecil di permukaan batang, tanpa mempedulikan darahnya yang mulai keluar.
Menyadari sesuatu, Baal segera masuk ke dalam tubuh Ryuha.
Ingin menanyakannya, namun jawaban sudah tertera di depan mata. Ternyata kakaknya yang membuat Baal tiba-tiba menyembunyikan diri.
Melihat Ryuha, wanita itu terus berlari menghampirinya. Bukan untuk memberikan sebuah pelukan.
Kedua matanya yang melihat tangan Ryuha terus meneteskan darah segera merobek baju dan membalutkannya ke tangan Ryuha.
Wajahnya terlihat terkejut, juga khawatir.
"Kau ini. Jika ada masalah katakan saja kepadaku! Jangan menyiksa dirimu seperti ini!"
Itu membuat Ryuha tertawa terbahak-bahak. Dia lalu menjelaskan apa yang sebenarnya tengah dia lakukan.
Penjelasan singkat itu cukup membuat Rose lega. Tapi masih ada satu hal yang masih mengganjal di benaknya.
"Melihatmu bisa tertawa terbahak-bahak seperti itu, apa kau menemukan sesuatu yang membuatmu bahagia?"
Ryuha mengangguk dengan senyuman kecil. Tapi dia mengatakan jika hal itu adalah rahasianya. Selain itu, dia berkata jika mulai hari ini dia ingin kembali seperti dulu lagi. Menjadi seorang yang periang.
Mendengarnya membuat Rose lega. Dan tentang rahasia yang adiknya katakan, Rose tidak ingin mengungkitnya lagi karena adiknya sudah mengatakan jika itu sebuah rahasia.
Melihat Ryuha yang bisa kembali tertawa, hati Rose bisa merasakan kelegaan yang tiada tara. Sampai-sampai air matanya hampir tidak bisa terbendung.
Begitulah Ryuha menjalani hari-hari setelahnya. Menambang, lalu berlatih di tengah malam. Terkadang Rose dan Fan Fan menemaninya sambil menikmati pemandangan yang indah dari tebing.
Itu berlanjut selama setengah tahun.
Samai hari dimana para antek Kuil Cahaya melakukan Raid itu tiba.
Ryuha dan Rose duduk berdampingan di tebing.
"Besok, aku harap tujuan kita tercapai."
mendengar ucapan dari adiknya, Rose tentu tidak ingin menentangnya.
"Besok harus bangun pagi. Ayo kita kembali!"
...
Pagi pun tiba. Hari yang ditunggu-tunggu Ryuha akhirnya datang.
Bersama budak-budak sukarelawan yang lain, dia berdiri di tengah barisan yang dipimpin oleh salah satu petinggi Kuil Cahaya.
Barisan panjang yang terdiri dari ratusan budak sukarelawan. Dan seratus veteran Kuil Cahaya dengan rata-rata berada di level dua puluh.
Fan Fan dan Rose yang berada di barisan paling belakang kelompok budak bahkan tidak bisa melihat Ryuha berdiri di mana.
"Kakak, sekarang bagaimana?"
Rose tersenyum dengan kepala yang tertunduk. Sangat berat baginya untuk bersuara. Pikirannya tidak karuan, memikirkan hal-hal yang akan terjadi selanjutnya.
Tentang bagaimana kondisi mereka setelah Raid ini selesai, apakah mereka masih bisa saling bertatap muka, apakah Ryuha bisa menggapai impiannya.
Hatinya terselimuti oleh kegelapan. Bahkan Fan Fan bisa merasakan hal itu.
"Tentu saja, sesuai rencana kita."
Bersambung ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
anggita
kuil cahaya, ryuha... rose...
2023-02-10
1
Muji Kdkm
Scroll buat gatcha🤔
2023-02-02
2